Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43131
Tanggal 4 Oktober sampai dengan 31 Oktober
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Penilaian pelaksanaan
DISUSUN OLEH :
Nis : 102021038
Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43131
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disahkan di Sukabumi pada Tanggal Tiga Puluh Satu
Oktober Dua Ribu Dua Puluh Dua
Pembimbing Peserta,
Menyetujui
Mengetahui,
Nina Sariah, S. Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Laporan praktek
kerja lapangan yang telah disusun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas siwa/i
sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan praktek kerja lapangan di dunia kerja.
Laporan ini ditulis berdasarkan program praktek kerjala pangan yang
dilaksanakan oleh saya di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi yang dimulai
pada tanggal 4 Oktober sampai dengan tanggal 31 Oktober
Oleh Karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang membantu dalam penyusunan laporan ini terutama kepada :
Sukabumi,Oktober 2022
Lina Herlina
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabe 2.1 pola aktivitas pada Nn.E Di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan, saya diharapkan
mampu memberikan pelayanan dasar keperawatan secara komprehensif
dan mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan saya diharapkan dapat
membantu dalam pelaksanaan:
a. Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan
keperawatan
b. Menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
c. Menerapkan prisip infeksi nosocomial
d. Melakukan personal hygine kepada klien/pasien
e. Melakukan perawatan pirenium (vulva hygine)
1
2
Tempat dan Waktu pelaksana praktek kerja lapangan yaitu Di Klinik DKT
Pangrango Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa
Barat 43131, yakni dari tanggal 4 Oktober 2022 s.d 31 Oktober 2022.
perizinan dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Sukabumi
sementara selama 1 tahun . Tahun 2016 Surat izin diperpanjang hingga lima
tahun. Izin Klinik. Umum Pratama Nomor : 503/SK. 06/ BMPT/ X / 2016 Tgl 07
Oktober 2016 pemberi ijin Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota
Sukabumi Adapun cakupan Wilayah setingkat kotamadya dan kabupaten
Sukabumi , Kotamadya seluas 48,96 km2 dan kabupaten seluas 4160,75 km2,
Komando militer 0607 Sukabumi ,komando militer 0622 Pelabuan Ratu ,
Batalyon infrantri 310 Cikembar dan Arteleri militer 13 Cikembang dan jajaran
Balakaju. Klinik DKT Pangrango merupakan fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
rawat inap yang memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif.
Dengan sumber daya dan fasilitas yang ada, Klinik DKT Pangrango siap melayani
pasien dengan penuhtanggung jawab dan tulus iklhlas demi tercapai pelayanan
kesehatan yang prima dan optimal.
Visi :
Misi :
email : pangrangodkt@gmail.com
5. Stuktur organisasi
No Ketenagaan Nama
1. Penanggung jawab klinik Kapten Ckm Hendri
2. Bamin Tuud Serma Supangat, A.Md.Kep
Hilman Andriansyah, A.Md. komp
3 Bendahara Hasan Basri
Erlian Rismawati, S.Ak
4 Humas Hendrik
5 Dokter Umum dr. Joshepine Widya (Rawat Jalan )
dr. H. A. Sofyan Malik. M (Rawat Inap)
dr. Lusiana,MM
6 Dokter Gigi drg. Inawati Gandhi
drg. Yoan Amelia. Y (Poli Gigi)
7 Perawat Hasan Basri, S. Kep, Ners (UGD)
Elis Laeliah , A.Md. Kep (TB)
Novia Kusdini, A.Md Kep
Serma Supangat, A.Md.Kep
Serka Deden Sukarno, A.Md.Kep
Meri Zuryani, A.Md.Kep(Prolanis)
8 Bidan Neneng Saadah, SKM
Ginma Aryani, A.Md.Keb
Nurra Nurafni, A.Md.Keb
9 Apoteker Pelaksana Zelvie. M, Apt (Farmasi)
10 Asisten Apoteker Pelaksana Aditya Maula Safitri
11 Koordinator Laboratorium Usman,robby
Eris Suryana
12 Pelaksana Medical Record Debi Arimbi
dr. Josephine
13 Team Prolanis Debi Arimbi
Shinta,Amd. Kep
14 Koordinator Dapur & Gizi Meri Zuryani Z
A. Promotif
a. Penyuluhan kesehatan di internal maupun external .
b. Senam sehat bersama setiap jumat
c. Pelayanan konsultasi Kesehatan
B. Preventif
a. Imunisasi
b. Prolanis
9
C. Kuratif
a. Rawat jalan
1) Poli Umum/UGD
Melayani pemeriksaan dan pelayanan pasien
Melayani tindakan operasi kecil, seperti: Lipoma, Ganglion,
Sunat/khitan, Jahit Luka,Insisi Abses/ Furunkel/
Karbungke/Hordeolum, Ekstraksi Kuku, Rehecting Lubang
Tindik, Medikasi luka, lepas jahitan, Ekstraksi
Serumen/Corpal Telinga dan hidung
2) Poli Kebidanan/KIA
Melayani pemeriksaan (didampingi oleh dr. umum):
Ibu hamil
post partum dan menyusui
Immunises dasar bayi (Hepatitis B, BCG, DPT,Polio,
Campak).
