Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia (AKMI)
Deskripsi gradasi capaian kompetensi, jenjang pendidikan, cakupan isi dan kompleksitas
kebahasaan teks, serta fokus pembelajaran ini penting dipahami oleh Bapak/Ibu agar dapat
memiliki wawasan yang memadai tentang (1) level kompetensi yang akan dicapai melalui
pembelajaran, (2) konten dan konteks materi ajar yang digunakan untuk mencapai
kompetensi tersebut, dan (3) cakupan isi bacaan dan kebahasaan dari materi ajar yang
digunakan. Oleh karena itu, Bapak/Ibu perlu mencermati deskripsi tersebut secara sungguh-
sungguh agar memperoleh wawasan yang benar sehingga dapat melakukan dan memandu
pembelajaran secara lebih efektif. Melalui pemahaman deskripsi ini, Bapak/Ibu diharapkan
dapat mengembangkan pemikiran kreatif untuk merancang dan mengembangkan
pembelajaran lebih inovatif. Deskripsi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenjang Fokus
Teks Informasi Teks Sastra Kebahasaan
dan CK Pembelajaran
• Topik: fakta • Fiksi fantasi atau • Kalimat: • Pembimbingan
sederhana yang biografis sesuai jumlah kata dan penguatan
dialami atau jenjang usia per kalimat 3- untuk jenjang
diketahui, bersifat • Latar konkret dan 7 kata kemahiran
konkret dan dapat metaforis • Kalimat dasar dasar
dikenali tentang • Tokoh banyak (pola SPOK), • Pengayaan
lingkungan sekitar dengan karakter • Struktur untuk jenjang
MI • Organisasi teks: datar bahasa tulis kemahiran
perspektif jamak • Konflik jamak bercampur cakap
linier dengan bahasa lisan
• Tujuan penulisan: penyelesaian terbatas
CK2 persuasif – simpati tertutup
Sedang • Teks tunggal • Alur flasback
sekitar 100 kata • Sudut pandang
akuan terlibat
(perspektif
pelaku/tokoh)
• Panjang teks
sekitar 150 kata
Menginterpreta-
Menginterpretasikan sikan informasi Menjelaskan ide pokok dan Mengidentifikasi alur
dan mengintegrasikan tersirat dalam teks beberapa ide pendukung (flashback) cerita/konflik yang
atau antarteks dalam teks informasi perihal dihadapi tokoh dalam cerita
lingkungan sekitar yang fantasi atau biografi yang
dikenali oleh peserta didik cakupan isi sedang dan tingkat
dengan cakupan isi sedang kebahasaan sederhana.
dan tingkat kebahasaan
sederhana.
Mengidentifikasi fungsi latar
konkret dan metaforis sebagai
pendukung cerita dalam cerita
fantasi atau biografi yang
Merefleksikan isi Mengaitkan isi dalam teks Mengaitkan isi cerita fantasi
teks dikaitkan informasi dengan cakupan isi atau biografi yang cakupan isi
dengan sedang dan tingkat sedang dan tingkat kebahasaan
kebahasaan sederhana perihal
lingkungan sekitar yang
KEBAHASAAN
• Menunjukkan dan membuat kalimat berpola yang berpola SPOK.
• Menunjukkan kalimat bahasa tulis yang bercampur dengan bahasa lisan dan dapat memperbaikinya.
Konteks : Personal
Melati & Isabel Wijsen, Pendiri Gerakan Bye Bye Plastic Bags Bali
Gerakan ini dibentuk oleh Melati dan Isabel Wijsen. Mereka terinspirasi dari
pelajaran di sekolah tentang pemimpin dunia yang memberikan perubahan positif
terhadap dunia. Melati dan Isabel termotivasi untuk menjadi pemimpin dunia juga.
Namun, mereka berpikir kenapa harus menunggu sampai tua dulu untuk menjadi
pemimpin. Mereka percaya bahwa anak-anak juga punya peran penting untuk membuat
dunia lebih baik. Mereka membuat target untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah
enam tahun berkampanye, di tahun 2019 akhirnya misi mereka berhasil dengan
menjadikan Bali bebas plastik. Gubernur Bali menyampaikan bahwa masyarakat Bali
dilarang memakai plastik sekali pakai.
Kegiatan pembelajaran dapat dimulai dengan memberikan salam dan pengantar kepada
peserta didik, terutama tentang materi yang dipelajari dalam kegiatanpembelajaran ini.
Lalu dilanjutkan dengan berdoa sebelum pembelajaran. Secara lebih terperinci, kegiatan
awal pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam memulai pembelajaran dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
1) Menyampaikan salam.
2) Mengajak peserta didik untuk berdoa.
3) Melakukan presensi atau mengecek kehadiran peserta didik (tidak harus dipanggil
satu persatu).
4) Menanyakan kondisi dan aktivitas yang telah dilakukan peserta didik.
