id
TUGAS AKHIR
Oleh :
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian
saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
yang telah diperoleh dapat ditinjau dan / atau dicabut.
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
INTISARI
Herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan salah satu tanaman
tradisional yang banyak tersebar di Indonesia. Herba pegagan telah terbukti
berkhasiat dapat digunakan sebagai luka bakar. Senyawa yang terpenting dan
telah diteliti mempunyai efek menyembuhkan luka bakar adalah senyawa
golongan triterpen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan
tipe basis salep terhadap sifat fisik dan kualitas salep fraksi heksan herba pegagan
untuk pengobatan luka bakar. Tipe basis salep diformulasikan dalam basis salep
hidrokarbon yaitu vaselin album dan basis salep mudah dicuci air yaitu PEG 4000
dan PEG 400.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian
berupa Post Only Control Group Design. Fraksi heksan herba pegagan dapat
diperoleh dengan cara maserasi bertingkat. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dengan cairan penyari etanol 70 % dan heksan. Fraksi
kemudian dilakukan kontrol kualitas dengan menggunakan KLT dan didapatkan
nilai Rf = 0,91. Selanjutnya fraksi diformulasikan dalam bentuk salep pada
konsentrasi 3 %, 5 % dan 7 % dengan kontrol negatif 0 %. Pengujian sediaan
salep fraksi heksan herba pegagan meliputi uji kestabilan fisik salep, uji
homogenitas, uji daya sebar salep, dan uji daya lekat salep. Untuk mengetahui
kualitas salep dilakukan pemeriksaan pH dan uji viskositas. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik dengan menggunakan One Way Anova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salep fraksi heksan herba pegagan
mengandung senyawa triterpen. Hasil formulasi menunjukkan bahwa dalam
penyimpanan selama delapan minggu, salep basis hidrokarbon dan salep basis
mudah dicuci air memiliki bentuk, warna, dan bau tidak mengalami perubahan,
tetapi mengalami penurunan pH dan viskositas. Secara signifikan tipe basis
berpengaruh terhadap daya lekat salep, daya sebar salep, viskositas salep dan pH
salep.
Kata kunci : tanaman pegagan, basis salep, kestabilan fisik dan kualitas salep.
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“… janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang
(Q. S. Al – Insyirah : 6)
“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
barang siapa diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan
tak ada yang mengambil pelajaran kecuali orang – orang yang berakal.”
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tipe Basis Salep Hidrokarbon dan Mudah
Dicuci Air dalam Formulasi Sediaan Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Sifat Fisik dan Kontrol Kualitasnya”.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh sebab itu penulis
3. Anif Nur Artanti, S. Farm., Apt. selaku dosen pembimbing tugas akhir.
4. Anang Kuncoro RS. S.Si.,Apt. dan Fea Prihapsara, S.Farm., Apt selaku
5. Bapak, ibu dan kakak yang telah memberikan semangat dan dukungan
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan ujian tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun
dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima kritik dan
saran dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat
umumnya.
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II. Tabel Hasil Identifikasi Triterpen dengan Metode KLT ............. 32
Tabel IV. Tabel Hasil Pemeriksaan Kestabilan Fisik Selama 8 Minggu .... 37
Tabel VIII. Tabel Hasil Uji Viskositas Salep Selama 8 Minggu .................. 44
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4. Gambar Kromatogram Hasil KLT Fraksi Heksan Herba Pegagan ... 32
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 14. Diagram Alir Pembuatan Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
Lampiran 15. Diagram Alir Pembuatan Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
Lab = Laboraturium
UV = Ultraviolet
Rf = Retardation factor
g = gram
cm = centimeter
mm = milimeter
ml = mililiter
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI .................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Triterpen .................................................................................... 7
4. Ekstrak ....................................................................................... 10
5. Fraksinasi ................................................................................... 11
6. Salep .......................................................................................... 11
2. Lanolin ...................................................................................... 15
4. Nipagin ...................................................................................... 16
5. Nipasol ....................................................................................... 16
D. Hipotesis ........................................................................................ 18
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 50
B. Saran .............................................................................................. 50
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki potensi
(Anonim, 2008).
perhatian luas dari pakar obat. Tanaman obat tradisional ini biasanya digunakan
sebagai obat alternatif, karena penggunaan obat kimia sering menimbulkan efek
telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan luka bakar (Suratman dkk, 1996).
Pegagan atau Centella asiatica (L.) merupakan tumbuhan liar yang termasuk
keluarga Umbeliferae. Senyawa yang terpenting dan telah diteliti mempunyai efek
dkk, 2007). Fraksi heksan herba pegagan diperoleh dengan cara maserasi
Larutan penyari etanol 70% merupakan pelarut universal yang dapat menyari
senyawa yang bersifat polar, semi polar maupun non polar (Harborne, 1987).
Heksan merupakan cairan penyari non polar, dimana cairan ini diharapkan mampu
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
menyari senyawa non polar yang lebih spesifik yaitu senyawa triterpen dengan
jumlah yang lebih besar (Sukadana, dkk, 2008). Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya sediaan gel ekstrak etanol herba pegagan dengan konsentrasi ekstrak
dkk, 1996). Fraksi kemudian diformulasikan dalam bentuk salep fraksi heksan
Pembuatan sediaan salep menggunakan dua tipe basis salep yaitu basis salep
hidrokarbon dan basis salep mudah dicuci air. Basis salep hidrokarbon dapat
dipakai terutama untuk efek emolien. Basis salep tersebut bertahan pada kulit
untuk waktu yang lama dan tidak memungkinkan menguap ke udara dan sukar
dicuci (Ansel, 1989). Basis mudah dicuci air (PEG) tidak mengiritasi, memiliki
daya lekat dan distribusi yang baik pada kulit, tidak menghambat pertukaran gas
dan produksi keringat, sehingga efektifitas lebih lama dan juga dapat digunakan
pada bagian tubuh yang berambut (Voigt, 1994). Perbedaan tipe basis salep
dimaksudkan untuk mengetahui tipe basis salep yang cocok untuk salep fraksi
heksan herba pegagan dan mempunyai sifat fisis dan kualitas salep yang paling
stabil.
