Anda di halaman 1dari 15

AFEKSI, KOGNISI, DAN STRATEGI PEMASARAN LOGISTIC COMPANY

ANALISIS PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu : Januar Habibi Mahsyar

DISUSUN OLEH :
Baharudin A.S 20200510403
Galih Rimbawanto 20200510308
Ressa Depanti 20200510351
Shela Monika 20200510285

UNIVERSITAS KUNINGAN
Jl. Cut Nyak Dhien No.36A, Tlp.(0232)874824
Cijoho, Kec. Kuningan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45513Website: https://uniku.ac.id/
AFEKSI, KOGNISI, DAN STRATEGI PEMASARAN LOGISTIC COMPANY:
ANALISIS PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Abstrak
Menurut data PDB Indonesia tahun 2018, industri jasa tumbuh sebesar 4,01 persen,
menjadikannya sektor ekonomi yang sangat penting. Hal ini berpengaruh terhadap berbagai
pihak di sektor ekonomi, termasuk pada perusahaan logistik. Tingginya minat belanja
masyarakat membuat jasa pengiriman terus meningkat setiap tahunnya, salah satunya adalah
PT. Pos Indonesia (Persero). Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan perilaku dan
sikap konsumen agar dapat mempertahankan pelanggan, salah satunya melalui implementasi
afeksi, kognisi, dan strategi pemasaran. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Afeksi dianggap
sebagai pendekatan yang unggul dibandingkan dengan metode serupa lainnya terkait dengan
menangkap kebutuhan dan suara konsumen. PT Pos Indonesia semakin merangkul pergeseran
untuk mendigitalkan sebagian besar operasi fisik mereka dalam mencari peningkatan efisiensi
dan kelincahan dalam kondisi pandemi. Saat bersaing dengan bisnis lain, strategi pemasaran
produk PT Pos Indonesia untuk layanan Pos Express sudah tepat. Layanan Pos Express
menggunakan bauran pemasaran layanan produk, harga, lokasi, promosi, dan proses selain
strategi segmentasi pasar, penargetan pasar, dan pemosisian.
Kata kunci: afeksi, kognisi, strategi pemasaran, PT. Pos Indonesia

Abstract
According to Indonesia's 2018 GDP data, the service industry grew by 4.01 percent, making it
a very important economic sector. This affects various parties in the economic sector, including
logistics companies. The high interest in public spending makes delivery services continue to
increase every year, one of which is PT. Pos Indonesia (Persero). Therefore, companies must
pay attention to consumer behavior and attitudes in order to retain customers, one of which is
through the implementation of affection, cognition, and marketing strategies. The results of
this analysis indicate that Affection is considered a superior approach compared to other
similar methods when it comes to capturing consumer needs and voices. PT Pos Indonesia is
increasingly embracing the shift to digitize most of their physical operations in search of
increased efficiency and agility in pandemic conditions. When competing with other
businesses, PT Pos Indonesia's product marketing strategy for Express Post services is
appropriate. Express Postal Services uses a marketing mix of product services, prices,
locations, promotions and processes in addition to market segmentation, market targeting and
positioning strategies.
Keywords: affection, cognition, marketing strategy, PT. Indonesian post

2
DAFTAR ISI

ABSTRACT…………………………………………………………………………………..2

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….4

BAB 1 : PENDAHULUAN ……………………………………………………………...…..5

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………...…... 5

1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………...……... 7

1.3 TUJUAN PENELITIAN MASALAH …………………………………...……. 7

BAB 2 : PEMBAHASAN …………………………………………………………...……… 8

1.4 AFEKSI PT POS IDONESIA ………………………………………...………...8

1.5 KOGNITIF PT.POS INDONESIA……………………………………………..9

1.6 STRATEGI PEMASARAN PT.POS INDONESIA………………...………...10

BAB 3 : PENUTUP……………………………………………………………….……….. 14

1.7 KESIMPULAN ……………………………………………………..…………. 14

1.8 SARAN ……………………………………………………………………..….. 14

1.9 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..……….. 15

3
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perilaku Konsumen.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami

mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari

berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan.

