Nomor : 31/D/EDR/SEK-PKS/2022
TENTANG
SYIAR MEMAKNAI HARI IBU 2022
Periode Desember 2022
Kepada Ykh.
Pengurus dan Anggota Partai Keadilan Sejahtera
Seluruh Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha Indah, Pemilik
segala pujian dari seluruh alam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Agung Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Partai Keadilan Sejahtera memandang peran Ibu adalah anugerah penuh makna yang Allah berikan
dalam setiap episode kehidupan. Salah satu perannya sebagai mitra dalam penguatan ekonomi
keluarga yang menjadi bagian dalam pengokohan ketahanan keluarga.
Untuk itu dalam rangka apresiasi dan menguatkan sosok Ibu serta melahirkan generasi berkualitas
untuk Indonesia, maka dalam momentum Hari Ibu 22 Desember 2022 ini kami mengharapkan
Pengurus dan Anggota PKS :
1. Membaca Syiar Memaknai Hari Ibu 2022 : “Mulianya Tangan Ibu” (terlampir)
2. Menyaksikan Live Streaming Puncak Acara Hari Ibu Jambore Nasional Penggerak RKI
pada Jumat 23 Desember 2022 pukul. 13.30 – 15.30 WIB di YouTube PKSTV
Demikian disampaikan agar menjadi perhatian.
SEKRETARIS JENDERAL,
Tembusan:
- Presiden
LAMPIRAN
Syiar Memaknai Hari Ibu 2022
Nomor : 31/D/EDR/SEK-PKS/2022
Tanggal: 27 Jumadil Awal 1444 H/ 21 Desember 2022 M
“Kedua tangan ini tercipta untuk bekerja. Jika tak disibukkan dalam kerja ketaatan, ia akan tetap
bergiat dalam kemaksiatan.” (Umar ibn Al-Khattab)
Jika direnungi lebih dalam kata-kata Umar ini, kita teringat ada orang di dekat kita yang tangannya
hampir tak pernah berhenti bekerja. Diri kita, bahkan apapun yang ada di rumah, sangat mungkin tak
ada yang terlewat merasakan sentuhan tangan ikhlasnya, sehingga yang disentuhnya menjadi teratur,
manfaat dan membuat kita selalu ingin pulang. Siapa dia? Ibu!
Kedua tangan ibu tak henti mengerjakan amanah. Khidmatnya tak mengenal jam kerja, tanpa surat
perjanjian kerja, dan tanpa hari libur. Kerjanya hanya karena cinta dan taat. Ada anak, suami, pekerjaan
rumah yang harus ia pastikan beres. Supaya apa? Supaya semua kenyang, nyaman, tak kekurangan
sesuatu apa pun, walau sungguh ia sendiri yang nyatanya kerap kekurangan.
Siapa yang paling tahu apakah ibu sudah makan atau belum? Siapa yang sadar apakah jam tidur ibu
cukup atau tidak? Dan siapa yang paling peduli di mana letak segala keperluan ibu di rumah? Bahkan
ketika ia sakit, siapa yang rela di malam hari berjaga memenuhi kebutuhannya? Mungkin tak ada yang
sebanding dengan peduli ibu akan semua itu untuk suami dan anak-anaknya. Semoga Allah senantiasa
merahmatimu wahai Ibu.
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu.
Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi?
Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Bukhari).