formulasi sediaan salep fraksi heksan herba pegagan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui formulasi yang baik dalam sediaan salep fraksi heksan herba
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Apakah dalam fraksi heksan herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Urban) dalam sediaan salep dengan basis salep hidrokarbon dan basis salep
3. Bagaimana pengaruh perbedaan tipe basis salep hidrokarbon dan basis salep
mudah dicuci air terhadap sifat fisik dan kontrol kualitas sediaan salep fraksi
C. Tujuan Penelitian
Urban) dalam sediaan salep dengan basis salep hidrokarbon dan basis salep
3. Mengetahui pengaruh perbedaan tipe basis salep hidrokarbon dan basis salep
mudah dicuci air terhadap sifat fisik dan kontrol kualitas sediaan salep fraksi
D. Manfaat Penelitian
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dalam sediaan salep dengan basis salep
hidrokarbon dan basis salep mudah dicuci air. Selain itu juga diharapkan dapat
menjadi acuan pengembangan obat yaitu salep fraksi heksan herba pegagan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1) Klasifikasi Tanaman :
Divisi : Spermathophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Umbillales
Suku : Umbilliferaceae
Marga : Centella
Gambar 1. Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) (Santosa dan Gunawan, 2004)
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
2) Nama Daerah
(Madura). Nusa Tenggara : Belele (Sasak), taidah, ganggaga (Bali), kelai lere
3) Morfologi Tanaman
Terna atau herba tahunan, tanpa batang tetapi dengan rimpang pendek dan
tersusun dalam roset yang terdiri dari 2 sampai 10 daun, kadang-kadang agak
berambut, tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal,
lebar dan bundar dengan garis tengah 1 cm sampai 7 cm, pinggir daun
tajuk berwarna merah lembayung, panjang 1 mm sampai 1,5 mm, lebar sampai
0,75 mm. Buah pipih, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
(terkandung dalam buah) (Santosa dan Gunawan, 2004). Khasiat lain dari
2. Triterpen
Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini
tumbuhan berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari
molekul isoprene dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambung dua atau
lebih satuan C5 ini. Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari
menguap (C10 dan C15), diterpena yang lebih sukar menguap (C20), sampai ke
senyawa yang tidak menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,
Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama
H3C H
H3C
CH3
HO
H H
H3C CH3
3. Luka Bakar
Luka adalah keadaan kerusakan jaringan dan dapat mengenai struktur lebih
dalam dari kulit seperti saraf, otot, atau membrane. Luka bakar adalah suatu
bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar
merupakan suatu jenis trauma dengan morniditas dan mortalitas yang tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
Kulit atau jaringan yang terbakar akan menjadi jaringan nekrotik. Kalau luka
karena benda tajam atau benda tumpul, bila ada jaringan nekrotik kita harus
berusaha melakukan debridement pada waktu pertama kali pencucian luka tetapi
lain pada luka bakar, jaringan nekrotik ini tidak dapat dibuang segera tetapi tetap
lekat di tubuh penderita untuk waktu yang relatif lama. Tindakan yang dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
dilakukan pada luka bakar adalah dengan memberikan terapi lokal dengan tujuan
yang terbentuk akan sedikit dan dengan demikian mengurangi jaringan parut.
bawah kulit tercakup masuk ke dalam aliran darah. Absorbsi perkutan dari bahan
obat ada pada preparat dermatologi seperti cairan, gel salep, krim, atau pasta tidak
hanya tergantung pada sifat kimia dan fisika dari bahan obat saja, tapi juga pada
sifat apabila dimasukkan ke dalam pembawa farmasetika dan pada kondisi dari
Bila suatu obat digunakan secara topikal, maka obat akan keluar dari
Mungkin obat dapat menembus kulit yang utuh setelah pemakaian topikal melalui
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
dinding folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak atau antara sel-sel
dari selaput tanduk. Apabila kulit utuh, maka cara utama untuk penetrasi obat
umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik daripada melalui folikel rambut
4. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
(Anonim, 1995).
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara
ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium
pengekstrasi (menstrum) yang tertentu pula (Agoes, G., 2007). Pada penelitian
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
5. Fraksinasi
utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang bersifat
polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut
6. Salep
Salep atau unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen yang dapat
kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup.
Dasar minyak dapat dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar salep
tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak
et al, 1994).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk
emulsi air dalam minyak (paraffin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan
kelompok kedua terdiri atas emulsi minyak dalam air yang dapat
bercampur dengan sejumlah air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga
seperti yang dihasilkan dasar salep berlemak (Ansel, 1989). Contoh dasar
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep
hidrofilik (krim). Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai salep yang dapat
dicuci dengan air, karena mudah dicuci kulit atau dilap basah sehingga
lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat
menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep
(Ansel, 1989). Contoh dasar salep mudah dicuci air yaitu hydrophilic
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari
konstituen larut air. Dasar salep ini lebih disebut gel. Contoh dasar salep
larut dalam air yaitu salep polietilen glikol atau campuran PEG (Ansel,
1989). Kombinasi dari polietilen glikol dengan bobot molekul yang tinggi
lekat dan distribusi yang baik pada kulit dan tidak menghambat pertukaran
gas dan produksi keringat, sehingga efektifitas lebih lama (Voigt, 1994).
Pengaturan konsistensi sangat penting pada pembuatan produk salep, hal ini
berpengaruh pada daya pakainya. Sifat atau perilaku kelarutan bahan obat di
a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompabilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan menjadi lunak dan
homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, dan inflamasi.
c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi yang paling mudah dipakai
d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
b. Pemeriksaan pH
c. Pemeriksaan Viskositas
1993).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
B. Pemerian Bahan
1. Vaselin Album
padat, diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan
berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0°C.
temperatur antara 38°C dan 60°C (Voigt, 1994). Kelarutannya tidak larut dalam
air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin,
mudah larut dalam benzene; dalam karbon disulfida; dalam kloroform; larut dalam
heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak dan berkhasiat sebagai basis
(Anonim, 1995).
2. Lanolin
Pemerian lanolin yaitu berbentuk setengah padat, seperti lemak diperolah dari
bulu domba (Ovis aries) merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung
air antara 25 % sampai 30 %. Berwarna kuning dengan bau yang khas. Kelarutan
dari lanolin tidak larut dalam air, larut dalam kloroform atau eter dengan
pemisahan bagian airnya akibat hidrasi. Lanolin digunakan sebagai pelumas dan
3. Setil alkohol
Setil alkohol terdapat sebagai ester dalam cetaceum. Disamping itu dipakai
juga stearil alkohol. Zat-zat ini adalah zat padat yang mempertinggi kemampuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
menyerap air dan salep. Vaselin dengan setil alkohol 5 % dapat menyerap 50 %
air. Setil alkohol sebagai pembantu pengemulsi dan emolien dalam salep (Duin,
1947).
4. Nipagin
Metil paraben adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan
tidak lebih dari 101,0 % C8H8O3. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir
tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan
larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol
(95 %) dan dalam 3 bagian aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih. Metil
paraben ini mempunyai fungsi sebagai zat tambahan dan zat pengawet (Anonim,
1979).
5. Nipasol
Propil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari
berupa serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutannya sangat sukar
larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam air
Bentuk sediaan PEG 400 berbeda dengan PEG 4000, PEG 400 berupa cairan
kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak warna, dan bau khas lemah,
sedangkan PEG 4000 pemeriannya berupa serbuk licin putih atau potongan putih
kuning gading, praktis tidak berbau, tidak berasa dan kelarutannya mudah larut
dalam air, dalam etanol, dalam kloroform. Keduanya dapat digunakan sebagai zat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
senyawa yang sangat hidrofilik, stabil dan tidak merangsang pada kulit. PEG
bekerja sebagai emolien, dan juga dapat digunakan untuk pembuatan salep berupa
7. Oleum Rosae
Pemeriannya berupa cairan yang tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai
C. Kerangka Pemikiran
Herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan salah satu obat alam
herba pegagan telah terbukti berkhasiat dalam penyembuhan luka bakar. Senyawa
yang terpenting dan telah diteliti mempunyai efek menyembuhkan luka bakar
adalah senyawa triterpen (Padmadisastra dkk, 2007). Berdasarkan hal inilah, maka
penelitian ini dimaksudkan untuk membuat formulasi sediaan obat luar yaitu
berupa salep dari fraksi heksan herba pegagan dengan basis salep hidrokarbon dan
cairan penyari agar diperoleh rendemen senyawa triterpen yang lebih besar,
Pemilihan formulasi fraksi heksan herba pegagan dalam bentuk salep karena
sediaan ini merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
digunakan sebagai obat luar, bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok, sehingga memiliki kemampuan mempenetrasi kulit dan
zat aktif dapat berefek dengan baik untuk menyembuhkan luka bakar.
Selanjutnya untuk mengetahui sifat fisik salep fraksi heksan herba pegagan,
maka dilakukan pemeriksaan kestabilan fisik salep, uji daya sebar, dan uji daya
lekat. Untuk mengetahui kualitas salep fraksi heksan herba pegagan dilakukan
menggunakan SPSS untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kualitas
salep.
D. Hipotesis
Dari uraian di atas, dapat disusun suatu hipotesis dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
2. Fraksi heksan herba pegagan diduga stabil dalam sediaan salep dengan basis
3. Pengaruh tipe basis salep hidrokarbon dengan basis salep mudah dicuci air
pada sediaan salep fraksi heksan herba pegagan diduga tidak terdapat
perbedaan yang signifikan dalam hal sifat fisik dan kontrol kualitas salep.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
control group design. Sampel yang diambil secara acak (random sampling).
1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah bahan baku fraksi heksan herba pegagan,
vaselin album (Lab. Farmasetika), lanolin (Lab. Farmasetika), setil alkohol (Lab.
400 (Lab. Farmasetika), PEG 4000 (Lab. Farmasetika), oleum rosae (Lab.
(CV. Agung Jaya), metanol (Lab. Biologi Pusat), kloroform (Lab. Biologi Pusat)
2. Alat
Alat yang digunakan adalah oven (Oven Memmert), timbangan analit (Denver
rotary evaporator, Viskosimeter (Rion Viscotester VT-04), alat uji daya lekat
(Lab. Farmasetika), alat uji daya sebar (Lab. Farmasetika), silika gel GF254, Sinar
UV254, Sinar UV366, chamber, dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di
Laboratorium Farmasetika dan Sub Lab Biologi Pusat FMIPA UNS Surakarta.
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2011
bertempat di Lab Farmasetika dan Sub Lab Biologi Fakultas Matematika Ilmu
Budi Surakarta.
Populasi yang digunakan adalah herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraksi heksan herba pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban). Herba pegagan diperoleh dari daerah Sukoharjo.
Variabel utama terdiri dari variabel bebas dan tergantung. Variabel bebas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel yang sengaja direncanakan untuk
bebas dari penelitian ini adalah penggunaan basis salep hidrokarbon dan basis
salep mudah dicuci air dalam pembuatan salep fraksi heksan herba pegagan
penelitian ini (Machfoedz, 2004). Variabel tergantung dari penelitian ini adalah
kontrol negatif 0 % dan pengujian sifat fisik dan kualitas salep meliputi
pemeriksaan kestabilan fisik salep, uji daya sebar, dan uji daya lekat. Untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
dan viskositasnya.
a. Determinasi Tanaman
Tahap awal dari penelitian ini yaitu herba segar disortasi basah terhadap
itu didapat fraksi heksan herba pegagan kental yang sebelumnya telah
dilakukan evaporasi.
sebagai berikut :
2000).
triterpen. Fase diam yang digunakan adalah lempeng silika gel GF254,
silika gel dilihat dibawah sinar UV254 dan UV366. Untuk memperjelas
sepuluh menit pada suhu 105ºC dan diamati bercak pada cahaya
yang teramati dari fraksi dengan cara mengukur jarak bercak dan
Pada penelitian ini dibuat dua formula dengan perbedaan basis salep.
vaselin album, sedangkan formula kedua yaitu basis salep mudah dicuci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
air dengan menggunakan PEG 4000 dan PEG 400. Kedua formula tersebut
dibedakan dalam dua fase, yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak
dalam formula ini yaitu setil alkohol, lanolin, nipasol, dan vaselin album,
sedangkan fase airnya yaitu fraksi heksan herba pegagan dan nipagin.
Setelah fase minyak meleleh lalu dipindahkan ke dalam mortir panas dan
ditambahkan oleum rosae pada sediaan salep dan diaduk hingga homogen.
dasar salep mudah dicuci air yaitu menyiapkan alat dan menimbang
dibedakan dalam dua fase, yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak
dalam formula ini yaitu setil alkohol, lanolin, dan nipasol, sedangkan fase
airnya yaitu fraksi heksan herba pegagan, nipagin, PEG 4000 dan PEG
kaca pengaduk agar homogen. Untuk fase airnya yaitu PEG 4000
dilakukan peleburan karena PEG 4000 berupa padatan. Setelah PEG 4000
ditambahkan oleum rosae pada sediaan salep dan diaduk hingga homogen.
pada kulit yang diobati. Pengujian ini dilakukan dengan cara 0,5 gram
salep diletakan di atas kaca (tengah). Kaca yang satunya ditimbang dan
tambahan, lalu diamkan selama 1 menit dan catat diameter salep yang
luasnya, lalu meletakan obyek gelas lain di atas salep dan ditekan
pada alat tes, kemudian melepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat
baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati (misal
a). Pemeriksaan pH
jarum jam. Mangkuk diisi sampel salep yang akan diuji, rotor
setelah stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan.
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari waktu yang
kualitasnya. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis dengan SPSS 14.0
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a - 15a - 109b - 119b - 120b - 128a → Famili
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen
yang terdapat dalam suatu bahan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses
cairan penyari yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode perkolasi.
menyari senyawa yang bersifat polar, semi polar maupun non polar (Harborne,
1987). Hasil dari proses maserasi dipekatkan dengan rotary evaporatory dan
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
dengan pelarut heksan, lalu larutan dipisahkan dengan corong pisah dan diambil
larutan bagian atas. Larutan tersebut dipekatkan dan didapat fraksi heksan herba
pegagan. Heksan merupakan cairan penyari non polar, dimana cairan ini
diharapkan mampu menyari senyawa non polar yang lebih spesifik yaitu senyawa
triterpen dengan jumlah yang lebih besar (Sukadana, dkk, 2008). Hasil fraksi
heksan herba pegagan yang diperoleh yaitu 32,03 g dari proses ekstraksi dan
1. Rendemen
dapat diketahui bahwa 32,03 g fraksi diperoleh dari proses ekstraksi 500 g serbuk
2. Organoleptis
Fraksi heksan herba pegagan yang dibuat diamati secara organoleptis dengan
bahwa bentuk fraksi heksan herba pegagan berupa cairan kental, berwarna coklat
3. Susut pengeringan
senyawa yang hilang pada proses penguapan (Anonimb, 2000). Tujuan uji ini
diketahui bahwa susut pengeringan fraksi heksan herba pegagan sebesar 5,45 %.
(KLT) menggunakan fase diam berupa plat silika GF254, sedangkan fase gerak
yang digunakan yaitu campuran kloroform – metanol – air (65:25:4) dan pereaksi
asam sulfat pekat dicampurkan ke dalam 50 bagian etanol (Wagner, 1984). Profil
kromatogram dapat dilihat pada Gambar 4. dan hasil identifikasi triterpen dengan
Keterangan :
Fase diam = Silika gel GF254
Fase gerak = kloroform:metanol:air (65:25:4)
Jarak pengembangan : 5,5 cm
Rf = Retardation factor
(+) = positif triterpen
(-) = negatif triterpen
Pustaka :
(*) = Wagner, 1984
(**) = Padmadisastra dkk, 2007
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Hasil analisis secara kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa pada sinar
tampak, fraksi heksan herba pegagan terdapat satu bercak yang berwarna kuning
pada sinar tampak berubah warna. Warna bercak dibawah sinar UV254
memberikan nilai Rf bercak yang sama dengan sinar tampak tetapi warna bercak
(2007), menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat bercak kuning-coklat pada
Rf = 0,9, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam fraksi heksan herba pegagan
D. Pembuatan Salep
hidrokarbon dan basis salep mudah dicuci air. Pemilihan basis salep hidrokarbon
dan basis mudah dicuci air, dikarenakan kedua basis salep memiliki sifat yang
berbeda, namun keduanya mampu melindungi kulit dengan baik. Basis salep
hidrokarbon memiliki sifat sukar dicuci sehingga kontak dengan kulit lebih lama
dan tidak memungkinkan menguap ke udara (Ansel, 1989). Sedangkan basis salep
mudah dicuci air memiliki sifat dapat dicuci dari kulit, tidak mengiritasi, memiliki
daya lekat dan distribusi yang baik pada kulit, tidak menghambat pertukaran gas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
dan produksi keringat, sehingga efektifitas lebih lama dan juga dapat digunakan
Pada penelitian ini basis yang digunakan dalam formula yaitu vaselin album
berfungsi sebagai basis salep, lanolin berfungsi sebagai pelumas dan penutup
kulit, setil alkohol berfungsi sebagai emolien dan pemadat, serta PEG (PEG 400
dan PEG 4000) berfungsi sebagai emolien dan basis salep. Penggunaan zat
pengawet dalam sediaan salep berfungsi untuk menjaga kualitas salep tetap baik.
Zat pengawet yang digunakan yaitu nipagin dan nipasol. Penambahan oleum
rosae dilakukan diakhir pencampuran untuk menutupi bau yang ditimbulkan pada
sediaan salep yang kurang enak. Tujuan pembuatan sediaan salep ini yaitu sebagai
obat herbal dari bahan alam untuk mengobati luka bakar. Bahan aktif yang
digunakan berasal dari bahan alam yaitu fraksi heksan herba pegagan yang
luka bakar. Selain itu, pemilihan formulasi dalam bentuk salep karena sediaan ini
mudah dioleskan dan sebagai obat luar, bahan obatnya larut dalam dasar salep
yang cocok, sehingga memiliki kemampuan mempenetrasi kulit dan zat aktif
dapat berefek dengan baik untuk menyembuhkan luka bakar. Sediaan salep fraksi
heksan herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) yang dibuat diamati secara
organoleptis yaitu warna, bau dan konsistensi salep. Hasil pengamatan dari
formulasi sediaan salep fraksi heksan herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban)
pada basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air dapat dilihat pada Gambar 5
F2A F2B
F2C F32
Gambar 5. Hasil Formulasi Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan (Centella asiatica
(L) Urban)
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3 kali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
warna dan konsistensi yang berbeda, tetapi mempunyai bau yang sama yaitu bau
khas rosae. Konsistensi salep F2A, F2B, F2C dan F32 menghasilkan massa
sediaan salep lebih kental jika dibandingkan dengan salep F1A, F1B, F1C dan
F31, hal ini dikarenakan salep F2A, F2B, F2C dan F32 menggunakan basis PEG
yang menyebabkan salep menjadi lebih padat. Hasil formulasi salep dapat dilihat
formulasi salep antara basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air dengan salep
kestabilan fisik, uji homogenitas salep, uji daya lekat, uji daya sebar, dan
salep selama waktu penyimpanan secara organoleptis meliputi warna, bau dan
salah satu syarat kualitas salep yang baik harus stabil, yaitu salep harus stabil baik
dikarenakan pengaruh secara fisika maupun kimia selama salep tersebut masih
dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu salep harus bebas dari terjadinya
inkompatibilitas dan harus stabil pada suhu kamar. Hasil pemeriksaan kestabilan
fisik salep fraksi heksan herba pegagan dapat dilihat pada Tabel IV.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Kestabilan Fisik Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban) Selama 8 Minggu
Waktu Penyimpanan (minggu)
Pengamatan Formula
1 2 3 4 5 6 7 8
F1A - - - - - - - -
F1B - - - - - - - -
F1C - - - - - - - -
F2A - - - - - - - -
Konsistensi
F2B - - - - - - - -
F2C - - - - - - - -
F31 - - - - - - - -
F32 - - - - - - - -
F1A - - - - - - - -
F1B - - - - - - - -
F1C - - - - - - - -
F2A - - - - - - - -
Warna
F2B - - - - - - - -
F2C - - - - - - - -
F31 - - - - - - - -
F32 - - - - - - - -
F1A - - - - - - - -
F1B - - - - - - - -
F1C - - - - - - - -
F2A - - - - - - - -
Bau
F2B - - - - - - - -
F2C - - - - - - - -
F31 - - - - - - - -
F32 - - - - - - - -
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
hidrokarbon air
+ : Ada perubahan
- : Tidak ada perubahan
Masing-masing formula direplikasi 3 kali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Berdasarkan Tabel IV, dapat diketahui bahwa kedelapan formula salep tidak
minggu. Dari hasil tersebut, sediaan salep dalam berbagai konsentrasi fraksi
dengan basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air dapat dikatakan memiliki
kestabilan fisik yang cukup baik. Hal ini berarti perbedaan tipe basis salep yang
yang diteliti. Hasil uji homogenitas salep dapat dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Hasil Pemeriksaan Uji Homogenitas Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban) Selama 8 Minggu
Homogenitas salep minggu ke-
Formula 1 2 3 4 5 6 7 8
F1A - - - - - - - -
F1B - - - - - - - -
F1C - - - - - - - -
F2A - - - - - - - -
F2B - - - - - - - -
F2C - - - - - - - -
F31 - - - - - - - -
F32 - - - - - - - -
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
Hidrokarbon air
+ : Ada perubahan
- : Tidak ada perubahan
Masing-masing formula direplikasi 3 kali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
masing formula salep yang dioleskan pada sekeping kaca menunjukkan hasil yang
homogen yaitu terlihat rata dan tidak ada perbedaan warna antara komponen
salep. Konsistensi bentuk fisik salep tidak mengalami perubahan, yakni tidak ada
Farmakope Indonesia edisi III, yaitu jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau
bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen
yang dapat dilihat dengan tidak adanya partikel yang bergerombol dan menyebar
secara merata. Hal ini berarti perbedaan tipe basis salep yang digunakan dalam
homogenitas salep.
menempel pada bahan lain (Norman, 2007). Pengujian ini berfungsi untuk
mengetahui seberapa lama waktu perekatan salep pada permukaan kulit. Semakin
kental atau pekat konsistensi, maka waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan
kedua obyek gelas menjadi semakin lama (Nugroho, 2008). Sehingga apabila
konsistensi salep semakin kental maka kontak obat pada permukaan kulit juga
semakin lama. Hasil uji daya lekat salep fraksi heksan herba pegagan dapat dilihat
Tabel VI. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban)
No Formula x ± Sd
1 F1A 1,4600 ± 0,18248
2 F1B 1,7333 ± 0,16803
3 F1C 2,8800 ± 0,14000
4 F2A 7,4033 ± 0,28537
5 F2B 6,6433 ± 0,41669
6 F2C 5,0467 ± 0,27465
7 F31 1,6500 ± 0,09644
8 F32 4,9733 ± 0,18903
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3kali
Berdasarkan Tabel VI, hasil uji daya lekat untuk basis hidrokarbon dengan
obyek gelas untuk pisah semakin lama. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
konsentrasi tertinggi mempunyai waktu lebih lama melekat atau dengan kata lain
mempunyai kemungkinan lebih lama hilangnya obat setelah dioleskan karena obat
tersebut dapat lebih lama kontak dengan kulit. Sedangkan untuk salep basis
mudah dicuci air menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi fraksi memiliki
kemungkinan hilangnya obat lebih besar setelah dioleskan karena salep tersebut
Hasil pengamatan uji daya lekat dari kedelapan formula tersebut, kemudian
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
signifikasi adalah 0,306. Nilai signifikasi yang didapat > 0,05 sehingga dapat
atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap kelengketan dilakukan uji
besarnya signifikasi adalah 0,000. Nilai signifikasi yang didapat < 0,05 sehingga
tipe basis terhadap kelengketan salep. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test
dengan Tukey. Fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut
basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air dengan masing – masing konsentrasi
yang sama terdapat perbedaan yang signifikan yang ditandai dengan adanya tanda
bintang (*) pada mean difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antar formula, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan tipe basis salep
basis mudah dicuci air memiliki waktu lekat lebih lama dibandingkan dengan
basis hidrokarbon. Hal ini dikarenakan basis mudah dicuci air memiliki
kekentalan salep yang lebih besar, sehingga kemampuan melekatnya pada kulit
juga semakin lama. Hasil analisis statistik pengujian daya lekat dapat dilihat pada
lampiran 5. Hasil pengamatan uji daya lekat salep dapat dilihat pada lampiran 9.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa luas area permukaan kulit yang
dapat dijangkau oleh salep. Suatu sediaan salep diharapkan mampu menyebar
dengan mudah pada permukaan kulit, tanpa menggunakan tekanan yang berarti.
Semakin mudah dioleskan maka luas permukaan kontak obat dengan kulit
semakin besar, sehingga absorbsi obat ditempat pemberian semakin optimal. Daya
daya sebar salep ekstrak heksan herba pegagan dapat dilihat pada Tabel VII.
Tabel VII. Hasil Pengamatan Daya Sebar Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban)
No Formula x ± Sd
1 F1A 10,4100 ± 1,56181
2 F1B 9,4433 ± 1,36766
3 F1C 8,7333 ± 1,46499
4 F2A 4,2133 ± 0,72392
5 F2B 4,4683 ± 0,68368
6 F2C 4,7533 ± 0,83601
7 F31 9,5583 ± 1,44107
8 F32 4,4317 ± 0,71312
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
Hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3kali
Berdasarkan hasil uji daya sebar untuk basis hidrokarbon menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi ekstrak pada salep diperoleh semakin kecil penyebaran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
salep, sedangkan basis mudah dicuci air menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hal
tinggi akan lebih baik daya lekatnya. Menurut Marchaban (1993), kemampuan
melekat dari salep ada korelasi terbalik dengan kemampuan menyebarnya yaitu
Hasil pengamatan uji daya sebar dari kedelapan formula tersebut, kemudian
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari
Nilai signifikasi yang didapat > 0,05, sehingga dapat disimpulkan data
pengaruh perbedaan tipe basis terhadap penyebaran salep, maka dilakukan uji
ANOVA satu jalan. Hasil analisis anova menunjukkan bahwa besarnya signifikasi
adalah 0,000. Nilai signifikasi yang didapat < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
terhadap penyebaran salep. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test dengan
kelompok variabel, dimana salep basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air
signifikan yang ditandai dengan adanya tanda bintang (*) pada mean difference
disimpulkan bahwa perbedaan tipe basis salep dalam pembuatan salep fraksi
dicuci air, luas area permukaan yang dapat dijangkau lebih baik basis
hidrokarbon. Hal ini karena konsistensi sediaan salep basis hidrokarbon lebih
lunak daripada salep basis mudah dicuci air. Hasil analisis statistik pengujian daya
sebar dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil pengamatan uji daya sebar dapat dilihat
5. Uji viskositas
pernyataan tahanan dari cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka
akan semakin besar tahanannya (Martin, 1993). Hasil pengamatan uji viskositas
Tabel VIII. Hasil Pengamatan Uji Viskositas Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban) Selama 8 Minggu
Formul Viskositas (dPas) minggu ke -
a I II III IV V VI VII VIII
F1A 260 260 255 255 260 260 250 250
F1B 275 275 265 265 270 275 270 270
F1C 300 300 290 290 285 285 290 285
F2A 480 480 470 470 475 475 470 470
F2B 420 420 410 410 415 415 400 400
F2C 370 370 360 360 350 360 350 350
F31 245 245 230 230 240 240 240 240
F32 350 350 340 340 340 345 340 340
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
Hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3kali
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
F1B, dan F1C) mempunyai viskositas lebih kecil dibandingkan dengan salep yang
menggunakan basis mudah dicuci air (F32, F2A, F2B, dan F2C). Salep basis
mudah dicuci air dalam formulasinya menggunakan PEG 400 dan PEG 4000,
Viskositas salep basis hidrokarbon, salep basis mudah dicuci air dan salep
pembanding selama 8 minggu dapat disajikan dalam grafik di bawah ini (Gambar
6).
600
500 F31
Viskositas (dPas)
F1A
400
F1B
300
F1C
200
F32
100 F2A
0 F2B
1 2 3 4 5 6 7 8 F2C
Minggu ke-
Massa salep yang semakin padat/kental maka viskositas akan semakin besar.
Viskositas berhubungan erat dengan daya menyebar salep pada kulit dan
rendah akan memudahkan saat pemakaian serta pengambilan dari wadah menjadi
lebih mudah karena konsistensiya lunak (Marchaban, 1993). Viskositas salep juga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
berhubungan erat dengan daya melekatnya, karena semakin tinggi viskositas maka
terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
besarnya nilai signifikasi adalah 0,055. Nilai signifikasi yang didapat > 0,05
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap viskositas
dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil analisis anova menunjukkan bahwa
besarnya signifikan adalah 0,000. Nilai signifikasi yang didapat < 0,05 sehingga
viskositas salep. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test dengan Tukey. Fungsi
uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi
signifikan antar kelompok variabel, dimana salep basis hidrokarbon dan basis
mudah dicuci air dengan masing – masing konsentrasi yang sama terdapat
perbedaan yang signifikan yang ditandai dengan adanya tanda bintang (*) pada
sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan tipe basis salep dalam pembuatan
(1993), perubahan viskositas disebabkan oleh ikatan antar partikel terlepas oleh
analisis statistik pengujian viskositas salep dapat dilihat pada lampiran 7. Hasil
pengamatan uji viskositas salep selama 8 minggu dapat dilihat pada lampiran 11.
6. Uji pH
stabilitas bahan aktif dalam suasana asam atau basa (Lachman et al, 1994). Hasil
Tabel IX. Tabel Hasil Pengamatan Uji pH Salep Fraksi Heksan Herba Pegagan
(Centella asiatica (L) Urban) Selama 8 Minggu
pH
Formula minggu ke -
I II III IV V VI VII VIII
F1A 6,36 6,36 6,36 6,30 6,30 6,20 6,20 6,20
F1B 6,30 6,30 6,20 6,20 6,20 6,13 6,13 6,13
F1C 6,23 6,23 6,13 6,10 6,10 6,10 6,06 6,06
F2A 5,90 5,90 5,86 5,86 5,67 5,67 5,63 5,63
F2B 5,73 5,73 5,73 5,67 5,67 5,63 5,63 5,63
F2C 5,67 5,67 5,63 5,63 5,60 5,53 5,53 5,53
F31 6,53 6,53 6,53 6,47 6,47 6,43 6,43 6,43
F32 6,10 6,10 6,06 6,06 5,90 5,90 5,86 5,86
Keterangan :
F1A : Formula salep basis hidrokarbon 3 % F2A : Formula salep basis mudah dicuci air 3 %
F1B : Formula salep basis hidrokarbon 5 % F2B : Formula salep basis mudah dicuci air 5 %
F1C : Formula salep basis hidrokarbon 7 % F2C : Formula salep basis mudah dicuci air 7 %
F31 : Formula salep basis kontrol F32 : Formula salep basis kontrol mudah dicuci
hidrokarbon air
Masing-masing formula direplikasi 3kali
Berdasarkan Tabel XI, hasil pengamatan pH salep selama 8 minggu
suhu kamar. Akan tetapi berdasarkan Padmadisastra dkk (2007), persyaratan nilai
pH yang aman untuk kulit yaitu pH 5 hingga 10, sehingga nilai-nilai pH ini telah
pengamatan. Nilai pH salep basis hidrokarbon, salep basis mudah dicuci air dan
6.8
6.6 F31
6.4
6.2 F1A
6 F1B
pH
5.8
5.6 F1C
5.4 F32
5.2
5 F2A
4.8 F2B
1 2 3 4 5 6 7 8
F2C
Minggu ke-
terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji
0,225. Nilai signifikasi yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data
pengaruh perbedaan tipe basis terhadap pH dilakukan uji ANOVA satu jalan.
0,000. Nilai signifikasi yang didapat < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
salep. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Fungsi uji Post Hoc Test adalah
untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok variabel.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
kelompok variabel, dimana salep basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air
signifikan yang ditandai dengan adanya tanda bintang (*) pada mean difference
disimpulkan bahwa perbedaan tipe basis salep dalam pembuatan salep fraksi
dibandingkan salep mudah dicuci air, hal ini dikarenakan dalam salep hidrokarbon
dasar salep o/w selalu lebih rendah dibandingkan w/o karena air bersifat lebih
dilihat pada lampiran 8. Hasil pengamatan uji pH salep selama 8 minggu dapat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Fraksi heksan herba pegagan dapat stabil dalam formulasi salep dengan
basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air. Formulasi salep fraksi
heksan herba pegagan dengan basis mudah dicuci air mempunyai sifat
3. Perbedaan tipe basis yaitu basis hidrokarbon dan basis mudah dicuci air
masimg konsentrasi yang sama, meliputi daya lekat (sig. 0,000) dan daya
sebar salep (sig. 0,000) serta kualitas salep yaitu viskositas salep (sig.
B. Saran
dari sediaan salep fraksi heksan herba pegagan (Centella asiatica L.)
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang uji iritasi dan uji disolusi salep
L.).
50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2007, Teknologi Bahan Alam, 21,38-39, ITB Press, Bandung.
Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, 49-52, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Arifin, H., Anggraini, N., Handayani, D., dan Rasyid, R., 2006, Standarisasi
Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumni Menn, Jurnal Tek. Far, vol 11(2),
hal 88-93.
Chandra, M.P., Djunarko, I., dan Wahyono, S., 2002, Toksisitas Akut Perasan
Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga Val.) Pada Mencit Betina,
Majalah Obat Tradisional; 21 (7) : 24-8).
Duin, V., 1947, Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori, 129, Soeroengan, Jakarta.
Grace, S., 2009, Efek Neuroterapi Ekstrak Air Akar Acalypha indica Linn. Dosis
5 mg dan 10 mg secara eks vivo pada Persambungan Saraf – Otot
Gastroknemius Katak Bufo melanostictus Schneider, Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Joenoes, N.Z., 2003, Resep yang Rasional, 137, Airlangga University Press,
Surabaya.
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Semi Padat, Teori dan
Praktek Farmasi Industri, Edisi III, diterjemahkan oleh Suyatmi S.,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Hezmela, R., 2006, Daya Antijamur Ekstrak lengkuas merah (Alpinia purpurata K
Schum) dalam Sediaan Salep, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Martin, A., James, S., dan Arthur, C., 1993, Farmasi Fisik, University Indonesia
Press, Jakarta.
Nugroho, A.F., 2008, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimum santum
L.) Secara Granulasi Basah dengan Menggunakan Pulvis Gummi Arabici
(PGA) Sebagai Bahan Pengikat, Skripsi, Fakultas Farmasi, UMS,
Surakarta.
Padmadisastra, Y., Amin, S., dan Shinta, A., 2007, Formulasi Sediaan Salep
Antikeloidal yang Mengandung Ekstrak Terfasilitasi Panas Microwave
dari Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), dalam Seminar
Kebudayaan Indonesia Malaysia Kualalumpur 2007, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Santosa, D., dan Gunawan, D., 2004, Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sukadana, I. M., Santi S. R., dan Juliarti N. K., 2008, Aktivitas Antibakteri
Senyawa Golongan Triterpenoid dari Biji Pepaya (Carica papaya L.),
Jurnal Kimia 2008, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran.
Suratman, Adisumiwi, S., dan Gozali, D., 1996, Pengaruh Ekstrak Antanan dalam
Bentuk Salep, Krim, dan Jelly terhadap Penyembuhan Luka bakar, Hasil
Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Wagner, H., 1984, Plan Drug Analysis A Thin Layer Chromatography Atlas,
Springer – Verlag Berlin, Germany.
Wahjoedi, B., dan Pudjiastuti. 2006. Review hasil penelitian pegagan (Centella
asiatica (L.) Urban, 10, Makalah pada POKJANAS TOI XXV.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
= 5,45 %
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
5 5 5
5 5 5
, , ,
Rf = 5 = 0,91
5,5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keleng
ketan
N 24
Normal Mean
3,9738
Parameters(a,b)
Std. 2,2634
Deviation 5
Most Extreme Absolute
,198
Differences
Positive ,198
Negative -,131
Kolmogorov-Smirnov Z ,968
Asymp. Sig. (2-tailed) ,306
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
kelengketan
Std. Std. 95% Confidence
N Mean Minimum Maximum
Deviation Error Interval for Mean
Lower Upper
Bound Bound
vaselin 3 % 3 1,4600 ,18248 ,10536 1,0067 1,9133 1,34 1,67
vaselin 5 % 3 1,7333 ,16803 ,09701 1,3159 2,1507 1,55 1,88
vaselin 7 % 3 2,8800 ,14000 ,08083 2,5322 3,2278 2,78 3,04
peg 3 % 3 7,4033 ,28537 ,16476 6,6944 8,1122 7,11 7,68
peg 5 % 3 6,6433 ,41669 ,24058 5,6082 7,6785 6,25 7,08
peg 7 % 3 5,0467 ,27465 ,15857 4,3644 5,7289 4,73 5,22
kontrol vaselin 0 % 3 1,6500 ,09644 ,05568 1,4104 1,8896 1,58 1,76
kontrol peg 0 % 3 4,9733 ,18903 ,10914 4,5038 5,4429 4,76 5,12
Total 24 3,9738 2,26345 ,46203 3,0180 4,9295 1,34 7,68
ANOVA
kelengketan
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Between
116,921 7 16,703 292,606 ,000
Groups
Within Groups ,913 16 ,057
Total 117,834 23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Lower Upper
Bound Bound
kontrol vaselin 0 % kontrol peg 0 % -3,32333(*) ,19508 ,000 -3,9987 -2,6479
vaselin 3 % peg 3 % -5,94333(*) ,19508 ,000 -6,6187 -5,2679
vaselin 5 % peg 5 % -4,91000(*) ,19508 ,000 -5,5854 -4,2346
vaselin 7 % peg 7 % -2,16667(*) ,19508 ,000 -2,8421 -1,4913
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
kelengketan
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
formula N
1 2 3 4 5
vaselin 3 % 3 1,4600
kontrol vaselin 0
3 1,6500
%
vaselin 5 % 3 1,7333
vaselin 7 % 3 2,8800
kontrol peg 0 % 3 4,9733
peg 7 % 3 5,0467
peg 5 % 3 6,6433
peg 3 % 3 7,4033
Sig. ,844 1,000 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penyeba
ran
N 48
Normal Mean
7,0015
Parameters(a,b)
Std.
2,81128
Deviation
Most Extreme Absolute
,185
Differences
Positive ,185
Negative -,113
Kolmogorov-Smirnov Z 1,279
Asymp. Sig. (2-tailed) ,076
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
penyebaran 1,906 7 40 ,094
ANOVA
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
penyebaran Between Groups 317,797 7 45,400 33,844 ,000
Within Groups 53,658 40 1,341
Total 371,455 47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Tukey HSD
95% Confidence
Mean Interval
Dependent Std.
(I) formulasi (J) formulasi Difference Sig.
