I. TUJUAN
1.1. Menjamin konsistensi penerapan kebijakan halal;
1.2. Menjamin konsistensi penerapan kebijakan Sanitasi dan Higienis;
1.3. Menjamin kelancaran operasional produksi dapur.
II. RUANGLINGKUP
2.1. Ketentuan Pekerja;
2.2. Fasilitas;
2.3. Penyiapan Menu;
2.4. Persiapan Memasak.
2.5. Persiapan Bahan Baku dan Bumbu Dasar.
2.6. Pemasakan dan Quality Control.
2.7. Pengemasan Makanan.
2.8. Identifikasi Produk.
2.9. Pengangkutan Makanan yang Telah Masak.
2.10. Penyajian Makanan Masak.
2.11. Pencucian Fasilitas Peralatan Produksi.
2.12. Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria.
III. DEFINISI
3.1. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
atau yang disebut LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas kuat untuk meneliti,
mengkaji, menganalisis dan memberikan keputusan atas kehalalan produk-produk baik
pangan dan turunannya, obat-obatan dan produk kosmetika apakah aman dikonsumsi
baik dari sisi kesehatan dan dari sisi pengajaran agama Islam yakni halal atau boleh dan
baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu
memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada layanan
masyarakat.
3.2. HAS 23000 adalah persyaratan sertifikasi halal yang ditetapkan oleh LPPOM MUI guna
sertifikasi halal suatu produk(definisi dicatat di kertas)
3.3. Dapur Perusahaan adalah Dapur Sentral dan Dapur Wilayah yang dikelola perusahaan.
3.4. Dapur Sentral adalah pusat produksi makanan yang bertanggung jawab memproduksi
dan menjaga kualitas makanan berbagai jenis menu makanan yang dibutuhkan dan
ditetapkan oleh Perusahaan berupa semifinished good, finished good dan frozen food.
3.5. Dapur Wilayah adalah terdiri dari dapur wilayah atau dapur distrik yang bertanggung
jawab memproduksi dan menjaga kualitas makanan dari berbagai jenis menu yang
dibutuhkan dan ditetapkan oleh perusahaan berupa finished good.
3.6. Bahan Baku Produksi atau disebut raw material adalah bahan mentah yang digunakan
sebagai bahan masakan untuk membuat makanan ataupun minuman.
3.7. Semifinished good adalah bahan setengah jadi yang dapat diolah lagi untuk membuat
makanan.
3.8. Fresh food adalah makanan yang siap dikonsumsi tanpa memerlukan proses
pemasakan lebih lanjut.
3.9. Frozen food adalah makanan yang dibekukan dan memerlukan pemanasan untuk siap
dikonsumsi.
3.10. Barang pendukung adalah barang/alat yang digunakan untuk mendukung proses
produksi dan mendukung program pemasaran/penjualan seperti (label kemasan, dan
flyer).
3.11. Barang Produksi adalah pembuatan produk masakan oleh dapur Perusahaan sebagai
barang dagangan terdaftar (listed) yang dijual di wilayah operasional Perusahaan yang
sudah ditentukan dan mempunyai nomor barang, nama barang, satuan barang (piece,
kilo gram, gram, pax, dan lain-lain), sesuai kategorisasi barang produksi perusahaan
dalam sistem.
3.12. Hygiene adalah upaya kesehatan yang dilakukan seseorang dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan diri.
3.13. Sanitasi makanan adalah usaha pencegahan untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau merusak kesehatan, mulai
dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.(sudah di kertas)
3.14. Kontaminasi adalah suatu kondisi terjadinya percampuran antara bahan makanan
dengan zat, senyawa, atau mahluk hidup lainnya yang bersifat merusak makanan
tersebut.
3.15. Menu adalah kategorisasi produk masakan yang diproduksi di dapur perusahaan.
3.16. Cook adalah seseorang yang bertugas untuk menyiapkan dan memasak makanan.
3.17. Petugas Packing adalah penjamah makanan yang bertugas untuk membungkus dan
mengemas makanan dan/atau minuman.
3.18. Steward adalah seseorang yang bertugas membersihkan atau mencuci fasilitas dapur
produksi.
3.19. Production planning adalah angka perencanaan produksi yang berasal dari sales
requitition (SRQ) untuk memproduksi makanan dan minuman dari dapur perusahaan
dalam periode waktu tertentu (bulanan, mingguan dan harian) .
3.20. Standard recipe adalah daftar barang produksi yang diperlukan untuk membuat
satu/beberapa menu dengan satuan porsi.(ada di kertas)
3.21. Standard produk pembelian adalah daftar produk yang sudah ditentukan untuk
melakukan pembelian dan mempunyai nomor barang, nama barang, satuan barang
seperti piece, kg, per 100 gr, pasang, dan lain-lain.
3.22. Quality Control adalah prosedur proses pengecekan untuk memastikan bahwa produk
yang diproduksi sesuai dengan standar produk, standardisasi resep dan kualitas produk
makanan yang sudah ditetapkan perusahaan.
3.23. PurchaseRequisition atau disebut PR adalah permintaan pemenuhan barang secara
sistem untuk menjadi umpan balik kepada logistik dalam melakukan pemenuhan
barang.
3.24. PurchaseOrder atau disebut PO adalah dokumen pembelian legal perusahaan untuk
melakukan pengadaan.
3.25. SafetyStock adalah persedian tambahan yang diadakan untuk menjaga kekurangan
persedian.
3.26. Sales/RequestOrder adalah dokumen yang memuat informasi jumlah, nama, dan
spesifikasi barang-barang yang dibutuhkan oleh User
3.27. Reservasi adalah istilah pada SAP berupa dokumen permintaan barang dari user
kepada gudang.
3.28. SAP adalah….
V. REFERENSI
5.1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tanggal 16 November 2012
tentang Pangan.
5.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2012
tentang Jaminan Produk Halal.
VI. RINCIANPROSEDUR
6.1. Ketentuan Pekerja
6.2.7. Teknik pencucian jika fasilitas produksi terkena najis dan bahan haram adalah
sebagai berikut:
6.2.7.1. Jika fasilitas terkontaminasi bahan najis, pembersihannya dilakukan
dengan dicuci dengan air dan bahan kimia sampai hilang bau, warna
dan rasa najisnya.
6.2.7.2. Jika fasilitas terkontaminasi bahan haram, dicuci tujuh kali dengan air
yang salah satunya menggunakan tanah atau bahan kimia sampai
hilang bau, warna dan rasa bahan haramnya.
6.2.7.3. Jika fasilitas terkena najis ringan, diperciki air atau dengan lap basah.
6.2.8. Setiap fasilitas produksi baru yang dimiliki perusahaan wajib didaftarkan pada
aplikasi Cerol milik LPPOM MUI.
6.3. Penyiapan Menu.
6.3.1. Setiap menu yang diproduksi memiliki standardrecipe yang telah ditetapkan
dalam Kepurutusan Direksi. Standard recipe terdiri dari nama bahan, spesifikasi
bahan, gramasi/volume, standar gramasi dan metode memasak. Bahan yang
akan digunakan untuk diolah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi
harus masuk dalam daftar bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI.
6.3.2. Permintaan Bahan Baku.
6.3.2.1. Penyediaan daya dukung berupa bahan nabati dan olahannya, hewani
dan olahannya, serta bahan aditif harus mengacu pada daftar bahan
yang telah disetujui oleh LPPOM MUI, dan dapat menjamin bahwa
bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang tertera pada sertifikat
halal atau dokumen halal (nama dan kode bahan, nama perusahaan,
nama produsen dan asal negara).
6.3.2.2. Petugas produksi tidak diperbolehkan melakukan pembelian langsung.
Pembelian harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
6.3.2.3. Permintaan bahan produksi harus dilakukan sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
6.6.4. Jika dirasa kualitas yang dihasilkan tidak sesuai standar, maka produk tidak
diizinkan proses pendistribusian.
