Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

UJI KANDUNGAN BORAX


DAN FORMALIN PADA MAKANAN

DISUSUN OLEH

1. DINDA REZALIA 2113201039


2. WEGGY KURNIA SEPTARI 2113201015
3. ANEK ANTISA 2113201010
4. VELLA MEILANDA 2113201034
5. SUCI TIARA NINGTIAS 2113201032
6. SAKUT PUTRA HADI W 2113201047
7. DEDE TRIADI 2113201002

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kemuraha-Nya, sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah tentang Uji kandungan borax dan formalin pada
makanan
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis kualitas
lingkungan. Dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan kesulitan tetapi
dengan ketekunan dan bantuan dari beberapa pihak sehingga laporan ini dapat tersusun,
untuk itu kami ingin mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu masukan berupa kritikan dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan laporan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri
kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas
boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan
kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat
mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan akan terakumulasi
(tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks yang
dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, kejang perut,
kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. (Anggara, 2011)
Boraks merupakan garam natrium atau natrium tetraborat yang banyak
digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau,
mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa
digunakan sebagai pengawet dan antiseptik kayu. Daya pengawet yang kuat dari
boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam
borai juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil.
Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luar karena
beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Dalam pengidentifikasian boraks pada
makanan jika boraks direaksikan dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa
berwarna merah yang disebut rososiania. (Silfana, 2013)
Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul
30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna,
berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam
air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter. (Rachmita, 2013) Formalin adalah
larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk
mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan
kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso. Formalin
sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan
secara benar. formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai
antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni
pembersih lantai. kapal, gudang dan pakaian. pembasmi lalat maupun berbagai
serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras
lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika,
pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk
sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat
untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1%)
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih
rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil,
lilin dan karpet. (Assambo, 2013)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan borax pada tahu putih di Pasar Panorama?
2. Bagaimana kandungan formalin pada tahu putih di Pasar Panorama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana kandungan borax pada tahu putih di Pasar
Panorama
2. Untuk mengetahui Bagaimana kandungan formalin pada tahu putih di Pasar
Panorama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tahu putih


Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari
Manchuria dan sebagian Cina, dimana terdapat beberapa jenis kedelai liar yang
tergolong dalam spesies Glycine ussuriensis. Tanaman ini kemudian menyebar ke
daerah tropika dan subtropika serta dilakukan pemuliaan sehingga dihasilkan
berbagai jenis kedelai unggul yang dibudidayakan.
Kedelai yang dikenal sekarang termasuk dalam famili Leguminosa,
subfamili Papilionidae, genus Glycine, dan spesies max sehingga nama latinnya
dikenal sebagai Glycine max. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah
dengan pH 4,5 serta masih dapat memberi hasil. Daerah per tumbuhannya tidak
lebih 500 m di atas permukaan laut dengan iklim panas dan curah hujan rata-rata
200 mm/bulan. Umur tanaman kedelai berbeda beda tergantung varietasnya, tetapi
umumnya berkisar antara 75 dan 105 hari.
Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang
paling murah di dunia. Selain menghasilkan minyak dengan mutu yang baik,
berbagai varietas kedelai yang ada di Indonesia mempunyai kadar protein 30,53
sampal 44 persen, sedangkan kadar lemaknya 7,5 sampai 20,9 persen.
Baik kedelai utuh, maupun protein dan minyaknya dapat diolah dengan
berbagai cara menjadi bermacam produk pangan, pakan ternak dan produk untuk
keperluan industri. Kedelai dapat langsung dimakan maupun dalam bentuk
olahannya. Kedelai yang langsung dimakan, dipersiapkan dengan perebusan,
penyangraian atau penggorengan. Kedelai rebus biasa disajikan dalam bentuk
kedelai muda bersama polongnya. Produk hasil olahan merupakan produk kedelai
yang dihasilkan melalui proses pengolahan terlebih dahulu, baik secara tradisional
maupun modem.
Dilihat dari persentase per.,gunaan kedelai dunia, diperkirakan sekitar 40
persen dari total produksi digunakan sebagai bahan makanan manusia, khususnya di
Asia Timur dan Tenggara, 55 persen sebagai pakan ternak, dan hanya 5 persen yang
digunakan sebagai bahan baku industri, terutama di negara-negara maju.
Produk olahan kedelai dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu
makanan non fermentasi dan makanan terfermentasi. Makanan terfermentasi dapat
berupa hasil pengolahan tradisional yang banyak terdapat di pasaran dalam negeri
dan berpotensi besar sebagai sumber protein. (Purwaningsih, 2021)

