Anda di halaman 1dari 7

PT.

VIASTA SENTRAL UTAMA


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PENDAHULUAN
A. URAIAN UMUM
Metode Pelaksaan Pekerjaan ini dibuat berdasarkan dokumen tender dan Berita Acara
Aanwijzing yang kami terima yang berisi usulan teknis sebagai acuan kerja pada saat
pelaksanaan Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Olahraga Pada Sub
Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan Gedung Olahraga Masyarakat (GOM)
Kecamatan Megamendung. Waktu pelaksanaan selama 150 ( seratus lima puluh ) hari
kalender, dengan ditetapkan jangka waktu pelaksanaan, maka sistem distribusi material,
dukungan alat yang memadai dan team work yang profesional dan solid sangat
menentukan suksesnya pekerjaan ini.

Sejalan dengan kepentingan tersebut kami, PT. VIASTA SENTRAL PRIMA sebuah
badan usaha yang bergerak dibidang jasa konstruksi, yang didukung oleh tenaga-tenaga
professional yang sudah berpengalaman di dalam menangani proyek-proyek baik skala
besar maupun kecil, mengupayakan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dengan kualitas
yang benar-benar terjamin seperti yang diharapkan oleh pengguna jasa tanpa
mengesampingkan kesehatan dan keselamatan kerja (RKK).
Pada dasarnya metode pelaksanaan menjelaskan tahapan-tahapan suatu pelaksanaan
pekerjaan dari awal hingga akhir baik tahap pelaksanaan maupun tahap kontrol /
pengawasan sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan persyaratan.

B. TINJAUAN PROYEK
B.B.1 Pendahuluan

Dalam pelaksanaan Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat


Olahraga Pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan
Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan
Gedung Olahraga Masyarakat (GOM) Kecamatan Megamendung, terdapat
beberapa hal yang dinilai menjadi perhatian khusus, antara lain :
1. Selama pekerjaan berjalan, kegiatan lalu lintas kendaraan di lokasi setempat
dengan terbatasnya jalan eksisting yang ada maka diperlukan pengaturan akses
jalan tersebut terutama disaat mobilisasi dan demobilisasi alat, material dan
tenaga kerja.
2. Mengantisipasi faktor polusi, kebisingan, sampah dan debu dari lokasi
pekerjaan yang akan berdampak ke lingkungan sekitarnya karena letak
bangunan sangat berdekatan dengan bangunan-bangunan lain yang ada
disekitarnya.
3. Penempatan material dan alat yang tepat dapat mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan keterbatasan areal yang ada di lokasi maka diperlukan
penjadualan yang baik.
4. Diperlukannya koordinasi keamanan dengan Polsek setempat, Bimas dan
security setempat untuk membantu kelancaran pekerjaan ini.
5. Pengaruh lain terhadap keberadaan pekerjaan ini.

B.B.2 Interpretasi Permasalahan


Berdasarkan pemahaman kontraktor terhadap dokumen tender Pekerjaan Belanja Modal
Bangunan Gedung Tempat
Olahraga Pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi
dan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan Gedung
Olahraga Masyarakat (GOM) Kecamatan Megamendun, dapat diinterpretasi beberapa
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

permasalahan kritis dalam pelaksanaan konstruksi. Interpretasi permasalahan tersebut


dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Aspek Waktu
Permasalahan waktu menjadi permasalahan utama karena semua pekerjaan telah
ditetapkan batas waktu pelaksanaannya. Selain itu, permasalahan ini akan menjadi
pemicu beberapa permasalahan lain dalam pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu
perlu adanya pemecahan yang baik dalam menyusun metodologi pelaksanaan
pekerjaan, terkait dengan waktu.

Permasalahan waktu yang harus diantisipasi adalah keterlambatan pelaksanaan dan


penyelesaian pekerjaan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1.a) Ketidaksiapan sumber daya (SDM, keuangan, peralatan, dan perlengkapan)
1.b) Ketidaktepatan dalam membuat rencana kerja
1.c) Keterlambatan mobilisasi material, alat dan tenaga
1.d) Kekurangan jumlah personil pelaksana, peralatan yang digunakan dan
keuangan/permodalan
1.e) Ketidakmampuan (incompetency) personil pelaksana di lapangan
1.f) Kelambanan dalam proses pelaksanaan di lapangan
1.g) Koordinasi yang kurang efektif antar pelaksana di lapangan maupun dengan
direksi atau konsultan pengawas.

Kondisi tersebut menjadi faktor dominan terjadinya penyimpangan waktu


pelaksanaan kegiatan, yang apabila tidak dilakukan langkah pencegahan sejak dini
akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan.

Pada pelaksanaan Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Olahraga


Pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Penyediaan Sarana
dan Prasarana Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan Gedung Olahraga
Masyarakat (GOM) Kecamatan Megamendung, telah ditetapkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 150 ( seratus lima puluh ) hari kalender.
Oleh karena itu perlu adanya pengendalian waktu yang mengacu pada jadwal induk
(master schedule) dan jadwal penyelesaian sesuai target dalam bentuk “network
diagram”, barchart dan S-curve. Semuanya didasarkan pada metode yang akan
digunakan, baik cara kerja, peralatan, maupun materialnya. Secara internal, jadwal
tersebut akan dievaluasi tiap minggu, dengan tujuan agar tidak terjadi kemunduran
waktu secara keseluruhan. Sehingga jika terjadi permasalahan akan dapat
diperbaharui terus, terutama pada jadwal kritis (critical activity) perlu adanya
monitoring yang lebih baik.

