Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI KLINIK DKT PANGRANGO KOTA SUKABUMI

Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43131
Tanggal 4 Oktober sampai dengan 31 Oktober
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Penilaian pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tahun Pelajaran 2022/2023

DISUSUN OLEH :

Nama : Lina Herlina

Nis : 102021038

Kelas : XII ( Dua Belas)

Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan

YAYASAN MADANI TEGALLEGA


SMK KESEHATAN TUNAS MADANI
JL. PELABUAN II, KM.8 TEGALLEGA, LEMBURSITU,
SUKABUMI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN (PKL)
DI KLINIK DKT PANGRANGO KOTA SUKABUMI

Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43131

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disahkan di Sukabumi pada Tanggal Tiga Puluh Satu
Oktober Dua Ribu Dua Puluh Dua

Pembimbing Peserta,

Suci Nurjanah, A. M. Keb Lina Herlina

Menyetujui

Kepala Klinik DKT Pangrango Kepala Kompetensi keahlian


asisten keperawatan

Kapten Hendri Ckm Nrp. 619329 Cucu Sulastri, S. KM

Mengetahui,

Kepala SMK Kesehatan Tunas Madani

Nina Sariah, S. Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Laporan praktek
kerja lapangan yang telah disusun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas siwa/i
sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan praktek kerja lapangan di dunia kerja.
Laporan ini ditulis berdasarkan program praktek kerjala pangan yang
dilaksanakan oleh saya di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi yang dimulai
pada tanggal 4 Oktober sampai dengan tanggal 31 Oktober

Oleh Karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang membantu dalam penyusunan laporan ini terutama kepada :

1. Hj. Fitri Hayati, M. M. Pd selaku ketua Yayasan Madani Tegallega Kota


Sukabumi.
2. Nina Sariya, S. Pd selaku Kepala SMK Kesehatan Tunas Madani Kota
Sukabumi.
3. Cucu Sulastri, S. KM selaku Ketua Kompetensi Program Keahlian Asisten
Keperawatan di SMK Keshatan Tunas Madnani Kota Sukabumi.
4. Suci Nurjanah, A. M. Keb selaku guru pembimbing di SMK Kesehatan Tunas
Madani.
5. Sersan Mayor Supangat, A. Md. Kep selaku pembimbing lahan.
6. Seluruh guru produktif dan guru – guru yang ada di SMK Kesehatan Tunas
Madani.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan


ini masih banyak sekali kekurangan, penulis terbuka pada masukan, kritik, dan
saran yang diberikan.

Sukabumi,Oktober 2022

Lina Herlina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Tujuan Praktek Kerja Industri ...........................................................
C. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Industri ........................................
D. Profil Klinik Dkt Pangrango...............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
A. Definis Penyakit ................................................................................
B. Etiologi ..............................................................................................
C. Manifestasi Klinis...............................................................................
D. Komplikasi .........................................................................................
E. Penatalaksanaan .................................................................................
1. Medis ...........................................................................................
2. Keperawatan ................................................................................
BAB III DOKUMENTASI KEPERAWATAN ............................................
A. Pengkajian .........................................................................................
B. Diagnosa ............................................................................................
C. Intervensi ...........................................................................................
D. Implementasi .....................................................................................
E. Evaluasi .............................................................................................
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran- Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Klinik DKT Pangrango........................................................................1


Gambar 1.2 Denah Klinik Dkt Pangrango...............................................................5
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Klinik Dkt Pangrango

iii
DAFTAR TABEL

Tabe l.1 keterangan stuktur Di DKT Pangrango Kota Sukabumi

Tabe 2.1 pola aktivitas pada Nn.E Di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi

iv
DAFTAR LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan pengalaman belajar bagi


peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dasar keperawatan bagi siswa SMK kesehatan pendidikan sekolah Menengah
Kejuruan dengan bidang studi keahlian kesehatan kompetensi Asisten
Keperawatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang
terampil. Pengalaman praktek kerja lapangan membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas
pada situasi nyata sesuai dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi saat ini.
Sehingga saya sebagai siswa dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan dengan
baik serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang saat ini.

B. Tujuan Praktek Kerja Industri

1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan, saya diharapkan
mampu memberikan pelayanan dasar keperawatan secara komprehensif
dan mampu melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.

2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan saya diharapkan dapat
membantu dalam pelaksanaan:
a. Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan
keperawatan
b. Menerapkan prinsip etika, etiket dalam keperawatan
c. Menerapkan prisip infeksi nosocomial
d. Melakukan personal hygine kepada klien/pasien
e. Melakukan perawatan pirenium (vulva hygine)

1
2

f. Menyiapkan tempat tidur sebagai bagian dari asuhan keperawatan


g. Memberikan alat-alat keperawatan
h. Memasang buli-buli panas
i. Memasang kirbat es
j. Mengukur tanda-tanda vital
k. Menolong klien atau pasien buang air kecil ditempat tidur
l. Menolong klien atau pasien buang air besar ditempat tidur
m. Memberi kompres dingin
n. Memberi kompres hangatMembantu pasien atau klien duduk ditempat
tidur
o. Memindahkan klien atau pasien dari tempat tidur ke brangkar dan
sebaliknya
p. Mobilisasi klien/pasien miring kiri, kanan dan berbaring

C. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Tempat dan Waktu pelaksana praktek kerja lapangan yaitu Di Klinik DKT
Pangrango Jl. PGRI No.08, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa
Barat 43131, yakni dari tanggal 4 Oktober 2022 s.d 31 Oktober 2022.

