2. Klasifikasi Berdasarkan
°API Gravity/ Berat Jenis
Klasifikasi yang paling sederhana ialah klasifikasi yang didasarkan kepada °API gravity atau
berat jenis, karena jika °API gravity minyak mentah tinggi atau berat jenis minyak mentah
rendah, maka ada kecenderungan bahwa minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan
dalam jumlah yang besar. Jika jumlah atom karbon sedikit dan atom hidrogen lebih banyak
serta nilai °API gravity besar maka minyak mentah memiliki banyak kandungan parafin dan
cenderung menghasilkan gasoline serta produk fraksi ringan. Sebaliknya jika jumlah atom
karbon lebih besar dan atom hidrogen sedikit maka minyak mentah kaya akan senyawa
aromatik.
Berdasarkan °API gravity atau berat jenis (specific gravity), klasifikasi minyak mentah dapat
digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu dapat dilihat pada tabel 2.
Klasfifikasi ini dikemukakan oleh Sachanen yang didasarkan pada komposisi kimia fraksi minyak
bumi yang mempunyai rentang titik didh antara 250 - 300°C, yaitu dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi minyak mentah menurut Sachanen
Lanjutan
Kelemahan dari klasifikasi ini ialah bahwa fraksi yang mendidih diatas 200 °C, molekul-
molekulnya jarang terdapat dalam keadaan murni tetapi dalam keadaan gabungan. Molekul
naften atau aromatik murni sangat jarang dijumpai, senyawa siklis pada umumnya menganding
rantai cabang parafin dan bahkan seringkali ditemukan cincin aromatik dan cincin naften
berdampingan.
4. Klasifikasi Berdasarkan
Faktor Karakteristik (UOP)
Klasifikasi ini adalah hubungan antara trayek titik didih dan °API gravity yang kemudian
dinyatakan senyawa yang dominan dalam minyak mentah. Klasifikasi ini diajukan oleh Watson
dari Universal Oil Product (UOP) Company yang didefinisikan faktor karakterisasi Watson K
sebagai berikut:
Lanjutan
Klasifikasi ini juga berlaku untuk fraksi minyak bumi langsung (straight run fractions). Adapun
faktor karakterstik untuk berbagai golongan dasar minyak mentah adalah sebagai berikut:
Minyak mentah dasar parafin : K = >12,1
Minyak mentah dasar intermediate : K = 11,5 – 12,1
Minyak mentah dasar naften : K = 10,5 – 11,45
Minyak mentah dasar aromatik : K = <10,5
5. Klasifikasi Berdasarkan
Distribusi Atom Karbon
Klasifikasi ini diajukan oleh Van Ness dan Van Westen yang didasarkan atas distribusi karbon
parafinik, naftenik dan aromatik dalam minyak mentah. Pada klasifikasi ini dapat digunakan
diagram segitiga, di mana ketiga titik sudutnya masing-masing menunjukkan 100% karbon parafin
CP , 100% karbon naften CN dan 100% karbon aromat CA. Jadi sebuah titik yang ada di dalam
diagram akan menunjukkan distribusi struktur karbon parafin, naften dan aromat dalam sesuatu
minyak mentah.
Distribusi karbon dapat ditentukan dengan metode n-d-M, yaitu dengan cara mengukur indeks
bias (n), densitas (d) dan berat molekul rata-rata (M). indeks bias dan densitas ditentukan pada
suhu 20°C. Selanjutnya dengan menggunakan rumus empiris diperoleh hitungan persentase
karbon parafin, karbon naften dan karbon aromat dalam minyak mentah, yang selanjutnya
kedudukan minyak mentah tersebut dapat ditentukan dalam diagram segitga.
Lanjutan
Specific gravity (sg) adalah massa jenis suatu zat yang dibandingkan dengan massa jenis air pada
temperatur 60°F yang dinyatakan sebagaiSp.gr 60/60°F.