Variable Error
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
Penyebaran kontrol vaselin 0% kontrol peg 0% 5,12667(*) ,66869 ,000 2,9892 7,2641
vaselin 3% peg 3% 6,19667(*) ,66869 ,000 4,0592 8,3341
vaselin 5% peg 5% 4,97500(*) ,66869 ,000 2,8375 7,1125
vaselin 7% peg 7% 3,98000(*) ,66869 ,000 1,8425 6,1175
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
penyebaran
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
Formulasi N
1 2
peg 3% 6 4,2133
kontrol peg 0% 6 4,4317
peg 5% 6 4,4683
peg 7% 6 4,7533
vaselin 7% 6 8,7333
vaselin 5% 6 9,4433
kontrol vaselin 0% 6 9,5583
vaselin 3% 6 10,4100
Sig. ,992 ,222
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Viskos
itas
N 64
Normal Mean 330,39
Parameters(a,b) 06
Std. 77,543
Deviation 15
Most Extreme Absolute
,168
Differences
Positive ,168
Negative -,098
Kolmogorov-Smirnov Z 1,340
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Std. Std. 95% Confidence Minimu
N Mean Maximum
Deviation Error Interval for Mean m
Lower Upper
Bound Bound
Viskositas kontrol vaselin 0% 8 238,7500 5,82482 2,05939 233,8803 243,6197 230,00 245,00
vaselin 3% 8 256,2500 4,43203 1,56696 252,5447 259,9553 250,00 260,00
vaselin 5% 8 270,6250 4,17261 1,47524 267,1366 274,1134 265,00 275,00
vaselin 7% 8 290,6250 6,23212 2,20339 285,4148 295,8352 285,00 300,00
kontrol peg 0% 8 343,1250 4,58063 1,61950 339,2955 346,9545 340,00 350,00
peg 3% 8 473,7500 4,43203 1,56696 470,0447 477,4553 470,00 480,00
peg 5% 8 411,2500 7,90569 2,79508 404,6407 417,8593 400,00 420,00
peg 7% 8 358,7500 8,34523 2,95048 351,7732 365,7268 350,00 370,00
Total 64 330,3906 77,54315 9,69289 311,0209 349,7603 230,00 480,00
ANOVA
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Viskositas Between Groups 152
376837,1 53833,8
7 4,01 ,000
09 73
7
Within Groups 1978,125 56 35,324
Total 378815,2
63
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Tukey HSD
Dependent Mean Difference
(I) Formulasi (J) Formulasi Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Variable (I-J)
Lower Upper
Bound Bound
Viskositas kontrol vaselin 0% kontrol peg 0% -104,37500(*) 2,97169 ,000 -113,7307 -95,0193
vaselin 3% peg 3% -217,50000(*) 2,97169 ,000 -226,8557 -208,1443
vaselin 5% peg 5% -140,62500(*) 2,97169 ,000 -149,9807 -131,2693
vaselin 7% peg 7% -68,12500(*) 2,97169 ,000 -77,4807 -58,7693
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
Viskositas
Tukey HSD
Formulasi N Subset for alpha = .05
1 2 3 4 5 6 7 8
kontrol vaselin 0% 8 238,7500
vaselin 3% 8 256,2500
vaselin 5% 8 270,6250
vaselin 7% 8 290,6250
kontrol peg 0% 8 343,1250
peg 7% 8 358,7500
peg 5% 8 411,2500
peg 3% 8 473,7500
Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,000.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pH
N 64
Normal Mean
,7783
Parameters(a,b)
Std.
,02236
Deviation
Most Extreme Absolute
,136
Differences
Positive ,131
Negative -,136
Kolmogorov-Smirnov Z 1,088
Asymp. Sig. (2-tailed) ,188
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
pH
Std. Std. 95% Confidence Minimu Maximu
N Mean Deviation Error Interval for Mean m m
Lower Upper
Bound Bound
kontrol vaselin 0% 8 ,8114 ,00312 ,00110 ,8088 ,8140 ,81 ,81
vaselin 3% 8 ,7983 ,00516 ,00183 ,7940 ,8026 ,79 ,80
vaselin 5% 8 ,7923 ,00492 ,00174 ,7882 ,7964 ,79 ,80
vaselin 7% 8 ,7872 ,00480 ,00170 ,7832 ,7912 ,78 ,79
kontrol peg 0% 8 ,7766 ,00792 ,00280 ,7700 ,7833 ,77 ,79
peg 3% 8 ,7607 ,00940 ,00332 ,7529 ,7686 ,75 ,77
peg 5% 8 ,7521 ,00612 ,00216 ,7470 ,7572 ,75 ,76
peg 7% 8 ,7481 ,00476 ,00168 ,7441 ,7520 ,74 ,75
Total 64 ,7783 ,02236 ,00280 ,7727 ,7839 ,74 ,81
ANOVA
pH
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between
,029 7 ,004 114,129 ,000
Groups
Within Groups ,002 56 ,000
Total ,032 63
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
Dependent Variable: pH
Tukey HSD
95% Confidence
Mean Interval
Std.
(I) Formula (J) Formula Difference Sig.
Error
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
kontrol vaselin 0% kontrol peg 0% ,03476(*) ,00304 ,000 ,0252 ,0443
vaselin 3% peg 3% ,03757(*) ,00304 ,000 ,0280 ,0471
vaselin 5% peg 5% ,04017(*) ,00304 ,000 ,0306 ,0497
vaselin 7% peg 7% ,03910(*) ,00304 ,000 ,0295 ,0487
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
pH
Tukey HSD
Formula N Subset for alpha = .05
1 2 3 4 5 6
peg 7% 8 ,7481
peg 5% 8 ,7521 ,7521
peg 3% 8 ,7607
kontrol peg 0% 8 ,7766
vaselin 7% 8 ,7872
vaselin 5% 8 ,7923 ,7923
vaselin 3% 8 ,7983
kontrol vaselin 0% 8 ,8114
Sig. ,883 ,107 1,000 ,698 ,507 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,000.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
Konsentrasi
Basis Mudah Dicuci Air
0 % (detik) 3 % (detik) 5 % (detik) 7 % (detik)
Replikasi I II III I II III I II III I II III
1 5.23 4.92 5.12 7.68 7.29 7.87 7.60 7.24 7.01 6.04 4.81 4.65
2 4.74 4.72 4.43 7.73 6.99 7.51 7.08 6.34 5.60 4.14 4.53 5.15
3 5.39 5.48 4.73 6.85 7.06 7.66 6.58 5.17 7.19 5.12 4.85 5.86
rata rata 5.12 5.04 4.76 7.42 7.11 7.68 7.08 6.25 6.60 5.19 4.73 5.22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Maserasi
Simplisia : etanol 70% = 1:10
Temperatur ruang, 24 jam
Penyaringan Residu
Filtrat
Penguapan
Maserasi
ekstrak : heksan = 1:10
Filtrat
Penguapan
Vaselin
album
Pengaduka Fraksi
Nipasol Pengadukan
n heksan
herba
Sedi Sedia
aan an B
Pencampuran
Pengadukan dan
penghilangan
panas
Salep hidrokarbon
fraksi heksan herba
pegagan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
PEG
4000
Pengaduka Fraksi
PE Nipasol Pengadukan
n heksan
herba
Sedi Sedia
aan an B
Pencampuran
Pengadukan dan
penghilangan
panas