Gambar 1.1 Klinik DKT Pangrango


3

D. Profil Tempat Praktek Kerja Industri

1. Sejarah Klinik DKT Pangrango


Arah pembangunan bangsa untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan
bangsa Indonesia. maka pembangunan di bidang kesehatan harus dilaksanakan
oleh pemerintah bersama masyarakat. Tentara Nasional Indonesia yang menjadi
baris terdepan dalam mengamankan semua proses pembanguan harus mempunyai
kesehatan yang prima, khususnya TNI Angkatan Darat yang berada di seluruh
wilayah Indonesia mulai lini pemerintahan pusat sampai lini kecamatan. Dalam
rangka pelayanan kesehatan khususnya untuk anggota dan keluarga TNI, maka
dibentuk pelayanan kesehatan diberbagai lini, guna mendukung semua aktivitas
TNI dan menciptakan kesehatan yang prima. Tahun 1945 - 1985 Status Pelayan
kesehatan TNI di Sukabumi setingkat Rumkit Tk IV Pada Saat Kepolisian dan
Tentara Nasional Indonesia menjadi satu dengan nama Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia. Saat itu melayani polisi dan Tentara. Tahun 1985 ,di mana
polisi memisahkan diri dengan tentara. Rumkit di degradasi menjadi Poskes
03.10.07 (Pos Kesehatan yang hanya melanyani TNI ) Tahun 2006 status poskes
berubah menjadi Rumkitban ( Rumah Sakit Bantuan ) 03.08.01 Sukabumi . Yang
bertugas membantu pelayanan kesehatan anggota di wilayah Sukabumi dan
sekitarnya Tahun 2014, dimana seluruh Kesehatan TNI bergabung dengan BPJS.
Aturan untuk pembentukan rumah sakit maupun klinik disesuaikan dengan aturan
departemen kesehatan . Dengan pertimbangan strategi wilayah ,keterbatasan
sarana ,prasarana dan sumber daya manusia juga atas komando pimpinan
kesdammaka Tahun 2014, dimana seluruh Kesehatan TNI bergabung dengan
BPJS. Aturan untuk pembentukan rumah sakit maupun klinik disesuaikan dengan
aturan departemen kesehatan . Dengan pertimbangan strategi
wilayah ,keterbatasan sarana ,prasarana dan sumber daya manusia juga atas
komando pimpinan kesdam maka Rumkitban Sukabumi dalam status perizinan
berubah menjadi klinik DKT Pangrango. Dalam strategi dijajaran Kesdam III
Siliwangi tetap digunakan nama Rumkitban 03.08.01 . Pelayanan kesehatan mulai
terbuka untuk anggota BPJS TNI ,PNS dan keluarga juga melayani BPJS
masyarakat umum Tahun 2015 Klinik DKT Pangrango resmi memperoleh
4

perizinan dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Sukabumi
sementara selama 1 tahun . Tahun 2016 Surat izin diperpanjang hingga lima
tahun. Izin Klinik. Umum Pratama Nomor : 503/SK. 06/ BMPT/ X / 2016 Tgl 07
Oktober 2016 pemberi ijin Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota
Sukabumi Adapun cakupan Wilayah setingkat kotamadya dan kabupaten
Sukabumi , Kotamadya seluas 48,96 km2 dan kabupaten seluas 4160,75 km2,
Komando militer 0607 Sukabumi ,komando militer 0622 Pelabuan Ratu ,
Batalyon infrantri 310 Cikembar dan Arteleri militer 13 Cikembang dan jajaran
Balakaju. Klinik DKT Pangrango merupakan fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
rawat inap yang memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif.
Dengan sumber daya dan fasilitas yang ada, Klinik DKT Pangrango siap melayani
pasien dengan penuhtanggung jawab dan tulus iklhlas demi tercapai pelayanan
kesehatan yang prima dan optimal.

2. Visi Misi dan Moto Klinik DKT Pangrano

Visi :

Menjadi pelayan kesehatan yang dibanggakan TNI dan masyarakat


Sukabumi

Misi :

 Memberikan pelayan cepat, tepat dan bermutu.


 Mengutamakan kesehatan, keselamatan pasien, dan petugas.
 Menumbuhkan kesadaran budaya hidup sehat.
 Melaksanakan manajemen secara profesional.
Moto :

“LAYANI SEPENUH HATI , PASIEN PUAS, KITA SENANG”


5

3. Keberadaan Klinik DKT Pangrango Dan Izin Pendiriannya

Klinik DKT Pangrango beralamat di Jl. PGRI no.8, kelurahan Gunung


Parang, kecamatan Cikole, Sukabumi.

