Anda di halaman 1dari 38

Stelsel Pidana

Jenis2 Pidana dalam KUHP (Ps. 10 KUHP):

Pidana Pokok:
v Pidana Mati
v Pidana Penjara
v Pidana Kurungan
v Pidana Denda

Pidana Tambahan:
v Pencabutan Hak2 Tertentu
v Perampasan barang2 tertentu
v Pengumuman Putusan
Nani Mulyati, Hakim
FH Universitas Andalas Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Stelsel Pidana

UU No 2 Tahun 1946

Indonesia mengenal
suatu jenis pidana
pokok lain yaitu pidana
tutupan

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Perbedaan Pidana Pokok & Pidana
Tambahan

Pidana Pokok

Pidana Tambahan

Hanya dapat dijatuhkan Dapat berdiri sendiri


bersamaan dengan
pidana pokok
Bersifat Fakultatif Bersifat imperatif
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Pidana maksimum
umum
Pidana
Pidana maksimum
Maksimum -
khusus
Minimum
Pidana minimum
khusus

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Pidana Maksimum Umum
Ketentuan Pidana
u E.g: Ps. 285 KUHP dalam Hukum
u Barang siapa dengan Pidana Umum
kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan
dia di luar perkawinan,
diancam karena melakukan
perkosaan dengan pidana
penjara paling lama 12 Mengatur sanksi
tahun. pidana
maksimum
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
umum!
Pidana Maksimum Khusus
Hukum Pidana
Khusus:
UU No. 8/2010 tentang Pencegahan &
E.g: Pasal 3 Ketentuan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang pidana yang
diatur di luar
Setiap Orang yang menempatkan,
mengalihkan, membelanjakan, ketentuan
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar umum (KUHP)
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak
pidana pencucian uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
Mengatur sanksi
miliar rupiah). pidana maksimum
khusus!
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Pidana Minimum Khusus &
Maksimum Khusus
Hukum Pidana
u E.g: Ps. 3 Khusus:
Ketentuan
UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan
pidana yang
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) diatur di luar
Setiap orang yang memasukkan orang ke ketentuan
wilayah negara Republik Indonesia dengan umum (KUHP)
maksud untuk dieksploitasi di wilayah
negara Republik Indonesia atau dieksploitasi
di negara lain dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan Mengatur sanksi
pidana denda paling sedikit pidana minimum
Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta khusus &
rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 maksimum
(enam
Nani Mulyati, FHratus
Universitasjuta
Andalas rupiah).
khusus!
• Tunggal; (Penjara)
• Alternatif; (Penjara Atau

Perumusan
Denda)
• Kumulasi; (Penjara Dan
Denda)
Ancaman • Kumulasi Alternatif.
(Penjara Dan Atau Denda)
Hukuman • Tergantung Siapa Subyek
Hukum:
Orang; Badan
Hukum/Umum
Ancaman Hukuman Pidana
Tunggal
■ E.g: Ps. 285 KUHP
Barang siapa dengan
kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan
dia di luar perkawinan,
diancam karena melakukan
perkosaan dengan
Ancam hukuman
pidana penjara paling lama bersifat tunggal
12 tahun. penjara
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Ancaman Pidana Alternatif
Ps. 116 UU No. 6/2011 tentang
Keimigrasian
Ciri2 nya
Setiap Orang Asing yang tidak adalah kata
melakukan kewajibannya “ATAU”
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 71 dipidana dengan
Ancaman
pidana kurungan paling lama 3 hukuman
(tiga) bulan atau pidana denda bersifat
paling banyak Rp25.000.000,00 alternatif
(dua puluh lima juta rupiah). kurungan
atau denda

