Anda di halaman 1dari 6

Sering Multitasking?

Ini 5 Dampak Negatifnya


bagi Kesehatan
Gulman Azkiya Jun 9, 2021 • 8 min read
Lifestyle

Artikel ini membahas mengenai dampak negatif dari multitasking dan cara mengatasinya.

--
Beberapa tahun terakhir, kamu pasti sudah tidak asing lagi melihat beberapa lowongan
kerja mencantumkan kemampuan multitasking yang baik dalam persyaratannya. Tapi,
tahukah kamu? ternyata hanya 2% orang dari populasi yang dapat melakukan
multitasking secara efektif. Multitasking adalah kemampuan untuk mengelola beberapa
tanggung jawab atau pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya, staff administrasi yang sibuk
menjawab telepon sambil merespon email dari rekan kerjanya. 

Di samping itu, salah satu pendapat yang sering kamu dengar mengenai melakukan
pekerjaan dengan multitasking adalah dapat meningkatkan produktivitas. Memang
benar, dengan multitasking kamu dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam
periode waktu yang lebih singkat. Tak jarang kamu juga merasa bisa menghemat banyak
waktu, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan lainnya. Namun selain memiliki manfaat,
ternyata multitasking memiliki dampak negatifnya juga lho, khususnya bagi kesehatan
mental dan juga pada kinerjamu di tempat kerja. 

1. Meningkatkan stres dan kelelahan


Apakah kamu pernah merasakan cepat lelah ketika sedang melakukan pekerjaan?
Mungkin penyebabnya adalah karena kamu terlalu memaksakan untuk dapat melakukan
beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anna
Katharina pada tahun 2017 menemukan bahwa, multitasking di tempat kerja berdampak
buruk bagi kesehatan mental. Menurut Anna, multitasking memiliki efek pada ketegangan
dan kelelahan emosional. 

Dikutip dari Boston Evening Therapy, efek dari multitasking juga dapat menjadi rasa
cemas. Hal ini karena otak mencoba untuk menangani terlalu banyak hal sekaligus, yang
mana secara alami otak kamu sebenarnya lebih nyaman untuk melakukan satu tugas
pada satu waktu. 

Selain itu, ada alasan mengapa kamu merasa sangat lelah setelah seharian melakukan
banyak tugas yang berbeda.  Ketika kamu mencoba untuk melakukan banyak tugas,
kamu sebenarnya tidak melakukan lebih dari satu aktivitas sekaligus, tetapi dengan cepat
beralih di antara tugas-tugas tersebut. Hal ini menghabiskan energi yang sama saat pada
saat kamu fokus satu tugas.

2. Mengganggu daya ingat


Studi dari University of California San Francisco menemukan, bahwa multitasking secara
negatif mempengaruhi memori jangka pendek pada orang dewasa muda dan tua. Selain
itu, Russ Poldrack, seorang ahli saraf di Stanford juga menemukan, mempelajari informasi
sambil melakukan banyak tugas menyebabkan informasi baru masuk ke bagian otak yang
salah. 

Poldrak mengibaratkan hal tersebut pada kasus siswa belajar dan menonton TV pada saat
yang sama. Pada kasus tersebut, informasi dari tugas sekolah masuk ke striatum, wilayah
khusus untuk menyimpan prosedur dan keterampilan baru, bukan fakta dan ide. Tanpa
gangguan TV, informasi masuk ke hipokampus, bagian kecil di otak yang berperan
penting dalam mengingat informasi baru, sehingga informasi yang didapatkan lebih
mudah untuk diingat kembali.

Berdasarkan penemuan di atas,  tidak menutup kemungkinan kamu bisa melakukan


kesalahan pada saat melakukan multitasking di tempat kerja. Kamu bisa saja melupakan
informasi penting yang seharusnya bisa menjadi bagian utama dari tugas yang kamu
kerjakan. 

3. Kreativitas menurun
Menurut Dr. Paul Hammerness yang dikutip dari Harvard Health Publishing, orang yang
multitasking  cenderung tidak menyimpan informasi dengan baik dalam memori kerja,
yang dapat menghambat pemecahan masalah dan kreativitas.

Kreatifitas biasanya dapat muncul ketika kamu mencoba fokus pada sesuatu hal. Namun,
karena melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, memungkinkan fokusmu terpecah.
Sehingga akan berdampak pada kualitas pekerjaanmu. 
Selain itu, seperti yang kamu ketahui bahwa kreativitas tidak dapat dipaksakan untuk
muncul.  Ide-ide menarik yang dapat membantu aktivitasmu tak jarang muncul pada saat
kamu sedang kosong atau istirahat. Namun, karena banyaknya pekerjaan yang kamu
lakukan, malah menyita waktu yang sebenarnya dapat kamu manfaatkan untuk
memunculkan ide-ide menarik. 

4. Menurunkan kualitas pekerjaan


Sejalan dengan menurunya kreativitas, multitasking juga berdampak pada kualitas
pekerjaanmu. Sebuah studi oleh National Bureau of Economic Research mengungkapkan,
bahwa multitasking mengurangi kinerja pekerja, membuat proyek bertahan lebih lama,
dan menciptakan penumpukan pekerjaan sehingga dapat memicu kepanikan karena
belum adanya tugas yang terselesaikan. 

Ketika kamu mulai merasa tidak nyaman karena pekerjaan yang kamu rencanakan tidak
kunjung selesai maka akan mempengaruhi kualitas dari hasil kerjamu. Pekerjaan yang
dilakukan secara buru-buru akan membuat kamu melakukan lebih banyak kesalahan. Hal
ini dapat berupa kecerobohan yang disebabkan karena ingin menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat. 