Telp <0266> 222963, fax <0266> 225234

email : pangrangodkt@gmail.com

Klinik DKT Pangrango mempunyai perizinan terupdate pada tanggal 07


Oktober 2016 dengan bukti perijinan yaitu:

 Surat Tanda Daftar Perusahaan nomor: 10055865504541


Pemberi ijin: Dinas ijin Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Kota Sukabumi
 Izin Klinik Umum Pratama Nomor: 503/SK. 06/BMPT/X/2016 tanggal
07 Oktober 2016
Pemberi ijin: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota
Sukabumi.

4. Denah Klinik Dkt Pangrango

Gambar 1.2 Denah Klinik Dkt Pangrango


6

5. Stuktur organisasi

Jumlah personil yang ada di Klink DKT Pangarango Sukabumi adalah


sebanyak 28 orang, yaitu :

 Dokter umum : 3 orang


 Dokter gigi : 2 orang
 Apoteker : 1 orang
 Asisten apoteker : 1 orang
 Bidan : 3 orang
 Perawat /SPK : 7 orang
 Admin D3 : 3 orang
 SMA : 8 orang

Gambar 1.3 Stuktur Di DKT Pangrango Kota Sukabumi


7

No Ketenagaan Nama
1. Penanggung jawab klinik Kapten Ckm Hendri
2. Bamin Tuud Serma Supangat, A.Md.Kep
Hilman Andriansyah, A.Md. komp
3 Bendahara Hasan Basri
Erlian Rismawati, S.Ak
4 Humas Hendrik
5 Dokter Umum dr. Joshepine Widya (Rawat Jalan )
dr. H. A. Sofyan Malik. M (Rawat Inap)
dr. Lusiana,MM
6 Dokter Gigi drg. Inawati Gandhi
drg. Yoan Amelia. Y (Poli Gigi)
7 Perawat Hasan Basri, S. Kep, Ners (UGD)
Elis Laeliah , A.Md. Kep (TB)
Novia Kusdini, A.Md Kep
Serma Supangat, A.Md.Kep
Serka Deden Sukarno, A.Md.Kep
Meri Zuryani, A.Md.Kep(Prolanis)
8 Bidan Neneng Saadah, SKM
Ginma Aryani, A.Md.Keb
Nurra Nurafni, A.Md.Keb
9 Apoteker Pelaksana Zelvie. M, Apt (Farmasi)
10 Asisten Apoteker Pelaksana Aditya Maula Safitri
11 Koordinator Laboratorium Usman,robby
Eris Suryana
12 Pelaksana Medical Record Debi Arimbi
dr. Josephine
13 Team Prolanis Debi Arimbi
Shinta,Amd. Kep
14 Koordinator Dapur & Gizi Meri Zuryani Z

Tabel 1.1 keterangan stuktur Di DKT Pangrango Kota Sukabumi

6. Sarana Klinik DKT Pangrango


1) Rawat jalan
a. Poli Umum
b. Poli Gigi
c. Poli Kebidanan
d. Poli TB
e. Ruang Tindakan/ UGD
f. Ruang Laboratorium
g. Intalasi Farmasi
8

h. Ruang Pendaftaran dan Medrek


i. Ruang tunggu
j. Ruang lansia/disabilitas
k. Ruang Pojok Asi
l. Ruang Prolanis
m. Gudang Obat
2) Rawat inap
a. Ruang administrasi
b. Ruang kepala
c. Ruang admin
d. Ruang pertemuan
e. Ruang bendahara
f. Ruang logistik
g. Ambulance
7. Prasarana Klinik DKT Pangarango
a. Sistem telekomunikasi
b. Pencegahan/penanggulangan bahaya kebakaran
c. Sistem tata udara
8. Daftar Jenis Pelayanan

Seluruh pelayanan mengedepankan budaya (Senyum, Salam, Sapa, Sentuh


dan Siap melayani).

Jenis-jenis produk pelayanan ada di klinik DKT Pangrango Sukabumi:

A. Promotif
a. Penyuluhan kesehatan di internal maupun external .
b. Senam sehat bersama setiap jumat
c. Pelayanan konsultasi Kesehatan
B. Preventif
a. Imunisasi
b. Prolanis
9

C. Kuratif
a. Rawat jalan
1) Poli Umum/UGD
 Melayani pemeriksaan dan pelayanan pasien
 Melayani tindakan operasi kecil, seperti: Lipoma, Ganglion,
Sunat/khitan, Jahit Luka,Insisi Abses/ Furunkel/
Karbungke/Hordeolum, Ekstraksi Kuku, Rehecting Lubang
Tindik, Medikasi luka, lepas jahitan, Ekstraksi
Serumen/Corpal Telinga dan hidung
2) Poli Kebidanan/KIA
Melayani pemeriksaan (didampingi oleh dr. umum):
 Ibu hamil
 post partum dan menyusui
 Immunises dasar bayi (Hepatitis B, BCG, DPT,Polio,
Campak).
 Konsultasi Laktasi
 Kesehatan bayi dan balita.
 Konsultasi reproduksi.
 Konsultasi dan pelayanan KB (Suntik, Bongkar pasang
IUD, Bongkar Pasang Susuk/Implant, pil dan Kondom).
 Pemasangan Tindik
 Pelaksanaan test IVA
 Massage bayi
3) Poli Gigi

