Anda di halaman 1dari 9

GESERAN

Ketentuan dan Sifat-sifat

Dalam pembahasan tentang setengah putaran, telah dijelaskan bahwa setengah


putaran dapat ditulis sebagai hasil kali dua pencerminan. Jika A sebuah titik
yang diketahui, g dan h dua garis yang saling tegak lurus di A maka SA =
Mg Mh . Dalam bab ini akan dibahas hasil kali dua pencerminan pada dua garis
yang sejajar.
Teorema 8.1
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar. Apabila ada dua titik A dan B maka ̅̅̅̅̅
AA′′ ≐ ̅̅̅̅̅
BB′′
′′ ′′
dengan A = Mh Mg (A) dan B = Mh Mg (B)

Bukti:
Diketahui : Garis g⫽h, titik A dan titik B dengan A′′ = Mh Mg (A) dan B′′ = Mh Mg (B).
Buktikan : ̅̅̅̅̅
AA′′ ≐ ̅̅̅̅̅
BB′′.
Kita tentukan sebuah sistem koordinat dengan g sebagai sumbu-y dan sebuah garis tegak lurus
terhadap g sebagai sumbu-x.

y x=n

A A’ A’’

B B’’
0 B’

X X’’

g h

Ambil sebarang titik A,BV, dengan A≠B dan A, B ∉ 𝑔 serta A, B ∉ ℎ.


Andaikan A = (-a1, a2) dan B = (-b1, b2).
Akan dibuktikan bahwa SN(A)=B” dengan N adalah titik tengah ruas garis A’’B.
Telah ditentukan bahwa garis g ≡ x = o.
Misalkan persamaan garis h adalah x = n, n≠0.
Misalkan Mg (A) = A' maka A' = (a1 , a2 )
Misalkan Mh Mg (A) = A′′ ⇔ Mh (A′ ) = A"
Mh (A′ ) = Mh (a1 , a2 ) = (𝑎1 + 2(n − a1 ), a2 ) = (2𝑛 − 𝑎1 , 𝑎2 )
→ A’’ = (2n – a1,a2)
Misalkan Mg (B) = B' maka B' = (b1 , b2 )
Misalkan Mh Mg (B) = B’’ ⇔ Mℎ (B′ ) = B’’
Mh (B′ ) = Mℎ (b1 , b2 ) = (b1 + 2(𝑛 − b1 ), b2 ) = (2𝑛 − 𝑏1 , 𝑏2 )
→ B’’ = (2n − b1 , b2 ) ………………………………………………………………… (1)
̅̅̅̅̅̅ maka
Karena N titik tengah BA",
−b1 +(2n−a1 ) b2 +a2 2𝑛−𝑎1 −𝑏1 a2 +b2
N=( , )=( , )
2 2 2 2

Telah ditentukan bahwa A = (−𝑎1 , 𝑎2 )

2𝑛−𝑎1 −𝑏1 a +b
SN(A) = (2 ( ) − (−𝑎1 ), 2 ( 2 2 ) − 𝑎2 ) = (2n − b1 , b2 ) ………… (2)
2 2

Dari (1) dan (2) diperoleh


SN(A) = B’’ sedangkan N adalah N adalah titik tengah ruas garis A’’B.
Maka menurut definisi, ̅̅̅̅̅
AA" = ̅̅̅̅̅
BB"

Jadi setiap ruas garis berarah, dengan pangkal sebuah titik dan berakhir di titik petanya oleh
MhMg ekivalen dengan setiap garis berarah seperti di atas. Jadi hasil transformasi MhMg
adalah seakan-akan menggeser setiap titik sejauh jarak yang sama dan searah. Transformasi
demikian dinamakan translasi (geseran).

Definisi :
Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada ruas garis berarah ̅̅̅̅
AB sehingga
̅̅̅̅ ≐ AB
setiap titik P pada bidang V terdapat P’ sehingga G(P) = P’ dan PP′ ̅̅̅̅.