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Ancaman Pidana Kumulasi

■ E.g: Ps. 3
UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
Setiap orang yang memasukkan orang ke Ciri2nya
wilayah negara Republik Indonesia dengan adalah kata
maksud untuk dieksploitasi di wilayah negara “DAN”
Republik Indonesia atau dieksploitasi di
negara lain
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) Ancaman
tahun dan pidana denda paling sedikit hukuman bersifat
Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta kumulasi penjara
rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00
dan denda.
(enam ratus juta rupiah).
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Ancaman Pidana Kumulasi-
Alternatif
Ps. 45 (3) UU No. 19/2016 jo UU No. 11/2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU
ITE) Ciri2nya adalah
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak kata
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan “DAN?ATAU”
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan Ancaman
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun hukuman bersifat
dan/atau denda paling banyak kumulasi-
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta alternatif penjara
rupiah).
dan/atau denda

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Sistem dalam Penjatuhan Pidana

Sistem Absorbsi

Sistem Kumulasi

Sistem absorbsi yang dipertajam

Sistem Kumulasi terbatas

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


§ Penghitungan ancaman pidana
yg dapat dijatuhkan pada
seorang pelaku tindak pidana
yang melakukan gabungan TP.
1. Sistem § Terjadi beberapa TP yang
berbeda dengan sanksi pidana
Absorbsi yang berbeda pula, maka
pidana dapat yang dijatuhkan
(Absorptie secara maksimal adalah satu
jenis pidana saja, yakni pidana
Stelsel) yang paling berat.
§ Ancaman pidana yang ada untuk
tindak pidana lainnya dianggap
telah diserap atau diabsorbsi
oleh pidana yang berat ini.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Tindak pidana Pasal yang Ancaman pidana
dilanggar
Pencurian Pasal 362 5 thn

Penganiayaan Pasal 351 2 thn 8 bln

Pembunuhan Pasal 338 15 thn

Ancaman pidana 15 tahun


max.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


2. Stelsel § Menurut sistem ini,
Kumulasi penghitungan ancaman pidana
yang akan dijatuhkan adalah

(Cumulatie hasil penjumlahan setiap


ancaman pidana yang ada dalam
setiap pasal yang dilanggar.
Stelsel)

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Tindak pidana Pasal yang Ancaman
dilanggar pidana
Pencurian Pasal 362 5 thn
Penganiayaan Pasal 351 2 thn 8 bln
Pembunuhan Pasal 338 15 thn
Total sanksi 22 thn 8 bln
pidana

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


3.Stelsel
Absorbsi • Dalam hal terjadinya gabungan
tindak pidana, maka sanksi
Dipertajam maksimal yang dapat dikenakan
(Verscherpte adalah satu pidana yang paling
berat ditambah dengan 1/3
Absorptie pidana tersebut.
Stelsel)

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Tindak pidana Pasal yang Ancaman pidana
dilanggar

Pencurian Pasal 362 5 thn

Penganiayaan Pasal 351 2 thn 8 bln

Pembunuhan Pasal 338 15 thn

Ancaman pidana 15 + (1/3 x 15) = 20


thn

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


• Manakala terjadi beberapa
4. Sistem tindak pidana yang dilakukan
seseorang maka ancaman
Kumulasi pidana maksimalnya adalah
Terbatas kumulasi dari seluruh sanksi
pidana,
(Gematigde
• akan tetapi jumlahnya tidak
Cumulatie boleh melebihi sanksi pidana
Stelsel) untuk tindak pidana yang
terberat ditambah 1/3.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Tindak pidana Pasal yang Ancaman pidana
dilanggar
Pencurian Pasal 362 5 thn

Penganiayaan Pasal 351 2 thn 8 bln

Pembunuhan Pasal 338 15 thn

Ancaman pidana 15 + (1/3 x 15) =


20 thn

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


3 Macam Gabungan Tindak Pidana (Samenloop)

Eendaadse samenloop (concursus idealis)


è Seseorang dengan satu perbuatan melakukan
1 è beberapa tindak pidana (gabungan dalam satu
perbuatan)/ perbarengan aturan.
1èDiatur dalam Pasal 63 KUHP

Meerdaadse samenloop (concursus realis)


2 èSeseorang melakukan beberapa perbuatan yang berdiri sendiri /
tidak saling berhubungan, dan masing2 merupakan tindak pidana
(gabungan dalam beberapa perbuatan)/ perbarengan perbuatan.
èDiatur dalam Pasal 65 dan 66 KUHP.