Konsultasi Laktasi
Kesehatan bayi dan balita.
Konsultasi reproduksi.
Konsultasi dan pelayanan KB (Suntik, Bongkar pasang
IUD, Bongkar Pasang Susuk/Implant, pil dan Kondom).
Pemasangan Tindik
Pelaksanaan test IVA
Massage bayi
3) Poli Gigi
Melayani pemeriksaan :
14. LED
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan
oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella
paratyphi C, paratifoid biasanya lebih ringan, dengan gambaran klinis sama
(Widodo Djoko, 2009)
Demam Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endothelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel
fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan
dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi
(Huda dan Kusuma, 2016).
B. Etiologi
Menurut Suratun dan Lusianah (2010), demam tifoid disebabkan oleh
Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, dan Paratyphi C.
Salmonella typhi merupakan basil gram negatif, berflagel dan tidak berspora,
anaerob fakultatif masuk ke dalam keluarga enterobacteriaceae,panjang 1-3 um
dan lebar 0.5-0.7 um, berbentuk batang single atau berpasangan. Salmonella hidup
dengan baik pada suhu 37°C dan dapat hidup pada air steil yang beku dan dingin,
air tanah, air laut dan debu selama berminggu-minggu, dapat hidup berbulan-
bulan dalam telur yang terkontaminasi dan tiram beku. Parasit hanya pada tubuh
manusia. Dapat dimatikan pada suhu 60°C selama 15 menit. Hidup subur pada
medium yang mengandung garam empedu. S typhi memiliki 3 macam antigen O
(somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi.
Dalam serum penderita demam tifoid akan berbentuk antibodi terhadap ketiga
macam antigen tersebut.
11
12
C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid seringkali tidak khas dan sangat bervariasi yang sesuai
dengan patogenesis demam typhoid. Spektrum klinis demam tifoid tidak khas dan sangat
lebar, dari asimtomatik atau yang ringan berupa panas disertai diare yang mudah
disembuhkan sampai dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala sistemik panas
tinggi, gejala septik yang lain, ensefalopati atau timbul komplikasi gastrointestinal berupa
perforasi usus atau perdarahan. Hal ini mempersulit penegakan diagnosis berdasarkan
gambaran klinisnya saja (Hoffman, 2002).
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding
dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari. Setelah masa
inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Gejala-gejala klinis yang timbul
sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimptomatik hingga
gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian (Sudoyo A.W.,
2010).
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis terpenting yang timbul pada
semua penderita demam tifoid. Demam dapat muncul secara tiba-tiba, dalam 1-2
hari menjadi parah dengan gejala yang menyerupai septikemia oleh karena
Streptococcus atau Pneumococcus daripada S.typhi. Gejala menggigil tidak biasa
didapatkan pada demam tifoid tetapi pada penderita yang hidup di daerah endemis
malaria, menggigil lebih mungkin disebabkan oleh malaria (Sudoyo A.W., 2010).
Demam tifoid dan malaria dapat timbul secara bersamaan pada satu penderita.
Sakit kepala hebat yang menyertai demam tinggi dapat menyerupai gejala
meningitis, di sisi lain S.typhi juga dapat menembus sawar darah otak dan
menyebabkan meningitis. Manifestasi gejala mental kadang mendominasi
gambaran klinis, yaitu konfusi, stupor, psikotik atau koma. Nyeri perut kadang tak
dapat dibedakan dengan apendisitis. Penderita pada tahap lanjut dapat muncul
gambaran peritonitis akibat perforasi usus (Sudoyo A.W., 2010).
Gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :
a) Demam
13
D. Komplikasi
Menurut Sudoyo (2010), komplikasi demam tifoid dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu:
1. Komplikasi Intestinal
1) Perdarahan Usus
Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan
minor yang tidak membutuhkan tranfusi darah. Perdarahan hebat dapat
terjadi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis perdarahan akut
darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan sebanyak 5
ml/kgBB/jam.
2) Perforasi Usus
Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul
pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama.
14
organisme gram positif. Bagus aktivitas ini vitro terhadap S typhi dan
salmonella lainnya.
5) Dexametason 3 mg/kg untuk dosis awal, disertai dengan 1 mg/kg
setiap 6 jam selama 48 jam, memperbaiki angka ketahanan hidup
penderita syok, menjadi lemah stupor atau koma.