B. Pengertian Borax
Boraks merupakan garam natrium atau natrium tetraborat yang banyak
digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau,
mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa
digunakan sebagai pengawet dan antiseptik kayu. Daya pengawet yang kuat dari
boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam
borai juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil.
Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luar karena
beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Dalam pengidentifikasian boraks pada
makanan jika boraks direaksikan dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa
berwarna merah yang disebut rososiania. (Silfana, 2013)
Boraks merupakan senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat yang
berbentuk kristal lunak boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi
natrium hidroksida dan asam borat. 
Sedangkan kegunaan boraks, digunakan untuk bahan non pangan antara lain
untuk : 
1. campuran pembuatan gelas
2. pengawet kayu
3. salep kulit
4. Boraks gliserin (obat sariawan)
5. campuran pupuk tanaman
Penyalahgunakan Boraks pada pangan antara lain sebagai pengenyal pada
pangan seperti bakso, mie, kerupuk dan empek-empek. Bahaya boraks bagi
kesehatan bisa menyebabkan gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati.
Ciri-ciri Pangan yang mengandung boraks : Secara umum teksturnya sangat
sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah, contoh untuk bakso
memiliki tekstur kenyal dengan warna cenderung agak putih dan sangat gurih dan
kerupuk memiliki tekstur sangat renyah dan rasa getir. Bahan pengenyal untuk
makanan (food grade)/tara pangan yang digunakan pada kerupuk, bakso dan mie
contohnya STPP (Sodium Tri Poly Phosphat) dan bisa diperoleh di toko bahan
makanan. (BPOM, 2019)

C. Pengertian Formalin
Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul
30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna,
berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam
air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter. (Rachmita, 2013) Formalin adalah
larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk
mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan
kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso. Formalin
sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan
secara benar. formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai
antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni
pembersih lantai. kapal, gudang dan pakaian. pembasmi lalat maupun berbagai
serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras
lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika,
pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk
sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat
untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1%)
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih
rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil,
lilin dan karpet. (Assambo, 2013)
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal luas sebgai
bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri.
Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang
terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati
mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.
1. Nama lain Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-
beda antara lain: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide
2. Penggunaan formalin
a. Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal,
gudang, dan pakaian.
b. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
c. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan
peledak.
d. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas.
e. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
f. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
g. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
h. Pencegah korosi untuk sumur minyak.
i. Bahan untuk insulasi busa.
j. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
k. Cairan pembalsam ( pengawet mayat ).
l. Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan
pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih
karpet.
3. Penggunaan formalin yang salah
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan.
Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah
produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet.
Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan
yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering
mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu
yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan
mengandung formalin.
4. Ciri-ciri produk pangan yang mengandung formalin
Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa terdapat sejumlah produk yang
secara sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet. Untuk memastikan
apakah sebuah produk pangan mengandung formalin atau tidak memang
dibutuhkan uji laboratorium. Kita sebaiknya berhati-hati bila menjumpai produk
pangan yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet
beberapa hari dan tidak mudah busuk.
b. Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan
dengan yang tidak mengandung formalin.
c. Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
d. Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah
tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
5. Bahaya Formalin
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat
a. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
b. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair,
gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat,
menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya
terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam
tubuh.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Jadwal dan Tempat Kegiatan


