Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN

“ GERAKAN 2020 KULON PROGO ZERO WASTE “

kerja sama
DPW PETANI DIY
dengan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

DEWAN PIMPINAN WILAYAH


Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia
Daerah Istimewa Yogyakarta
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA


PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Masalah limbah ini sangatlah vital bagi kelestarian dan keberlangsungan hidup dalam
suatu daerah, bahkan saat ini masalah limbah rumah tangga, limbah industri kecil dan
industri besar bukan lagi menjadi masalah Nasional tetapi juga merupakan masalah
Internasional. Beberapa negara maju sudah menggunakan sistem yang lebih baik ,
Seperti yang sudah dilakukan di Jerman sejak tahun 1970, dengan sistem 5 langkah
pembuangan limbah rumah tangga yang sudah tersistem inipun masih melakukan
perbaikan-perbaikan. Karena itulah model lima tahap yang dikembangkan oleh para ahli
Jerman diharapkan akan membantu menentukan sistem pengelolaan sampah di suatu
daerah, sehingga masing-masing daerah akan dapat mengambil tindakan lebih lanjut
untuk
pengelolaan
limbah yang lebih
tersistem dengan
baik. Sistemnya
fleksible sehingga
dapat membawa
perubahan secara
cepat. Oleh
karena itu jika kita
bisa memahami
dengan baik
sistem tersebut ,ini bisa menjadi dasar untuk membantu mencapai pemahaman yang
lebih baik dari semua segi tentang pengelolaan sampah. Sehingga kita perlu
memperhatikan dan menjalankan sistem 5 langkah yang telah berhasil dikembangkan
oleh para ahli di Jerman.
Saat ini memang telah banyak TPS – TPS yang sudah membantu untuk mengelola limbah
rumah tangga, tetapi menurut kami semua belumlah optimal, karena mereka hanya
mengambil limbah-limbah yang laku dijual, sementara yang tdk laku dijual mereka buang
begitu saja. Hal tersebutlah yang menjadi pemikiran kami, bagaimana agar semua limbah
rumah tangga, Industri seperti toko, restauran dll semua jenis limbahnya bisa kami ambil
dan kemudian kami kelola dengan baik, bahkan dapat di olah menjadi produk yang lebih
memiliki nilai ekonomis.Dibawah ini kami akan memberikan gambaran tahap-tahap
pengelolaan limbah.
1. LANGKAH PERTAMA, Pengelolaan limbah yang belum teroganisir.
Setiap Rumah tangga dan Industri selalu memiliki limbah atau barang buangan yang
mereka anggap tidak akan digunakan kembali, dan mereka biasa sebut dengan sampah.
Tetapi bagi kami semua barang buangan itu bukanlah sampah tetapi barang sangat
berharga, dan kami menyebutnya adalah BARKASGULI ( Barang bekas digunakan
kembali). Pada tahap pertama ini limbah rumah tangga dibuang begitu saja tercampur
menjadi satu antara yang organik dan unorganik. Biasanya mereka menguburnya
menjadi satu di halaman rumah masing-masing dan atau hanya dibuang di suatu tempat
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