Kuningan, 30 November 2022

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data PDB Indonesia tahun 2018, industri jasa tumbuh sebesar 4,01 persen,
menjadikannya sektor ekonomi yang sangat penting (BPS, 2020), dan pertumbuhannya
sangat pesat (Sinuraya, 2020). Selain perluasan layanan yang sudah ada, bisnis baru
muncul sebagai jawaban atas tuntutan zaman. Akhirnya, perkembangan ini telah mampu
memberikan banyak tekanan pada reformasi peraturan, khususnya penggunaan teknologi
baru, yang secara langsung akan membantu meningkatkan persaingan usaha seiring
pertumbuhannya.
Perusahaan perlu menjadi pemenang yang kompetitif karena pesatnya
pertumbuhan ekonomi, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang memporak-
porandakan seluruh aktivitas masyarakat dan sedang mewabah saat ini (Panjaitan, 2020).
Banyaknya pembatasan kegiatan yang berdampak langsung pada menurunnya kondisi
ekonomi masyarakat, dan segala peraturan pemerintah terkait pandemi berdampak
signifikan pada semua aspek perekonomian masyarakat. Agar semua aktivitas,
khususnya bisnis, tetap berjalan seperti biasa, kami terpaksa memikirkan solusi kreatif
dengan regulasi pemerintah yang membatasi aktivitas kami. Hampir semua orang,
terutama kaum milenial, menggunakan media sosial atau bisnis online untuk berbisnis.
Orang-orang di dunia bisnis, khususnya di sektor jasa, harus bekerja keras untuk
memenangkan pelanggan dan membuat mereka kembali dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat. Bisnis jasa kurir yang juga dikenal sebagai pengiriman barang dan
logistik merupakan salah satu industri jasa yang mapan di Indonesia dan berkembang
pesat. PT Pos Indonesia (Persero) adalah bisnis terkenal yang menyediakan layanan
kurir. Pemerintah Indonesia memiliki Pos Indonesia (Persero). Sebagai strategi bersaing
perusahaan, para pengusaha jasa kurir dan logistik berlomba-lomba memberikan
berbagai keunggulan kepada pelanggannya. Kualitas layanan, promosi, harga, dan
kepercayaan—keunggulan khusus perusahaan—semua berubah menjadi keunggulan
kompetitif.
Salah satu cara yang umumnya dilakukan organisasi untuk mendapatkan klien baru
adalah dengan bekerja pada sifat administrasi. Seorang pelanggan akan terus membeli
suatu produk atau jasa jika ia senang dengan tingkat pelayanan yang diterimanya.

5
Kepuasan dan loyalitas pelanggan akan meningkat sebanding dengan kualitas yang
dirasakan dan aktual dari layanan yang diberikan. Perusahaan juga harus memperhatikan
perilaku dan sikap konsumen agar dapat mempertahankan pelanggan. Saat mengambil
keputusan, bisnis dapat melihat sikap dan perilaku konsumen. Kualitas pelayanan berarti
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta menyampaikan informasi
secara akurat untuk memenuhi harapan mereka. Pengertian administrasi adalah seberapa
jauh hal yang penting diantara dunia nyata dan asumsi klien atas bantuan yang mereka
dapatkan. Kualitas administrasi adalah sudut pandang pembeli dalam jangka panjang dan
merupakan penilaian mental dari administrasi pindahan.
Kualitas layanan juga diperlukan untuk memastikan kepuasan pelanggan untuk
menarik pelanggan menggunakan produk atau layanan, selain harga. Pengetahuan
(kognisi) dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi pengalaman langsung dengan
objek sikap dan informasi terkait yang diperoleh dari berbagai sumber merupakan
komponen kognitif. Karena konsumen percaya bahwa suatu objek sikap memiliki
karakteristik tertentu dan bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan konsekuensi atau
hasil tertentu, komponen ini sering disebut sebagai kepercayaan atau keyakinan (belief).
Yang kedua adalah bagian afektif, yaitu bagaimana perasaan konsumen tentang merek
atau produk tertentu (Tarwendah, 2017). Khususnya, emosi dan perasaan bersifat
evaluatif, menentukan apakah pelanggan menyukai atau tidak menyukai suatu produk.
Fokus utama pemasar adalah pada cara sikap terhadap merek dan keyakinan
memengaruhi perilaku. Karena akan menentukan strategi pemasaran yang sukses,
pemasar harus memperhatikan dengan seksama hubungan antara ketiga hal tersebut.
Pelanggan akan cenderung memiliki sikap positif dan membeli produk atau jasa jika iklan
berhasil membangun kepercayaan positif terhadap merek. Ketika sebuah produk atau
layanan digunakan dengan baik, orang merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dan
lebih cenderung untuk membelinya lagi atau menggunakannya lagi.
Untuk menjaga stabilitas operasi bisnis, kepercayaan pelanggan dibangun. Hal ini
sangat penting bagi bisnis karena tanpa kepercayaan, perusahaan tidak akan dapat
berkembang atau berjalan dengan lancar. Banyak hal yang akan berjalan dengan baik
akan menjadi lebih mudah jika dibangun kepercayaan yang baik. Sebaliknya, kesulitan
perlahan tapi pasti akan menghambat sebuah perusahaan jika tidak ada kepercayaan.
Dalam Solihin, 2020, Mowen menegaskan bahwa kepercayaan mencakup semua
pengetahuan dan penilaian konsumen terkait produk, fitur, dan manfaat.

6
Membangun kepercayaan dapat menjadi masalah dalam situasi berbasis web saat
ini, organisasi menerapkan pedoman yang lebih ketat untuk kolega berbasis web mereka
daripada kaki tangan lainnya. Pembeli bisnis menekankan bahwa mereka tidak akan
mendapatkan produk atau layanan dengan kualitas yang tepat dan dikirim ke lokasi yang
tepat dengan cemerlang, begitu pula sebaliknya. Perilaku pelanggan, yang mencakup
semua tindakan konsumen untuk memperoleh, menggunakan, dan membuang barang
atau jasa, juga mencakup kepercayaan konsumen. Membeli produk atau layanan,
menyampaikan informasi tentangnya kepada orang lain dari mulut ke mulut, membuang
produk, mengumpulkan informasi sebelum melakukan pembelian, dan membangun
kepercayaan adalah contoh perilaku konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana aspek afeksi dalam PT. Pos Indonesia?
2. Bagaimana aspek kognitif dalam PT. Pos Indonesia?
3. Bagaimana aspek strategi pemasaran dalam PT. Pos Indonesia?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui aspek afeksi dalam PT. Pos Indonesia.
2. Untuk mengetahui aspek kognitif dalam PT. Pos Indonesia.
3. Untuk mengetahui aspek strategi pemasaran dalam PT. Pos Indonesia.

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Afeksi PT. Pos Indonesia
Afeksi dianggap sebagai pendekatan yang unggul dibandingkan dengan metode
serupa lainnya terkait dengan menangkap kebutuhan dan suara konsumen (Nathania,
2017). Metode ini dapat menerjemahkan kebutuhan emosional pelanggan ke dalam
parameter atribut produk melalui rekayasa. Selain itu, afeksi dapat memodifikasi dan
mengoptimalkan properti produk yang tidak terlihat secara langsung. Dalam bisnis jasa,
logistik merupakan segmen yang paling berkembang dan menawarkan ruang untuk
inovasi berkelanjutan dan perbaikan proses di perusahaan, komunitas, dan manajemen
rantai pasokan. Saat ini, logistik berfokus pada kemampuan untuk memberikan layanan
yang berkualitas dan menghasilkan kepuasan yang lebih besar atas layanan yang
ditawarkan. Kualitas logistik adalah dasar dari perusahaan logistik, dan tingkat layanan
logistik yang diberikan oleh perusahaan tersebut dapat menentukan kepuasan pelanggan,
sehingga menentukan keunggulan kompetitif mereka dibandingkan pesaing lainnya.
Perusahaan penyedia layanan logistik harus menawarkan layanan bernilai tambah,
sehingga peningkatan kualitas layanan logistik harus menjadi fokus utama bagi penyedia
layanan logistik dan lebih proaktif dengan kepuasan pelanggan dengan menyediakan
layanan logistik yang lebih baik.
Sebagai teknologi pengembangan produk berbasis ergonomi, afeksi PT. Pos
Indonesia harus bisa menyatukan preferensi dan emosi pelanggan. Pemanfaatan
pengetahuan dalam menggali informasi terkait persepsi pelanggan terhadap jasa logistik
menjadi pembahasan yang menarik dilakukan oleh para peneliti dan praktisi. Beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Kansei engineering dapat diterapkan pada
layanan logistik seperti aspek home delivery, tracking, dan shipping services. Chen dkk.
(2015) memberikan contoh penerapan kansei engineering pada home delivery service,
yang menjelaskan bahwa dibandingkan dengan metode lain, kansei engineering dapat
mengekspresikan perasaan pengguna dengan lebih baik. Dalam penelitian lain, Chen et
al. (2015) menggunakan teknik Kansei untuk mengidentifikasi hubungan antara elemen