Perbuatan Berlanjut (Voortgezette handeling)


èSeseorang melakukan beberapa perbuatan
3 yang saling berhubungan satu sama lain, dan
merupakan tindak pidana
èDiatur dalam Pasal 64 KUHP

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


• Dengan melakukan satu
perbuatan, seseorang melanggar
lebih dari satu aturan pidana.
• Pasal 63 KUHP:
1) jika suatu perbuatan
masuk dalam lebih dari
Eendaadse satu aturan pidana, maka
yang dikenakan hanya
Samenloop salah satu di antara
aturan2 itu; jika berbeda2
yang dikenakan yang
(concursus memuat ancaman pidana
pokok paling berat.
idealis) 2) jika suatu perbuatan
masuk dalam suatu
aturan pidana yang
umum, diatur pula dalam
aturan pidana yang
khusus, maka hanya yang
khusus itulah yang
diterapkan.
Masuk dalam beberapa bentuk tindak
pidana
1. Pemerkosaan (Ps. 285 KUHP, maks
penjara 12 tahun)
E.g:
2. Melanggar kesusilaan di depan
Pemerkosaan umum (Ps. 281 KUHP, maks penjara
yang 2 th 8 bln atau denda maks
dilakukan di Rp4.500)
depan umum è Pidana yang diterapkan adalah
maksimum acaman pidana yang
terdapat dalam pasal tentang
pemerkosaan karena ancaman
pidananya lebih berat.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Eendaadse Samenloop
Pemidanaan: menganut sistem absorbsi
Pidana yang dijatuhkan adalah satu jenis sanksi pidana yang ada dalam
beberapa aturan pidana yang dilanggar.

1 Sama bobot dan jenisnya, maka


1 Dikenakan salah satu;

2 Berbeda bobot dan jenisnya : dikenakan


Yang terberat.

Tercantum dalam hukum pidana umum


3 Dan hukum pidana khusus: dikenakan
yang khusus.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Meerdaadse Pasal 66 KUHP
Samenloop 1) Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan
(concursus yang masing2 harus dipandang sebagai
perbuatan yang berdiri sendiri sehingga
realis) merupakan beberapa kejahatan, yang
diancam dengan pidana pokok yang tidak
sejenis, maka dijatuhkan pidana atas tiap2
kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat
ditambah 1/3.
2) Pidana denda dalam hal ini dihitung menurut
lamanya maksimum pidana kurungan
pengganti yang ditentukan untuk perbuatan
itu.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Sistem Penjatuhan Pidana Meerdaadse samenloop (concursus realis)

Pidana pokok sejenis: sistem absorsi


dipertajam (verscherpte absorbsi stelsel)
1 1 satu pidana saja, dan maksimum pidana yang
diancamkan, tapi tidak boleh lebih dari
maksimum pidana yang terberat ditambah 1/3

Pidana pokok tidak sejenis: sistem kumulasi


2 terbatas (het gematigde cumulatie)
masing-masing dikenakan, tapi jumlahnya tidak
boleh lebih berat dari maksimum pidana yang
terberat ditambah 1/3

Kejahatan dan pelanggaran, atau pelanggar


3 an dan pelanggaran: sistem kumulasi murni,
maksimal kurungan 1 tahun 4 bulan, dan
kurungan pengganti 8 bulan. (Ps. 70 KUHP)

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Voortgezette Handeling (Perbuatan Berlanjut).

• Seseorang melakukan beberapa perbuatan, tapi antara


perbuatan yang satu dengan perbuatan yang lainnya
masing2 saling berhubungan erat, sehingga harus
dianggap sebagai perbuatan berlanjut.

