Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS OPERASIONAL “NUSACAKE”

Diusulkan Oleh :
Hafidah Istiana Ningsih 3.41.21.2.13 – 2021

Indra Prayogo 3.41.21.2.14 – 2021

Monica Divani Wulan Agustina 3.41.21.2.17 – 2021


Muhamad Dwi Bagas Saputra 3.41.21.2.18 – 2021
Syavina Rizqi Windiyani 3.41.21.2.25 – 2021

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang makanan tradisional sudah jarang diminati oleh


masyarakat terutama anak muda karena dianggap kuno dan kurang inovatif. Oleh karena
itu, kami membuat sebuah ide usaha yang menggabungkan makanan bernuansa modern
dan tradisional. Bisnis kami bernama NusaCake, dimana NusaCake adalah gabungan
dari pancake dan klepon. Penggabungan kedua makanan ini tentunya membutuhkan
proses percobaan yang terkadang menjebak. Salah satunya adalah kesulitan dalam
penentuan standar operasi produksi (SOP). Padahal standar operasional prosedur (SOP)
merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis, supaya produk memiliki
standar kelayakan yang sama pada setiap produksinya.

Perkembangan pesat dalam dunia usaha juga telah melahirkan berbagai


pengembangan konsep dan aplikasi ilmu pengetahuan guna menunjang aktivitas
ekonomi secara umum atau secara khusus untuk kelancaran operasi bisnis. Salah satu
konsep penting terkait manajemen operasi yang terus berkembang baik dari segi teori
maupun aplikasi adalah konsep pengelolaan logistik. Konsep pengelolaan logistik
mengikuti prinsip dasar manajemen operasi dalam mengelola bahan baku, persediaan
serta barang jadi hasil produksi, kegiatan logistik haruslah optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan implementasi


pada bisnis NusaCake di sekitar kampus Politeknik Negeri Semarang untuk menentukan
standar operasional yang tepat dalam memproduksi NusaCake.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam implementasi ini adalah:

a. Bagaimana cara pengambilan keputusan standar operasional prosedur pada


bisnis NusaCake?
b. Bagaimanakah Standar Manajemen Operasional dalam produksi NusaCake?
c. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasional produksi
NusaCake?
d. Bagaimanakah 3 ruang lingkup manajemen operasional yang diterapkan usaha
NusaCake?

3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara pengambilan keputusan standar operasional prosedur pada


bisnis NusaCake.
2. Mengetahui Standar Manajemen Operasional dalam produksi NusaCake.
3. Memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen operasi.
4. Mengetahui 3 ruang lingkup manajemen operasional yang diterapkan usaha
NusaCake.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori
A. Operasi
● Pengertian Manajemen operasional

Berikut beberapa pengertian manajemen operasi:

1. Manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang


menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output, Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4).
2. Manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan
dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses
transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang
diinginkan, Menurut Eddy Herjanto (2007:2).
3. Manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian
proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa, Menurut William
J. Stevenson (2009:4).

Jadi menurut kami, manajemen operasi adalah ilmu yang mempelajari


serangkaian proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.

● Karakteristik Manajemen Operasional

Berikut ini adalah karakteristik manajemen operasional menurut Zulian Y


(2003) :

1. Memiliki sebuah tujuan yaitu untuk menghasilkan barang dan jasa.


2. Memiliki sebuah kegiatan yaitu dalam kegiatan proses transformasi
3. Adanya suatu mekanisme yang mengendalikan suatu pengoperasian.
● Tujuan Manajemen Operasional

Berikut ini adalah tujuan manajemen operasional, yaitu :

1. Efficiency (Meningkatkan efisiensi), untuk meningkatkan efisiensi


dalam perusahaan.
2. Productivity (Meningkatkan efektivitas), untuk meningkatkan
efektivitas dalam perusahaan
3. Quality (Meningkatkan kualitas), untuk meningkatkan kualitas
didalam perusahaan
4. Reduced processing time (Mengurangi waktu proses produksi),
untuk mengurangi waktu proses produksi di dalam sebuah
perusahaan
● Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Terdapat 3 ruang lingkup dalam manajemen operasional, diantaranya yaitu