6) Anti inflamasi (anti radang). Yaitu kortikosteroid diberikan pada
kasus berat.
7) Dengan gangguan kesadaran. Dosis yang dianjurkan 1-3 mg/hari IV,
dibagi dalam 3 dosis hingga kesadaran membaik.
8) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti paracetamol.
9) Antipiretik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Nugroho, 2011) tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
pasien dengan demam thypoid antara lain:
a. Gangguan suhu tubuh (Hipertermi).
1) Kaji penyebab hipertermi
2) Jelaskan pada klien/keluarga pentingnya mempertahankan masukan
cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
3) Ajarkan/lakukan upaya mengatasi hipertermi dengan kompres
hangat, sirkulasi cukup, pakaian longgar dan kering dan pembatasan
aktivitas.
4) Jelaskan tanda-tanda awal hipertermi: kulit kemerahan, letih, sakit
kepala, kehilangan nafsu makan.
b. Kebutuhan nutrisi dan cairan
1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan secara adekuat,
konsulkan pada ahli gizi.
2) Timbang BB secara berkala.
3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
4) Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makanan: tampilan
pada makanan, sajian makanan dalam keadaan hangat, makan secara
bersamaan, suasana yang tenang, lingkungan yang bersih.
17
Mual, muntah
Peningkatan suhu tubuh Sebagian menetap dan sebagian menetap di ileum terminalis
MK:
Hipertermia Kurang Informasi Perdarahan dan perforasi
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Nn. E
Umur : 19 tahun
Alamat : Cikondang Rt/Rw 4/2 Desa Cikondang
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk : 10 Oktober 2022
Jenis kelamin :P
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Kawin
18
19
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam tinggi
sudah 4 hari dan pasien lemah.
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan panas tinggi
disertai menggigil kadang kala di
sertai keluhan pusing, mual
muntah, dan berat badan turun.
c. Riwayat kesehatan dahulu : Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami sakit seperti ini
sebelumnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan di dalam
anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit seperti ini.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum.
GCS. : 15
b. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Suhu : 38, 3 C
Respirasi : 22 x/m
Nadi : 98 x/m
4. Pola Aktivitas
Tabel 3.1 Pola Aktivitas Pada Ny. E Di Klimik DKT Pangrango Kota Sukabumi
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pemberian Therapi Pengobatan
Untuk mengatasi
demam dan
1. Paracetamol Oral 2 x 500 mg 2 minggu
meringankan
nyeri
Untuk
mengobati
2. Kotrimoksazol Oral 2 x 960 mg 2 minggu
penyakit akibat
infeksi bakteri
Untuk
menghambat
kenaikan
produksi asam
lambung dan
3. Ranitidine Oral 2 x 150 mg 2 minggu
mencegah
gangguan
munculnya
gejala
pencernaan
menghentikan
mual muntah
7. Analisa Data
- R : 24 x / menit
- S : 38, 3 C Merancang pelepasan
Hipotalamus
Merespon dengan
meningkatkan suhu
25
tubuh
Deman thypoid/typus
abdominalis
Peningkatan suhu
tubuh
Hipetermia
- N : 98 x / menit
- P : 24 x / menit Peningkatan produksi
Ketidak seimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Tabel 3.3 Analisa Data Pada Nn. E Di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi
8. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
2. Hipertermia b.d peradangan pada saluran cerna
9. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Pada Nn. E Di Klimik DKT Pangrango Kota
Sukabumi
A. Kesimpulan Penyakit
P :
34
35
B. Saran
1. Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi
Disiplin kerja dan rasa kekeluargaan yang sudah terjalin baik untuk tetap di
pertahankan.Pelayanan keperawatan lebih di tingkatkan dan mempertahankan
pula pelayanan yang sudah ada.Sarana dan prasarana serta pelayanan harap
ditingkatkan,sehingga dapat mencapai tujuan pelayanan yang optimal.
2. Saran untuk SMK Kesehatan Tunas Madani Kota Sukabumi
Diharapkan kedepannya, guru pembimbing dari sekolah lebih sering melakukan
peninjauan ke tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan guna memonitoring siswa dan
dengan ini dapat lebih mudah dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi ditempat
Praktek Kerja Lapangan. Selain itu pembekalan kepada siswa Praktik Kerja Lapangan
sebaiknya lebih mantap sehingga hasil yang dicapai akan lebih maksimal
3. Saran untuk siswa
1. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman selama kegiatan Praktek Kerja
36
Profil penulis
Nama : Lina Herlina
Kelas : XII ( Dua Belas)
Nis : 102021038
Alamat : KP.Cikareo 003/005
Hobi : Game Online
Agama : Islam
Gol.darah: -
A.
30