̅̅̅̅ suatu ruas garis berarah


Setiap ruas garis berarah menentukan sebuah geseran. Kalau AB
maka dengan lambang GAB dimaksudkan sebagai sebuah geseran yang sesuai dengan ̅̅̅̅ AB .

Teorema 8.2
Apabila ̅̅̅̅
AB ≐ ̅̅̅̅
CD maka GAB = GCD
Bukti:
Ambil sebarang titik X di bidang V. Misalkan GAB(X) = X1 dan GCD(X) = X2
XX1 ≐ ̅̅̅̅
Maka ̅̅̅̅̅ XX2 ≐ ̅̅̅̅
AB dan ̅̅̅̅̅ CD
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Karena AB ≐ CD maka XX1 ≐ ̅̅̅̅̅
̅̅̅̅̅ XX2
Ini berarti bahwa X1 = X2
Jadi GAB = GCD

Teorema 8.3
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan ̅̅̅̅
CD sebuah ruas garis berarah tegak lurus pada g
̅̅̅̅ =̇ 2CD
dengan Cg dan D ∈ h. Apabila AB ̅̅̅̅ maka GAB=MhMg

Bukti:
Ambil sebarang titik P∈V dan misalkan P′ = GAB(P) dan P′′ = MhMg(P).
Akan dibuktikan P′ = P′′.
̅̅̅̅ =̇ ̅̅̅̅
P′ = GAB(P), menurut definisi geseran, PP′ AB.
Karena ̅̅̅̅
AB =̇ 2CD ̅̅̅̅ =̇ 2CD
̅̅̅̅ , maka PP′ ̅̅̅̅ ……………………………………. (i)
Misalkan MhMg(C) = C′′. Karena C ∈ 𝑔 maka M𝑔 (C) = C sehingga
Mℎ M𝑔 (C) = Mℎ [M𝑔 (C)] = Mℎ (C) = C".
Ini berarti D titik tengah ̅̅̅̅̅
CC" , sehingga ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ……………………….. (ii)
CC" =̇ 2CD
Karena C′′ = MhMg(C) dan P′′ = MhMg(P) maka menurut teorema 8.1 diperoleh ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
CC" =̇ PP"
…………………………………………………………………. (iii)
Berdasarkan (i), (ii), dan (iii) diperoleh g
h
̅̅̅̅̇ = 2CD
PP′ ̅̅̅̅ =̇ ̅̅̅̅̅
CC" =̇ ̅̅̅̅̅
PP" akibatnya P ′ = P′′. A B

Jadi GAB(P)=MhMg(P) C D C’’

Karena P titik sebarang maka GAB=MhMg.


P• • •P’

Catatan
1. Dari teorema di atas dapat disimpulkan bahwa setiap geseran GAB dapat ditulis sebagai
1
hasilkali dua refleksi pada dua garis yang tegak lurus pada ⃡AB dan berjarak AB. 2
2. Jika ⃡AB sebuah garis dan M titik tengah ruas garis AB sedangkan g, h dan n tiga garis
masing-masing tegak lurus di A, di M dan di B pada ⃡AB maka GAB=MhMg=MnMh.

g h n

A B
M

3. Karena setiap geseran sebagai hasilkali dua reflexi sedangkan reflexi adalah suatu
transformasi maka suatu geseran adalah suatu transformasi yang merupakan isometri.
Jadi suatu reflexi adalah suatu isometri. Suatu geseran adalah suatu isometri langsung
sebab setiap reflexi adalah suatu isometri lawan.

Teorema 8.4

Jika GAB sebuah geseran maka (GAB)-1 = GBA

Bukti:
Geseran adalah hasil kali dua refleksi (Teorema 8.3)
Refleksi adalah trasformasi (Teorema 3.1)
Tiap transformasi memiliki balikan (Teorema 6.1)
Maka setiap geseran memiliki balikan
Perhatikan gambar berikut.

g h n

A| |B
C|
| | |

Dari uraian diatas diperoleh

GAB(A) = MhMg(A) GAB(A) = MnMh(A)

= Mh[Mg(A)] = Mn[Mh(A)]

= Mh(A) = Mn(B)

=B =B

Jadi GAB(A) = MhMg(A) = MnMh(A) atau GAB = MhMg = MnMh


Sedangkan GBA(B) = MhMn(B)
=Mh[Mn(B)]
=Mh(B)
=A
GBA(B) = MgMh(B)
= Mg[Mh(B)]
= Mg(A)
=A
Jadi GBA(B) = MhMn(B) = MgMh(B) atau GBA = MhMn = MgMh
Sehingga (GAB)-1 = (MnMh)-1
= Mh-1 Mn-1
= Mh Mn
=GBA
Jadi (GAB)-1=GBA

Teorema 8.5
̅̅̅̅ =̇ 2CD
Jika GAB sebuah geseran sedangkan C dan D adalah dua titik sehingga AB ̅̅̅̅ maka
GAB = SDSC

Bukti :
Misalkan titik-titik C,Dg, k ⊥ g di C, m ⊥ g di D (gambar 10.5)

B
g

D
A
C
m
k

̅̅̅̅ ruas garis berarah dari k ke m. Karena AB


Maka CD ̅̅̅̅ =̇ 2CD
̅̅̅̅ maka GAB = MmMk
( Berdasarkan Teorema 10.3) ……………….(*)

g
D

sedangkan SD = MmMg

(Menurut Teorema 7.1 “andaikan D sebuah titik serta g dan m dua garis tegak lurus yang
berpotongan di D, maka SD = MmMg )
dan SC = MgMk.

(Menurut Teorema 7.1 “andaikan C sebuah titik serta g dan m dua garis tegak lurus yang
berpotongan di C, maka SC = MgMk dan SD = MmMg)
g

Jadi :
SCSD = (MmMg)(MgMk)
= Mm (MgMg) Mk (Sifat asosiatif hasil kali transformasi)
= Mm I M k (transformasi identitas)
= MmMk …………………………………(**)
Berdasarkan (*) dan (**) diperoleh :
GAB = SCSD

Contoh:
Jika A = (3,-1), dan B = (1,7) dan C = (4,2) adalah titik-titik yang diketahui tentukan sebuah
titik D sehingga GAB = SD SC .

Jawab:
Y E
10
9
8
B
7
6
5
4
3
C
2
1

-1 0 1 2 3 4 5 6 X
-1
A
-2
-3
-4

̅̅̅̅ = AB
Pilih sebuah titik E sehingga CE ̅̅̅̅ maka E = (4 + [1 − 3], 2 + [7 − (−1)]) = (2,10).
Apabila D titik tengah CE maka D = (3,6) sehingga ̅̅
̅̅̅̅ ̅̅ = 2CD
CE ̅̅̅̅.
Atau ̅̅̅̅ ̅̅̅̅.
AB = 2CD
Menurut Teorema 8.5 diperoleh GAB = SC SD jadi titik D yang dicari adalah (3,6).

Teorema 8.6

Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu setengah putaran.

Bukti:
Andaikan GAB suatu geseran.
Ambil titik C sebarang dan misalkan ada titik E yang tunggal sehingga ̅̅ ̅̅ =̇ ̅̅̅̅
CE AB
̅̅̅̅, berarti CE
Ambil titik D sehingga D merupakan titik tengah CE ̅̅̅̅ =̇ 2CD
̅̅̅̅
B

Menurut teorema 8.5, GAB = SD SC


E
⇔ GAB SC = SD SC SC A
⇔ GAB SC = SD [SC SC ] D
⇔ GAB SC = SD I
C
⇔ GAB SC = SD
Jadi, komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu setengah putaran.