1. Perencanaan sistem produksi


2. Pengendalian produksi
3. Sistem informasi produksi.

B. Produksi

Produksi adalah penciptaan produk (barang/jasa). Produksi juga bisa dimaknai


sebagai kegiatan ataupun proses pentransformasian input menjadi output

C. SOP

SOP adalah untuk memberikan pengertian tentang parameter pekerjaan,


pengoperasian pekerja secara aman, efektif, efisien, konsisten serta sistematis
kepada operator pekerja yang terlihat dalam pengoperasian atau pekerja
(Santoso 2014). Proses produksi merupakan suatu proses yang merubah input
yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja, mesin dan modal menjadi suatu hasil
yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah


suatu metode yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik
yang berlangsung saat ini atau saat lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi
atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa
adanya. Penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya

Data primer diperoleh dari sumber data pertama dengan melakukan pengamatan dan
analisis pada saat implementasi bisnis NusaCake yang sesuai dengan fokus penelitian
yang disediakan peneliti. Penelitian ini difokuskan pada SOP dalam produksi
NusaCake. Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah
diverifikasi, kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data.

3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif populasi dan sampel yang diambil disebut informan,
informan penelitian ialah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat
langsung dengan permasalahan penelitian. Penetapan informan ditentukan berdasarkan
kajian penelitian yaitu para konsumen NusaCake.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian yang berpola investigasi dimana data-data dan pernyataan diperoleh
dari hasil interaksi lapangan antara peneliti, objek yang diteliti dan orang-orang yang
ada di tempat peneliti. Dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data
primer, adalah data yang diperoleh dengan cara peninjauan secara langsung ke
konsumen NusaCake yang menjadi objek penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data dari informan yang sudah ditentukan ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, antara lain : (1) Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan, (2)
penelitian observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematis kejadian yang terjadi dalam implementasi.
BAB III

PEMBAHASAN

1. Proses Pengambilan Keputusan Standar Operasional Prosedur dalam Bisnis


NusaCake

Proses pengambilan keputusan diawali oleh pengidentifikasian masalah dan alternatif


yang memungkinkan, serta penentuan kriteria pengukuran ataupun pembandingan bagi
setiap alternatif, yang bisa menghasilkan manfaat yang maksimal dan efektif dengan
risiko minimal. Berdasarkan kondisi dari keputusan yang diambil, ada empat macam
pengambilan keputusan, yakni pengambilan keputusan atas: (a) peristiwa pasti; (b)
peristiwa mengandung risiko; (c) peristiwa tidak pasti; (d) peristiwa yang terjadi akibat
pertentangan dengan kondisi lainnya. NusaCake uraian pengambilan keputusan atas
keempat peristiwa diatas yaitu:

a. Pengambilan Keputusan atas Peristiwa Pasti

NusaCake menghasilkan 30 pcs dalam setiap produksi. Fasilitas dioperasikan 4


jam setiap harinya dan 3 hari dalam seminggu. Setiap hari fasilitas dibersihkan
untuk perawatan. Biaya produksi setiap jenis produk sama demikian pula harga
jualnya. Semua produk menggunakan bahan baku yang hampir sama.

b. Pengambilan Keputusan atas Peristiwa Mengandung Resiko

Pembuatan produk NusaCake tidak bisa tersedia sesuai pesanan yang ada
apabila jumlah pesanan relatif sedikit. Dalam sekali pembuatan dapat
menghasilkan 30 pcs produk. Hal ini menjadi sedikit beresiko apabila jumlah
pemesanan dalam pre-order yang dilakukan lebih sedikit daripada jumlah
produksi. Apabila jumlah pemesanan lebih sedikit, kami menjualkan produk
NusaCake dengan cara offline.

c. Pengambilan Keputusan atas Peristiwa Tidak Pasti

NusaCake bekerja sama dengan dengan Koperasi Bahtera Manunggal dengan


maksud untuk menawarkan produk NusaCake dengan jumlah banyak. Koperasi
Bahtera Manunggal sama sekali tidak bisa memperkirakan apakah produk
NusaCake bisa laku terjual habis di Koperasi tersebut, karena pengusaha tidak
memiliki informasi sama sekali tentang minat beli konsumen di Koperasi
Bahtera Manunggal.

d. Pengambilan Keputusan atas Peristiwa yang terjadi Akibat Pertentangan


dengan Kondisi Lainnya

Pada awalnya produksi NusaCake hanya menyediakan 1 varian rasa saja.


Namun seiring perkembangannya bisnis, terciptalah beberapa varian rasa baru
seperti vanila dan coklat. Pengusaha menerima saran dan masukan dari pembeli
dalam setiap penjualan yang dilakukan.
Gambar 1. Skema pengambilan keputusan.

2. Standar Operasional Prosedur dalam Bisnis NusaCake


a. Sistem dan Strategi Operasi

Strategi operasi ialah suatu visi dan fungsi operasional yang menentukan arah
pengambilan keputusan. Visi tersebut harus diintegrasikan dengan strategi bisnis.
Dalam hal ini, ada tiga “generic business strategy” merujuk dari apa yang
dikemukakan Michael Porter (1980), yakni low-cost production, product-
differentiation, dan market-segmentation.

Uraian-uraian selanjutnya akan menjelaskan mengenai unsur-unsur yang


terdapat dalam gambar model strategi operasi di atas.

1. Misi

Misi adalah sesuatu yang menjelaskan atau menyatakan tujuan dari fungsi
operasi terkait strategi bisnis. Misi juga harus menyatakan prioritas dari berbagai
tujuan operasi, mulai dari yang terkait dengan biaya, kualitas, hingga
fleksibilitas lead time, dan sebagainya. Misi kami yaitu: “menyediakan produk
sesuai permintaan konsumen dan terus berkembang menjadi usaha yang
berkualitas”.

2. Kemampuan Khusus Operasional

Kemampuan khusus operasional ialah kemampuan untuk beroperasi dan


menghasilkan output yang lebih unggul dari pesaing. Kemampuan ini harus
berkaitan dengan misi operasi. Misalnya, jika operasi bermisi untuk unggul
dalam pengenalan produk baru, maka diperlukan kemampuan khusus di bidang
yang terkait dengan pengenalan produk baru tersebut.
3. Tujuan Operasi

Ada empat tujuan operasi dalam bisnis NusaCake, yaitu sebagai berikut.

a. Meminimalisasi biaya, kami memproduksi NusaCake dengan


memperhitungkan biaya yang tepat untuk meminimalkan biaya dan
memaksimalkan keuntungan.
b. Kualitas tinggi, meskipun kami memiliki tujuan minimalisasi biaya
namun, kami tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas demi menjaga
konsistensi kualitas produk NusaCake.
c. Fleksibilitas operasi, operasional produksi NusaCake bersifat fleksibel
yaitu dengan menerapkan sistem pre-order sehingga kami dapat
memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan selama masa pre-order.
d. Pengiriman dan pelayanan, pengiriman kami lakukan secara langsung
kepada pelanggan dengan menggunakan kemasan yang aman juga
pelayanan terbaik dan juga menerima kritik saran dari pelanggan sebagai
masukan.
4. Kebijakan Operasi

Kebijakan operasi adalah serangkaian pedoman untuk mencapai tujuan operasi.


Kebijakan ini disusun oleh manajemen senior dengan menyertakan berbagai
pertimbangan strategis. Kebijakan operasi terdiri dari beberapa tipe
sebagaimana yang tersaji secara terperinci dalam tabel berikut.

b. Perencanaan Kapasitas Operasi dan Perencanaan Pengendalian Produksi


● Perencanaan Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas produksi adalah proses untuk menentukan


kapasitas produksi untuk memenuhi perubahan permintaan terhadap setiap
produknya. Perencanaan kapasitas produksi adalah rencana sumber daya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan target produksi tertentu. Dalam kasus fluktuasi
permintaan, kelompok kami mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan.
Hal ini disebabkan ketakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Tujuan
utama dari perencanaan kapasitas produksi adalah penjadwalan manajemen
produksi yang strategis untuk menghasilkan kapasitas yang efektif.

Dalam hal ini kelompok kami memutuskan untuk memproduksi


maksimal 30 pcs NusaCake per hari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko
kerugian dikarenakan produk yang sisa. Jumlah tersebut tentunya disesuaikan
dengan jumlah pesanan yang ada selama masa pre-order.

● Pengendalian Produksi

Perencanaan produksi adalah merencanakan serta mengendalikan


material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan
pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau
subassembly), dan keluar dari sistem produksi (berupa produk jadi atau spare
parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat
jumlah, tepat waktu penyerahan dan biaya produksi yang minimum). Maksud
dan tujuan perencanaan produksi ialah untuk memberikan otoritas penguraian
rencana produksi ke dalam jadwal induk produksi (master production schedule)
menyediakan input untuk mendukung rencana induk dan menjaga kestabilan
kegiatan produksi terhadap fluktuasi permintaan. (Sinulingga, 2008)

Pengendalian produksi merupakan rangkaian prosedur pelaksanaan


proses produksi yang meliputi pengendalian bahan, harga beli bahan baku,
proses produksi, standar kualitas produksi, hingga tenaga kerja.

c. Standar Tenaga Kerja

Standar tenaga kerja dibutuhkan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut.