Melayani pemeriksaan :

 Konsultasi kesehatan gigi


 Pencabutan gigi
 Pembersihan karang gigi
 Perawatan syaraf gigi
10

 Perawatan radang gusi


 Penambalan amalagam, composit
 Operasi Kecil
4) Poli Lansia /disabilitas
Pelayanan yang lebih diutamakan. Mulai dari pasien datang,
pelayanan pemeriksaan dokter, pembelian dan pemberian obat,
administrasi dilakukan diruangan khusus lansia. Jika
diperlukan dan disepakati dilanjut dengan progam home care.
5) Poli TB
 Pemeriksaan Sputum pertama, sisipan, terakhir
 Pemeriksaan rutin fisik, tekanan darah, berat badan
 Rawat inap
 Persalinan
 UGD 24 jam
9. Layanan pelengkap
A. Laboratorium
Melayanai pemeriksaan :
1. Kolesterol Total 15. Trombosit
2. Kolesterol LDL 16. Puasa
3. Kolesterol HDL 17. Glukosa
4. Trigliseda 18. Jam PP
5. Ureum 19. Gemotokrit
6. Kreatini 20. Golongan Darah Thesus
7. Asam Urat 21. SGOT
8. Widal 22. SGPT
9. BTA 23. Glukosa
10. Urine Rutin
11. Hemoglobin
12. Eritrosit
13. Leukosit
11

14. LED
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan
oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella
paratyphi C, paratifoid biasanya lebih ringan, dengan gambaran klinis sama
(Widodo Djoko, 2009)
Demam Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endothelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel
fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan
dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi
(Huda dan Kusuma, 2016).

B. Etiologi
Menurut Suratun dan Lusianah (2010), demam tifoid disebabkan oleh
Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, dan Paratyphi C.
Salmonella typhi merupakan basil gram negatif, berflagel dan tidak berspora,
anaerob fakultatif masuk ke dalam keluarga enterobacteriaceae,panjang 1-3 um
dan lebar 0.5-0.7 um, berbentuk batang single atau berpasangan. Salmonella hidup
dengan baik pada suhu 37°C dan dapat hidup pada air steil yang beku dan dingin,
air tanah, air laut dan debu selama berminggu-minggu, dapat hidup berbulan-
bulan dalam telur yang terkontaminasi dan tiram beku. Parasit hanya pada tubuh
manusia. Dapat dimatikan pada suhu 60°C selama 15 menit. Hidup subur pada
medium yang mengandung garam empedu. S typhi memiliki 3 macam antigen O
(somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H (flagel), dan antigen Vi.
Dalam serum penderita demam tifoid akan berbentuk antibodi terhadap ketiga
macam antigen tersebut.

11
12

C. Manifestasi Klinis

Gejala klinis demam tifoid seringkali tidak khas dan sangat bervariasi yang sesuai
dengan patogenesis demam typhoid. Spektrum klinis demam tifoid tidak khas dan sangat
lebar, dari asimtomatik atau yang ringan berupa panas disertai diare yang mudah
disembuhkan sampai dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala sistemik panas
tinggi, gejala septik yang lain, ensefalopati atau timbul komplikasi gastrointestinal berupa
perforasi usus atau perdarahan. Hal ini mempersulit penegakan diagnosis berdasarkan
gambaran klinisnya saja (Hoffman, 2002).
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding
dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari. Setelah masa
inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Gejala-gejala klinis yang timbul
sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimptomatik hingga
gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian (Sudoyo A.W.,
2010).
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis terpenting yang timbul pada
semua penderita demam tifoid. Demam dapat muncul secara tiba-tiba, dalam 1-2
hari menjadi parah dengan gejala yang menyerupai septikemia oleh karena
Streptococcus atau Pneumococcus daripada S.typhi. Gejala menggigil tidak biasa
didapatkan pada demam tifoid tetapi pada penderita yang hidup di daerah endemis
malaria, menggigil lebih mungkin disebabkan oleh malaria (Sudoyo A.W., 2010).
Demam tifoid dan malaria dapat timbul secara bersamaan pada satu penderita.
Sakit kepala hebat yang menyertai demam tinggi dapat menyerupai gejala
meningitis, di sisi lain S.typhi juga dapat menembus sawar darah otak dan
menyebabkan meningitis. Manifestasi gejala mental kadang mendominasi
gambaran klinis, yaitu konfusi, stupor, psikotik atau koma. Nyeri perut kadang tak
dapat dibedakan dengan apendisitis. Penderita pada tahap lanjut dapat muncul
gambaran peritonitis akibat perforasi usus (Sudoyo A.W., 2010).
Gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :
a) Demam
13

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris


remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus
berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh berangsur-
angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
b) Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah- pecah
(ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan
perut kembung (meteorismus). Hati danlimpa membesar disertai nyeri pada
perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal
bahkan dapat terjadi diare.
c) Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam,
yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (Sudoyo, A.
W., 2010).

D. Komplikasi
Menurut Sudoyo (2010), komplikasi demam tifoid dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu:
1. Komplikasi Intestinal
1) Perdarahan Usus
Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan
minor yang tidak membutuhkan tranfusi darah. Perdarahan hebat dapat
terjadi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis perdarahan akut
darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan sebanyak 5
ml/kgBB/jam.
2) Perforasi Usus
Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul
pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama.
14

Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang


hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian meyebar
ke seluruh perut. Tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan
darah turun dan bahkan sampai syok.
b. Komplikasi Ekstraintestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
2) Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia, koaguolasi
intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru: pneumoni, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis.
5) Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, dan
perinefritis.
6) Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan artritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningismus,
meningitis, polineuritis perifer, psikosis, dan sindrom katatonia.
E. Penatalaksanaan
Menurut Inawati (2017) pengobatan/penatalaksanaan pada penderita Demam
thypoid adalah sebagai berikut
1. Penatalaksanaan medis
a. Pasien demam thypoid perlu dirawat, pasien harus mengalami tirah baring
ditempat tidur sampai minimal 7 sampai 14 hari. Maksud untuk tirah
baring ini adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi pendarahan usus
atau perforasi usus. Mobilisasi untuk pasien harus dilakukan secara
bertahap, sesuai dengan pulihannya kekuatan pasien. Kebersihan tempat
tidur, pakaian, dan peralatan yang dipakai pasien. Pasien dengan kesadaran
menurun, posisi tubuhnya minimal 2 jam harus diubah-ubah pada waktu-
waktu tertentu untuk menghindari terjadi adanya dekubitus. Defekasi dan
buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi obstipasi
dan retensi air kemih.
b. Diet dan terapi penunjang
15

Diet makanan untuk penderita demam thypoid ini harus mengandung


cukup intake cairan dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap
untuk pasien demam thypoid diberi bubur, kemudian bubur kasar dan
akhirnya diberi nasi. Beberapa peneliti menunjukan bahwa pemberian
makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dan diet tinggi serat akan meningkatkan kerja
usus sehingga resiko perforasi usus lebih kuat.
c. Pemberian obat
Terapi Obat-obatan atibiotika anti inflamasi dan anti piretik:
Pemberian antibiotika sangat penting dalam mengobati demam thypoid
karena semakin bertambahnya resitensi antibiotic, pemberihan terapi
empirik merupakan masalah dan kadang-kadang controversial.
Kebanyakan regimen antibiotik disertai dengan 20% kumat.
1) Amoksilin adalah obat kemampuan untuk menurunkan demam,
efektivitas amoksilin lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol
dalam percepatan penurunan suhu tubuh sampai yang normal dan
tingkat kambuh. Dosis yang dianjurkan 100mg/kg/24 jam secara oral
dalam tiga dosis.
2) Kotimoksazol efektivitas kurang lebih sama dengan kloramfenikol.
Dosis yang dianjurkan orang dewasa 2x2 tablet, oral (1 tablet
mengandung 80mg) selama 10 hari.
3) Sefotaksim diberikan 200/kg/hari secara intervena tiap 6 jam dalam
dosis 12g/hari. Penangkapan dinding sel bakteri sintesis, yang
menghambat pertumbuhan bakteri. Generasi ketiga sefaloprin degan
spektrum garam negatif. Lebih rendah efikasi terhadap organisme
gram positif. Sangat baik dalam kegiatan vitro S typhi dan salmonella
lain dan memiliki khasiat yang dapat diterima pada demam thypoid.
4) Seftriaxsone dosis yang dianjurkan adalah 80mg/hari. IV atau IM.
Satu kali sehari selama 5 hari, penangkapan dinding sel bakteri
sintesis, yang menghambat pertumbuhan bakteri. Generasi ketiga
sefaloprin dengan spektrum luas gram negatif aktivitas terhadap
16

organisme gram positif. Bagus aktivitas ini vitro terhadap S typhi dan
salmonella lainnya.
5) Dexametason 3 mg/kg untuk dosis awal, disertai dengan 1 mg/kg
setiap 6 jam selama 48 jam, memperbaiki angka ketahanan hidup
penderita syok, menjadi lemah stupor atau koma.
6) Anti inflamasi (anti radang). Yaitu kortikosteroid diberikan pada
kasus berat.
7) Dengan gangguan kesadaran. Dosis yang dianjurkan 1-3 mg/hari IV,
dibagi dalam 3 dosis hingga kesadaran membaik.
8) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti paracetamol.
9) Antipiretik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Nugroho, 2011) tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
pasien dengan demam thypoid antara lain:
a. Gangguan suhu tubuh (Hipertermi).
1) Kaji penyebab hipertermi
2) Jelaskan pada klien/keluarga pentingnya mempertahankan masukan
cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
3) Ajarkan/lakukan upaya mengatasi hipertermi dengan kompres
hangat, sirkulasi cukup, pakaian longgar dan kering dan pembatasan
aktivitas.
4) Jelaskan tanda-tanda awal hipertermi: kulit kemerahan, letih, sakit
kepala, kehilangan nafsu makan.
b. Kebutuhan nutrisi dan cairan
1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan secara adekuat,
konsulkan pada ahli gizi.
2) Timbang BB secara berkala.
3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
4) Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makanan: tampilan
pada makanan, sajian makanan dalam keadaan hangat, makan secara
bersamaan, suasana yang tenang, lingkungan yang bersih.
17

5) Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.

Bakteri Salmonella thypi

Masuk ke saluran cerna melalui makanan dan minuman

Sebagian dimusnahkan asamPeradangan


lambung pada saluran cerna

Merangsang pelepasan zat pirogen dan leukosit


Peningkatan produksi asam lambung

Zat pirogen beredar beredar dalam darah

Mual, muntah

Berat badan menurun Hipotalamus

Merespon dengan meningkatkan suhu tubuh


MK :
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Demam thypoid / typus abdominalis

Inflamasi kuman pada usus halus

Peningkatan suhu tubuh Sebagian menetap dan sebagian menetap di ileum terminalis

MK:
Hipertermia Kurang Informasi Perdarahan dan perforasi

MK : Tubuh banyak kehilangan cairan (darah)


Defisiensi pengetahuan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA DEMAM TYPHOID
DI KLINIK DKT PANGRANGO KOTA SUKABUMI

Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2022


Jam : 09 : 38
Nama pengkaji : Lina Herlina

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Nn. E
Umur : 19 tahun
Alamat : Cikondang Rt/Rw 4/2 Desa Cikondang
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk : 10 Oktober 2022
Jenis kelamin :P
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Kawin

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. S
Umur : 43 Tahun
Alamat : Cikondang Rt/Rw 4/2 Desa Cikondang
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin :P
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

18
19

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam tinggi
sudah 4 hari dan pasien lemah.
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan panas tinggi
disertai menggigil kadang kala di
sertai keluhan pusing, mual
muntah, dan berat badan turun.
c. Riwayat kesehatan dahulu : Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami sakit seperti ini
sebelumnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan di dalam
anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit seperti ini.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum.

Kesadaran umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

GCS. : 15

b. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Suhu : 38, 3 C
Respirasi : 22 x/m
Nadi : 98 x/m

c. Pemeriksaan HEAD TO TOE :


1. Kulit : Kulit tampak bersih, tidak ada lesi,
turgor kulit tidak elastis dan kulit
teraba hangat.
20

2. Kuku : Kuku terlihat pendek dan bersih,


tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
CRT kuku 2 detik.
3. Rambut dan kepala : Rambut terlihat hitam panjang
sebahu, kulit kepala bersih, bentuk
kepala simetris, tidak nyeri di
tekan, dan tidak ada benjolan.
4. Wajah/muka : Bentuk wajah terlihat simetris,
putih bersih, wajah pasien tampak
pucat.
5. Mata : Mata terlihat cekung, penglihatan
terkadang kunang kunang dan
kedua mata simetris
6. Telinga : Bentuk kedua telinga simetris,
pendengaran normal, dan tidak ada
lesi.
7. Hidung : Bentuk hidung terlihat simetris,
mancung, tidak ada lesi, lubang
hidung simetris, dan penciuman
normal
8. Mulut : Bentuk mulut terlihat simetris,
bibir dan mukosa kering, terlihat
pucat dan pengecapan normal.
9. Leher : Leher terlihat simetris, dan tidak
ada benjolan.
10. Thorax/ dada dan paru paru : Terlihat simetris, tidak ada lesi,
tidak ada kelainan bentuk dada,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada
masalah pada saat inspirasi
maupun ekspirasi.
11. Payudara : Payudara terlihat sama besar, tidak
21

ada benjolan, dan tidak ada nyeri


tekan.
12. Abdomen : Perut tampak bersih, tidak ada lesi,
terlihat simetris, dan tidak ada nyeri
tekan.
13. Punggung : Punggung terlihat simetris, tidak
ada benjolan, dan tidak ada nyeri
tekan.
14. Ekstramitas atas : Turgor kulit tidak elastis, jari-jari
lengkap, tidak ada edema dan
terlihat simetris.
15. Ekstramitas bawah : Kedua kaki simetris, jari-jari
lengkap tidak ada lesi.
16. Genetalia : Tidak ada lesi, bentuk simetris,
dantidak ada benjolan.
22

4. Pola Aktivitas

No Pola Aktivitas Sehat Sakit Masalah

1. Makan Mual muntah


- Frekuensi 3 x 1 Hari 1 x 1 hari
- Jenis makanan Nasi, lauk pauk Bubur
- porsi 1 Porsi ½ porsi

2. Minum Mual muntah


- frekuensi 8 x 1 Hari 4 x 1 Hari
- jenis 3 x 1 Hari Air mineral
- porsi 2 Liter 1 Liter

3. BAK Tidak ada


- frekuensi 4 x 1 hari 2 x 1 hari masalah
- Aroma Khas Khas
- Warna Kuning Kuning

4. BAB Tidak ada


- frekuensi 1 x 1 hari 1 x1 hari masalah
- Waktu Sore hari Sore hari
- jenis lembek lembek

5. Personal hygiene Peningkatan suhu


- mandi 2 x 1 hari 1 x 1 hari tubuh
- keramas 2 x 1 minggu 1 x 1 minggu
- gosok gigi 2 x 1 hari 2 x 1 hari

6. Pola aktivitas Kuliah Tidak kuliah Tidak ada


masalah

7. Pola tidur Tidak ada


- Tidur siang 2 Jam /hari 3 jam /hari masalah
23

- Tidur malam 8 Jam /hari 5 jam /hari

Tabel 3.1 Pola Aktivitas Pada Ny. E Di Klimik DKT Pangrango Kota Sukabumi

5. Pemeriksaan Penunjang

6. Pemberian Therapi Pengobatan

NO Nama Rute Kegunaan Dosis Waktu


pengobatan

Untuk mengatasi
demam dan
1. Paracetamol Oral 2 x 500 mg 2 minggu
meringankan
nyeri

Untuk
mengobati
2. Kotrimoksazol Oral 2 x 960 mg 2 minggu
penyakit akibat
infeksi bakteri

Untuk
menghambat
kenaikan
produksi asam
lambung dan
3. Ranitidine Oral 2 x 150 mg 2 minggu
mencegah
gangguan
munculnya
gejala
pencernaan

4. Donperidone Oral Untuk 3 x 10 mg 1 minggu


24

menghentikan
mual muntah

Tabel 3.2 Pemberian Therapi Pada Ny. E Di Klinik DKT Pangrango

7. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Bakteri Salmonella Hipertermia


- Pasien mengatakan thypi
demam sejak 4 hari
yang lalu Masuk ke saluran
- Pasien mengatakan cerna melalui
pusing makanan dan
DO: minuman
- Pasien tampak lemah
- TD : 90/60 mmHg Peradangan pada

- N : 98 x / menit saluran cerna

- R : 24 x / menit
- S : 38, 3 C Merancang pelepasan

- Akral teraba hangat zat pirogen dan


leukosit

Zat pirogen mengalir


dalam darah

Hipotalamus

Merespon dengan
meningkatkan suhu
25

tubuh

Deman thypoid/typus
abdominalis

Inplamasi kuman pada


usus halus

Peningkatan suhu
tubuh

Hipetermia

2. DS: Bakteri salmonella Ketidak seimbangan


- Pasien mengatakan tyhpi nutrisi : kurang dari
mual muntah kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan Masuk ke saluran
tidak nafsu makan cerna melalui
- Pasien mengatakan makanan dan
berat badan menurun minuman
DO:
- Menghabiskan ½ porsi Sebagian di

makan musnahkan asam

- TD : 90/60 mmHg lambung

- N : 98 x / menit
- P : 24 x / menit Peningkatan produksi

- S : 38, 3 C asam lambung

- Akral teraba hangat


Mual muntah
26

Berat badan menurun

Ketidak seimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Tabel 3.3 Analisa Data Pada Nn. E Di Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi

8. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
2. Hipertermia b.d peradangan pada saluran cerna

9. Intervensi Keperawatan

No Hari/ Tujuan Intervensi Rasional


dx tanggal

1. 10/10 Tupan : Setelah 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui


di lakukan 2. Ajurkan pasien keadaan umum
tindakan untuk makan pasien
keperawatan sedikit tapi sering 2. Untuk mencegah
selama 1×24 jam 3. Anjurkan pasien kenaikan asam
diharapkan untuk banyak lambung.
kondisi pasien makan dan 3. Untuk
membaik minum mempercepat
Tupen : Setelah 4. Berikan penkes penyembuhan
dilakukan tentang makanan pasien.
tindakan yang bergizi.
keperawatan 5. Kolaborasi
selama 1×24 jam dengan dokter
27

diharapkan pasien - Paracetamol,


tidak - Kotrimoksazol,
mengeluhkan - Ranitidine,
mual muntah - Doneperidone

2. 10/10 Tupan : Setelah 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui


di lakukan 2. Anjurkan pasien keadaan umum
tindakan menggunakan pasien
keperawatan pakaian yang 2. Agar suhu tubuh
selama 1×24 jam tipis dan longgar pasien dapat
di harapkan 3. Anjurkan pasien menurun
demam/hiperterm untuk kompres 3. Agar pasien dapat
ia dapat terasasi hangat atau paham tentang
atau suhu tubuh dingin perjalanan
menurun 4. Berikan penkes penyakit
kepada keluarga 4. Untuk
 tidak pusing
pasien tentang mempercepat
Tupen : Setelah penyakit penyembuhan
dilakukan 5. Kolaborasi pasien
tindakan dengan dokter
keperawatan - Paracetamol,
selama 1× 24 jam - Kotrimoksazol,
di harapkan suhu - Ranitidine,
tubuh pasien - Doneperidone
menurun

Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Pada Nn. E Di Klimik DKT Pangrango Kota
Sukabumi

10. Implementasi Dan Evaluasi


28

No Hari/ Implementasi Paraf Evaluasi/ respon Paraf


tanggal

1. 10/10 1. Mengkaji TTV S : Pasien


pasien mengatakan
2. Menganjurkan mengerti dan
pasien untuk makan paham tentang
sedikit tapi sering informasi yang di
3. Anjurkan pasien berikan
untuk banyak makan O : TTV :
dan minum - TD : 90/60
4. Memberikan feskes - N : 98/m
tentang kebutuhan - S : 38, 3 C
nutrisi dalam tubuh - R : 2x/m
5. Kolaborasi dengan - Paracetamol,
dokter - Kotrimoksazol,
- Paracetamol, - Ranitidine,
- Kotrimoksazol, - Doneperidone
- Ranitidine, 98 x/m
- Doneperidone A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
hentikan