Akibat :
Andaikan SA , SB dan SC masing-masing setengah putaran, maka SC SB SA = SD dengan D
sebuah titik sehingga ̅̅̅̅
AD =̇ ̅̅̅̅
BC.
C •P’

Bukti : •
D
Diperoleh berturut-turut SC SB = G2BC
B
⇔ SC SB SA = G2BC SA •P
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ A
Misalkan G2BC SA = SX maka 2BC ≐ 2AX
⇔ ̅̅̅̅
BC ≐ ̅̅̅̅
AX atau ̅̅̅̅
AX ≐ ̅̅̅̅
BC. •
Karena titik X sebarang, jadi bisa diubah menjadi sebarang titik, kita misalkan titik D maka
diperoleh
G2BC SA = SD.
SC SB SA = SD dengan AD ̅̅̅̅ =̇ BC
̅̅̅̅.
Jadi jika SA, SB, dan SC masing-masing setengah putaran, maka SC SB SA = SD dengan D
̅̅̅̅ =̇ BC
sebuah titik sehingga AD ̅̅̅̅.

Teorema 8.7
Hasil kali dua translasi adalah sebuah translasi
Bukti :
Perhatikan dua buah geseran yaitu GAB dan GBC
B E’

A
C E E’’

Diperoleh GAB (A) = B dan GBC (B) = C sehingga dapat ditulis GAB GBC (A) = C.
Ambil sebarang titik E dan misalkan GAB(E) = E’ maka EE′ ̅̅̅̅ ≐ ̅̅̅̅
AB.
̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅.
Misalkan GBC (E’) = E’’ maka ruas berarah E′E′′ ≐ BC
̅̅̅̅̅ ≐ ̅̅̅̅
GBC GAB (E) = GBC (E’) = E’’ dengan EE′′ AC sehingga diperoleh
GEE" (E) = E" = GAC (E).
Jadi
GBC GAB (E) = GAC (E) atau GBC GAB = GAC

atau

Pembuktian menggunakan teorema 8.5


̅̅̅̅ =̇ ̅̅̅̅
Misalkan terdapat titik P, Q, dan R sehingga 2PQ ̅̅̅̅ =̇ ̅̅̅̅
AB dan 2QR BC maka
GAB = SQ SP dan GBC = SR SQ B
sehingga
GBC GAB = (SR SQ)( SQ SP)
Q
= SR (SQSQ) SP (assosiatif)
= SR I SP (involutorik)
= SR SP (Identitas) C
A P R
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Karena 2PR ≐ AC maka diperoleh SR SP = GAC
Jadi GBC GAB = GAC

Teorema 8.8
Jika GOA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik-titik O(0,0) dan A(a,b) dan T transformasi
yang didefinisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai T(P) = (x + a, y + b) maka T = GOA .

Bukti :
Ambil titik P(x, y) dengan T(P) = (x + a, y + b)
̅̅̅̅ = ̅̅̅̅
Missal GOA (P) = P′, berarti PP′ OA
P ′ = (x + a − 0, y + b − 0) = (x + a, y + b)
Jadi, T(P) = P ′ = GOA (P), ∀ P ∈ V
Artinya
Ini berarti 𝐓 = 𝐆𝐎𝐀 .
Untuk membuktikan dengan koordinat-koordinat teorema 10. 7
Perhatikan dua buah translasi GEF dan GKH
Andaikan A = (a,b) dan B = (c,d) dengan ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅
OA = EF OB = ̅̅̅̅
KH
Ambil titik P(x,y) sebarang sehingga diperoleh
GOA(P) = P’= (x+a,y+b) dan GOB(P) = P’ = (x+c,y+d)

Karena maka GOA(P) = GEF(P) = (x+a,y+b)

Karena maka GOB(P) = P’ = GKH = (x+c,y+d)


Jika GKH dikomposisikan dengan GEF melalui titik P maka diperoleh
GKHGEF(P) = GKH [GEF(P)]
= GKH(x+a,y+b)
= ((x+a)+c,(y+b)+d)
= (x+(a+c),y+(b+d))
Ini berarti bahwa GKHGEF adalah translasi yang membawa titik O(0,0) ke titik (a+c,b+d).

Anda mungkin juga menyukai