Misalnya, saat kamu bertugas sebagai notulen  dalam sebuah meeting. Namun, di waktu
bersamaan kamu harus menyelesaikan tugas untuk merespon email klien. Karena ingin
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cepat, maka kemungkinan akan meningkatkan
resiko kesalahan. Seperti, kamu salah mengirim email atau keliru mencatat informasi
yang ada pada meeting. 
5. Menurunkan produktivitas
Hah, bukannya multitasking dapat meningkatkan produktivitas?

Memang benar, tetapi anggapan tersebut tidak selalu menjamin produktivitasmu akan
meningkat. Sejalan dengan menurunnya kualitas kerja, multitasking juga bisa membuat
produktivitas menurun. Berdasarkan artikel pada American Psychological Association,
kamu malah kehilangan 40% dari produktivitas jika melakukan beberapa pekerjaan
sekaligus. 

Menurut Susan Weinschenk Ph.D dalam Psychology Today, istilah multitasking yang kamu
ketahui selama ini sebenarnya keliru. Menurutnya orang tidak dapat benar-benar
melakukan lebih dari satu tugas pada satu waktu. Melainkan hanya melakukan
perpindahan tugas dengan cepat atau lebih tepatnya disebut dengan task switching.

Susan juga memaparkan beberapa alasan yang menyebabkan produktivitas menurun


saat melakukan multitasking. Pertama adalah dibutuhkan lebih banyak waktu untuk
beralih dari satu tugas ke tugas lainnya secara bersamaan, daripada melakukannya satu
per satu. Kedua adalah kamu akan membutuhkan lebih banyak waktu, jika tugas-tugas
yang dilakukan sulit. Ketiga adalah setiap peralihan tugas mungkin hanya membuang
1/10 detik, tetapi jika kamu melakukan banyak peralihan dalam sehari, itu dapat
menyebabkan hilangnya 40% produktivitas. 

Baca juga: Esensialisme: Membuat Pekerjaanmu Menjadi Lebih Efektif


Wah, ternyata multitasking tidak selalu berdampak baik ya. Bagi kamu yang sudah
terbiasa melakukan banyak tugas secara bersamaan, jangan cemas dulu. Karena dampak
negatif dari multitasking dapat dihindari juga lho. 

Cara meminimalisir dampak negatif multitasking


1. Kerjakan yang paling penting

Ketika kamu merasa sangat ingin untuk melakukan banyak aktivitas ke dalam satu waktu,
maka tidak ada salahnya kamu untuk memilih hal yang paling penting untuk saat itu dan
fokus hanya pada hal tersebut. Kamu juga dapat menggunakan skala prioritas untuk
mengukur seberapa penting aktivitas yang ingin kamu lakukan. Sehingga dari sekian
banyak pekerjaan yang ingin kamu lakukan, paling tidak salah satunya telah berkurang
dan selesai.  

2. Gunakan aturan 20 menit

Alih-alih terus-menerus beralih di antara tugas-tugas, cobalah untuk sepenuhnya


mencurahkan perhatian kamu pada satu tugas selama 20 menit sebelum beralih ke yang
lain. Sebenarnya ini tidak harus 20 menit, kamu dapat menyesuaikan waktu tersebut
dengan kebutuhan kamu dalam menyelesaikan pekerjaanmu. 

3. Sisakan waktu untuk istirahat sejenak 

Menurut Susan Weinschenk Ph.D, multitasking adalah musuh dari waktu kosong. Ini
mungkin terdengar seperti berlawanan, tetapi jika kamu berhenti sejenak memikirkan
pekerjaan atau masalah tertentu, kamu akan menemukan jalan keluar dari masalah
tersebut. Kreativitas bisa muncul saat kamu dalam keadaan benar-benar tenang tanpa
terbebani apapun. Kamu dapat mencoba berjalan-jalan, berolahraga, mendengarkan
musik, atau sekedar menatap langit untuk mengisi waktu kosong tersebut.

Bagaimana guys? Itu lah 5 dampak dari multitasking. Semoga artikel ini bisa menjadi
solusi ketika kamu harus melakukan multitasking dalam beraktivitas. Bagi kamu yang
ingin meningkatkan kemampuan dalam manajemen waktu, bisa langsung menuju Skill
Academy. Di Skill Academy terdapat kelas-kelas menarik dengan istruktur yang asik dan
profesional. Ayo terus kembangkan kemampuan untuk mencapai tujuanmu. 
Referensi

American Psychological Association (2006). Multitasking: Switching


costs. https://www.apa.org/research/action/multitask [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

Goldhill, Olivia (2016). Neuroscientists say multitasking literally drains the energy reserves
of your brain.  https://qz.com/722661/neuroscientists-say-multitasking-literally-drains-
the-energy-reserves-of-your-brain/ [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

O'Brien, Jennifer (2011). UCSF Study on Multitasking Reveals Switching Glitch in Aging


Brain. University of California San Francisco.
https://www.ucsf.edu/news/2011/04/9676/ucsf-study-multitasking-reveals-switching-
glitch-aging-brain  [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

Pikos, Anna Katharina (2017). The causal effect of multitasking on work-related mental
health: The more you do, the worse you feel. Hannover Economic Papers. No.
609.  http://hdl.handle.net/10419/172863 

Weinschenk, Susan (2012). The True Cost of Multi-


Tasking.  https://www.psychologytoday.com/us/blog/brain-wise/201209/the-true-cost-
multi-tasking [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai