Transportasi Jalan
Sasaran pembangunan transportasi jalan adalah:
1.Terpeliharanya dan meningkatnya daya dukung, kapasitas, dan kualitas
pelayanan prasarana lalu-lintas angkutan jalan untuk daerah yang sudah
berkembang
2. Meningkatnya aksesibilitas wilayah yang sedang dan belum berkembang
3. Terwujudnya kerjasama antar pemerintah, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan swasta dalam penyelenggaraan pelayanan prasarana jalan
4. Menurunnya kecelakaan dan meningkatnya kualitas pelayanan angkutan
dalam hal ketertiban, keamanan dan kenyamanan
5. Meningkatnya keterpaduan antar moda dan efisiensi dalam mendukung
mobilitas manusia, barang dan jasa
6. Meningkatnya keterjangkauan pelayanan transportasi umum bagi
masyarakat luas serta dukungan pelayanan transportasi jalan perintis di
wilayah terpencil untuk mendukung pengembangan wilayah
7. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas regulasi dan kelembagaan transportasi
8. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam bertransportasi
9. Penanganan dampak polusi udara dan pengembangan teknologi sarana
yang ramah lingkungan
10. Terwujudnya penyelenggaraan angkutan perkotaan yang efisien,
handal, ramah lingkungan dengan tarif terjangkau.
Transportasi
Perkeretaapian
Sasaran pembangunan perkeretaapian diprioritaskan untuk meningkatkan ki-
nerja pelayanan terutama keselamatan angkutan, melalui penurunan tingkat ke-
celakaan dan fatalitas akibat kecelakaan di perlintasan sebidang dengan jalan dan
penanganan keamanan operasi pada sepanjang lintas utama yang padat, serta
kelancaran mobilisasi angkutan barang dan jasa. Secara garis besar sasaran pem-
bangunan perkeretaapian adalah:
a. Pulihnya kehandalan dengan prioritas jalur yang strategis dan padat
b. Optimal dan pulihnya jaringan yang ada
c. Berkembangnya jaringan baru dan peningkatan kapasitas
d. Revisi peraturan perundangan di bidang perkeretaapian
e. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pendanaan
f. Meningkatnya peran pemerintah daerah, BUMN dan swasta dalam
bidang perkeretaapian
g. Meningkatnya SDM dan penguasaan teknologi
h. Standarisasi perkeretaapian nasional secara terpadu agar kesinambungan
investasi, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana perkeretaapian
nasional dapat tercapai secara efisien
Arah kebijakan pembangunan perkeretaapian, antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan keselamatan angkutan dan kualitas pelayanan melalui
pemulihan kondisi pelayanan prasarana dan sarana angkutan perkeretaapian
b. Melaksanakan audit kinerja prasarana dan sarana serta SDM operator
perkeretaapian
c. Meningkatkan peran angkutan perkeretaapian nasional dan lokal, dan
meningkatkan strategi pelayanan angkutan yang lebih berdaya saing secara
Arah kebijakan pembangunan transportasi laut, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan peran armada pelayaran nasional baik untuk angkutan dalam
negeri maupun ekspor-impor dengan memberlakukan azas cabotage
b. Menghapuskan pungutan-pungutan tidak resmi di pelabuhan melalui
peningkatan koordinasi bagi semua instansi yang terkait dalam proses
bongkar muat barang
c. Memenuhi standar pelayaran internasional yang dikeluarkan oleh
IMO
(International Maritime Organisation) maupun IALA
(International Association of Lighthouse Authorities) serta pelaksanaan ISPS
(International Ship and Port Security) Code
d. Merestrukturisasi peraturan perundang-undangan (revisi UU No 21 Tahun
1992 tentang Pelayaran dan peraturan pelaksanaannya) serta kelembagaan
di Lihat Inpres No. 5 Tahun 2005. 8 subsektor transportasi laut
guna menciptakan kondisi yang mampu menarik minat swasta
dalam pembangunan prasarana transportasi laut
e. Menyerahkan secara bertahap aset pelabuhan regional dan lokal yang
dikelola Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja kepada Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
f. Pemutakhiran tatanan kepelabuhanan nasional mengacu pada Sistranas
g. Melanjutkan pelayanan angkutan laut perintis
Transportasi
Udara
Sasaran pembangunan transportasi udara adalah terjaminnya keselamatan,
kelancaran dan kesinambungan pelayanan transportasi udara baik untuk angkutan
penerbangan domestik dan internasional, maupun perintis. Di samping itu sasaran
yang tak kalah pentingnya adalah terciptanya persaingan usaha di dunia industri
penerbangan yang wajar. Arah kebijakan pembangunan transportasi udara, antara
lain adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan ICAO
(Internasional Civil Aviation Organisation) guna meningkatkan
keselamatan
ManajeMen transportasi dalaM kajian dan teori
128
penerbangan baik selama penerbangan maupun di bandara di wilayah
Indonesia
b. Menciptakan persaingan usaha pada industri penerbangan nasional yang
lebih transparan dan akuntabel
c. Merestrukturisasi peraturan dan perundang-undangan (revisi UU No. 15
Tahun 1992 dan peraturan pelaksanannya) serta kelembagaan di
subsektor transportasi udara guna menciptakan kondisi yang mampu
menarik minat swasta dalam pembangunan prasarana transportasi udara
d. Pemutakhiran tatanan kebandarudaraan nasional mengacu pada Sistranas
e. Melanjutkan pelayanan angkutan udara perintis
transportasi antarModa/MUltiModa
Sasaran pengembangan transportasi antarmoda/multimoda antara lain adalah
terwujudnya pelayanan menerus (single seamless services) antarmoda transportasi
yang terlibat dalam pelayanan transportasi penumpang dan barang tepat waktu
dari pintu ke pintu. Pengembangan pelayanan transportasi penumpang dan barang
dari pintu ke pintu diarahkan pada keterpaduan jaringan pelayanan dan jaringan
prasarana transportasi antarmoda/multimoda yang efektif dan efisien dalam bentuk
interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu yang mem-
fasilitasi alih moda yang dapat disebut sebagai terminal antarmoda (intermodal ter-
minal) yang memberikan nilai tambah pada sektor lain.
Kebijakan yang dijadikan pedoman untuk mencapai sasaran tersebut antara lain:
1. Standardisasi sarana dan prasarana untuk terwujudnya pelayanan menerus
(single seamless services) antar moda transportasi
2. Penataan regulasi dan kelembagaan untuk mendukung
penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda yang efektif dan
efisien
3. Meningkatkan kualitas pelayanan mengarah kepada penerapan sistem tiket
terpadu/dokumen tunggal
Ketiga permasalahan aktual tersebut sangat terkait satu sama lain dan dirasakan
oleh pelaku transportasi baik pada transportasi jalan, kereta api, sungai, danau dan
penyeberangan (SDP), laut, dan udara, meski dalam tingkat yang berbeda.
Masalah
Regulasi
Masalah keselamatan, kenyamanan dan keamanan dari berbagai moda trans-
portasi sangat terkait dengan masalah regulasi. Berbagai peristiwa kecelakaan yang
memakan banyak korban jiwa, baik kecelakaan lalu-lintas di jalan raya, kereta api,
SDP, kapal laut dan pesawat udara, menunjukkan betapa lemahnya dan tidak ditaat-
inya peraturan yang berlaku. Dari perspektif teknologi dan manajemen transportasi,
masalah regulasi yang sangat menonjol dan ditengarai sebagai faktor utama pe-
nyebab kecelakaan pada berbagai moda transportasi adalah tidak ditaatinya pera-
turan yang berkaitan dengan masalah-masalah, antara lain:
1. Kapasitas sarana dan prasarana
2. Kelaikan sarana transportasi
3. Kecepatan laju kendaraan dan penggunaan alat pengaman
(sabuk pengaman, pelampung, dan lain-lain.),
4. Ketidaksepadanan (kompatibilitas) antara teknologi dengan regulasi
Dalam hal kapasitas prasarana dan sarana diidentifikasi tidak sesuai dengan ke-
butuhan. Hal ini sangat dirasakan, dan secara nyata dapat dilihat sehari-hari, pada
moda transportasi jalan dan kereta api, utamanya di kota-kota besar dan metropoli-
tan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan suatu upaya untuk pengembangan ang-
kutan masal dengan kapasitas besar Bus Rapid Transit and Mass Rapid Transit dan
pengaturan ‘jam-jam/waktu-waktu sibuk’ (peak-hours/peak-seasons management).
Selanjutnya masalah kapasitas sarana dan prasarana banyak dijumpai pada kend-
araan pengangkut barang yang merusak jalan dan jembatan karena ketidaksesuaian
Gambaran serupa juga ada pada moda transportasi SDP dan laut. Kecelakaan
sering terjadi dikarenakan pelanggaran batas muatan utamanya di daerah-daerah
di luar pulau Jawa. Sarana transportasi juga banyak dijumpai yang tidak laik. Dalam
beberapa kasus masih dijumpai pengoperasian sarana transportasi tersebut yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan jasa pelayanan transportasi. Hal ini
berakibat selain membahayakan keselamatan, kemacetan lalu-lintas, polusi dan
pemborosan BBM. Kecepatan kendaraan yang tidak terkontrol tanpa memperhati-
kan kondisi kendaraan dan jalan merupakan faktor penyebab tingginya kecelakaan
di jalan raya. Pengemudi kendaraan baik umum maupun pribadi seringkali menge-
mudikan kendaraannya dengan kecepatan melebihi ketentuan, saling mendahului
dan berjalan tanpa memperhatikan kondisi kendaraan. Hal ini karena lemahnya law
enforcement dan belum dimanfaatkannya teknologi seperti speed detector untuk
law enforcement.
Untuk transportasi jalan, utamanya di daerah dengan koridor padat seperti pan-
tai utara Jawa (Pantura), masalah utama adalah kelebihan permintaan daripada
fasilitas yang tersedia. Sarana dan prasaran transportasi jalan sangat dipadati oleh
angkutan barang maupun penumpang. Sebaliknya, untuk transportasi laut di kori-
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN IPTEK
DAN MANAJEMEN
TRANSPORTASI
Visi dan Misi
Riptek
Visi Riptek di bidang transportasi yang hendak dicapai selama lima tahun ke de-
pan adalah: Tersedianya program prioritas pengembangan teknologi dan manaje-
men transportasi serta terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut untuk mendukung
pencapaian Sistem Transportasi Nasional. Visi ini merupakan pondasi bagi
pengem- bangan teknologi dan manajemen transportasi lima tahunan berikutnya
sampai dengan tahun 2025. Adapun misi yang akan dilaksanakan meliputi:
1.
2 Meningkatkan
. M e n i n kemampuan
g k at k an riset
k ilmu
e m pengetahuan
a m p u a ndanRteknologi
ip untuk men-
jaw
t ek ab s t be
ra rtebga gis a di ai la
su per ala ny g ak na anp ,e sn eg pe
e mr t ba
i n g a n
k ese l a m a ta n, k e ama n a n , k eh a n d a l an d a n k e-
sistem transportasi nasional yang handal, efektif dan efisien yang sesuai kondisi fisik
nyamanan, serta keterjangkauan masyarakat luas
wilayah serta sosial-ekonomi-budayanya
4. Peningkatan kapasitas teknologi pada sistem produksi di dunia usaha dan in-
dustri serta peningkatan sinergi antar berbagai komponen sistem inovasi
Visi dan misi ini akan dapat dilaksanakan dengan cara memperkuat kerjasama
kelembagaan yang berkelanjutan, terintegrasi dan sinergi kemampuan nasional.