2. Aspek Kualitas
Aspek kualitas yang dimaksudkan disini adalah mengenai hasil akhir pekerjaan
dengan mutu yang sesuai, baik untuk pekerjaan Persiapan.Pekerjaan Galian dan
Timbunan, Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur Lantai Dasar,Lantai
Mezanin dan Tribun, Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Lantai dasar dan mezzanin,
Pekerjaan tangga entrance.

Sedangkan permasalahan aspek kualitas secara umum, harus adanya pengawasan dan
antisipasi ketidaksesuaian kualitas pelaksanaan pekerjaan dengan dokumen
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

perencanaan dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan (design and technical
specification), maupun terhadap peraturan dan standar yang berlaku.

Faktor dominan yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam kualitas hasil


pekerjaan antara lain :
2.a) kurangnya pemahaman kontraktor dalam menerjemahkan dokumen
perencanaan yang ada
2.b) Kesalahan prosedur atau tata laksana konstruksi/tidak sesuai dengan
dokumen perencanaan
2.c) Kualifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai dengan persyaratan
2.d) Kurangnya peralatan yang dipergunakan di lapangan

Baik mutu bahan/material, prosedur pelaksanaan pekerjaan, keterampilan tenaga


kerja dan kelaikan peralatan yang dipergunakan akan sangat menentukan kualitas
pekerjaan yang dihasilkan.

Oleh karenanya, perlu adanya pengajuan sampel material yang akan digunakan dan
pengujian material sebelum dilaksanakan pekerjaannya, yaitu seperti :
 Uji tarik besi dan baja, untuk menentukan kualitas besi yang digunakan dalam
tulangan beton, maupun baja untuk struktural.
 Mix design beton untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang disyaratkan.
 Uji tekan, untuk mengetahui mutu beton yang digunakan untuk pengecoran.
 Mock up, untuk memperlihatkan hasil dan kualitas bahan material yang akan
digunakan dalam setiap pekerjaan arsitektural.
 Testing comissioning, dilakukan untuk menguji instalasi sistem mekanikal
elektrikal.

B.B.3 Pendekatan Aspek Sosial


Sumber Daya Manusia terutama tenaga kerja proyek di rekrut dari luar daerah,
Sedangkan untuk tenaga keamanan memberdayakan putra daerah / menggunakan
tenaga keamanan di lingkungan setempat dibawah koordinasi Polsek setempat.

Aspek sosial yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:


1. Dengan berjalannya proyek ini diharapkan tingkat perekonomian masyarakat
sekitar dapat meningkat seperti adanya sewa rumah untuk staff kontraktor,
subkontraktor, berdirinya toko / warung, tempat makan yang melayani
kebutuhan sehari – hari yang melayani pekerja proyek.
2. Berkoordinasi dengan warga setempat tentang kerjasama dengan pihak aparat
untuk pengaturan lalu lintas kendaraan proyek yang akan menuju lokasi.

B.B.4 Uraian Project


Pekerjaan : Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Olahraga Pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi
dan Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan Gedung
Olahraga Masyarakat (GOM) Kecamatan
Megamendung
Lokasi : Kecamatan Megamendung
Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan.Pekerjaan Galian dan Timbunan,
Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur Lantai
Dasar,Lantai Mezanin dan Tribun, Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Lantai dasar dan mezzanin, Pekerjaan tangga
entrance.
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu Pelaksanaan : 150 ( seratus lima puluh )hari kalender

B.B.5 Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup pekerjaan pada Pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Olahraga Pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Penyediaan
Sarana dan Prasarana Olahraga Kabupaten/Kota (Pembangunan Gedung Olahraga
Masyarakat (GOM) Kecamatan Megamendun ini meliputi:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
III. PEKERJAAN STRUKTUR
IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI DASAR
V. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI MEZANIN & TRIBUN
VI. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL LT.DASAR
VII. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL LT. MEZANIN
VIII. PEKERJAAN TANGGA ENTRANCE

B.B.6 Schedule Pendukung

Bagian yang tidak terpisahkan dari metodologi konstruksi adalah penjabaran dari
master schedule yang disusun untuk pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk :

6.1. Schedule Personil Inti


6.2. Schedule Material
6.3. Schedule Peralatan
6.4. Schedule Tenaga Kerja

4.C. METODE PELAKSANAAN


Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan urutan kerja yang simultan maka
pelaksanaan pekerjaan dibuat rencana kerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
mengidentifikasi masalah – masalah yang akan timbul selama pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaan. Yang dimaksud dengan perencanaan meliputi penyiapan rencana kerja, gambar-
gambar teknis, dokumen kontrak dan lain-lain. Sedangkan tahap pelaksanaan dimulai dengan
penandatanganan kontrak sampai dengan saat penyerahan pekerjaan terakhir (Serah Terima
Pekerjaan I/BASTI) kepada pihak pemberi tugas. Masa Pemeliharaan adalah tahapan setelah
BAST I kontraktor tetap bertanggung jawab memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul
sampai dengan BAST II.

