Anda di halaman 1dari 9

ABORSI PADA REMAJA

mata kuliah: kesehatan reproduksi 1

KELOMPOK 6 :

Amanda Ramadani (NIM: 45010320A016)


Rini andriyani (NIM: 450010320A009)
PENGERTIAN ABORSI

● Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin


dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu
kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak
menghendaki kehamilan itu.
● Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus
(keguguran kandungan) yakni abortus spontan dan abortus
buatan. Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah
yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum
berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit
yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada
umumnya gerhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi.
ASPEK HUKUM ( KUHP DAN UU KESEHATAN )

Di negara Indonesia, dimana dalam Kitab Undang- Undang


Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan
yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap
nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 349). Namun dalam undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal
15 dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu.
UNSAFE ABORTION DAN KEMATIAN MATERNAL
Tidak pernah tersedia data yang pasti mengenai jumlah aborsi di Indonesia disebabkan
tidak adanya ketetapan hukum, sehingga tidak dapat dilakukan pencatatan data mengenai
tindakan aborsi terutama yang diselenggarakan secara tidak aman. Akibatnya, aborsi tidak
aman tidak pernah tercatat sebagai penyebab resmi kematian ibu, karena terselubung dalam
perdarahan dan infeksi, dua kategori penyebab yang menyebabkan lebih dari separuh (55%)
kematian ibu (Gunawan, 2000). Analisis lebih jauh data SKRT 1995 menyebutkan aborsi
berkontribusi terhadap 11,1% dari kematian ibu di Indonesia, atau satu dari sembilan
kematian ibu. Angka sebenarnya mungkin jauh lebih besar lagi, seperti dikemukakan oleh
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI yang secara
informal memperkirakan kontribusi aborsi terhadap kematian ibu di Indonesia sebesar 50%.
UPAYA MENGURANGI ABORTUS BUATAN
ILEGAL DIKALANGAN TENAGA KESEHATAN
Para dokter dan tenaga medis lainnya, hendaklah selalu menjaga
sumpah profesi dan kode etiknya dalam melakukan pekerjaan.
Jika hal ini secara konsekwen dilakukan pengurangan kejadian
abortus buatan ilegal akan secara signifikan dapat dikurangi.
Dalam deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran kandungan
atas indikasi medik, disebutkan bahwa moral dasar yang dijiwai
seorang dokter adalah butir Lafal Sumpah Dokter yang berbunyi:
”Saya akan menghormati hidup insani sejak saat pembuahan: oleh
karena itu Abortus buatan dengan indikasi medik, hanya dapat
dilakukan dengan syarat-syarat berikut”:
1. Pengguguran hanya dilakukan sebagai suatu
tindakan terapeutik.
2. keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat
mungkin disetujui secara tertulis oleh dua orang
dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional
mereka.
3. Prosedur itu hendaklah dilakukan seorang dokter
yang kompeten di instalasi yang diakui oleh suatu
otoritas yang sah.
4. Jika dokter itu merasa bahwa hati nuraninya tidak memberanikan ia
melakukan pengguguran tersebut, maka ia hendak mengundurkan diri dan
menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada sejawatnya yang
lain yang kompeten.

5. Selain memahami dan menghayati sumpah profesi dan kode etik, para
tenaga kesehatan perlu pula meningkatkan pemahaman agama yang
dianutnya. Melalui pemahaman agama yang benar, diharapkan para
tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya selalu mendasarkan
tindakannya kepada tuntunan agama.
KESIMPULAN
1. Proses pembuktian atas kasus Abortus Buatan Ilegal sangat sulit dan
rumit, mengingat para pihak dalam melakukan perbuatan tersebut
selalu didahului pemukatan (jahat) untuk saling merahasiakan.

2. Bagaimanapun juga tindakan abortus adalah merupakan tindakan


yang tidak dapat ditolerir baik dari segi hukum maupun agama.

3. Bagi tenaga kesehatan, khususnya Dokter, Bidan dan Juru Obat,


ancaman pidana melakukan perbuatan Abortus Buatan Ilegal dapat
ditambah sepertiga dari ancaman hukumannya.
THANKS
Do you have any
questions?

Anda mungkin juga menyukai