1. Karakteristik ilmu hukum sebagai Sui Generis adalah para penulis dan pakar hukum
terkemuka di Belanda memebedakan antara hukum dogmatis dengan ilmju hukum empiris. a. Ilmu
hukum sendiri memiliki karakter yang khas, yakni bersifat normative. Karena karakter ilmu hukum
yang bersifat normative tersebut ilmu hukum bersifat sui generis.,b. yakni tidak dapat dibandingkan
(diukur, dinilai) dengan bentuk ilmu lain yang manapun. c. sedangkan studi hukum yang masuk
dalam kategori ilmu hukum empiris menurut Van Alpedorn adalah sosiologi hukum, sejarah hukum,
perbandingan hukum dan psikologi hukum. d. ciri khas dan dan karakter ilmu hukum yang bersifat
normative tersebut yang membedakan dengan ilmu-ilmu lainnya pada lapangan ilmu social.
Untuk itu kaitan antara normativitas dengan karakter ilmu hukum yang bersifat sui generis adalah
memandang hukum bukan hanya menempatkan hukum pada suatu gejala social yang hanya
dipandang dari luar, melainkan masuk kedalam yang sangat fundamental dari hukum yaitu sisi
intrinsic dari hukum. sehingga konsekuensi dari sifat ilmu hukum yang bersifat demikian, maka
dikatakan bahwa ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif yakni
yang mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas hukum, konsep-konsep hukum, dan
norma-norma hukum. sifat perspektif itulah yang dianggap substansial dalam mempelajari ilmu
hukum dikarenakan tidak akan dipelajari dalam ilmu social lainnya yang objeknya sama yakni
hukum.
Dengan demikian maka karakter ilmu hukum dogmatis adalah besifat normative yang
terjewentahkan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah yang
berdaulat dalam satu negara. Sifat dari Sui Generis berarti ilmu hukum merupakan ilmu dari ilmu
jenis tersendiri, sehingga pengelompokannya bukan berada pada pohon atau rumpun ilmu social
juga bukan merupakan ilmu pengetahuan alam. Untuk itu kajian terhadap ilmu hukum yang
memegang prinsip terhadap sifat dan karakter ilmu hukum yang bersifat Sui Generis ini. Dengan
terang menerang menolak kajian empiris dalam ilmu hukum.
2. Perbandingan Modal a: b: c: d: e: f= 1: 0: 1: 2: 2,5
Pembagian Laba :
A = 5/11,5 x 25.000.000 = 10.869.565,2
B = 1/11,5 x 25.000.000 = 2.173.913,0
C = 0/11,5 x 25.000.000 = 0
D = 1/11,5 x 25.000.000 = 2.173.913,0
E = 2/11,5 x 25.000.000 = 4.347.826,1
F = 2,5/11,5 x 25.000.000 = 5.434.782,6 +
Jumlah Tolal = 25.000.000
3. Menurut Surat Edaran MA Pasal 1238 UU Perdata. Bahwa pembuatan perjanjian harus didepan
hakim, Artinya jika perjanjian tidak didepan mata hakim, maka yang menggantikan adalah yang
membeli barang karena tidak ada perjanjian yang disaksikan hakim dan si pengirim sudah mutlak
mengirim barang tercatat sudah terkirim jadi jika sesudah yang menanggung rugi adalah si A.
Namun ini terjadi sebelum surat edaran MA itu tertulis yang memang menanggung kerugian adalah
si B karena tidak adanya kepastian hukum yang bisa memebela si B dalam perjanjian karena pihak
A belum menerima apa yang menjadi hak dan bukti dari pemeberian DP jelas
4. Dalam bursa efek atau perdagangan saham ada dikenal INSIDER TRADING, dapat dijelaskan
sebagai berikut,
Insider Trading merupakan suatu praktik illegal dalam dunia investasi, dimana seorang investor
mendapat informasi yang pasti perihal peluang keuntungan dalam transaksi jual beli saham,
kepastian informasi tersebut tentu bersumber pada pihak di perusahaan terkait.
Yakni definisi Insider Trading: perdagangan efek jual beli yang dilakukan seseorang dan atau
sekelompok orang dengan dasar informasi atau fakta material yang telah diketahuinya terlebih
dahulu sebelum informasi tersebut diinformasikan kepada public, dengan tujuan mendapatkan
keuntungan jalan pintas. (short swing profit) di pasar modal.
Penjelasan : saat pihak dari perusahaan atau yang biasa disebut “orang dalam” mempunyai informasi
tentang kejadian atau hal-hal apa saja yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Public sebagai
pemegang saham tidaklah mudah untuk memperoleh informasi-informasi tersebut, sehingga yang
terjadi adalah ketimpangan informasi yang diketahui public dibandingkan dengan informasi yang
dimilki orang dalam. Dengan dasar informasi yang dimilki secara tidak sah itu, maka pihak orang
dalam memilki dasr maupun perhitungan yang tepat untuk melakukan perdagangan yang dianggap
tidak adil terhadap efek-efek yang dimiliki perusahaan tersebut, karena pohak tersebut memilki
akses atas segala informasi yang belum diketahui oleh public.
Praktik Insider Trading jelas dilarang dalam undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM) dimana dijelaskan bahawa “orang dalam” dari emiten atau perusahaan public yang
mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek, emiten
atau perusahaan public dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan transaksi efek dengan
emiten atau perusahaan public yang bersangkutan.
Pencegahan transaksi orang dalam, perseroan berkomitmen untuk menghindari adanya praktik
insider trading dengan Menyusun Kebijakan Pencegahan Insider Trading serta pada Code Of
Conduct yang didalamnya mengatur tentang penggunaan informasi melalui cara dan etika yang sah
sesuai dengan prinsip yang berlaku. Perseroan bertanggung jawab dalam mewujudkan kegiatan
usaha yang berkelanjutan sesuai dengan nilai-nilai yang ada sehingga
perseroan dapat memberikan timbal balik yang optimal bagi semua pelaku kepentingan.
5. Menjelaskan bagaimana perdagangan dalam negeri tanpa factoring dan menjelaskan pula
bagaimana perdangan dalam negeri dengan factoring dengan menunjukkan beberapa indicator
Jawab: Anjak piutang dalam Bahasa Inggris yaiutu factoring adalah suatu transaksi keuangan
sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan ) dengan memberikan suatu
discount. Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan atas transaksi transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri, perusahaan yang melakukan anjak piutang disebut perusahaan anjak piutang
(factoring).
Anjak piutang atau invoice factoring adalah pembiayaan dengan melakukan pembelian piutang
perusahaan. Menuruk Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.03/1988, kegiatan
anajk piutang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee
Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai dengan
kesepakatan
Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan factoring dapat mengelola
kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.
Adapun pihak yang terlibat dalam anjak piutang, ada tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang
yaitu:
Kreditur , atau klien adalah pihak yang memilki piutang dari pihak kedua (debitur) kreditur menjual
tagihannya kepada perusahaan factoring
Debitur adalah nasabah yang memilki utang kepada kreditur
Perusahaan anajak piutang (factoring) adalah perusahaan pemberi jasa yang akan membeli atau
mengambil alih piutang