5) Menyapa beberapa peserta didik yang dianggap perlu perhatian.
6) Melakukan tanya jawab tentang keseharian peserta didik (pertanyaan sedapat
mungkin sejalan dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan).
7) Menceritakan hal penting yang menarik yang perlu diperhatikan peserta didik.
8) Mendorong semangat belajar peserta didik.
9) Menyampaikan fenomena atau peristiwa aktual yang ada di lingkungan peserta didik.
10) Membuat teka-teki edukatif sebagai ice breaking agar terbangun suasana belajar
yang kondusif.
11) Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah dipelajari.
12) Melakukan pre-reading (pramembaca) terkait dengan materi ajar yang akan dipelajari.
13) Menjelaskan tujuan dan aktivitas belajar yang akan dilakukan hari itu.
14) Mengecek kesiapan peserta didik untuk memulai pelajaran.
15) Teknik-teknik lainnya yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya.
Pada tahap awal pembelajaran tersebut, guru dapat menyampaikan tuturan dan melakukan
aktivitas sebagaimana contoh berikut.
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini merupakan aktivitas inti dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran. Kompetensi yang dicapai dalam pembelajaran dapat dilakukan dan
dibangun melalui tahapan ini. Dalam tahap tersebut, guru harus berupaya menjalankan
rancangan dan model pembelajaran yang telah dikembangkan secara lebih fleksibel sesuai
dengan kondisi dan peristiwa pembelajaran yang dihadapi. Dalam tahapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (MPBM) disajikan berikut ini.
Kelompok 1 Kelompok 2
Langkah selanjutnya adalah setiap kelompok secara bergantian menyampaikan hasil diskusi
mereka di depan kelas dan guru berperan sebagai organisator.
(Dimungkinkan ada kelompok yang sudah siap maju presentasi. Namun, bila tidak ada
kelompok yang maju, guru dapat menggunakan sistem undian atau semacamnya untuk
menentukan urutan maju. Bagi kelompok yang maju terlebih dahulu diberikan tambahan
nilai.)
Selesai presentasi dari semua kelompok, guru memberikan penguatan materi terhadap
masalah-masalah yang dipresentasikan beserta pemecahan masalah dari sisi yang berbeda.
Setelah penguatan materi, guru dan peserta didik sama-sama menyimpulkan pemaparan
hasil diskusi kelompok. Sebelum menutup pembelajaran guru dapat meminta peserta didik
untuk menulis kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat mendiskusikan pemecahan masalah
yang mereka diskusikan. Berikut instruksi yang dapat diberikan guru kepada peserta didik
untuk kegiatan evaluasi sekaligus menutup pembelajaran.
“Anak-anak saleh dan salihah terima kasih kalian sudah belajar dengan sungguh-sungguh,
dan bekerja sama yang baik dengan teman kelompoknya. Masyaallah kalian hebat, Ibu
bangga sama kalian. Semoga ilmu kalian bermanfaat.”
Kelas
Hari/Tanggal
Melati & Isabel Wijsen, Pendiri Gerakan Bye Bye Plastic Bags Bali
Sampah plastik menjadi salah satu masalah di dunia terutama di Indonesia. Plastik
yang di daur ulang di Indonesia sekitar 5% sehingga masalah sampah plastik semakin parah.
Penumpukan ini terjadi selama bertahun-tahun. Setiap tahunnya, ratusan ton sampah plastik
terdampar di tepi pantai. Akhirnya sampah tersebut tergenang di lautan dan menjadi awal
dari gerakan Bye Bye Plastic Bags Bali.
Gerakan ini dibentuk oleh Melati dan Isabel Wijsen. Mereka terinspirasi dari pelajaran di
sekolah tentang pemimpin dunia yang memberikan perubahan positif terhadap dunia. Melati
dan Isabel termotivasi untuk menjadi pemimpin dunia juga. Namun, mereka berpikir kenapa
harus menunggu sampai tua dulu untuk menjadi pemimpin. Mereka percaya bahwa anak-
anak juga punya peran penting untuk membuat dunia lebih baik. Mereka membuat target
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah enam tahun berkampanye, di tahun 2019
akhirnya misi mereka berhasil dengan menjadikan Bali bebas plastik. Gubernur Bali
menyampaikan bahwa masyarakat Bali dilarang memakai plastik sekali pakai.
3. Menurut kalian apakah topik atau masalah utama yang menjadi fokus pembahasan
pada teks di atas?
4. Mengapa Melati dan Isabel mendirikan gerakan menolak penggunaan kantong plastik?
Peserta didik diberi tugas untuk membaca teks lain dengan jumlah kata, cakupan isi
dan tingkat kebahasaan yang sama. Peserta didik mengerjakan LKPD dengan
indikator yang sama.
Peserta didik menyusun simpulan dari teks lain dengan jumlah kata, cakupan isi dan
tingkat kebahasaan yang sama yang diberikan guru.