Sebagai implementasi dari PP No.64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, upaya mitigasi bencana secara umum dilakukan scara non fisik (non structur) dan secara
fisik (struktur). Secara garis besar terdapat tiga kelompok metode untuk melindungi pantai dalam
mengatasi erosi pantai dan mitigasi tsunami yang terjadi yakni: (i) hard structure, (ii) soft-structure, dan
(iii) kombinasi hard-structure dengan soft-structure (Prasetya, 2008: 126). Dalam penerapannya, metode
yang dipilih menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pantai yang akan dilindungi.
Opsi hard-structure menggunakan konstruksi pantai seperti struktur concrete breakwater, sabuk
pantai/karung geotekstil memanjang, seawall, groin, pemecah gelombang, dan pulau
buatan. Metode soft-structure meliputi penambahan pasir pantai, penambahan bukit pasir dan tanaman
pantai, dapat berupa tumbuhan mangrove maupun cemara laut. Metode kombinasi dilakukan dengan
cara membangun hard-structure terlebih dahulu; setelah sedimen terkumpul, area
sedimen ditanami dengan tumbuhan pantai. Jika sedimen telah terkumpul banyak, struktur hard-
structure dipindah kedepan lagi sehingga pantai bertambah maju, dan seterusnya. Prinsip utama dalam
penanganan erosi pantai harus melalui: (i) identifikasi erosi pantai yang terjadi, (ii) identifikasi, konfirmasi,
dan penelusuran penyebab masalah sebelum penanganan dilakukan, (iii) memahami faktor utama dan
karakteristik dinamika pantai, dan (iv) memahami pola kesetimbangan pantai yang bersangkutan
(Prasetya, 2008: 122; NRC, 1990: 60; ARC, 182).
Pelindung pantai yang dibangun dan dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan cq Dit
P4K untuk melindungi pantai terhadap kerusakan yang disebabkan oleh serangan gelombang dan arus
berupa:
Penanaman Vegetasi Pantai Untuk Mitigasi Tsunami
Pembangunan Sabuk Pantai
Pembangunan Struktur Hybrid
Pembangunan Concrete Breakwater
VEGETASI PANTAI
SABUK PANTAI
LATAR BELAKANG
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL)
memiliki misi untuk meningkatkan penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-
pulau kecil secara berkelanjutan dan mennyejahterakan masyarakat. Pejabaran misi tersebut diantaranya
diimplementasikan ke dalam salah satu indikator capaian program yaitu Kawasan Pesisir yang Meningkat
Ketangguhannya Terhadap Bencana dan Dampak Perubahan Iklim, salah satunya adalah dengan Sabuk
Pantai
PENGERTIAN
SABUK PANTAI merupakan struktur pelindung pantai yang menggunakan teknologi Karung Geotekstil
Memanjang (KGM) dengan menggunakan material geotekstil yang diisi dengan campuran air dan
pasir. KGM adalah sistem tiga dimensi yang berbahan geotekstil (baik yang berupa anyaman atau
nirnyam) yang diisi pasir. Dengan demikian, ombak yang menghantam pantai bisa berkurang sehingga
abrasi pun dapat diminimalisasi. Aplikasi geotekstil sangat luas yang salah satunya digunakan dalam
aplikasi pelindung pantai. Keunggulan dari KGM ini adalah durabilitas material, ongkos pembangunan per
meter lari yang lebih murah dan versatilitas material.
Fungsi :
Memecah gelombang datang
Mengurangi erosi
Menahan sedimen
Manfaat :
Mengembalikan fungsi pantai yang hilang
Membentuk tanah timbul yang dapat dimanfaatkan, khususnya untuk konservasi
lingkungan
Kelebihan :
Bersifat Fleksibel dapat menyesuaikan dengan bentuk dasar permukaan laut
Ramah lingkungan
Biaya lebih ekonomis (jika dibandingkan dengan material konvensional seperti beton)
Mudah & Cepat dalam pemasangan
Efisien dalam penanggulangan abrasi yang ekstrim
Sabuk pantai juga berguna sebagai:
1. perangkap untuk menghentikan kayu/sampah yang hanyut
2. peredam enegergi tsunami
3. sarana untuk menyelamatkan diri untuk dipanjat dan pegangan jika tersapu ombak
INTERVENSI KKP
Dalam beberapa tahun terakhir (2015-2017) KKP telah melakukan upaya-upaya revitalisasi kawasan
pesisir untuk Adaptasi Perubahan Iklim dalam hal pembangunan Sabuk Pantai dengan total
capaian 17.209 meter :
Tahun 2015 sebanyak 2.649 meter (Kabupaten Karawang (600m), Subang (600m),
Indramayu (600m), Tegal (366m), dan Kendal (483m))
Tahun 2016 sebanyak 10.000 meter (Kabupaten Brebes (1.700m), Tegal (700m),
Pekalongan (3.300m), Kendal (1.000m), dan Tuban (3.300m))
Tahun 2017 sebanyak 4.560 meter (Kabupaten Karawang (3.300m) dan Kabupaten
Kotawaringin Timur (1.260m))
PUBLIKASI PEMBANGUNAN SABUK PANTAI
Sabuk Pantai di Kabupaten Subang tahun 2015
Sabuk Pantai di Kabupaten Tegal tahun 2016
Sabuk Pantai di Kabupaten Tuban tahun 2016
Sabuk Pantai di Kabupaten Brebes tahun 2016
Sabuk Pantai Tahun 2017
Record Update: 19-05-2021 [AJK]
STRUKTUR HYBRID
PENGERTIAN
Struktur hybrid merupakan struktur pelindung pantai dengan tipe permeable dam yang menggunakan
material bambu, kayu dan ranting. Cara kerjanya yaitu struktur akan ditempatkan pada titik yang telah
ditentukan untuk mereduksi gelombang datang sekaligus memerangkap sedimen sehingga akan
menambah daratan dibelakang struktur.
