PEMBAHASAN PENETRASI ASPAL

Penetrasi merupakan masuknya jarum penetrasi ukuran tertentu, beban

tertentu, dan waktu tertentu kedalam aspal pada suhu tertentu (SNI 06-2456-
1991). Aspal adalah material termoplastik yang akan menjadi keras atau lebih
kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur
bertambah (Winangsi, 2015).

Dilihat dari sifat kekerasannya, penggunaan aspal keras pada perkerasan

jalan tergantung dari kelas penetrasinya, dijelaskan dalam tabel berikut (SNI
8135-2015):

Tabel 3.1 Persyaratan Penetrasi Aspal

Uraian Kelas Penetrasi

40-50 60-70 85-100 120-150 200-300
Penetrasi 25˚C, min max min max min max min max min max
100g 5 det.
40 50 60 70 85 100 120 150 200 300

Sumber: SNI 8135-2015

Setelah melakukan pengujian penetrasi aspal, didapatkan hasil rata-rata

pengujian sebagai berikut:

Berdasarkan hasil rata-rata penetrasi pengujian I sebesar 61,65 dan

pengujian II sebesar 62,00. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian I dan
pengujian II termasuk kedalam aspal penetrasi 60/70. Hal ini sangat cocok untuk
iklim di Indonesia yang panas kering dan lembab. Pembangunan perkerasan lentur
di Indonesia umumnya menggunakan jenis aspal penetrasi 60/70 dan 85/100 (Bina
Marga, 2010).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian penetrasi aspal dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Rata-rata penetrasi pengujian I : 61,65

2. Rata-rata penetrasi pengujian II : 62,00
REFERENSI

Bina Marga, 2010. Spesifikasi Bina Marga Revisi 2, Direktorat Jendral Bina
Marga, Jakarta.
BSN, 1991. SNI 06-2456-1991: Metode Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen. Badan
Standardisasi
Nasional, Jakarta.
BSN, 2015. SNI 8135-2015: Spesifikasi Aspal Kelas Berdasarkan Kelas
Penetrasi. Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
Sulila, Winangsi, 2015. Analisa Mutu Material Aspal Retona Blend 55 dan Aspal
Minyak.
Gorontalo: STITEK Bina Taruna Gorontalo.
Tim Dosen dan Tim Asisten Praktikum, 2022. Modul Praktikum Ilmiu Bahan.
Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.