Tahapan-tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

C.1 Tahap Perencanaan


1.1. Penjadwalan Pelaksanaan
1.a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )
Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam
suatu pekerjaandan penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu
penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Penjadwalan ini kami susun untuk merencanakan antara lain :


1. Memprediksi waktu penyelesaian pekerjaan.
2. Memprediksi kapan kegiatan-kegiatan tertentu akan dimulai dan selesai,
sehingga dapat memperkirakan kapan pekerjaan sub kontraktor (pekerjaan
spesialis) harus memenuhi pekerjaannya.
3. Mengendalikan sumber daya dan rencana cash flow.
4. Mengevaluasi pengaruh perubahan terhadap biaya dan waktu penyerahan
pekerjaan.

Untuk menyusun jadwal pekerjaan dilakukan langkah-langkah berikut :


4.1. Menginventarisasi seluruh kegiatan yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sesuatu bangunan.
4.2. Menyusun urutan kegiatan.
4.3. Menyusun durasi dari setiap kegiatan.
4.4. Pembuatan jadwal pekerjaan (Barchart atau Network Planning).
4.5. Analisa jadwal yang dibuat.

Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari


Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah
SPK diterima Penyedia Barang / Jasa.Biasanya dalam hal ini dilakukan PCM
(pre construction meeeting) untuk menentukan RMK (rencana mutu kontrak)
dan jadwal waktu pelaksanaan sesuai dengan kontrak atau SPK yang
ditetapkan.

Untuk pekerjaan yang jangka waktu pelaksanaanya singkat sangat diperlukan


adanya Network planning. Dengan pembuatan network planning ini akan
diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor dapat lebih mengetahui
pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal hal-hal yang
dapat mendukung pekerjaan.

Kontraktor juga dapat memperkirakan kapan bahan dan peralatan yang akan
digunakan didatangkan ke lokasi pekerjaan sehingga dapat mengatur dan
memprediksikan lebih awal pengaturan dan penempatan bahan dan peralatan
secara tepat guna dan efisien.

1.2. Perijinan Pelaksanaan Pekerjaan


a.a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai
dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan
melaksanakan pekerjaan, agar dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang
mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam
pelaksanaan.

a.b. Gambar Kerja (Shop Drawing)


Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (shop drawing) yang detail dan
diajukan kepada pihak Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencanaan yang dibuat perencana,
dalam pembuatan gambar kerja ini seringkali dibutuhkan data lapangan. Setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, gambar tersebut digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan di lapangan.
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar kerja dibuat dalam rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk pemborong, 1 (satu)
set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas.

a.c. Material / Bahan


Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material / bahan yang akan dipergunakan
sebelumnya diambil contoh untuk diajukan dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan
spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan /
RKS dan ketentuan teknik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan
sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.

Perencanaan untuk Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko ( K3 )

Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, serta peraturan perundangan
yang berlaku, kami akan melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penerapan
langkah pengendalian yang berjalan. Hal ini berlaku terhadap aktifitas rutin dan non rutin,
aktifitas semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja (termasuk subkontraktor dan
pengunjung). Menyediakan fasilitas kotak P3K di lapangan guna mengatisipasi terjadinya
kecelakaan ringan sehingga segera dapat dilakukan pencegahan agar tidak mengakibatkan
efek yang lebih besar.

Adapun diagram alir dari pelaporan dan investigasi kecelakaan dan insiden yang terjadi di
lapangan adalah sebagai berikut :

Mulai Ada Korban


Keterangan :

Identifikasi Potensi 1. Apabila ada potensi kecelakaan


Kecelakaan Kerja Lakukan Penanganan
laporkan kepada atasan langsung
dan catat dalam Form Laporan
Potensi Kecelakaan Kerja.
Komunikasi Kepada
Pihak Yang Terkait Lakukan Investigasi
2. Lakukan tindakan pencegahan
dan perbaikan sesegera mungkin
untuk mencegah timbulnya
Buat Tindakan kecelakaan kerja.
Ada Potensi Perbaikan &
Pencegahan 3. Apabila terjadi insiden / accident
segera laporkan secara lisan
Lapor Ke Atasan kepada atasan langsung dan
Verifikasi Tindakan personalia sesaat setelah kejadian
Langsung
dan buat laporan kecelakaan
dalam kurun waktu 1 x 24 jam.
Buat Tindakan Dokumentasi
Pencegahan 4. Jika kecelakaan tersebut
menyebabkan ada korban,
lakukan penanganan korban
Terjadi Selesai
Insiden/Accident

Lapor Ke Pihak
PT.VIASTA SENTRAL UTAMA
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

segera mungkin dan kalau tidak


bisa ditangani sendiri maka harus
dibawa secepatnya ke rumah
sakit yang terdekat

Anda mungkin juga menyukai