KULTUR TEKNIS
Dosen Pengampuh :
Dyah Ayu Savitri, S. Tp., M. Agr.
Di susun Oleh:
1. Lestarih (201510801016)
2. Satria Nurul H. (201510801027)
3. Canserlita Puteri H. (201510801029)
4. Robby Antaghfironi (201510801030)
5. Hepniatul Hasanah (201510801031)
6. Vara Valsela (201510801032)
Cara pengendalian :
a. Mekanis : Dengan membabat bersih serta membalik tanah menggunakan
cangkul dalam satu arah lahan. Cara ini cukup efektif digunakan karena
1
bisa merusak gulma sampai kebagian perakaran. Selain itu, teknik ini juga
bertujuan untuk memaksimakan pengairan lewat saluran antar tanaman.
b. Kultur teknis : Pengendalian secara kultur teknis dilakukan dengan sistem
pergiliran tanaman, di mana pada musim ini menggunakan tanaman jagung
sedangkan pada musim setelahnya diganti dengan tanaman padi. Selain itu,
pengendalian secara kultur teknis juga dilakukan dengan cara memberikan
jarak tanam yang tepat, yaitu tidak terlalu rapat dan tidak terlalu lebar.
2
Cara pengendalian gulma:
a. Mekanis yaitu dengan membabat habis gulma atau dengan penyiangan
dengan cangkul oleh para pekerja, dan hasil gulma yang di dapatkan akan
di singkirkan ke tepi lahan.
3
Biaya : Rp.60.000 – Rp.80.000 untuk herbisida.
Cara pengendalian :
a. Pengendalian secara mekanis pada awal tanam, dengan menyiangi gulma
menggunakan sabit. Lalu pada bagian-bagian pinggir lahan menggunakan
alat pemotong rumput.
b. Pengendalian gulma juga dilakukan dengan penyemprotan herbisida yang
tepat dosis, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat pengaplikasiannya. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan usia tanaman agar tidak membawa
dampak kematian pada tanaman.
c. Pengendalian gulma yang terakhir pada lahan ini, dilakukan dengan
tumpang gilir. Saat musim tanam padi maka petani akan menanam padi dan
pada saat musim tanam jagung maka petani akan menanam jagung. Semua
pengendalian gulma dilakukan sendiri oleh pengelola lahan.
4
4. Gulma Pada Lahan Budidaya Tanaman Padi
5
Cara pengendalian gulma :
a. Pengendalian mekanis sebelum masa tanam adalah dengan pengolahan
tanah sawah menggunakan kraktor.
b. Pengendalian kimiawi dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan
secara tepat waktu, sasaran, guna, mutu, dosis, dan tepat cara. Hal ini
dilakukan agar herbisida tidak terlalu menimbulkan dampak buruk yang
berlebihan.
6
Cara Pengendalian :
a. Secara Fisik, petani menjelaskan bahwa beliau melakukan pengolahan tanah
sebelum ditanami bibit cabai, kemudian beliau melakukan pemangkasan
pada gulma (dilakulan setelah penanaman bibit).
b. Secara Kimiawi, petani menjelaskan hanya menggunakan hibrisida untuk
mengendalikan gulma , dan tentunya pemberian hibrisida dilakukan dengan
hati-hati, diamati terlebih dahulu agar pemberian hibrisida sesuai dengan
dosis dan tidak merusak tanaman inti nya (Cabai) .
7
Lokasi : Desa Tamansari, kecamatan Drungu Kabupaten Probolinggo
Luas lahan : ± 1000 m²
Jenis gulma : Rerumputan
Frekuensi pengendalian : Tidak menentu melihat tingkat populasi gulmanya
sendiri.
Biaya : 1,4jt/hektar
Cara Pengendalian :
a. Pengendalian tanah secara mekanis sebelum masa tanam dilakukan dengan
traktor sekaligus membentuk pola tanam pada tanah yang akan ditanami.
b. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan
herbisida sesuai dosis yang dianjurkan.