dengan secara liar, tanpa memilah terlebih dahulu. Dan yang paling parah adalah
tindakan membakar, yang tentunya akan berdampak pada kesehatan manusia dan
merusak sistem ekologi.
2. LANGKAH KEDUA , Pengambilan limbah mulai teroganisir.
Pada perkembangannya tahap kedua ini lebih baik dari LANGKAH PERTAMA, pada tahap
ini mulai bisa teroganisir, dengan pengambilan limbah oleh pihak tertentu bisa dari
pemerintah maupun swasta. Akan tetapi sistemnyapun masih sangat kacau, karena
pengumpulannya masih tercampur menjadi satu, dan berakhir di tempat penampungan
akir , atau yang biasa disebut TPA ( Tempat Pembuangan Akhir). Hal ini juga menjadi
permasalahan baru bagi orang-orang yang tinggal di sekitar TPA, limbah yang bertumpuk
selain menyebarkan bau juga menjadi indikator tersebarnya berbagai penyakit. Karena
limbah organik hanya dibiarkan saja menumpuk dan menumpuk hingga menjadi gunung,
tanpa ada solusi pengolahannya. Mereka yang datang atau yang biasa disebut pemulung
hanya mengambil barang buangan yang laku dijual, sementara yang tidak laku dibiarkan
saja hingga terus menjadi gunung.
3. LANGKAH KETIGA , Pengumpulan mulai teroganisir dan mulai
disortir.
Pengumpulan tersistem sebagai Langkah berikutnya yang lebih meningkat dari tahap
atau LANGKAH KEDUA, secara kusus sudah ada TPS ( Tempat pembuangan sementara )
dimana di lokasi tersebut barang buangan yang datang akan melalui tahap pemilahan
sesuai dengan jenisnya. Sistem pemilahan meliputi mekanisme pemisahan dengan secara
manual misalnya bahan logam, plastik, gelas dan kertas. Hal tersebut dilakukan karena
hanya bahan-bahan tersebutlah yang laku dijual untuk kebutuhan industri. Sedangkan
masih banyak barang buangan yang sebenarnya bisa digunakan kembali , tetapi karena
kekurangan pengetahuan pengelola dan pembeli sehingga masih banyak barang buangan
yang terbuang dan berakhir di TPA.
Sementara limbah organik sudah mulai dikumpulkan di suatu tempat yang terpisah untuk
diproses menjadi kompos.
4. LANGKAH KEEMPAT, Perluasan Industri Daur Ulang
Langkah keempat ini adalah langkah pengolahan limbah yang sudah terorganisir dan
terpadu berbasis Ekologi, artinya apa yang dihasilkan kemudian diambil secara kontinyu
dan terjadwal sesuai dengan jenisnya. Kemudian semua bahan yang sudah dibuang
dipilah-pilah lebih teliti lagi sesuai bahan dan warnanya. Lalu masing-masing
didistribusikan ke masing-masing pabrik pengolah limbah sesuai dengan jenisnya. Ini
akan menjadikan tidak adanya barang buangan yang menumpuk di TPA lagi. Sehingga
konsep sistem Ekologi berjalan disini, semua yang dihasilkan kembali lagi diolah dan
diproduksi menjadi barang yang lebih bernilai, dan digunakan kembali.
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

5. LANGKAH KELIMA, Ekonomi berputar dan limbah berubah menjadi


sumber Energi.
LANGKAH KELIMA ini akan membuat lingkaran yang sama dengan Sistem Ekologi, bahkan
limbah akan menjadi sumber energi yang sangat luar biasa. Tidak ada lagi tumpukan
limbah di suatu tempat, sehingga orang-orang bisa hidup lebih baik karena tidak akan
menemui lagi limbah menggunung dan berbau. Jikapun ada itu hanya sebagian yang
sangat kecil dan tidak membahayan lingkungan. Dan pada akhirnya Siklus pengolahan
limbah ini akan sangat membantu siklus ekonomi suatu kota, seperti siklus Ekologi yang
tidak pernah ada TPA.

System dari Ayunan ke Ayunan.

LANGKAH BERIKUTNYA,

Langkah pengembangan Industri Pengolahan Limbah di Kulon Progo..

I. Membentuk Team Kerja


Sebelum memulai pekerjaan yang harus dilakukan adalah Membentuk Team Kerja
dan menentukan salah satu KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) menjadi KSM
Induk. Team Kerja terdiri dari para pengurus KSM Kota Wates yang telah ada,
kemudian membagi tugas kepada setiap KSM yang telah ada untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing. Masing-masing KSM akan
melaporkan hasil kerjanya kepada KSM Induk, untuk pemrosesan dan hasil
pekerjaan yang telah dicapai.
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

II. Langkah dari Rumah Warga


Warga yang sudah memilah-milah limbah menjadi 4 macam yaitu :
1. Limbah Organik
2. Limbah Plastik , Logam dan Kaca
3. Limbah Kertas
4. Limbah Lain-lain ( Kapas, Pempers, Pembalut, Kain, Sepatu, Tas dll )