Praktikum pengendalian vector binatang pengganggu ini dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Selasa, 01 November 2022
Pukul : 11.00 – selesai
Tempat : Laboratorium Universitas Muhammadiyah Bengkulu
OKTOBER NOVEMBER
No Kegiatan
25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan surat izin
peminjaman alat untuk
praktikum uji kandungan
boraks dan formalin pada
makanan
2 Persiapan praktikum uji
kandungan boraks dan
formalin pada makanan
3 Praktikum uji
kandungan boraks dan
formalin pada makanan
4 Evaluasi Hasil
5 Persiapan pembuatan
materi presentasi
praktikum
6 Presentasi Praktikum
Kesling (uji kandungan
boraks dan formalin

B. Jenis Kegiatan
Jenis dari kegiatan ini adalah Uji kandungan boraks dan formalin pada
makanan (tahu putih di pasar panorama)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas beker
b. Cawan penguap
c. Kawat kasa
d. Kaki tiga
e. Pipet tetes
f. Tabung reaksi
g. Penjepit tabung reaksi
h. Rak tabung reaksi
i. Alu
j. Pembakar spritus
k. Spatula
l. Buku catatan
m. Pulpen
n. Camera
2. Bahan
a. Kunyit
b. Tahu putih
c. Cairan test kit boraks
d. Cairan test kit formalin 1
e. Cairan test kit formalin 2
f. Aquades
g. Etanol

D. Prosuder Pelaksanaan
Uji kandungan boraks dan formalin pada makanan (tahu puih di pasar panorama,
Bengkulu)
1. Uji sederhana kandungan boraks (tahu putih dopasar panorama)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Haluskan sample menggunakan aquades
c. Haluskan kunyit
d. Aplikasikan sample dengan sari pati kunyit
e. Amati perubahan warna dari pengaplikasian tersebut
2. Uji pembakaran kandungan boraks (tahu putih di pasar panorama)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Bakar sample yang sudah dihaluskan (tunggu sampai sample benar-benar
kering)
c. Teteskan etanol pada sample yang sudah kering
d. Nyalakan api pada sample yang sudah diteteskan etanol
e. Amati warna api dari sample tersebut
3. Uji boraks menggunakan cairan boraks (tahu putih di pasar panorama)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukan sample ke dalam tabung reaksi sebanyak 3ml
c. Campurkan sample dengan aquades
d. Teteskan cairan test kit boraks pada sample
e. Aplikasikan sample di kertas test kit
f. Amati perubahan warna pada kertas test kit
4. Uji formalin menggunakan cairan test kit formalin (tahu putih di pasar panorama)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan sample kedalam tabung reaksi sebanyak 3ml
c. Campurkan sample dan aquades
d. Teteskan cairan test kit formalin tahap 1 pada sample aduk sample di tabung
reaksi
e. Teteskan cairan test kit tahap 2 lalu aduk sample di tabung reaksi
f. Amati perbahan warna pada sample di tabung reaksi

E. Prosedur Penilaian
Mengamati perubahan warna dari sample yang diaplkasikan dengan kunyit,
mengamati perubahan warna api yang dihasilkan dari pengaplikasian sample dengan
etanol, melihat perubahan warna kertas test kit dari pengaplikasian sample dengan
aquades dan cairan boraks
BAB lV
HASIL PRATIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Data dan pembahasan pada uji kandungan boraks
N Metode Pengujian Positif Negatif
O
1 Uji sederhana - 
2 Uji Pembakaran  -
3 Uji Kertas Test Kit boraks - 

Pada pengujian yang dilakukan dari 3 metode pengujian didapatkan pada


uji sederhana terbukti sampel negatif boraks, pada uji pembakaran didapatkan
sample positif mengandung boraks, dan pada uji kertas test kit boraks didapatkan
sample negatif mengandung boraks.

