Anda di halaman 1dari 2

MATERI PLEDOOI / PEMBELAAN

DALAM MATA KULIAH HUKUM ACARA PIDANA


Oleh Hendrik Kusnianto, S.H., M.H.

Menurut pendapat J.C.T. Simorangkir, pledooi adalah pidato


pembelaan yang diucapkan oleh Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya
yang berisikan tangkisan terhadap tuntutan Penuntut Umum dan
mengemukaan hal-hal yang meringankan dan kebenaran dirinya. Hal
tersebut selaras dengan sebagaimana termaktub dalam Pasal 182 Ayat (1)
huruf b KUHAP yaitu selanjutnya terdakwa dan / atau penasihat hukum
mengajukan pembelaan yang dapat dijawan oleh penuntut umum, dengan
ketentuan terdakwa / penasihat hukumnya selalu mendapat giliran yang
terakhir pembelaannya. Sangat jelas jika pledooi adalah pembelaan
Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya atas tuntutan yang diajukan oleh
Penuntut Umum.
Tuntutan Penuntut Umum adalah kewenangan Penuntut Umum
dalam menuntut Terdakwa sebagaimana fakta hukum yang didapat dalam
persidangan yang hal tersebut berdasarkan perspektif Penuntut Umum.
Sementara Pledooi sendiri merupakan hak dari Terdakwa maupun
Penasihat Hukumnya untuk membantah semua apa yang dituntut oleh
Penuntut Umum. Cukup jelas jika Pledooi adalah bantahan terhadap
tuntutan, bukan bantahan terhadap Surat Dakwaan. Perlu diingat jika
Pledooi tidak hanya merupakan hak dari Terdakwa, melainkan Penasihat
Hukum juga, sehingga dapat dimungkinkan dalam satu persidangan
terdapat dua Pledooi yaitu dari Penasihat Hukum dan dari Terdakwa.
Baik dalam KUHAP maupun peraturan perundang-undangan lainnya,
tidak ada aturan baku yang mengatur tentang isi dari Pledooi, sehingga
Pledooi merupakan karya tulis atau hasil dari keahlian masing-masing
Penasihat Hukum. Setiap Penasihat Hukum mempunyai keahlian masing-
masing yang tentu saja berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut ini
adalah salah satu contoh mengenai sistematika dari Pledooi, yaitu sebagai
berikut :
1. Pendahuluan/Pengantar
Pada bagian ini, biasanya berisi narasi-narasi atau prolog yang
dibangun sebagai kata pengantar untuk mempengaruhi psikologis
dari Majelis Hakim.
2. Surat dakwaan
Pada bagian ini, biasanya berisi Surat Dakwaan dari Penuntut Umum.
3. Fakta-Fakta Persidangan :
Pada bagian ini, biasanya berisi dari rangkuman dalam agenda
pembuktian yang semuanya berdasar dari apa yang terungkap dalam
persidangan, yaitu sebagai berikut :
a. keterangan saksi
b. keterangan ahli
c. surat
d. keterangan terdakwa
e. barang bukti
4. Tuntutan Penuntut Umum
Pada bagian ini, biasanya berisi Tuntutan dari Penuntut Umum yang
dibacakan di persidangan.
5. Analisis Yuridis :
a. Berisi bantahan dan analisis terhadap unsur-unsur dalam pasal
yang diterapkan di dalam tuntutan penuntut umum
b. Hal yang menringankan bagi terdakwa
6. Permohonan.
Pada bagian ini, biasanya berisi kesimpulan dari pembelaan.

Anda mungkin juga menyukai