1. Biaya tenaga kerja per bulan sebesar Rp 80.000


2. Jumlah staf yang ditugaskan untuk memproduksi 360 pcs NusaCake per bulan
adalah 5 orang.
3. Estimasi biaya dan waktu sebelum pelaksanaan produksi yang ditujukan untuk
memudahkan beberapa pengambilan keputusan, mulai dari pengembangan
estimasi biaya untuk konsumen hingga ke keputusan untuk membeli atau justru
membuat sendiri
4. Jumlah operator dan keseimbangan kerja, yakni siapa melakukan apa dalam
suatu kegiatan kelompok ataupun lini perakitan tertentu

Tabel 1. Karyawan dan pembagian tugasnya

Karyawan Tugas

Hafidah Berbelanja bahan


Membuat kulit NusaCake

Bagas & Syavina Membuat whipped cream sebagai isian


NusaCake
Menggabungkan seluruh komponen NusaCake

Monica Berbelanja bahan


Membuat isian kelapa untuk NusaCake

Indra Menggabungkan seluruh komponen NusaCake


Mengemas NusaCake pada kemasan yang
direncanakan
5. Produksi yang dikehendaki, dimana dalam konteks ini, manajer dan pekerjanya
harus memahami cara agar hari kerja dapat dianggap adil. Dalam hal ini kami
bersepakat pada saat implementasi semua anggota kelompok harus hadir dalam
proses produksi. Setiap anggota juga wajib mengerjakan tugasnya masing
masing sesuai dengan pembagian jobdesk.

6. Dasar perencanaan insentif dan upah yang baik dan sesuai. Sistem insentif yang
diterapkan dalam bisnis NusaCake dilakukan secara diskusi kesepakatan
dengan anggota kelompok. Pembagian insentif dari keuntungan dilakukan
secara adil supaya tidak ada kesalahpahaman dalam kelompok.

d. Rantai Pasokan Industri

Bisnis NusaCake adalah bisnis yang memproduksi makanan yaitu gabungan


antara pancake dan klepon sebagai makanan tradisional modern. Produksi
NusaCake bertujuan untuk dijual kepada para pengecer ataupun kepada pelanggan
langsung sebagai konsumen akhir. Pemasaran dilakukan disekitar daerah tembalang
khususnya di area dekat Politeknik Negeri Semarang, Universitas Diponegoro,
Poltekkes Semarang dan sekitarnya. Untuk memenuhi permintaan produk
NusaCake, kami melakukan kegiatan produksi selama 3 kali dalam seminggu
dengan waktu produksi 4 jam per harinya.

Rantai pasokan industri rumahan NusaCake dikelola dengan sistem pengelolaan


konvensional berdasarkan logika bisnis dan tutorial mengelola industri rumahan
NusaCake serta belum menerapkan sistem manajemen modern. Meskipun
demikian, industri rumahan NusaCake secara tidak langsung telah
mengimplementasikan manajemen rantai pasokan, serta pengiriman ke lapangan.
Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan
(outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting baik hubungan antara pemasok
dengan pengecer. Bisnis NusaCake secara tidak langsung telah memenuhi tujuan
manajemen rantai pasokan melalui kemampuan menghasilkan produk dengan harga
murah dengan kualitas yang baik, memenuhi permintaan tepat waktu dan
kemampuan menyediakan produk dengan limbah sisa bahan yang minim karena
kami memproduksi sesuai pesanan. Pada masa mendatang ketika NusaCake sudah
lebih dikenal oleh masyarakat kami akan merencanakan pengembangan produk
berupa penambahan berbagai varian NusaCake. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan Sihombing dan Sumarauw (2015: 16-17) bahwa dalam persaingan
dengan competitor, wirausahawan melakukan pengelolaan rantai pasokan dengan
tujuan untuk mencapai 4 hal, yaitu : (1) mampu menghasilkan produk yang murah,
(2) mampu menghasilkan produk yang berkualitas, (3) mampu memenuhi
permintaan tepat waktu, (4) mampu menyediakan produk yang bervariatif.
e. Standar Pemeliharaan dan Penggantian Peralatan
1. Pemeliharaan Preventif

Kegiatan pemeliharaan preventif ditujukan untuk mencegah kerusakan tak


terduga yang bisa menimbulkan kerusakan pada fasilitas produksi saat
dipergunakan dalam proses produksi. Pemeliharaan ini sangatlah penting dalam
mendukung fasilitas produksi yang digolongkan sebagai “critical unti” seperti
berikut.

● Kerusakan peralatan seperti teflon akan mempengaruhi kualitas NusaCake


● Kerusakan peralatan seperti mixer membuat produksi kulit NusaCake
menjadi terhambat
2. Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan korektif ialah kegiatan pemeliharaan yang dijalankan sesudah


terjadinya kerusakan pada fasilitas dan peralatan, sehingga tidak bisa
difungsikan dengan baik. Misalnya mesin dan peralatan yang dipergunakan
dalam proses konversi cenderung tidak mengindahkan pemeliharaan preventif
karena adanya garansi (after sales service) yang hanya berfokus pada
pemeliharaan sesudah terjadi kerusakan pada mesin dan peralatan terkait,
sehingga membutuhkan dilakukannya pembongkaran (breakdown). secara total.

3. Pemeliharaan Produktivitas Secara Total

Berdasarkan teorinya, total biaya pemeliharaan mencakup biaya pemeliharaan


korektif yang berbanding terbalik dengan biaya pemeliharaan preventif
sebagaimana yang digambarkan oleh kurva berikut.

Gambar 2. Kurva Total Biaya Pemeliharaan

Cara yang bisa dipergunakan untuk memelihara produktivitas secara total


antara lain sebagai berikut.

1. Membeli mesin ataupun peralatan dengan reliabilitas tinggi yang juga


mudah untuk dioperasikan dan dipelihara.
2. Menganalisis biaya investasi bagi mesin ataupun peralatan yang
mencakup pelayanan pemasok beserta biaya pemeliharaannya.
3. Mengembangkan perencanaan atas pemeliharaan preventif yang bisa
secara praktis dimanfaatkan oleh operator, teknisi, dan bagian
pemeliharaan.
4. Melatih pekerja agar mampu mengoperasikan dan memelihara mesin
dan/atau peralatan.

Dalam menjalankan pemeliharaan, ada dua permasalahan utama yang


mungkin dihadapi perusahaan, yakni permasalahan teknis dan ekonomis.
Permasalahan teknis yang dimaksudkan disini cenderung menyangkut
berbagai upaya untuk menghilangkan probabilitas kemacetan akibat tidak
baiknya kondisi fasilitas dan/atau peralatan konversi. Dalam kondisi teknis
itu sendiri, perlu diperhatikan hal-hal berikut.

● Tindakan yang perlu dilakukan untuk memelihara mesin/peralatan yang


ada dan memperbaiki mesin/peralatan yang rusak;
● Alat ataupun komponen yang diperlukan ataupun diharuskan untuk
tersedia agar tindakan pada bagian di atas bisa dilakukan.

Adapun permasalahan ekonomis biasanya menyangkut upaya yang perlu


dijalankan agar kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan yang dibutuhkan
secara teknis bisa terlaksana secara efisien dengan turut memperhatikan
besarnya biaya yang timbul yang bisa menguntungkan perusahaan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasional Produksi

Menurut Higgins (1994) Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi manajemen


operasional adalah :

1. Pemimpin

Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh seorang pemimpin mempengaruhi
dalam beberapa hal seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, produsen-produsen
terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia,gaya
komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan
tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar
kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu, serta
kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan anggota.

2. Tingkah Laku Kelompok

Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan


persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok.
Kelompok-kelompok berkembang dengan dua cara, yaitu secara normal, utamanya
pada kelompok kerja dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan
minat.

3. Tingkah laku anggota


Tingkah laku anggota mempengaruhi melalui kepribadian manajemen, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Komunikasi anggota memainkan bagian penting, karena cara
berkomunikasi seseorang menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar
manusia.

4. Faktor Eksternal Kelompok

Sejumlah faktor eksternal kelompok mempengaruhi pada kelompok tersebut.


keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelompok.keadaan
ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong
penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan
keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.

4. 3 Ruang Lingkup Manajemen Operasional NusaCake

Terdapat 3 ruang lingkup dalam manajemen operasional, diantaranya yaitu perencanaan


sistem produksi, pengendalian produksi, dan sistem informasi produksi. Berikut ini
adalah pembahasan dari 3 ruang lingkup dalam manajemen operasional yang diterapkan
dalam usaha NusaCake :

a. Perencanaan Sistem Produksi

Terdapat beberapa elemen dalam sistem produksi, diantaranya yaitu produk


perusahaan, lokasi produksi/pabrik, letak fasilitas produksi, lingkungan kerja dari
para karyawan serta standar produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut.

● Perencanaan Produk

Dalam membuat usaha pasti akan memproduksi sesuatu atau ada yang
dihasilkan. Dan sebelum produksi berjalan maka rencana produksi harus
dipikirkan dengan matang, karena tidak mungkin membuat atau mendirikan
usaha jika tidak mengetahui produk apa yang akan diproduksi oleh perusahaan.

Usaha yang rencananya akan diproduksi adalah usaha dalam bidang


makanan yaitu NusaCake. Usaha mikro “NusaCake” ini merencanakan
produknya dengan mempertimbangkan dan melihat peluang bisnis yang ada di
Kota Semarang khususnya mahasiswa/i Politeknik Negeri Semarang dan
sekitarnya karena para konsumen yang ada di Politeknik Negeri Semarang dan
sekitarnya lebih suka dengan makanan yang manis dan murah, maka dari itu
kami membuka usaha ini.

● Perencanaan Lokasi Produksi

Tempat untuk proses produksi dijalankan ini seharusnya direncanakan


dengan sebaik mungkin, karena kesalahan dalam pemilihan lokasi usaha akan
menimbulkan kerugian bagi usaha yang kita kelola. Pemilihan lokasi usaha
harus menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga
dapat menunjang potensi untuk mendapatkan laba yang besar.

Lokasi usaha “NusaCake” ini berlokasi di kost salah satu pemilik usaha
itu sendiri yaitu di Griya Ariq Kec. Tembalang, Semarang.

● Perencanaan Letak Fasilitas Produksi

Perencanaan fasilitas produksi seperti mesin, bahan baku dan lain-


lainnya merupakan hal yang berpengaruh langsung terhadap tingkat
produktivitas dalam sebuah usaha, baik itu usaha kecil ataupun usaha tersebut
berskala besar. Perencanaan letak fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi
persyaratan teknis yang baik dan sesuai prosedur akan menunjang tingkat
efisiensi dan efektifitas pelaksanaan proses produksi dalam sebuah usaha yang
bersangkutan.

Penataan letak fasilitas produksi “NusaCake” sangatlah diperhatikan,


karena letak usaha yang berada dalam lingkungan masyarakat dari itu letak
fasilitas produksi sangat diperhatikan.

Agar tidak terjadinya gangguan dari luar dan masyarakat yang berada
disekitar tempat usaha juga tidak terganggu maka kami memproduksi NusaCake
di bagian dapur. Warga nyaman dengan keberadaan usaha tersebut dan kami
juga nyaman melakukan produksi.

● Perencanaan Lingkungan Kerja

Dalam merencanakan lingkungan kerja pun kami menginginkan


lingkungan kerja yang baik, sehat, menyenangkan dan tidak cepat bosan, agar
setiap kami bisa bekerja dengan nyaman dan tidak terganggu dengan hal-hal
diluar pekerjaan tersebut.

Di dalam produksi “NusaCake” lingkungan kerjanya hampir memenuhi


dari semua yang diharapkan. Lingkungan kerja yang harmonis, nyaman, tidak
membuat kami jenuh dan semakin betah untuk bekerja. Fasilitas pun juga sudah
cukup dilengkapi. Kebersihan dari fasilitas itu pun terjaga dengan baik hingga
higienis. Dari fasilitas inilah kami bisa bekerja dengan nyaman dan santai.

● Perencanaan Standar Produksi

Standar produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk


melaksanakan proses produksi. Standar produksi memberikan data sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam berproduksi. Selain itu, standar
produksi memberikan manfaat terhadap berbagai macam penghematan dalam
proses produksi.

Dalam “NusaCake” standar produksi sudah dilakukan seperti pada


kenyaman atau rasa NusaCake yang tidak pernah diubah walaupun harga bahan
baku mengalami kenaikan. Dan meskipun usaha ini termasuk dalam golongan
usaha mikro tetapi ini tidak menjadi hambatan usaha ini memakai standar
produksi.

b. Sistem Pengendalian Produksi

Dalam sistem pengendalian produksi ini ada beberapa hal yang perlu dibicarakan
yaitu seperti masalah pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku,
pengendalian tenaga kerja, pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta
pemeliharaan. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi sistem pengendalian pada
sebuah usaha untuk memajukan usaha yang dikelolanya.

● Pengendalian Proses Produksi

Dalam pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah


tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam sebuah usaha
atau perusahaan.

Dalam usaha kami ini yang akan diproduksi adalah NusaCake.


Pembuatan NusaCake ini dibantu dengan karyawan dalam proses
pembuatannya. Usaha ini memproduksi ± 30 pcs setiap produksinya. Proses
produksi NusaCake ini dimulai dari menyiapkan bahan baku kemudian
diteruskan membuat isian kelapa, membuat whipped cream, membuat kulit
NusaCake, membuat NusaCake dan diakhiri dengan packaging.

● Pengendalian Bahan Baku

Bahan Baku merupakan unsur yang paling penting dalam proses


produksi bagi suatu usaha. Tidak adanya bahan baku dapat menimbulkan
terhentinya proses produksi sebuah usaha. Oleh karena itu, dalam suatu
perusahaan atau jenis usaha pengendalian bahan baku merupakan hal yang
penting agar usaha yang dijalankan tidak terhenti akibat kurangnya persediaan
bahan baku.

Dalam usaha “NusaCake” ini kami terjun langsung dalam pembelian


bahan baku dan plastik pembungkusnya. Selama dalam usaha pembuatan
“NusaCake” ini, kami tidak pernah mengalami kendala yang berat yang
diakibatkan oleh kekurangan persedian bahan baku.

● Pengendalian Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan produksi, dan tenaga kerja
langsung yang produktif akan membantu seluruh jalannya kegiatan perusahaan
sehingga semua kegiatan usaha itu berjalan dengan baik dan efektif serta akan
memberikan keuntungan tambahan bagi usaha itu sendiri.

Dalam pelaksanaan kegiatan produksi NusaCake ini terdapat 5 tenaga


kerja yang terlibat. Tenaga kerja tersebut dibagi atas 5 kerjaan yaitu 1 orang
membuat kulit NusaCake, 1 orang untuk membuat isian kelapa, 1 orang untuk
membuat whipped cream, 1 orang untuk membuat NusaCake, dan 1 orang untuk
pengemasan. Jadi dalam usaha ini ada sistem pengendalian tenaga kerja yang
baik.

● Pengendalian Biaya Produksi

Tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu usaha akan


mengakibatkan tingginya harga harga pokok penjualan produk tersebut,
sehingga akan mempersulit menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya
produksi yang dikeluarkan dan tidak terlalu tinggi bagi pembeli “NusaCake” ini.

Dalam usaha “NusaCake” ini modal berproduksinya dalam bulan


pertama sebesar Rp 909.500. Dan dalam usaha ini pengendalian sangat
dipertimbangkan secara untuk kelangsungan usaha ini berjalan lama dan agar
para pembeli atau pelanggan tidak berpindah hati untuk membeli produk
makanan lainnya.

● Pengendalian Kualitas

Menjaga kualitas produk sangat penting bagi sebuah usaha untuk


meningkatkan atau bahkan mempertahankan kelangsungan sebuah usaha yang
mereka dirikan. Memproduksi produk tanpa mengamati dan mempertahankan
kualitas hasil produksi yang menjadi standar dalam usaha mereka, maka akan
berakibat pada kelangsungan usaha mereka itu sendiri di masa yang akan datang.

Dalam usaha “NusaCake” ini kami sangat memperhatikan pengendalian


kualitas NusaCake. Kami menggunakan bahan baku yang terjamin kualitasnya
agar NusaCake yang dihasilkan mempunyai kualitas yang terbaik juga. Selain
itu kami juga menjaga kehigienisan dari produk kami yaitu NusaCake.

● Pemeliharaan

Dalam sebuah usaha atau proses produksi, pemeliharaan merupakan hal yang
penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan produksi.
Penggunaan fasilitas produksi yang terlalu sering, jika tidak didukung dengan sistem
pemeliharaan yang baik akan mengakibatkan kerusakan atau kendala teknis pada
fasilitas produksi tersebut.

Dalam usaha “NusaCake” ini kami mempunyai sistem pemeliharaan yang cukup
bagus, karena terdapat pemeliharaan husus terhadap fasilitas produksinya secara
teratur dan pemeliharaan terhadap alat-alat yang digunakan selalu dibersihkan
setelah pemakaian dalam pembuatan NusaCake.

c. Sistem Informasi Produksi


Dalam kegiatan produksi sebuah usaha, semua kegiatan perusahaan tersebut
merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan ini akan semakin
baik apabila didukung dengan sarana dan sistem informasi yang memadai, sehingga
kesulitan dari salah satu bagian dalam perusahaan akan dapat segera diketahui oleh
bagian yang lain, sehingga dapat diadakan usaha yang lebih dini untuk mengatasi
kesulitan akan timbul akibat adanya gangguan pelaksanaan dari salah satu bagian
dalam perusahaan tersebut.

● Struktur Organisasi

Gambar 3. Stuktur organisasi dalam bisnis NusaCake

● Produksi atas dasar Pesanan

Berproduksi atas dasar pesanan ini dilakukan berdasarkan pesanan yang


masuk dari pelanggan. Semua informasi dari pesanan yang masuk sampai
dengan pelaksanaan produksi dalam usaha ini diatur dengan sistem yang
tepat, sehingga semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut dapat
diketahui dengan pasti dan tepat serta dalam waktu yang cepat pula.

Dalam usaha Mikro “NusaCake” ini pemilik usaha menerapkan sistem


produksi atas dasar pesanan dengan contoh sebagai berikut :

Konsumen memesan via Whatsapps atau datang langsung ke lokasi atau


tempat pembuatan NusaCake, kemudian kami akan mencatat jumlah
pesanan. Kemudian dilanjutkan dengan proses produksi NusaCake. Dan
setelah proses produksi selesai, kami akan mengantarkan pesanan tersebut
kepada pemesan atau pemesan akan mengambil sendiri di lokasi usaha
sesuai dengan kesepakatan antara pemesan dan kami pada saat proses
pemesanan berlangsung.

● Produksi untuk Pasar

Pada usaha mikro “NusaCake” ini, kami juga menerapkan sistem


produksi mengolah kerupuk yaitu baik terdapat pesanan maupun tidak,
pemilik usaha menetapkan akan tetap melaksanakan proses produksinya.
Penentuan pelaksanaan kegiatan produksi tidak akan didasarkan pada
pesanan melainkan akan ditentukan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu, misalnya jika kami ingin menjualkannya secara langsung pada saat
jam kuliah kami.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sebagai penutup dari pokok bahasan tentang manajemen operasional bisnis


NusaCake penulis akan menyampaikan uraian yang telah dipaparkan,
kesimpulan dari uraian manajemen operasional adalah :

a. NusaCake merupakan gabungan makanan bernuansa tradisional dan


modern.
b. Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh anggota kelompok adalah
pembuatan standar operasional produk (SOP)
c. Proses pengambilan keputusan diawali oleh pengidentifikasian masalah
dan alternatif yang memungkinkan, serta penentuan kriteria pengukuran
yang bisa menghasilkan manfaat yang maksimal dan efektif dengan
risiko minimal.
d. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen operasional, yaitu
:
● Pemimpin
● Tingkah laku kelompok
● Tingkah laku anggota
● Faktor eksternal kelompok
e. Terdapat 3 ruang lingkup dalam manajemen operasional, diantaranya
yaitu
● Perencanaan sistem produksi
● Pengendalian produksi
● Sistem informasi produksi.
2. Saran

Setelah melakukan implementasi proses produksi NusaCake, penulis dapat


memberikan saran yang semoga dapat diterima oleh anggota kelompok. Adapun
saran-saran tersebut diantaranya yaitu mengembangkan dan meningkatkan
kualitas serta pola hubungan kerja sama dengan memperhatikan faktor-faktor
antara lain pertukaran informasi yang efektif, pengembangan kepercayaan dan
kemitraan yang bersifat konstruktif jangka panjang. Melakukan pengembangan
inovatif dari segi prosedur dan fasilitas produksi untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan produksi NusaCake dapat sesuai
dengan standar operasional produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi Suryono. 2019. Manajemen Operasional. Jakarta:LPU-UNAS

Heizer, J. dan Render, B. 2011. Manajemen Operasi. Buku Dua. Edisi Sembilan. Selemba
Empat, Jakarta.

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Grasindo, Jakarta.

Miles, M. B. dan Huberman, M. 2009. Analisis Data Kualitatif. Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, Jakarta

Pongoh, M. 2016. Analisis Penerapan Manajemen Rantai Pasokan Pabrik Gula Aren Masarang.
Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam
Ratulangi, Manado. .

Pujawan, I.N. dan Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management. Edisi kedua. Guna
Widya, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai