Sumber: edrawmind.com
Bagi para pendukung absurditas menyatakan bahwa absurditas muncul dari pertentangan
daya tarik manusia dengan keheningan dunia yang tidak rasional. Menurut Camus Perasaan absurd
dapat muncul dalam banyak hal, dari persepsi ketidakmanusiawian dan ketidakpedulian alam, dari
realisasi temporalitas manusia atau kematian yang mengungkapkan ketidakbergunaan kehidupan
manusia atau dari keterkejutan yang terjadi dengan memahami ketidakberdayaan utama kehidupan
sehari-hari dan rutinitasnya. Baginya, dunia dan kehidupan manusia tidak masuk akal, mereka
tampak tidak masuk akal ketika karakter irasionalnya tidak mereka rasakan dengan jelas. Yang
absurd, seperti semua hal lainnya berakhir dengan kematian.
Menurut Camus, asal usul Absurd adalah dari konflik manusia yang tidak mampu
merasionalisasi dan menjelaskan keberadaannya dalam istilah manusia. Dia berpendapat bahwa
realitas secara keseluruhan menimbulkan masalah khusus bagi manusia, yang rasionalitasnya tidak
dapat membantu mencari, melihat, berjuang dan secara kritis melihat kehidupan secara umum.
Jadi, kesadaran penuh atau pengalaman yang absurd memberikan beberapa pilihan, yaitu bunuh
diri, lompatan iman atau pemberontakan.
Penjelasan Konsep
Pria Absurd
Albert Camus menyatakan bahwa hidup ini penuh dengan absurditas. Sifat dan keberadaan
manusia tidak masuk akal. Mitos Yunani kuno tentang Sisyphus memunculkan sepenuhnya apa
itu manusia yang absurd. Menurut cerita, Sisyphus melakukan banyak dosa terhadap para dewa
yang berkisar dari mencuri rahasia mereka, kebenciannya terhadap kematian, cemoohannya
terhadap mereka hingga hasratnya untuk hidup. Dia diturunkan ke dunia bawah karena alasan ini.
Dia diberi hukuman menggulung batu itu ke atas bukit dan membiarkan batu itu berguling kembali
ke titik awalnya. Setelah melihat hukuman ini sebagai apa yang akan bertahan selamanya;
Sisyphus menerima ini sebagai imannya dengan membangun gairah yang membantunya dalam
menjalani hukuman ini.
Dunia Absurd
Bagi Camus, keselamatan manusia harus dicapai di dunia ini dengan tangan mereka sendiri.
Dengan demikian dunia baginya bukan hanya milik Tuhan saja. Karena Tuhan telah mati, dan agar
manusia dapat eksis, maka harus memutuskan untuk bertindak. Camus berpegangan bahwa
hidupnya akan diakhiri dengan kematian. Tetapi baginya, sampai saat ini semuanya berada pada
kemauan kita. Kita dapat hidup sebagaimana kita memilih dan membiarkan dunia menjadi
sepenuhnya milik kita jika kita mengabaikan gagasan bahwa ada makhluk yang lebih besar yang
menentukan salah atau benar, dan bahwa ada kehidupan lain selain di bumi yaitu akhirat.
Penalaran yang Tidak Masuk Akal
Absurditas berasal dari penjajaran dua ide yang tidak kompatibel. Berpegang pada keabsurd-
an, berarti penerimaan semua kesulitan yang dihadirkan dunia dengan ketidakcocokan. Oleh
karena itu ketika ada yang tidak berarti dalam hidup, ada nilai-nilai skalanya.
Bagi Camus, seharusnya tidak ada kepura-puraan bahwa dunia dijiwai dengan makna yang
dapat dipahami. Camus berpendapat bahwa absurditas adalah perasaan yang harus dialami
seseorang di beberapa titik dalam hidupnya, dan keberadaan absurditas tergantung pada metafora
yang didapat dari pengalaman sehari-hari, dan tentang absurditas yang lain yaitu seperti sebuah
bentrokan yang tidak selaras dengan kehidupan.
Camus dengan tegas menyatakan adanya ketidakmampuan sains untuk menjelaskan dunia.
Setiap upaya ilmiah tentu berakhir dengan abstraksi, metafora, dan ketidakbermaknaan. Dalam
menekankan absurditas keberadaan manusia, Camus meskipun bersikeras menyatakan bahwa
walaupun dunia tidak ada artinya, ia tetap mempertahankan keyakinan akan sesuatu yang memiliki
makna di dalamnya. Sesuatu ini tidak lain adalah manusia, karena manusia adalah satu-satunya
makhluk yang terus-menerus bersikeras untuk mencari makna.
Absurditas terbukti dalam kesembronoan kerja manusia; karena usaha manusia tampaknya
gagal dan tidak terfokus pada tujuan apa pun. Camus berkata, "Tidak ada hukuman yang lebih
mengerikan daripada kerja yang-dan tanpa harapan". Jadi semua upaya manusia untuk Camus,
hanyalah tugas yang-karena pada akhirnya kematian pada akhirnya akan menyerang.
Makna Hidup
Albert Camus dengan ini menyatakan, realisasi akan ketidakbermaknaan dan absurditas
kehidupan tidak selalu membutuhkan bunuh diri. Menggunakan bunuh diri sebagai sarana untuk
melarikan diri dari absurditas kehidupan pasti akan menyiratkan kegagalan total. Oleh karena itu,
ia menganjurkan "pemberontakan" terhadap yang absurd meskipun kita tidak memiliki harapan
pasti untuk kemenangan di akhir. Bagi Camus, hal yang dapat dengan mudah dilakukan untuk
mencapai kebebasan adalah dengan menerima yang absurd. Ia menyimpulkan bahwa, meskipun
rasionalitas tidak memaksakan alasan untuk lebih memilih satu tindakan atau jalan hidup yang
lain, kita pada dasarnya menciptakan alasan untuk diri kita sendiri.
Jurnal yang terdiri dari sepuluh pembahasan ini memiliki kelebihan, yang pertama simpel.
Bisa dilihat dari jumlah halaman yang sedikit. Hal ini akan membuat pembaca tidak bosan dan
gampang menemukan poin-poin yang akan di cari. Selanjutnya, sub bab yang di sajikan sangat
praktis dan tidak begitu panjang. Sangat baik untuk dijadikan rujukan. Penggunaan bahasa inggris
yang baik dan mudah untuk dimengerti. Sejauh ini tidak ada kekurangan yang dapat ditemukan
dari jurnal ini. Mungkin jika di translate kan ke dalam bahasa indonesia, maka akan sedikit
merepotkan, karena harus menata ulang bahasanya agar menjadi tidak rancu. Hal ini dapat
dimaklumi karena perbedaan bahasa maka akan terjadi perbedaan makna juga.