2. Data dan pembahasan pada uji kandungan formalin


NO Metode Pengujian Positif negatif
1 Uji test kit formalin  -

Pada pengujian yang dilakukan dari metode pengujian didapatkan pada Uji test
Kit formalin terbukti sampel positif formalin.
BAB V
PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT

A. BORAKS
Dari Tahu yang kami jadikan sebagai sampel pengujian boraks, dapat
disimpulkan bahwa Tahu tersebut aman dikomsumsi dikarnakan dari 3 pengujian
yang kami lakukan hanya uji pembakaran yang berhasil positif sedangkan uji
sederhana dan uji kertas test kid boraks hasilnya negatif. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Tahu tersebut tidak mengandung boraks.
 Jika seseorang mengonsumsi makanan mengandung boraks, maka akan
berisiko mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Setidaknya, begitu banyak bahaya mematikan akibat
mengonsumsi makanan yang mengandung boraks. Yang paling berbahaya adalah
risiko terkena gangguan pada otak, kanker, hingga kerusakan pada ginjal.

B. FORMALIN
Dari Tahu yang kami jadikan sebagai sampel pengujian formalin . Pada
pengujian yang dilakukan dari metode pengujian didapatkan pada Uji test Kit formalin
terbukti sampel positif formalin.
Jika dikonsumsi pada konsentrasi yang lebih tinggi dari batas tersebut,
formalin dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal, hati dan paru-
paru, bahkan dapat menyebabkan kanker. (Penggunaan formalin buatan untuk pengawet
makanan jelas-jelas dilarang
C. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut yang dapat kami lakukan adalah dengan memberikan
edukasi kepada masyarakat tentang bahaya nya Boraks dan Formalin jika
dikonsumsi oleh manusia dan memberikan edukasi tentang makanan yang
mengandung Boraks dan Formalin.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
kandungan boraks pada tahu yang dijual di pasar panorama, sedangkan dalam uji
formalin tahu tersebut positif mengandung formalin, sehingga tahu tersebut
dinyatan tidak aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat .
B. Saran
1. Bagi pedagang yang tidak menggunakan boraks pada tahu maka tetap
mempertahankan tahu yang diproduksinya demi terjaganya kesehatan
masyarakat.
2. Jika ada pedagang yang menggunakan boraks dan formalin pada tahu , maka
disarankan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Instansi terkait dalam hal
ini Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu memberi penyuluhan atau informasi
kepada masyarakat tentang bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan bila
mengunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan.
3. Kepada konsumen diharapkan lebih selektif dalam memilih tahu yang
dikonsumsi. Dengan memperhatikan ciri-ciri tahu yang tidak mengandung boraks
dan formalin.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Aghnan Yarits. 2011. Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan
(BORAKS, FORMALIN, DAN MSG).
(https://aghnan354.wordpress.com/ilmu pengetahuan/bahan-pengawet-dan-
penyedap-dalam makanan-boraks-formalin-dan-msg/. Diakses 25 Maret 2015)
Assambo, Sitti Isyqzamiyah. 2013. Uji Kandungan Boraks dan Formalin Pada
Jajanan Bakso dan Siomay.
(http://sittiassambo.blogspot.com/2013/04/uji-kandunganboraks-dan-
formalinpada.html. Diakses 25 maret 2015)
Dewi, Rachmita. 2013. Laporan Praktikum Uji Formalin dan Boraks pada Bakso
(http://rachmitadewii.blogspot.com/2013/12/vbehavioruride-faultvmlo7617.html
Diakses 5 Maret 2015)
Silfana, Fafa Neli. 2013. Laporan Kimia Dasar "Identifikasi Boraks dalam
Makanan". (online).
(https://fafanelisilfana.wordpress.com/2013/05/24/laporankimia-dasar identifikasi-
boraks-dalam-makanan/.Diakses 25 Maret 2015)
Badan POM ( https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/19485/BPOM-HSU-
Temukan-Pangan-Mengandung-Boraks--Formalin--Rhodamin-B-di-Pasar-Alabio-
dan-Amuntai-.html)
Lampiran Kegiatan Pratikum :

Anda mungkin juga menyukai