8
layanan layanan ekspres internasional (IES), persepsi pelanggan PT. Pos Indonesia, dan
niat penggunaan pelanggan untuk memberikan ide baru untuk desain IES.
Kompleksitas kualitas layanan logistik berdasarkan suara pelanggan telah
mendorong peneliti untuk menggunakan teknik Kansei bersama dengan pendekatan
berbasis pelanggan lainnya seperti Kano, berbasis penambangan teks, dan penyebaran
fungsi kualitas (QFD). Sebagai contoh, Hsiao et al. (2017) merancang cross-border e-
commerce menggunakan Kansei dan text-mining untuk analisis konten online. Mereka
menemukan bahwa persepsi emosional terhadap kebutuhan pelanggan dapat diketahui
dengan teknik Kansei berbasis text-mining. Dalam artikelnya, penerapan pendekatan
content-mining digunakan untuk mengidentifikasi elemen layanan dan kata Kansei untuk
layanan logistik lintas batas online. Temuan studi mereka menunjukkan bahwa selain
menggunakan survei pelanggan konvensional yang umum digunakan; pendekatan teks
dapat menjadi cara alternatif yang dapat digunakan untuk menangkap suara pelanggan
bersama dengan Kansei engineering secara efektif. Selain itu, Hartono et al. (2017)
memodelkan kualitas layanan logistik menggunakan teknik Kansei, Kano, dan QFD.
Kombinasi tersebut bertujuan untuk menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dan akurat
untuk menangkap persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan logistik. Penelitian lain
oleh Hartono (2016) mengidentifikasi atribut pelayanan dan kepuasan pelanggan
menggunakan Kansei engineering dan theory of incentive problem solving (TRIZ).
B. Kognitif PT. Pos Indonesia
Kognitif berarti berkaitan dengan proses mental yang terlibat dalam mengetahui,
belajar, dan memahami sesuatu. Kebutuhan akan solusi Industri 4.0 untuk menggerakkan
kebangkitan manufaktur di seluruh dunia dan khususnya di India dipahami dengan baik
oleh semua perencana kebijakan dan CEO industri di sektor manufaktur. Konektivitas di
mana-mana, perangkat yang terhubung miliaran ke Internet dan aplikasi Internet of
Things (IoT) baru semuanya memberikan dorongan dunia maya untuk mewujudkan masa
depan fisik dunia maya dunia manufaktur. Namun, pabrik pintar dan lantai toko yang
sangat otomatis tidak dapat dengan sendirinya memberikan dorongan pada ekonomi
manufaktur yang sangat diperlukan agar ledakan ekonomi berkelanjutan terjadi di negara
tersebut. Pergudangan otomatis, logistik yang mendukung TI, dan rantai pasokan yang
diubah secara digital memegang kunci sebenarnya untuk masa depan ini.
Organisasi logistik, termasuk PT. Pos Indonesia semakin merangkul pergeseran
untuk mendigitalkan sebagian besar operasi fisik mereka dalam mencari peningkatan

9
efisiensi dan kelincahan dalam kondisi pandemi, menurut laporan yang dirilis hari ini
(Themba & Amin, 2021). Strategi tersebut dapat membantu perusahaan memperkuat
pergerakan barang yang lebih cerdas melalui penggunaan "teknologi kognitif," kata
perusahaan konsultan Deloitte dalam sebuah laporan tentang pergerakan barang di masa
depan, berjudul "Pengambilan Keputusan Holistik: Menciptakan pergerakan masa depan
yang lebih cerdas. jaringan barang.” Laporan tersebut adalah artikel awal dalam
rangkaian tiga bagian yang direncanakan, “Komunitas yang terhubung: Menciptakan
keunggulan rantai pasokan yang kompetitif.”
Deloitte mengambil datanya dari survei online dengan 182 pemimpin rantai
pasokan yang beroperasi di sektor truk, laut, kereta api, manufaktur, dan ritel pada awal
tahun 2020. Perusahaan melengkapi penelitian tersebut dengan percakapan dengan rantai
pasokan dan tokoh industri di berbagai segmen rantai nilai transportasi. , kata perusahaan
itu.
Menurut Deloitte, tren tersebut mencakup empat tema utama. Pertama, data adalah
raja. Ini mendukung analitik terhubung untuk membantu mengelola aliran barang, dan
menginspirasi 80% eksekutif untuk mengatakan bahwa mereka melihat nilai kemampuan
pengambilan keputusan holistik berbasis data, dan mengatakan bahwa mereka
berinvestasi atau berencana untuk berinvestasi.
Kedua, Deloitte menunjuk pada kesenjangan digital yang berkembang.
Sepenuhnya setengah (50%) dari pemain besar dan terintegrasi mendigitalkan rantai nilai
dan mencari sumber data baru untuk wawasan, tetapi hanya 13% dari pemain berukuran
lebih kecil yang melakukannya. Ketiga, adopsi generasi berikutnya memiliki cara untuk
pergi. Sementara kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin adalah salah satu
faktor pendukung utama yang membantu mengoptimalkan fungsi rantai pasokan penting,
hanya 40% yang aktif menggunakannya, menandakan bahwa adopsi teknologi kognitif
ini masih dalam tahap awal. Dan terakhir, kompleksitas data membutuhkan solusi baru.
Saat kumpulan data tumbuh dalam kompleksitas, Deloitte menemukan bahwa
perusahaan sedang mencari solusi manajemen data alternatif. Lebih dari sepertiga (38%)
berfokus pada cloud dan solusi keamanan untuk mempersiapkan risiko cyber tambahan.
C. Strategi Pemasaran PT. Pos Indonesia
Arus globalisasi yang memberikan dampak yang cukup pesat terhadap
perkembangan perekonomian Indonesia menjadi ciri khas pembangunan dunia saat ini.
PT Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan milik BUMN di Indonesia yang

10
menyediakan layanan pos seperti pengiriman surat, uang, dan paket. Pada tanggal 26
Agustus 1746, Gubernur Jenderal G.W.Baron van Imhoff membuka kantor pos pertama
di Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta. Tujuan didirikannya kantor pos adalah untuk
menjamin keamanan surat-surat penduduk, khususnya bagi orang-orang yang berdagang
dari kantor-kantor di luar Jawa dan datang dari dan ke negeri Belanda. Sejak saat itu,
layanan pos lahir untuk menjalankan tugas pelayanan publik.
Memiliki sekitar 24.000 titik layanan yang mencakup seluruh kota dan kabupaten,
hampir seluruh kecamatan, dan 42% kecamatan/desa, serta 940 lokasi terpencil untuk
transmigrasi di Indonesia. Jaringan PT Pos Indonesia memiliki 3.700 kantor pos online
dan pos bergerak elektronik yang tersebar di beberapa kota besar seiring dengan
kemajuan informasi, komunikasi, dan teknologi (website PT Pos). PT Pos Indonesia
memiliki 45 kantor cabang di Kecamatan Turen dan Kabupaten Pasuruan dengan jumlah
pegawai sebanyak 294 orang, meliputi pegawai tetap, pegawai kontrak, dan pegawai
lapangan harian. Kantor pusat pemeriksa berada di Jl. KH. Pasuruan Ahmad Dahlan
Semua surat atau berkas yang muncul di kantor cabang Wilayah Turen akan dikumpulkan
bersama di kantor pemeriksa sebelum akhirnya disebarluaskan ke pusat surat tujuan.
Dalam pengiriman surat dan barang, PT Pos Indonesia menghadapi saingan berat
di DHL. DHL adalah perusahaan kurir ekspres dan logistik global dengan kantor pusat
masing-masing di Plantation, Florida, dan Bonn, Jerman. Robert Lynn, Larry Hillblom,
dan Adrian Dalsey memulai bisnisnya pada tahun 1969. DHL hadir di lebih dari 220
negara dan memiliki 285.000 karyawan. Perusahaan ini menjadi bagian dari grup Jerman
Deutsche Post World Net (DPWN) sejak 2003. Mereka memiliki 6.500 unit kantor. Ada
420 penerbangan maskapai dan 76.200 kendaraan di lebih dari 220 negara dan wilayah
di seluruh dunia. DHL terdiri dari unit bisnis DHL Express, DHL Parcel, DHL
eCommerce, DHL Global Forwarding, DHL Freight, dan DHL Supply Chain.
Di zaman globalisasi ini, banyak bisnis baru muncul, masing-masing dengan lini
barang atau jasa baru untuk ditawarkan. Secara alami, semakin banyak bisnis yang mapan
akan meningkatkan persaingan pasar. Perusahaan berusaha untuk memenangkan
persaingan dengan menggunakan strategi bersaing yang efektif sehingga dapat
melaksanakan dan mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan harapan. Strategi
pemasaran PT Pos Indonesia adalah selalu berinovasi di setiap produknya, seperti wesel
pos. Produk atau layanan dicakup oleh wesel pos. Wesel pos biasanya membutuhkan
waktu beberapa hari hingga seminggu untuk dikirim, namun PT Pos Indonesia berinovasi

11
dengan mengirimkan uang dalam waktu paling cepat sehari dengan menggunakan KTP
sebagai syarat pengiriman. Sekarang, wesel pos mengirim uang langsung ke pemilik
rekening.
Tidak diragukan lagi akan menjadi tantangan bagi bisnis untuk bersaing dengan
sukses di pasar global jika mereka tidak dapat mengembangkan produk baru. Selain itu,
diperlukan juga strategi bersaing yang handal dan fokus ke masa depan, demikian juga
perlunya menyusun strategi yang matang dan non-gaming. Bisnis perlu tahu apa yang
diinginkan pelanggan sekarang dan di masa depan. Oleh karena itu, keunggulan
kompetitif perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan atau
kegagalannya. Sebuah organisasi tanpa bantuan teknik serius yang sesuai, tidak mungkin
tujuan organisasi akan tercapai. Strategi kompetitif unit bisnis adalah menemukan posisi
dalam industri di mana perusahaan dapat melindungi dirinya sendiri dengan sebaik-
baiknya dari tekanan persaingan atau secara positif memengaruhi tekanan ini.
Dengan strategi pemasaran produk tersebut, PT Pos Indonesia berharap dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dan tepat dalam menghadapi persaingan bisnis dengan
menawarkan jasa pengiriman yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. PT Pos
Indonesia umumnya berusaha untuk memahami dan menangani masalah klien melalui
kejujuran kepada klien dan upaya untuk memberikan layanan yang kejam. Saat bersaing
dengan bisnis lain, strategi pemasaran produk PT Pos Indonesia untuk layanan Pos
Express sudah tepat. Layanan Pos Express menggunakan bauran pemasaran layanan
produk, harga, lokasi, promosi, dan proses selain strategi segmentasi pasar, penargetan
pasar, dan pemosisian.
Secara umum, Pos Indonesia membagi bisnisnya menjadi dua kategori: Jasa
Keuangan (Jaskug) dan Bisnis Surat Paket (BSP). Pos Admail, Express Mail Service
(EMS) dan RLN internasional, Pos Ekspor, Paket Pos (Biasa, ekspres, ekspres khusus,
jumbo), Surat Pos (Biasa, ekspres, ekspres khusus, ekspres), Logistik, Kargo, Penyaluran
Bank, Dana Distribusi (Western Union dan PosPay), Giro Pos, Pesanan Pos, Galeri Pos,
PostShop, dan Agen Pos adalah produk-produk yang berasal dari PT Pos Indonesia.
PT Pos Indonesia memiliki produk unggulan perusahaan jasa pengiriman, Karena
dengan harga yang bersaing, Pos Indonesia menawarkan tiga tarif layanan unggulan yang
dapat memuaskan pelanggan. Pilihan harga yang muncul saat Anda mengecek tarif
adalah pos ekspres khusus Rp. 12.000, dokumen dikirim melalui pos ekspres 14.000,
serta barang pos ekspres Rp. 14.500. Kami akan disajikan dengan tiga opsi pengiriman

12
yang berbeda dan perkiraan waktu pengiriman di tampilan yang muncul saat kami
memeriksa tarif Pos Indonesia. Memasukkan data berdasarkan kecamatan asal dan
kecamatan tujuan merupakan metode yang paling akurat untuk mengevaluasi tarif Pos
Indonesia. Setelah harga lini produk ditentukan, tarif yang ditentukan oleh Direksi,
berdasarkan kantor tujuan, dan tingkat berat sebenarnya untuk satu pengiriman
digunakan untuk menyesuaikan daftar harga dengan lini produk yang dipertimbangkan.
Masyarakat yang ingin menjadi pelanggan PT Pos Indonesia bisa langsung
mendatangi kantor Pos Indonesia yang tersebar di seluruh kota. Ekspedisi pengiriman 71
Pos Kilat Nasional ke kantor pos Indonesia dilakukan oleh PT Pos Indonesia
(PERSERO).
Tentunya pihak jasa pengiriman perlu mempertimbangkan secara matang langkah-
langkah yang harus dilakukan agar barang sampai tepat waktu sesuai dengan standar
waktu pengiriman. Jika SWP tidak diikuti, pelanggan dapat memperoleh kompensasi atas
keterlambatan tersebut. Manajer proses dan transportasi serta manajer pengumpulan dan
pengiriman bertanggung jawab atas pemrosesan pengiriman. Dalam hal ini, bagaimana
pengumpulan, pemrosesan, keluar, transformasi, pemrosesan masuk, pengiriman, dan
pelaporan dapat berjalan dengan cepat dan tepat.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejalan dengan hasil dan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
Afeksi dianggap sebagai pendekatan yang unggul dibandingkan dengan metode serupa
lainnya terkait dengan menangkap kebutuhan dan suara konsumen. Metode ini dapat
menerjemahkan kebutuhan emosional pelanggan ke dalam parameter atribut produk
melalui rekayasa. Organisasi logistik, termasuk PT. Pos Indonesia semakin merangkul
pergeseran untuk mendigitalkan sebagian besar operasi fisik mereka dalam mencari
peningkatan efisiensi dan kelincahan dalam kondisi pandemi. Saat bersaing dengan
bisnis lain, strategi pemasaran produk PT Pos Indonesia untuk layanan Pos Express sudah
tepat. Layanan Pos Express menggunakan bauran pemasaran layanan produk, harga,
lokasi, promosi, dan proses selain strategi segmentasi pasar, penargetan pasar, dan
pemosisian.
B. Saran
Adapun saran-saran yang bisa penulis berikan terkait hasil pembahasan di atas yaitu:
1. Sebagai teknologi pengembangan produk berbasis ergonomi, afeksi PT. Pos
Indonesia harus bisa menyatukan preferensi dan emosi pelanggan.
2. Perusahaan harus berusaha untuk memenangkan persaingan dengan menggunakan
strategi bersaing yang efektif sehingga dapat melaksanakan dan mencapai tujuan
perusahaan sesuai dengan harapan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Nathania, I. (2017). PENGARUH DIMENSI SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA
TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF PADA KARYAWAN PT. POS INDONESIA
(Doctoral dissertation, UAJY).
Panjaitan, R. (2020). MASA-MASA COVID-19 Strategi Bisnis dan Manajemen Perusahaan.
Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik, 1-201.
Sinuraya, J. (2020). Potensi UMKM Dalam Menyangga Perekonomian Kerakyatan di Masa
Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Pros. Semin. Akad. Tah. Ilmu Ekon. dan
Stud. Pembang, 160.
Tarwendah, I. P. (2017). Jurnal review: studi komparasi atribut sensoris dan kesadaran merek
produk pangan. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 5(2).
Themba, O. S., & Amin, A. (2021). Unsur Penentu Peningkatan Kinerja Manajerial Pt Pos
Indonesia (PERSERO). Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 5(1),
380-390.

15

Anda mungkin juga menyukai