4 (empat) macam Limbah tersebut telah ditaruh atau disimpan dalam tempat yang
terpisah. Pengambilan akan terjadwal dari 6 hari kerja ,

- 3 hari untuk pengambilan limbah Organik,


- 1 hari untuk limbah plastik, Logam dan Kaca
- 1 hari untuk limbah Kertas
- 1 hari untuk limbah lain-lain ( Kapas, Pempers, Pembalut , Kain, Sepatu dll )

Dan Warga hanya akan mengeluarkan limbah yang telah dikumpulkan sesuai jenisnya
pada hari terjadwalnya pengambilan masing-masing jenis limbah. Contoh :

1. Hari Senin , Rabu dan Jum,at Pengambilan Limbah Organik


2. Hari Selasa Pengambilan Limbah Plastik, Logam dan Kaca
3. Hari Kamis Pengambilan Limbah Kertas
4. Hari Sabtu Pengambilan Limbah lain-lain

III. Langkah Kedua Pembagian Pekerjaan kepada Team Kerja KSM


Tugas masing-masing KSM

1. KSM A ( Sebagai KSM Induk )


KSM Induk mempunyai tugas menampung semua limbah yang diambil oleh
petugas dari masing-masing KSM, kemudian setelah dipilah-pilah sesuai jenisnya
, bahan akan dikirim ke masing-masing KSM sesuai dengan jenisnya dan tugasnya.

Pemilah Bahan dengan bantuan Conveyor, agar dalam memilah bahan bisa lebih
efektif waktunya, teliti dan lebih manusiawi.Setelah dipilah maka KSM Induk akan
mengirim masing-masing jenis ke KSM sesuai dengan jenis yang diolah di KSM
tersebut.

2. KSM B
Mempunyai Tugas Pengolah limbah Organik dan Bio Gas. Untuk awal Limbah
Organik akan diolah menjadi pupuk atau kompos, Dengan Hasil adalah pupuk cair,
pupuk padat dan larva BSF. Larva BSF digunakan sebagai pakan ternak, dalam
keadaan hidup maupun diolah bersama cangkang telur menjadi pelet.
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

Pembuatan Bio Gas akan dilakukan setelah mendapatkan data yang lengkap
berapa besar kapasitas limbah organik, maka dapat mengkalkulasi kapasitas
Fermenter, berikut kalkulasi kapasitas alat untuk Phyrolisis. Kemudian baru dapat
memproduksi Bio Gas yang akan digunakan sebagai bahan bakar pembuatan solar
dari limbah plastik. Sachet-sachet berdiri dari plastik dan aluminium yang sampai
saat ini belum bisa didaur ulang.
3. KSM C
Tugas KSM C adalah mengolah limbah plastik, langkah pertama pengolahan plastik
adalah mengolah plastik menjadi biji plastik,yang tentunya mempunyai nilai jual
yang lebih tinggi daripada menjual plastik yang masih berbentuk botol atau
kemasan.
4. KSM D
Mengolah kertas yang sudah disortir oleh KSM Induk menjadi bubur kertas sesuai
dengan warnanya, yang akan dijual sebagai bahan baku kertas yang baru.
Mengelola limbah kain, bekerja sama dengan pengrajin limbah.
5. KSM E
Pengolah Kaca dan Logam, Pekerjaan yang bisa dilakukan pada awalnya adalah
mengolah kaca menjadi bubuk kaca dan dijual ke pabrik Gelas untuk bahan baku
pembuatan barang dari gelas yang baru.
Logam akan dijual kepada pasar yang sudah tersedia.
6. KSM F
pembongkar barang-barang elektronik, membongkar dan menyortir jenis bahan
yang terdapat dalam limbah barang2 Elektronik yang mengandung :
Plastik
Emas
Tembaga
Perak
Aluminium
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

Conveyor untuk sortir.


DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

Roda Tiga dengan gandengan untuk meningkatkan kapasitas transportasi.

