I. TUJUAN
Prosedur ini menjelaskan tentang ketentuan melakukan pengecekan untuk menjamin mutu kualitas
produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pemeriksaan produk dapat berlangsung
sebelum, selama, dan setelah proses dalam produksi.
III. DEFINISI
3.1 Dapur Sentral adalah pusat produksi makanan yang bertanggung jawab memproduksi dan
menjaga kualitas makanan berbagai jenis menu makanan yang dibutuhkan dan ditetapkan
oleh perusahaan berupa semifinished good dan frozen food.
3.2 Dapur Wilayah adalah terdiri dapur distrik yang bertanggung jawab memproduksi dan
menjaga kualitas makanan dari berbagai jenis menu yang dibutuhkan dan ditetapkan oleh
perusahaan.
3.3 Bahan Makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak, termasuk bahan
tambahan makanan, bahan baku produksi, bahan pendukung, dan bahan produksi.
3.4 Produk Makanan adalah hasil olahan dari bahan makanan mentah menjadi makanan
matang, semifinished good, fresh food, dan frozen food.
3.5 Makanan Matang adalah makanan yang telah melalui proses pengolahan.
3.6 Spesifikasi Bahan Makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit
produksi sesuai dengan ukuran, kualitas, dan penampilan bahan makanan.
3.7 Pemesanan Bahan Makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan
berdasarkan pedoman menu dan permintaan order makanan yang dilakukan setiap hari
untuk bahan makanan basah di dapur wilayah sedangkan seminggu atau dua minggu sekali
untuk bahan makanan dari pengadaan pusat.
3.8 Penerimaan Bahan Makanan adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan dan pelaporan
tentang macam dan jumlah serta kualitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan
pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya.
3.9 Penyimpanan Bahan Makanan Basah adalah tata cara menata, menyimpan, menjaga
kualitas dan kuantitas, serta keamanan bahan makanan basah di gudang bahan makanan
basah.
3.10 Penyimpanan Bahan Makanan Kering adalah tata cara menata, menyimpan, menjaga
kualitas dan kuantitas, serta keamanan bahan makanan kering di gudang bahan makanan
kering.
3.11 Persiapan Bahan Makanan adalah kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang
akan diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dan sebagainya) sesuai dengan
menu, standard recipe, standar porsi, standar bumbu, dan jumlah pesanan permintaan.
3.12 Thawing makanan adalah proses pencairan produk beku sebelum digunakan dalam proses
produksi.
3.13 Pengolahan Bahan Makanan adalah suatu kegiatan mengubah (memasak), bahan makanan
mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.
3.14 Pendistribusian Makanan adalah proses menyajikan makanan dari ruang penyimpanan
makanan matang dan didistribusikan kepada customer sesuai jenis makanan.
3.15 Reheating Makanan adalah proses menghangatkan kembali makanan yang telah dimasak
dengan suhu diatas 60oC dalam 1-2 menit.
3.16 Hot Trolley adalah mesin untuk penghangat makanan untuk menjaga kualitas makanan.
3.17 Sistem First in-First Out (FIFO) adalah system penyimpanan dimana produk yang lebih awal
masuk, dikeluarkan lebih dahulu.
3.18 Sistem First Expired First Out (FEFO) adalah sistem penyimpanan dimana produk yang masa
kadaluarasnya lebih awal, dikeluarkan atau digunakan lebih dahulu.
3.19 Kontaminasi adalah terjadinya percampuran antara bahan makanan dengan zat, senyawa,
atau mahluk hidup lainnya yang bersifat merusak makanan tersebut.
3.20 Freezer adalah lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan makanan beku dan/atau
bahan baku makanan yang disarankan dengan suhu -18 oC sampai dengan -20 oC selama 30-
40 menit.
3.21 Chiller adalah lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan makanan dan/atau
bahan baku makanan dengan suhu 0oC sampai dengan 8oC.
3.22 Blast Freezer adalah metode pendiginan yang digunakan unuk menjaga suhu produk akhir
pada suhu -18oC atau lebih dingin dengan meminimalisir fluktuasi, menghindari kontaminasi
bakteri, mempertahankan citarasa makanan agar terjaga kualitasnya, dan menjaga kadar
zat gizi.
3.23 Blast Chiller adalah metode pendinginan yang digunakan untuk menurunkan suhu masakan
atau bahan makanan dengan cepat hingga 3oC, untuk pengawetan jangka pendek.
3.24 Gudang Kering adalah gudang untuk menyimpan bahan makanan dalam kemasan, makanan
dalam kaleng, plastik, kardus, botol, atau bahan makanan kering lainnya.
3.25 Produk Alergen adalah bahan tertentu pada produk yang bisa menyebabkan reaksi alergi
jika mengonsumsinya.
3.26 Produk Non Alergen adalah bahan tertentu pada produk yang tidak bisa menyebabkan
reaksi alergi jika mengonsumsinya.
3.27 Pengemasan Primer adalah kemasan yang secara langsung bersentuhan dengan produk.
3.28 Pengemasan Sekunder adalah kemasan yang digunakan untuk mengemas produk yang
telah dikemas dengan kemasan primer.
3.29 Finished Goods adalah barang jadi yang siap digunakan tanpa dan diperlukan proses
lanjutan.
3.30 Standard Recipe adalah salah satu instruksi yang menjelaskan cara yang spesifik dalam
menyiapkan masakan tertentu, dengan menggunakan alat tertentu dan dihidangkan sesuai
selera tertentu.
3.31 Standar Porsi adalah rincian macam bahan makanan dalam jumlah berat bersih untuk setiap
jenis hidangan.
3.32 Standar Bumbu adalah rincian ketetapan pemakaian ukuran bumbu sesuai dengan
ketentuan dalam standar resep.
3.33 Vakum adalah salah satu untuk memperpanjang masa simpan dengan mengeluarkan
oksigen dari produk pangan.
3.34 Organoleptik adalah penilaian produk pangan dengan menggunakan alat indera manusia
yang meliputi parameter tekstur, penampakan, aroma, dan rasa dari produk pangan.
3.35 Menu adalah kategorisasi produk masakan yang diproduksi harian di dapur perusahaan.
3.36 Alat Pelindung Diri atau APD adalah kelengkapan yang wajib digunakan oleh tenaga kerja
secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor.
3.37 General Cleaning atau GC adalah kegiatan pembersihan secara menyeluruh terhadap
bangunan kantor yang dilakukan secara berkala agar bebas debu, bebas bau, bebas noda,
bebas bercak, bebas sampah, dan terhindar dari kerusakan.
3.38 Food Safety Management System atau disebut FSMS adalah standar sistem keamanan
pangan secara global yang mengatur mulai dari pencegahan, eliminasi, dan pengendalian
bahaya bawaan makanan dari tempat produksi hingga titik konsumsi.
3.39 Hazard Analysis Critical Control Point atau disebut HACCP adalah suatu dasar jaminan mutu
yang mendasar kepada kesadaran atau penghayatan bahwa bahaya dapat timbul pada
berbagai titik atau tahap produksi tertentu.
3.40 ISO pangan 22000 adalah suatu standar yang berisi persyaratan dasar manajemen
keamanan yang berfokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk
makanan dan minuman.
3.41 Good Manufacturing Practices (GMP) adalah suatu pedoman cara memproduksi pangan
yang baik dengan tujuan agar produsen menghasilkan produk yang bermutu sesuai tuntutan
konsumen, agar terjamin mutunya dan aman dikonsumsi
3.42 HAS 23000 adalah persyaratan sertifikasi yang ditetapkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Persyaratan ini
digunakan untuk melakukan sertifikasi halal sebuah produk dan wajib dipenuhi oleh
pengusaha yang menjalankan usaha di beberapa bidang tertentu.
3.43 Food Safety System Certification atau disebut FSSC 22000 adalah sertifikasi manajemen
sistem keamanan pangan untuk proses terintegrasi dalam mengendalikan dan
meminimalkan bahaya keamanan pangan.
3.44 QC Seven Tools adalah 7 alat yang digunakan di dalam metode Quality System atau
pengendalian kualitas. Ketujuh alatnya seperti Check Sheet, Control Chart, Cause and Effect
Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter Diagram dan Stratification.
3.45 Good Issue atau GI adalah proses pengiriman barang pada SAP antar Branch Office.
3.46 Good Receipt atau disebut GI adalah proses penerimaan barang pada SAP antar Branch
Office.
3.47 Reservasi adalah dokumen permintaan barang dari user kepadagudang pengirim
3.48 Transfer posting atau disebut TP adalah proses pengiriman barang pada SAP dalam satu
Branch Office.
3.49 Place ini storage atau disebut PIS adalah proses penerimaan barang pada SAP dalam 1 (Satu)
Branch Office.
3.50 Production Plan atau disebut PP adalah proses pengolahan menu pada SAP.
3.51 System Application and Processing atau disebut SAP adalah sistem aplikasi yang mencatat
mutasi barang – barang didalam gudang yang bias menghasilkan laporan persediaan Sales
Requisition atau disebut SRQ adalah dokumen yang memuat informasi yang jelas dan rinci
tentang menu,jumlah dan lokasi amprahan yang diminta dan direncanakan untuk proses
memasak dan penjualan di atas KA.