2. 10/10 1. Mengkaji TTV S:


2. Menganjurkan pasien mengatakan
pasien untuk demam menurun
memakai pakaian dan sudah tidak
yang tipis dan terasa pusing
longgar O : TTV :
3. Menganjurkan - TD : 90/60
29

pasien untuk - N : 98/m


kompres hangat - S : 38, 3 C
atau dingin - R : 2x/m
4. Memberikan - Paracetamol,
Berikan penkes - Kotrimoksazol,
kepada keluarga - Ranitidine,
pasien tentang - Doneperidone
penyakit A:
5. Kolaborasi dengan Masalah teratasi
dokter sebagian
- Paracetamol, P:
- Kotrimoksazol, Intervensi di
- Ranitidine, hentikan
- Doneperidone
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Pada Nn. E Di Klimik DKT Pangrango Kota
Sukabumi
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan Penyakit

Demam tifoid atau yang lebih sering dikenal tipes merupakan


penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi. Bakteri ini
biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu,
bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke seluruh


tubuh yang dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya. Orang yang
terinfeksi penyakit demam tifoid / tipes dapat menularkan bakteri melalui fases
dan urine, makan dan minuman yang sudah terkontaminasi dengan urine atau
fases penderita tipes. Ataupun mengkonsumsi makanan yang ditangani oleh orang
yang sedang mengalami tipes dan belum dinyatakan sembuh oleh dokter,
Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh tubuh dan
memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini
bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.

S : Pasien mengatakan panas tinggi disertai menggigil kadang kala di sertai


keluhan pusing, mual muntah, dan berat badan turun.
O : TTV :
- TD : 90/60
- N : 98/m
- S : 38, 3 C
- R : 2x/m
A : Masalah teratasi sebagian.

P :

1. Mengkaji TTV pasien


2. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

34
35

3. Anjurkan pasien untuk banyak makan dan minum


4. Memberikan feskes tentang kebutuhan nutrisi dalam tubuh
5. Kolaborasi dengan dokter
- Paracetamol
- Kotrimoksazol
- Ranitidine
- Doneperidone
6. Mengkaji TTV
7. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis dan longgar
8. Menganjurkan pasien untuk kompres hangat atau dingin
9. Memberikan Berikan penkes kepada keluarga pasien tentang penyakit
10. Kolaborasi dengan dokter
- Paracetamol,
- Kotrimoksazol,
- Ranitidine,
- Doneperidone

B. Saran
1. Klinik DKT Pangrango Kota Sukabumi
Disiplin kerja dan rasa kekeluargaan yang sudah terjalin baik untuk tetap di
pertahankan.Pelayanan keperawatan lebih di tingkatkan dan mempertahankan
pula pelayanan yang sudah ada.Sarana dan prasarana serta pelayanan harap
ditingkatkan,sehingga dapat mencapai tujuan pelayanan yang optimal.
2. Saran untuk SMK Kesehatan Tunas Madani Kota Sukabumi
Diharapkan kedepannya, guru pembimbing dari sekolah lebih sering melakukan
peninjauan ke tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan guna memonitoring siswa dan
dengan ini dapat lebih mudah dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi ditempat
Praktek Kerja Lapangan. Selain itu pembekalan kepada siswa Praktik Kerja Lapangan
sebaiknya lebih mantap sehingga hasil yang dicapai akan lebih maksimal
3. Saran untuk siswa
1. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman selama kegiatan Praktek Kerja
36

Lapangan didalam kehidupan sehari-hari


2. Mempertahankan disiplin kerja yang didapatkan selama kegiatan Praktek
Kerja Lapangan
3. Mempertahankan motivasi kerja dan visi dalam bekerja yang didapatkan
selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan
4. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di SMK Kesehatan
Tunas Madani dan lahan Praktek Kerja Lapangan serta memanfaatkannya
bagi diri pribadi,keluarga,orang lain dan masyarakat luas.

C. Kesan pesan/Kesimpulan PKL

Setelah melakukan PKL selama satu bulan di DKT Pangrango, semua


target dapat tercapai. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan PKL,
dapat disimpulkan bahwa;

a. a.Dapat mengetahui dan merasakan bagaimana melaksanakan pekerjaan di


dunia kerja secara nyata
b. b.Menambah pengalaman,wawasan,dan ilmu pengetahuan yang belum
dimengerti dan diketahui
c. c. Kegiatan tersebut sangat membantu meningkatkan kemampuan siswa/i
Dokumentasi kegiatan di Klinik DKT Pangrango

Profil penulis
Nama : Lina Herlina
Kelas : XII ( Dua Belas)
Nis : 102021038
Alamat : KP.Cikareo 003/005
Hobi : Game Online
Agama : Islam
Gol.darah: -
A.
30

Anda mungkin juga menyukai