Pusat daur ulang barang bernilai yang nanti juga dibangun

Target kami.
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

Fasilitas Biogas untuk limbah organik Alat untuk mengolah


plastik menjadi solar/minyak
bumi , hasil selain minyak
bumi adalah almunium.

Alat Phyrolisis untuk proces ban kendaraan.


IV FUNDING / Pendanaan
Kebutuhan Dana Awal adalah Rp. 2.000.000.000,- ( Dua milyar rupiah )
dengan perincian penggunaan sebagai berikut :
1. Instalasi system Conveyor termasuk tambahan bangunan di KSM
Induk.
2. Instal Fasilitas Bongkar di masing-masing KSM tersebut diatas.
3. Fasilitas angkut roda tiga plus gandengan.
4. Operational Cost selama 6 bulan.
Adapun Dana yang diperlukan tersebut diatas bisa berupa Investasi atau
Bantuan Hibah. Sedangkan Investasi yang kami tawarkan adalah per
lembar minimal dan kelipatan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dengan
potensi keuntungan minimal setiap tahunnya sebesar Rp. 100.000,-
( seratus ribu rupiah), Kontrak selama 5 tahun , dana investasi akan
dikembalikan setelah masa berakhirnya tahun ke 5.
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

lampiran :
1. SK KEMENKUMHAM
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

2. NPWP
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

3. Surat dari Dinas Lingkungan hidup


DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

4. SK Relawan Tenaga Ahli Lingkungan Hidup an : Peter Michael


Duenninger
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO
DPW PETANI DIY
bekerjasama dengan
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
MEMAKSIMALKAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
PROGRAM UNTUK KABUPATEN KULON PROGO

5. Flyer Gerakan 2020 Kulon Progo Zero Waste


Investasi 
untuk melayanin KK 5.000 KK 
Item total       1.999.000.000

Crusher organik sudah ada, Motor lestrik                  3.000.000

Crusher Plastik  400 kg/jam               45.000.000

Crusher Plastik Botol 100 kg/jam               23.000.000

Box untuk sortir 70 * 2.000.000             140.000.000

conveyor 8 m, 4 x 35.000.000             140.000.000

Pengayak Kompost sudah ada, Motor lestrik                  3.000.000

Extension KSM 900 m2              300.000.000

Bangun kantor             100.000.000

Alat kantor, meja, kursi, computer dll               20.000.000

Instalasi umum             120.000.000

Instalasi lestrik               60.000.000

Roda 3  10 x tanpa bak              280.000.000

gandengan  10 tanpa bak                90.000.000

alat2 bantu seperti timbangan dll               60.000.000

Sozialisasi               15.000.000

Operation cost 6 bulan             600.000.000


Hasil kegiatan / bulan KK 5.000  jumlah 
langganan/rumah 
hasil total 191.142.857 yang dikelolah 
Item
1 KK menghasilkan  per bulan amount
Non Organik 10 kg jumlah hasil barang 
Organik 30 kg setiap rumah / bulan belum limbah organik dari PU
Income / bulan
Hasil /bulan kg harga jual Rp/kg
hasil non organik  50.000 4.500 225.000.000
Kompost 150.000 750 112.500.000 hasil setiap bulan,
income
iuran satu KK 25.000 Rp/bulan minus 10 % kas RT 5.000 22.500 112.500.000          450.000.000

Operation cost amount harga/biaya satuan


pekerja, satu orang untuk 70 KK 71           2.000.000 ‐142.857.143  ‐258.857.143  Expenses/
Management Team 1       40.000.000 ‐40.000.000  bulan
‐5.000.000  lestrik

10 roda tiga , biaya 150 RP/KK.........26 haru kerja              750.000                       26 ‐19.500.000  bensin/maintenance

6.000                 1.500 ‐9.000.000  Packaging

operation cost 2.000 Rp/KK 5.000                 2.000 ‐10.000.000  operation cost

satu hari 2 Container @ 250.000 Rp              250.000                       50 ‐12.500.000  transport ke TPA

Dividen kepada  Investor min. 12 %   2.000.000.000                       12 ‐20.000.000  Dividen

Anda mungkin juga menyukai