3.52 Reska information Management Sistem atau disebut RIMS adalah Database Perusahaan
tentang semua informasi semua unit bisnisnya. Dimana dapat diakses semua pegawai
dengan klasifikasi kedudukan pegawainya.
3.53 Quick Response Code atau disebut QR Code adalah teknologi praktis untuk mempermudah
proses bekerja, mempermudah proses pengawasan yang dapat di akses semua pegawai
dengan klasifikasi kedudukan pegawainya, dandapat terdokumentasi dengan baik.
3.54 Alat Pelindung Diri atau disebut APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga
kerja secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang ada atau timbul di lingkungan kerja.
5.4 Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No.
427/Men.Kes/SKB/VIII/1985 dan No. 68 tahun 1985 tentang Pencantuman Tulisan “Halal”
pada Label Makanan;
5.5 SK Menkes No.924/MENKES/SK/VIII/1996: Bahwa Persetujuan Pencantuman tulisan “Halal”
Diberikan oleh Dirjen POM Berdasarkan fatwa dari Komisi Fatwa MUI;
5.6 Keputusan Menteri Agama 519 Tahun 2001 Tentang Lembaga pelaksana pangan yang
dinyatakan halal, yang dikemas untuk diperdagangkan di Indonesia;
5.7 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 22. Tahun
2017, Tentang Penarikan Pangan dari Peredaran tanggal 23 November 2017;
5.8 Keputusan Direksi PT Reska Multi Usaha Nomor : SK.RU/KH.102/VIII/3/RMU-2010 tanggal 5
Agustus 2019 tentang Manual Sistem Jaminan Halal Di Lingkungan PT Reska Multi Usaha;
6.2.2 Mempersiapkan dokumen alur kerja QC dengan men-san QR Code yang tertera di
dapur produksi;
6.2.3 Mempersiapkan diri memakai Alat Pelindung Diri dengan lengkap, mencuci tangan
sebelum memasuki ruangan produksi.
6.3 Prosedur Kerja Selama Quality Control Dinas
6.3.1 Melakukan briefing bersama para petugas yang bekerja di hari tersebut sesuai shift
yaitu pagi dan malam.
6.3.2 Melakukan pengecekan setiap tahapan produksi mulai dari penerimaan hingga
pendistribusian produk.
6.3.3 Melakukan pengecekan sesuai shift proses produksi.
6.3.4 Melakukan pengisian formulir checklist setiap alur proses produksi dengan cara men-
scan QR Code.
6.3.5 Melakukan dokumentasi berupa foto dan diupload dalam e-Form tersebut.
6.4 Prosedur Kerja Quality Control Sesudah Dinas
6.4.1 Melakukan verifikasi ulang setiap alur proses produksi sesuai keadaan di lapangan.
6.4.2 Melakukan penginputan laporan berupa data dari google spreedsheet ke dalam MS.
Excel.
6.4.3 Melakukan pelaporan hasil kerja harian dan rekapan bulanan kepada Junior Manager
dan Manager Produksi.
6.5 Pelatihan Untuk Petugas Quality Control
6.5.1 Mengikuti pelatihan mengikuti pelatihan terkait Food Safety Management System
sesuai peraturan dan perundang-undangan penyelengaraan dan hygiene sanitasi
makanan berupa GMP, HACCP, ISO 22000, dan FSSC 22000terkait Sistem Jaminan Halal
(HAS 23000).
6.5.2 Mengikuti pelatihan terkait QC Seven Tools.
6.6 Prosedur Kerja Quality Control Secara Khusus
6.6.1 Mengontrol proses di ruang penerimaan bahan makanan.
6.6.1.1 Pengecekan penerimaan barang di gudang secara kualitas oleh unit
produksi, secara kuantitas oleh logistik seperti pada lampiran 8.12;
6.6.2.4 Pengecekan kondisi fisik gudang harus selalu dalam keadaan resik, rapi,
ringkas, dan rawat (5R) dengan dokumentasi;
6.6.2.5 Pengecekan kondisi gudang yang tidak ada celah bagi hewan pengerat
untuk masuk serta bebas genangan air yang berasal dari atas dan/atau
bawah seperti pada lampiran 8.17;
6.6.2.6 Pengecekan penataan letak barang di dalam gudang atau tempat yang
difungsikan sebagai gudang yang merupakan bagian kapasitas gudang
mempertimbangkan jarak antara tumpukan barang, sistem FIFO/FEFO,
kerentanan rusak, volume optimal barang dalam setiap tumpukan.
