Menurut pendapat J.C.T. Simorangkir, pledooi adalah pidato
pembelaan yang diucapkan oleh Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya yang berisikan tangkisan terhadap tuntutan Penuntut Umum dan mengemukaan hal-hal yang meringankan dan kebenaran dirinya. Hal tersebut selaras dengan sebagaimana termaktub dalam Pasal 182 Ayat (1) huruf b KUHAP yaitu selanjutnya terdakwa dan / atau penasihat hukum mengajukan pembelaan yang dapat dijawan oleh penuntut umum, dengan ketentuan terdakwa / penasihat hukumnya selalu mendapat giliran yang terakhir pembelaannya. Sangat jelas jika pledooi adalah pembelaan Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya atas tuntutan yang diajukan oleh Penuntut Umum. Tuntutan Penuntut Umum adalah kewenangan Penuntut Umum dalam menuntut Terdakwa sebagaimana fakta hukum yang didapat dalam persidangan yang hal tersebut berdasarkan perspektif Penuntut Umum. Sementara Pledooi sendiri merupakan hak dari Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya untuk membantah semua apa yang dituntut oleh Penuntut Umum. Cukup jelas jika Pledooi adalah bantahan terhadap tuntutan, bukan bantahan terhadap Surat Dakwaan. Perlu diingat jika Pledooi tidak hanya merupakan hak dari Terdakwa, melainkan Penasihat Hukum juga, sehingga dapat dimungkinkan dalam satu persidangan terdapat dua Pledooi yaitu dari Penasihat Hukum dan dari Terdakwa. Baik dalam KUHAP maupun peraturan perundang-undangan lainnya, tidak ada aturan baku yang mengatur tentang isi dari Pledooi, sehingga Pledooi merupakan karya tulis atau hasil dari keahlian masing-masing Penasihat Hukum. Setiap Penasihat Hukum mempunyai keahlian masing- masing yang tentu saja berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut ini adalah salah satu contoh mengenai sistematika dari Pledooi, yaitu sebagai berikut : 1. Pendahuluan/Pengantar Pada bagian ini, biasanya berisi narasi-narasi atau prolog yang dibangun sebagai kata pengantar untuk mempengaruhi psikologis dari Majelis Hakim. 2. Surat dakwaan Pada bagian ini, biasanya berisi Surat Dakwaan dari Penuntut Umum. 3. Fakta-Fakta Persidangan : Pada bagian ini, biasanya berisi dari rangkuman dalam agenda pembuktian yang semuanya berdasar dari apa yang terungkap dalam persidangan, yaitu sebagai berikut : a. keterangan saksi b. keterangan ahli c. surat d. keterangan terdakwa e. barang bukti 4. Tuntutan Penuntut Umum Pada bagian ini, biasanya berisi Tuntutan dari Penuntut Umum yang dibacakan di persidangan. 5. Analisis Yuridis : a. Berisi bantahan dan analisis terhadap unsur-unsur dalam pasal yang diterapkan di dalam tuntutan penuntut umum b. Hal yang menringankan bagi terdakwa 6. Permohonan. Pada bagian ini, biasanya berisi kesimpulan dari pembelaan.