PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus aborsi marak diberitakan di media masa yang menyangkut tenaga kesehatan di Indonesia. Kasus
ini membawa dampak buruk bagi pasien dan juga tenaga kesehatan lainnya. Media masa yang memberitahukan
tentang kasus gugatan atau tuntutan hukum (perdata atau pidana) kepada tenaga kesehatan baik bidan,
dokter dan manajemen rumah sakit yang diajukan masyarakat konsumen jasa medis yang menjadi korban dari
Berbicara mengenai aborsi akan menimbulkan berbagai tanggapan dan penilaian yang berbeda-beda
pada masing-masing individu karena adanya perbedaan pengetahuan dari diri mereka sehingga sikap yang
Hasil studi membuktikan bahwa angka kejadian aborsi pada wanita dewasa menikah lebih besar dari pada
angka kejadian pada wanita yang belum menikah termasuk remaja. Fakta ini sangat memprihatinkan kita
sebagai tenaga kesehatan mengalami dilema etik dan tidak bias memberikan pelayanan karena terbentur hukum
maupun norma yang ada. Akibatnya banyak terjadi aborsi ilegal sehingga dapat meningkatkan morbiditas
TINJAUAN TEORITIS
ABORSI
Kasus aborsi ini dilakukan di salah satu Klinik Bersalin yang ada di wilayah Tanjungpinang. Anggota
Reskrim Polres Tanjungpinang 2 tahun yang lalu memboyong seorang Dokter yang berpraktek aborsi itu dan
dijadikan tersangka. Tersangka dijerat pasal 80 UU RI tahun 2003 tentang kesehatan dan UU No 29 tahun 2009
Sedangkan korban dugaan aborsi berinisial R telah dipersangka dengan pasal 384 KUHP dengan ancaman
2.2 Materi yang Mendukung
2.2.1 Definisi
Aborsi adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah
kelahiran premature.
Misalnya sakit jantung, tuberkulosis paru, DM, asma, gagal ginjal, hipertensi hati menahun (JNPK-
KR, 1999) dalam hal ini keselamatan ibu yang diutamakan. Tentunya tindakan ini harus ada inform choice dan
inform consent.
2. Aborsi provokatus kriminalis seperti contoh kasus di atas, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang
dilakukan dengan sengaja bukan karena medis, tetapi alasan lain karena hamil di luar nikah atau terjadi pada
pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak menginginkan kehamilannya.
dapat diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu atau berat bayi belum 1000 gram,
Walaupun terdapat bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Terjadi sebelum kehamilan 8 minggu. Penyebab kelainan ini: kelainan
kromosom / genetika, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak begitu bagus atau kurang
sempurna dan pengaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat-obatan, tembakau, alkohol dan
infeksi virus
2. Kelainan pada plasenta. Berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh
3. Faktor ibu berupa penyakit kronis seperti, radang paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus
toxoplasma.
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim.
PEMBAHASAN
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu Berkonotasi yuridis. Secara
harfiah “mal” mempunyai arti "salah" sedangkan "praktek” mempunyai arti "pelaksanaan" atau "tindakan",
tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka
pelaksanaan suatu profesi. Sedangkan definisi malpraktek profesikesehatan adalah "kelalaian dari seseorang
dokter / perawat / bidan untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati
dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
di lingkungan yang sama" (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).
Berlakunya norma etika dan norma hukum dalam profesi bidan. Di dalam setiap profesi termasuk profesi
tenaga bidan berlaku norma etika dan norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan
praktek sudah seharusnya lah diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari
sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice. Hal
ini perlu dipahami mengingat dalam profesi tenaga bidan berlaku norma etika dan norma hukum, sehingga
apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang dilanggar. Karena antara etika dan hukum ada
perbedaan-perbedaan yang mendasar menyangkut substansi, otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran normatif
yang dipakai untuk menentukan adanya ethica malpractice atau yuridical malpractice dengan sendirinya juga
berbeda. Yang jelas tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical malpractice akan tetapi semua bentuk
yuridical malpractice pasti merupakan ethical malpractice (Lord Chief Justice, 1893).
Untuk malpraktek hukum atau yuridical malpractice dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang
dilanggar, yakni :
1. Criminal malpractice .
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice manakala perbuatan tersebut
memenuhi rumusan delik pidana yakni perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela dan dilakukan dengan
sikap batin yang salah yang berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan (reklessness) atau kealpaan
(negligence).
1) Pasal 322 KUHP, tentang Pelanggaran Wajib Simpan Rahasia Kebidanan, yang berbunyi :
Ayat (1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pencahariannya, baik yang sekarang, maupun yang dahulu diancam dengan pidana penjara paling lama
2) Pasal 346 sampai dengan pasal 349 KUHP, tentang Abortus Provokatus. Pasal 346 KUHP Mengatakan:
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk
Ayat (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
Ayat (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
Ayat (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling
Ayat (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
lima tahun.
Ayat (3) Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Ayat (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. Ayat (5) Percobaan untuk melakukan
Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan
Ayat (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan dan mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Ayat (2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
2) Pasal 349 KUHP menyatakan:
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati melakukan proses kelahiran.
1) Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-luka berat.
Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati : Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu
tahun.
2) Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebabkan luka berat: Ayat (1) Barang siapa karena kealpaannya
menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
Ayat (2) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga
menimbulkan penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah.
3) Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker,
sopir, masinis dan lain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati
atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.
Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian,
maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian
dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya diumumkan.
Pertanggung jawaban di depan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan
oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.
1. Civil malpractice
Seorang bidan bidan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak
2. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya.
3. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
4. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. Pertanggung jawaban civil
malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of
vicarius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas kesalahan
yang dilakukan karyawannya (bidan) selama bidan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.
5. Administrative malpractice
Bidan dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala bidan tersebut telah melanggar hukum
administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai kewenangan
menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi bidan untuk
menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban bidan. Apabila
aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum
administrasi.
Dari kasus di atas dapat kita lihat bahwa dokter tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap
klien / pasiennya. Tindakan yang dilakukan oleh dokter merupakan pelanggaran etika, hukum dan agama,
Seorang dokter seharusnya tidak melakukan hal tersebut, jika ada seorang klien yang datang untuk
ditimbulkan oleh aborsi tersebut, selain itu juga menjelaskan bahwa perbuatan aborsi tersebut melanggar etika,
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
- Pasal 349 KUHP menyatakan: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
2. Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) misalnya melakukan tindakan medis tanpa
Ayat (I) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan dan mematikan kandungan seorang wanita tanpa
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasat 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
KESIMPULAN
Setiap tenaga kesehatan mempunyai kode etik dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap pelanggaran etik
yang dilakukan dapat dikenakan sanksi berupa tuntutan. Dan dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan baik perawat, bidan maupun dokter harus mencari tahu terlebih dahulu permasalahan yang terjadi
sehingga kita sebagai tenaga kesehatan tidak gegabah dalam melakukan tindakan yang akan di lakukan
Atas dasar beberapa uraian yang telah disebutkan di atas masalah malapraktek adalah sebagai berikut:
1. Kasus malapraktek merupakan suatu kasus yang menarik, yang sering dialami oleh masyarakat dimana dalam
posisi selalu sebagai korban. Dengan banyak kasus yang mencuat di pengadilan menunjukkan bahwa tingkat
kesadaran hukum masyarakat mulai meningkat, sehingga perpaduan antara kedua hal tersebut di atas akan
ditetapkan sesuai dengan profesinya sehingga tidak akan terjadi lagi kasus - kasus malpraktek lainnya.
PENDIDIKAN HUMANIORA
Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan
manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk
mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang
memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual.
Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama dan budaya. Kehidupan dalam iklim
yang berbeda ini diharapkan manusia atau setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial.
Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan
untuk saling menghormati dan menghargai.
Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu memiliki akal dan budi atau yang
lazim disebut pikiran dan perasaan yang memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia
yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain dan memungkinkan munculnya karya-karya manusia
yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain.
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah
untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan
yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
A. Pengertian Humaniora
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan.
Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika,
retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-
nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.
KESIMPULAN
1. Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang berorientasi untuk mendidik manusia menjadi
manusia seutuhnya.
2. Prinsip pendidikan humaniora bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau untuk keselamatan
dan kesempurnaan manusia.
3. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dengan
adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.
4. Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola hidup
yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah sebagai
pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual.
5. Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan material dan
spiritual.