6.6.2.7 Pemantauan melakukan General Cleaning dan Pest Control secara berkala
minimal setiap bulan;
6.6.2.8 Pengecekan barang yang rusak diakibatkan karena kesalahan pengelolaan
dan penyimpanan di gudang akan menjadi tanggung jawab pejabat Unit
Logistic pengelola gudang tersebut.
6.6.3 Mengontrol proses di ruang persiapan.
6.6.3.1 Pengecekan pengambilan bahan makanan di gudang penyimpanan sesuai
permintaan SRQ dan standar resep seperti pada lampiran 8.10;
6.6.3.2 Pengecekan personal hygiene sanitasi seperti mencuci tangan dan
kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi celemek, hand gloves,
safety shoes, hairnet, dan masker disposable.
6.6.3.3 Pengecekan proses men-thawing bahan makanan dengan memilih salah
satu metodenya yaitu metode yang dilakukan dibawah air mengalir,
bahan makanan terbungkus rapat, dan menggunakan wadah, metode di
chiller room, dan metode menggunakan microvawe.
6.6.3.4 Pengecekan penggunaan talenan dan pisau sesuai jenisnya.
6.6.3.5 Pengecekan persiapan bahan makanan yang akan diolah sesuai menu hari
tersebut bebas dari bahaya fisik, kimia, dan biologis.
6.6.4 Mengontrol proses pengolahan bahan makanan.
6.6.6.4 Pengisian label makanan yang telah dikemas meliputi nama jenis
makanan, waktu dan tanggal pembuatan serta nama penanggungjawab
yang bertugas.
6.6.7 Mengontrol proses pengemasan sekunder.
6.6.7.1 Pengecekan kebersihan dan keutuhan makanan.
6.6.7.2 Pengecekan kelengkapan kondimen dan kesesuaian peletakkan kondimen
ke dalam box makanan, dan expired date sebelum disimpan;
6.6.7.3 Pengecekan pengisian form checklist penyimpanan produk sebelum
disimpan serta penerapan sistem FIFO dengan mengisi form proses
penyimpanan produk seperti pada form 8.5.
6.6.7.4 Tanggal expired date ditempel pada kotak yang disediakan.
6.6.8 Mengontrol proses penyimpanan produk jadi
6.6.8.1 Pengecekan suhu pada makanan matang berupa finished goods yang
harus disimpan pada blash freezer pada suhu -350C sampai dengan -400C
selama 30 - 40 menit.
6.6.8.2 Pengecekan suhu perpindahan makanan matang ke tempat penyimpanan
beku dengan mempertahankan suhu minimal -18oC.
6.6.9 Mengontrol proses pendistribusian produk.
6.6.9.1 Pengecekan kebersihan kendaraan pengangkut makanan.
6.6.9.2 Pengecekan wadah pengangkutan menggunakan hot trolley/Cooler
Box/Container Box.
6.6.9.3 Pengecekan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) petugas pengangkut
makanan meliputi hand gloves, hairnet, dan masker disposable.
6.6.9.4 Pengecekan perilaku petugas dalam menangani produk meliputi
perlakuan produk yang ditumpuk, diinjak, dibanting, diduduki, dan
dilempar.
6.6.10 Mengontrol proses penyimpanan setelah distribusi.
6.6.10.1 Pengecekan suhu freezer secara berkala pada jam 08.00, 13.00, dan 22.00.
VIII. LAMPIRAN
8.1 Formulir Penerimaan Bahan Makanan
Mengatahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( ) ( )
KETIDAKSESUAIAN
Catatan :
Mengatahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( )
Bulan :
Jam 08.00 Jam 13.00 Jam 22.00
Kelembaban
Kelembaban
Kelembaban
Suhu (oC)
Suhu (oC)
Suhu (oC)
Paraf
Paraf
Paraf
(%)
(%)
(%)
Tanggal
Mengetahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( ) ( )
Mengatahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( ) ( )
Produk :
Hari/Tgl:
Pukul :
Petugas :
Paraf :
Petunjuk pengisian
Ujilah sampel satu persatu dan berikanlah penilaian terhadap produk. Berilah skala kode pada tabel
dibawah ini sesuai dengan kode sampel yang anda uji.
Untuk pengujian organoleptik menggunakan skala hedonik :
1. Sangat suka :4
2. Suka :3
3. Agak Tidak Suka :2
4. Tidak Suka :1
Petugas
( )
Mengatahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( ) ( )
Keterangan:
G.B : Gudang Bahan Baku
P : Ruang Produksi
G.J : Gudang Produk Jadi
Mengatahui
JS/SPV/SS/JM Petugas
( ) ( )
I. KRONOLOGI DOKUMEN
No. Revisi Perubahan