Dikenakan satu aturan pidana; dan jika berbeda2 yang


dikenakan adalah yang memuat ancaman pidana pokok yang
paling berat.
(Sistem Absorbsi)

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Pasal 64 KUHP.
Voortgezette (1) Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-
masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada
Handeling hubungannya sedemikian rupa, sehingga harus
dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka
hanya dikenakan satu aturan pidana, jika berbeda-
beda yang diterapkan yang memuat ancaman pidana
pokok yang paling berat;
(2) Demikian pula halnya dikenakan satu aturan pidana
jika yang orang dinyatakan bersalah melakukan
pemalsuan atau perusakan mata uang, dan
menggunakan barang yang dipalsu atau yang
dirusak itu.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


PIDANA MATI

Diatur dalam Ps. 11 KUHP: pelaksanaannya


dengan cara digantung ( tidak berlaku lagi)

Diubah dengan Penetapan Presiden No 2 /


1964 UU No 5 / 1969 ttg Tata Cara
Pelaksanaan Pidana Mati à pelaksanaan nya
dengan jalan ditembak sampai mati
• Apabila kepentingan
umum benar2 terancam
• Apabila hakim benar2
yakin & kesalahan
terdakwa dpt dibuktikan
selengkap2nya.
• Pidana mati harus
dicantumkan secara
alternatif dengan jenis
pidana lain.

Syarat Penjatuhan
Pidana Mati
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Tindak Pidana yang Diancam dg Pidana Mati

• Kejahatan terhadap
Negara (Ps. 104, 111 (2),
Ps. 124 (3) KUHP)
• Pembunuhan dengan
berencana (Ps. 140 (3), Ps
340 KUHP)

• Pencurian & pemerasan yg dilakukan dlm keadaan yg


memberatkan seperti yg tersebut dalam Ps. 365 (4), Ps. 368 (2)
KUHP
• Pembajakan (Ps. 444 KUHP)
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Tindak Pidana yang Diancam dg Pidana
Mati
Diatur di luar KUHP:

UU No. 35/2009 tentang Narkotika

UU No. 15/2003 jo. Perpu No. 1/2002 tentang


Pemberantasan TP Terorisme

UU No. 20/2001 jo. UU No. 31/1999 ttg


Pemberantasan TP Korupsi.

UU No. 26/2000 ttg Pengadilan HAM


Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Penerimaan Pidana Mati

Yg tdk Menggunakan

Yg Menggunakan

Malaysia Belanda
US Australia
Mesir Kanada
Iran Perancis
Jepang Jerman
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas
Pikirkan &
Diskusikan

• Pros and Cons dari Pidana


Mati…
• Out weight kelebihan &
kekurangannya.. Mana yang
lebih baik? Menerima Pidana
mati atau menghapuskan
pidana mati?

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Pros & Cons dari
Pidana Mati Pro Con
Pidana mati harus Pidana mati
dapat digunakan haruslah
sebagai salah satu dihapuskan
pilihan pidana di dengan alasan:
mana
penerapannya
• Death Penalty atau dalam konsep haruslah
hukum disebut Capital Punishment
menggunakan
prinsip kehati-
hatian, dengan
alasan:

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


• Org yg akan dipidana mati biasanya
adalah pelaku kejahatan berat yang
brutal, untuk keamanan masyarakat, sipir
Pro Pidana penjara, tahanan lainnya maka perlu
diberikan pidana mati.
Mati • Logikanya semakin berati tindak pidana
yang dilakukan, maka semakin berat juga
hukuman yang harus diberikan.
• Penjara adalah untuk rehabilitasi bukan
untuk orang yang tidak akan dibebaskan.
• Biaya yang dikeluarkan negara untuk
membiayai pejahat yang dipenjara
seumur hidup sangatlah mahal.

Nani Mulyati, FH Universitas Andalas


Pro Pidana Mati
Harus dihapuskan
• Hukum yang dirancang untuk mengatur
tingkah laku manusia seharusnya tidak
memberikan contoh yang tidak benar.
Apabila hukum menyatakan
pembunuhan itu dilarang apakah masuk
akal apabila negara itu sendiri yang
melakukannya dengan alasan apapun.
(Beccaria, 1764)
• Matinya pelaku kejahatan tidak akan
mengkompensasi tindak pidana yang
telah dilakukan. Two wrongs do not
make a right.
• Dalam beberapa kasus orang yang telah
dinyatakan bersalah ternyata
dikemudian hari terbukti tidak bersalah.
Yang sudah dihukum mati tidak bisa
dihidupkan kembali.
Nani Mulyati, FH Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai