Anda di halaman 1dari 12

SOSIOLOGI HUKUM MAX WEBER

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah
SOSIOLOGI HUKUM

Dosen Pengampu :
Niswatul Hidayati, M.H.I.

Disusun oleh kelompok 01/SAC :


1. Muhamad Amzad 101190064
2. Prysilla Lutfiatus S 101190082
3. Ragana Ferdiansyah P 101190083

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Ilmu hukum sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang meneliti gejala
hukum dalam masyarakat telah berlangsung selama berabad-abad. Di dalam
penelitiannya terhadap bidang kehidupan hukum selama berabad-abad ini,
ilmu hukum telah berkembang menjadi suatu jaringan dari berbagai
spesialisasi yang dinamakan hukum pidana, hukum perdata, hukum tata
negara, hukum internasional, dan seterusnya. Dalam keadaan seperti demikian
ternyata masih diperlukannya ilmu pengetahuan yang meneliti bidang hukum
disamping ilmu hukum, yakni yang disebut dengan sosiologi hukum.
Hukum secara sosiologis adalah penting dan merupakan suatu lembaga
kemasyarakatan (social institution) yang merupakan himpunan nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan pola-pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-
kebutuhan pokok manusia.

Jadi Sosiologi Hukum berkembang dengan anggapan dasar bahwa


proses hukum berlangsung dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang
dinamakan masyarakat. Artinya, hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan
memahami sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum merupakan suatu
proses.

B. Rumusan Masalah.
1. Jelaskan biografi max webber
2. Bagaimana pandangan Max Webber tentang hukum?
3. Bagaimana Perbedaan Hukum Privat dan Hukum Public
menurut Max Weber?
4. Bagaimana Pendekatan Max Weber dalam Studi Hukum?
C. Tujuan Masalah.
1. Mengetahui secara singkat biografi Max Weber
2. Mengetahui pandangan Max Weber tentang hukum

2
3. Mengetahui Perbedaan hukum privat dan hukum public
menurut Max Weber
4. Mengetahui Pendekatan Max Weber dalam studi hukum

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi singkat Max Weber.

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman pada 21 April 1846 dan meninggal
di Munich Jerman pada 14 juni 1920. Ayahnya adalah seorang birokrat yang
menempati posisi starategis dalam pemerintahan sedangkan ibunya adalah
seorang penagnut calvinisme yang taat. Kedua pribadi orang tuanya tersebut
secara tak langsung ditengarahi memberikan pengaruh yang besar dalam
kehidupan Weber berikut karya-karya intelektualnya.

Pada usia 18 tahun Weber meninggalkan rumah untuk sementara


waktu dan melanjutkan studinya di Universitas Heidelbreg. Di sana secara
sosial ia berkembang layaknya karir sang ayah dalam berorganisasi dengan
cara seperti ini ia telah mengikuti jejak ayahnya dalam hukum. Setelah 3 tahun
Weber meninggalakan universitas tersebut dan pada tahun 1884 ia kembali
kerumah orang tuanya untuk melanjutkan studi di universitas Berlin.

Weber mendapat gelar doktor dari universitas berlin menjadi ahli


hukum dan salah satu dosen di universitas tersebut. Selain itu ia juga
mendalami bidang ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Pada tahun 1896
kekuatannya dalam bekerja menghantarkanya pada posisi profesor ekonomi
universitas heidelbreg. Mengikuti jejak ibunya Weber menjadi seorang yang
asketis dan rajin.

Weber juga menjadi salah satu pendiri German Sociologikal society


1910. Rumahnya menjadi salah satu tempat diskusi para intelektual seperti
George Simmel, Robet Micels, dan george Lucas. Selain itu Weber juga aktif
dalam politik dan menulis banyakn esai tentang sejumlah isu pada zamannya.
Adapun tema kajian utama Weber dalam karya-karyanya antara lain tindak
sosial, konsep mengenai wewenang, birokrasi, protestanisme serta
kapitalisme.1
1
http://kolomsosiologi.blogspot.com/2011/04/max-weber-biografi-singkat-karya-karya.html,
diakses pada 22 September 2020 pukul 09.23 WIB

4
Selama hidupnya weber telah mencapai banyak karya namu berikut
adalah karya-karya utamanya : Methological Essays (1902), The Protestan
Ethic and the Spirit of Capitalism (1924), Economy and Society (1910-14),
dan Sociology of Religion (1916).

B. Hukum dalam Pandangan Max Weber.

Max Weber menentukan suatu definisi inti dari hukum dan yang lebih
penting bagi tujuan-tujuan masa kini kita, ia menyajikan suatu cara
pendekatan hukum dan masyarakat yang dapat kita gunakan untuk
mengembangkan definisi hukum melalui cara-cara yang jelas dalam
mempelajarinya. Namun yang terpenting, Weber memandang hukum sebagai
suatu kumpulan norma-norma atau aturan-aturan yang dikombinasikan dengan
konsensus dan penggunaan paksaan kekerasan. 

Weber memandang hukum sebagai suatu kumpulan norma-norma atau


aturan-aturan yang dikombinasikan dengan konsensus dan penggunaan
paksaan kekerasan. Hukum merupakan kesepakatan yang valid dalam suatu
kelompok tertentu (consensually valid in a group) dan merupakan jaminan
(guaranted) melalui suatu perlengkapan pemaksa (coercive apparatus). Dua
unsur tersebut merupakan unsur yang mutlak harus ada untuk adanya yang
disebut hukum. Oleh karena itu, baginya, hukum merupakan kombinasi
antara:

 beberapa langkah-langkah kesepakatan;


 suatu persetujuan yang dipertahankan secara sangat mendalam tentang
prosedur dan proses melalui apa yang dibuat oleh hukum;
 Pelaksanaan melalui organisasi kekuasaan negara.2

Dalam pandangan Max Weber, hukum merupakan aturan-aturan yang


mengizinkan orang pada umumnya untuk secara aktif melaksanakan melalui
pranata-pranata khusus yang mempunyai kewenangan untuk melakukan

2
Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Jakarta :PT Grasindo, Cet II, 2011). 137

5
paksaan secara sah, sanksi ekonomi seperti denda, dan lain-lain, sumber
kekuasaan yang membuat orang tunduk atau untuk menjatuhkan hukuman
bagi pelaku kekerasan. Pandangan Weber tentang hukum yang paling menarik
adalah karena Weber melihat hukum merupakan perpaduan antara konsensus
dan paksaan.

Weber berpendapat bahwa “setiap masyarakat berkembang Linier dari


sederhana ke modern”, dalam pendapat ini dapat di gambarkan bahwa
masyarakat terdahulu sudah memulai dengan masa modern. Hukum yang
berkembang secara linier dibagi menjadi dua yaitu hukum Irrasional (hukum
tidak masuk akal), dan hukum Rasional (hukum masuk akal). Dalam hukum
Irrasional dapat dicontohkan sebagai kepercayaan pada suatu hal yang bersifat
gaib atau yang biasa dilakukan pada masyarakat primitif.

Hukum rasional atau bisa dikatakan sebagai hukum modern yang


tertulis pada saat ini dan mempunyai lembaga yang berwenang. Suatu alat
pemaksa dapat dijadikan sebagai penentuan adanya suatu hukum, yang
pemaksaan tersebut tidak harus dengan badan peradilan yang sebagaimana di
kenal di dalam masyarakat yang modern. Alat tersebut dapat berupa keluarga,
yang meliputi kewajiban-kewajiban. Peradilan Empiris (berdasarkan sejarah)
atau bisa dikatakan bahwa suatu peraturan yang mengacu pada hukum
negara.3

C. Perbedaan Hukum Privat dan Hukum Public Max Weber.

Hukum Publik merujuk pada norma-norma hukum yang diarahkan untuk


mengatur tindakan Negara,tindakan para pejabat Negara,dan perbuatan
seseorang dalam statusnya sebagai seseorang yang mewakili Negara.
Contohnya Hukum Publik adalah hukum yang mengatur interaksi diantara
wakil-wakil pemerintah,hukum yang mengatur tingkah laku para pejabat
Negara seperti polisi, dan hukum yang mengatur dana dan kegiatan pemilihan

3
Ibid, 138

6
umum. Satu dari tingkatan tertinggi dibidang Hukum Publik adalah
Constitusional law. Ia membentuk the fundamental law dengan mana semua
hukum lain harus menyesuaikan diri.

Hukum Privat fokus utamanya pada norma hukum yang mengatur


hubungan diantara sesame individu dan diantara asosiasi individu didalam
hubungan sosial maupun didalam hubungan ekonomi. Contoh dari Hukum
Privat adalah hukum yang mengatur tentang kepemilikan dan jual beli,hukum
yang mengatur perilaku kontraktural di antara individu-individu atau diantara
asosiasi-asosiasi,dan hukum yang mengatur tentang perbuatan hukum para
pihak satu sama lain untuk memperoleh kompensasi atau ganti kerugian atau
cedera,luka,atau kerusakan yang mereka derita.

Definisi hukum ini,berdasarkan pada perbuatan orang yang mempunyai


makna mendalam atau mungkin dapat diartikan “perbuatan hukum” (the
meaningful action of people) dapat digunakan untuk mengembangkan suatu
kerangka komparatif tentang hukum dan masyarakat.

Tipe-tipe yang berbeda pada tertib hukum didasarkan pada kombinasi


yang berbeda antara norma hukum dan pranata hukum yang membentuk
perbuatan hukum (the meaningful action of people).4

D. Pendekatan Max Weber dalam Studi Hukum.


1. Pendekatan Moral Terhadap Hukum.
Pendekatan moral terhadap hukum menegakkan bahwa hukum adalah
berakar pada kepercayaan tentang the nature of human being dan juga
berdasarkan pada kepercayaan tentang apa yang benar dan apa yang
salah. Perhatian utama dari pendekatan moral terhadap hukum
berfokus pada tuntunan bahwa hukum harus mengekspresikan suatu
moralitas umum yang didasarkan pada suatu consensus tentang apa
yang secara moral dianggap salah dan apa yang secara moral dianggap
benar.
4
Achmad,Ali, Menjelajahi Kajian Empiris terhadap hukum, (Jakarta: penerbit
kencana, 2015) hlm 70-71

7
Pengujian-pengujian terpenting tentang validitas umum adalah
bagaimana kekonsistenan hukum dan bagaimana melalui hukum dan
diekspresikan moralitas itu.Sebagai tambahan terdapat alternative yang
mendasari tutntutan adanya suatu basis moral dari hukum.5
2. Pendekatan Ilmu Hukum (jurispudence) terhadap hukum.
Menurut Max Weber pendekatan ilmu hukum terhadap studi hukum
didasarkan pada premis bahwa law can be should be internally
consistent,orderly dan logical. Jadi tiga unsur yang merupakan isi atau
bagian dalam hukum konsistenan,ketertiban dan kelogisan. Pendekatan
ini memandang bahwa merupakan sesuatu yang jelas dan nyata bahwa
pendekatan ilmu hukum itu:
A. Memiliki tipe independen dalam penalarannya ( penalaran hukum)
B. Memiliki asas-asas hukum yang secara internal bersifat logis dan
justifikatif.

Bagi Max Weber,pendekatan ilmu hukum ini berpandangan bahwa


hukum seharusnya otonom atau independen dari religi,filosofi dan
nilai-nilai serta asas-asas politik. Selanjutnya,legitimasi dari
pendekatan hukum ini seharusnya bersandar pada kapasitasnya untuk
meningkatkan suatu perangkat hukum yang bertalian secara logis
(koheren) yang dapat diaplikasikan baik terhadap tindakan individual
maupun kasus-kasus dengan tanpa menimbulkan hal yang bersifat
ambiguitas.6

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

5
Ibid hlm 72
6
Sadi,Muhammad, Pengantar ilmu hukum, (Jakarta : kencana cet II 2017) hlm 26

8
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman pada 21 April 1846 dan meninggal di
Munich Jerman pada 14 juni 1920. Ayahnya adalah seorang birokrat yang
menempati posisi starategis dalam pemerintahan sedangkan ibunya adalah
seorang penagnut calvinisme yang taat. Kedua pribadi orang tuanya tersebut
secara tak langsung ditengarahi memberikan pengaruh yang besar dalam
kehidupan Weber berikut karya-karya intelektualnya.

Max Weber menentukan suatu definisi inti dari hukum dan yang lebih
penting bagi tujuan-tujuan masa kini kita, ia menyajikan suatu cara
pendekatan hukum dan masyarakat yang dapat kita gunakan untuk
mengembangkan definisi hukum melalui cara-cara yang jelas dalam
mempelajarinya. Namun yang terpenting, Weber memandang hukum sebagai
suatu kumpulan norma-norma atau aturan-aturan yang dikombinasikan dengan
konsensus dan penggunaan paksaan kekerasan.

Weber memandang hukum sebagai suatu kumpulan norma-norma atau


aturan-aturan yang dikombinasikan dengan konsensus dan penggunaan
paksaan kekerasan. Hukum merupakan kesepakatan yang valid dalam suatu
kelompok tertentu (consensually valid in a group) dan merupakan jaminan
(guaranted) melalui suatu perlengkapan pemaksa (coercive apparatus). Dua
unsur tersebut merupakan unsur yang mutlak harus ada untuk adanya yang
disebut hukum. Oleh karena itu, baginya, hukum merupakan kombinasi
antara:

 beberapa langkah-langkah kesepakatan;


 suatu persetujuan yang dipertahankan secara sangat mendalam tentang
prosedur dan proses melalui apa yang dibuat oleh hukum;
 Pelaksanaan melalui organisasi kekuasaan negara.

Hukum Publik merujuk pada norma-norma hukum yang diarahkan untuk


mengatur tindakan Negara,tindakan para pejabat Negara,dan perbuatan
seseorang dalam statusnya sebagai seseorang yang mewakili Negara.
Contohnya Hukum Publik adalah hukum yang mengatur interaksi diantara

9
wakil-wakil pemerintah,hukum yang mengatur tingkah laku para pejabat
Negara seperti polisi, dan hukum yang mengatur dana dan kegiatan pemilihan
umum. Satu dari tingkatan tertinggi dibidang Hukum Publik adalah
Constitusional law. Ia membentuk the fundamental law dengan mana semua
hukum lain harus menyesuaikan diri.

Pendekatan Max Weber dalam Studi Hukum.

1. Pendekatan Moral Terhadap Hukum.


Pendekatan moral terhadap hukum menegakkan bahwa hukum adalah
berakar pada kepercayaan tentang the nature of human being dan juga
berdasarkan pada kepercayaan tentang apa yang benar dan apa yang
salah. Perhatian utama dari pendekatan moral terhadap hukum
berfokus pada tuntunan bahwa hukum harus mengekspresikan suatu
moralitas umum yang didasarkan pada suatu consensus tentang apa
yang secara moral dianggap salah dan apa yang secara moral dianggap
benar.
mendasari tutntutan adanya suatu basis moral dari hukum.7
2. Pendekatan Ilmu Hukum (jurispudence) terhadap hukum.
Menurut Max Weber pendekatan ilmu hukum terhadap studi hukum
didasarkan pada premis bahwa law can be should be internally
consistent,orderly dan logical. Jadi tiga unsur yang merupakan isi atau
bagian dalam hukum konsistenan,ketertiban dan kelogisan. Pendekatan
ini memandang bahwa merupakan sesuatu yang jelas dan nyata bahwa
pendekatan ilmu hukum itu:
A. Memiliki tipe independen dalam penalarannya ( penalaran hukum)
B. Memiliki asas-asas hukum yang secara internal bersifat logis dan
justifikatif.

7
Ibid hlm 72

10
DAFTAR PUSTAKA

http://kolomsosiologi.blogspot.com/2011/04/max-weber-biografi-singkat-karya-
karya.html

Yesmil Anwar Adang, 2011. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta: PT Grasindo

11
Achmad Ali, 2015. Menjelajahi Kajian Empiris terhadap hukum. Jakarta: Penerbit
Kencana

Sadi Muhammad, 2017. Pengantar ilmu hukum. Jakarta: Penerbit Kencana

12

Anda mungkin juga menyukai