Pada tahun 2015 sepanjang 14.160 meter di Kab. Brebes, Kab. Cirebon, Kab. Demak, Kab. Jepara, Kab.
Pati, Kota Semarang
tahun 2017 sepanjang 9.650 meter di Kab. Serang, Kab. Cirebon, Kab. Rembang, Kab. Demak, Kab.
Gresik
tahun 2019 sepanjnag 3.825 meter di Kab. Bombana, Kab. Bone, Kab. Lombok Timur, Kab. Pekalongan
Video Ilustrasi Struktur Hybrid Rekayasa Bersama Alam Untuk Pemulihan Kawasan Pesisir yang
Terabrasi (Video Ilustrasi)
PETUNJUK TEKNIS
1. Petunjuk Teknis Penyaluran Pemerintah Struktur Hybrid Tahun 2017 ( PERDIRJEN PRL No. 9
/PER-DJPRL/2017)
2. Petunjuk Teknis Penyaluran Pemerintah Struktur Hybrid Tahun 2018 ( PERDIRJEN PRL No. 5
/PER-DJPRL/2018)
3. Petunjuk Teknis Penyaluran Pemerintah Struktur Hybrid Tahun 2019 ( Peraturan Direktur Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut Nomor 3 /PER-DJPRL/2019)
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar
pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah
satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum
sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.
Fungsi untuk melindungi pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang yang dapat
mengakibatkan erosi pada pantai. perlindungan oleh pemecah gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Gambar Concentrate Breakwater di Pangandaran
Update Record: 19-05-2021 [AJK]
https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4590-pelindung-pantai
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/07/e6ff6_MODUL_05_-_pdf_-
_PENGENALAN_BANGUNAN_PANTAI.pdf
https://luk.staff.ugm.ac.id/WidiAgoesPratikto-StrukturPelindungPantai-2Juli2014.pdf
HOME
IPTEK
Putri Puspita
Abrasi bisa mengurangi wilayah pantai untuk berekreasi. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
Penyebab abrasi
Abrasi merupakan pengikisan daerah pantai yang terjadi karena gelombang dan
arus laut. Pengikisan ini bisa menyebabkan berkurangnya daerah pantai mulai dari
yang paling dekat dengan air laut karena menjadi sasaran pertama pengikisan.
Terdapat beberapa penyebab abrasi pantai, yaitu pasang surut air laut, angin, dan
kegiatan perusakan oleh manusia, seperti perusakan terumbu karang, tidak
melestarikan hutan bakau, dan tambang pasir pantai secara besar-besaran.
Abrasi akan merugikan bila terjadi. Pertama, area pantai akan menjadi berkurang
dan tentu saja tempat rekreasi anak-anak pun juga berkurang, serta pemandnagan
pantai pun menjadi tidak indah lagi. Kedua, abrasi bisa merugikan nelayan karena
sulit mengatur lalu lintas perahu. Ketiga, penduduk yang tinggal di sekitar pantai
dan juga hewan serta tumbuhan bisa kehilangan tempat tinggal.
Putri Puspita
Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa kita harus menjada ekosistem pantai dan
mencegah abrasi. Kepedulian kita terhadap pantai dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut ini:
1. Menanam bakau
Ketika pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan semakin kuat sehingga
dapat menahan gelombang dan arus laut agar tidak sampai menghancurkan
bebatuan.
Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan arus
laut yang akan menyentuh pantai.
Buanglah sampah pada tempatnya karena sampah yang menumpuk juga akan
merusak ekosistem pantai.