6.7. Pengemasan Makanan
6.7.1. Pengemasan dilakukan dengan cara mendinginkan produk masakan di tempat
terbuka sampai ke suhu ruang sebelum dikemas dalam wadah tertutup di area
pengemasan di Dapur.
6.7.2. Kemasan penyajian makanan/minuman untuk sales on train yang digunakan
adalah kemasan sekali pakai yang tertutup seperti paper lunch box, plastic tray,
paperbowl, paper cup, dan paket sendok garpu plastik.
6.7.3. Packing mengemas produk masakan yang telah didinginkan per produk di dalam
wadah tertutup kedap udara dalam jumlah yang sesuai dengan Sales/Request
Order per KA.
6.7.4. Packing menempelkan label nama produk dan jumlah porsi yang disimpan di
dalam wadah ditempelkan di sisi atas wadah tertutup .
6.7.5. Penyimpanan makanan masak dilakukan sesuai syarat sanitasi di antaranya
untuk makanan mudah membusuk disimpan pada suhu dingin di bawah 4°C
(empat derajat celsius) dan untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam,
disimpan dalam suhu -5°C (minus lima derajat celsius) sampai -10°C (minus
sepuluh derajat celsius).
6.8. Identifikasi Produk
6.8.1. Label produk sesuai ketentuan perusahaan dan terdapat kode produksi yang
mencakup dapur produksi asal, tanggal diproduksi dan jam kedaluarsa.
6.8.2. Produk semi finishedgood dan finishedgood diberi kode produksi yang
mencakup tanggal kedaluarsa dan tanggal produksi.
6.8.3. Pengkodean pada produk ditujukan agar produk dapat ditelusuri asal dapur
produksi, tanggal produksi dan waktu produksinya.
6.9. Pengangkutan Makanan yang Telah Masak
6.12.2. Terhadap menu atau produk yang tidak layak atau tidak memenuhi kriteria HAS
23000 sebagaimana tersebut diatas wajib untuk dilaksanakan langkah-langkah
sebagai berikut:
6.12.2.1. Jika menu atau produk masih berada di lingkungan dapur produksi,
maka menu atau produk dilakukan pemisahan dan selanjutnya
dilakukan pemusnahan atau scraping dengan cara dibakar pada
tempat yang aman.
6.12.2.2. Jika menu atau produk berada di Kereta Makan atau outlet yang lain,
maka menu atau produk tersebut tidak diperkenankan untuk dijual
dan dilakukan penyimpanan secara tersendiri untuk menghindari
kontaminasi terhadap menu atau produk lainnya.
6.12.2.3. Setibanya menu atau produk di Stasiun Akhir perjalanan Kereta Api,
harus untuk dilakukan penurunan dari atas KA dan dikembalikan ke
logistik untuk selanjutnya dilakukan pemusnahan atau scrapping
dengan cara dibakar pada tempat yang aman.
6.12.3. Seluruh proses pemusnahan produk yang tidak memenuhi kriteria wajib
dilakukan pendokumentasian dan pengarsipan sekurang kurangnya berupa:
6.12.3.1. Berita Acara Pemusnahan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria
ditandatangani oleh Junior Manager Logistic/Assistant Manager
Logistic/Supervisor Facility and Logistic di Branch Office dan diketahui
oleh Branch Manager.
6.12.3.2. Berita Acara Pemusnahan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria
tercantum pada Lampiran 8.2.
6.12.3.3. Foto proses pemusnahan.
VIII. LAMPIRAN
8.1. Formulir Pemeriksaan Label Halal Bahan Baku Kritis
Petunjuk Pengisian:
1 Gunakan symbol “√” jika bahan sesuai dengan label;
2 Gunakan symbol “x” jika bahan tidak sesuai dengan label;
3 Pada Kolom Kesesuaian, agar dicoret yang tidak
diperlukan;
4 Jika terdapat ketidaksesuaian antara bahan dengan label
agar dikembalikan kepada supplier.
……………….., ………………………………….
PETUGAS PEMERIKSA
(NAMA JELAS)
NIP/NIPKWT.