Anda di halaman 1dari 59

BAHAN AJAR V: Praktik dan Presentasi Penyusunan Kerangka Logis dalam

Perencanaan Pembangunan Daerah

KERANGKA PENDANAAN

Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc., CFrA., CTT., CSRS., CRP.,


CRMP (AAPM-USA)., CAAT., CADE.
Goals of Presentation

5.7. Analisis & Identifikasi Kerangka Pendanaan


ELEGANT Menyusun dan memproyeksikan APBD suatu kabupaten/kota/propinsi

TEMPLATE 5.8. Teknik Penentuan Pagu Pendanaan


Menyusun dan menentukan pagu program suatu kabupaten/kota/propinsi

Materi 5.7 berkaitan dengan Bab III : Gambaran Keuangan Daerah


Materi 5.8 berkaitan dengan Bab VII : Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Analisis & Identifikasi Kerangka Pendanaan

Kondisi perekonomian global dan nasional Analisa keuangan daerah

Kondisi perekonomian daerah Kebijakan keuangan masa lalu

Kinerja keuangan daerah (kinerja Proyeksi pendapatan dan belanja 5 tahun


pelaksanaan APBD mendatang
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377
ISI BAB III RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 371 – 377

❖ Bagaimana dengan pembahasan tentang gambaran perekonomi nasional dan global?


Perekonomian daerah? Di dalam Permendagri 86/2017 tidak ada sub bahasan mengenai isu
perekonomian di Bab III, berbeda halnya dengan yang ada di RKPD.
❖ Meskipun sebenarnya penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian daerah dan
bagaimana proyeksinya selama 5 tahun ke depan.
❖ Penting bagi Pemda untuk melakukan proyeksi indikator makroekonomi daerah untuk penyusunan
dokumen perencanaan
Contoh: Dwiputri, I., Kusufi, M., & Allo, A. (2020). Projections of Regional Macroeconomic Conditions
using the Univariate Forecasting Method. Economics Development Analysis Journal, 8(3), 329-342.
https://doi.org/10.15294/edaj.v8i3.30188
Free Download : https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/view/30188
Teknik Penentuan Pagu Pendanaan

Identifikasi Pagu Anggaran Program Penentuan proyeksi peningkatan anggaran

Identifikasi Target Kinerja


ISI BAB VII RPJMD
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 381
Kedudukan Anggaran dalam
Penyusunan RPJMD
Bagaimana kita memandang anggaran?
❖Akuntansi: bersifat administratif dan informasinya untuk
manajemen (internal dan fleksibel);
❖Ekonomi: faktor kendala pencapaian utilitas (kepuasan);
❖Politik dan pemerintahan: kesepakatan antara pemerintah
dengan rakyatnya, dan bentuk legitimasi pemerintah
berkuasa atas sumber daya yang ada di daerahnya;
❖Sosial: gambaran kesejahteraan (pendidikan, kesehatan,
ekonomi, budaya);
❖Teknik: gambaran pembangunan infrastruktur daerah
(bentuk, kualifikasi, dll).
Bagaimana kita memandang anggaran?
❖Perlu memahami karakteristik organisasi dan
lingkungannya;
❖Pemerintah termasuk dalam domain organisasi sektor
publik;
❖Dalam organisasi sektor publik, anggaran adalah focal point
dan merupakan inti dari pengelolaan keuangannya,
sehingga pelaporan keuangan organisasi sektor publik
tidak bisa lepas dari anggaran;
❖Oleh karena itu, informasi anggaran tidak hanya menjadi
konsumsi manajemen, melainkan juga menjadi konsumsi
publik (eksternal);
Kedudukan anggaran dalam RPJMD?
❖Informasi apa yang dibutuhkan dalam RPJMD?
❖Siapakah yang seharusnya menjadi perencana keuangan scr
kelembagaan? (instansi)
❖Apa manfaatnya jika perencanaan keuangan jangka menengah
sudah baik? Dan apakah dampaknya jika tidak memadai?
❖Dll.
Kedudukan anggaran dalam RPJMD?
❖Anggaran : membandingkan antara rencana dengan
realisasinya;
❖Jadi, proses perencanaan menjadi tahapan paling penting dan
menentukan dalam mencapai tujuan penganggaran;
❖Perencanaan daerah:
1. Menjabarkan visi menjadi misi;
2. Menjabarkan misi menjadi tujuan dan sasaran;
3. Menjabarkan tujuan dan sasaran menjadi program prioritas;
4. Menentukan indikator kinerja dan target program prioritas;
5. Menentukan berapa anggarannya???.
Kedudukan anggaran dalam RPJMD?
❖RPJMD adalah perencanaan untuk 5 tahun, sehingga perencanaan
anggaran juga ditentukan untuk 5 tahun mendatang;
❖Maka, pertanyaannya adalah apakah perencanaan program
prioritas mengikuti anggaran? Atau, anggaran mengikuti program
prioritas?;
❖Anggaran merupakan faktor kendala (budget constraint), namun
demikian dalam konteks penyusunan RPJMD program prioritas
tidak didasarkan pada kemampuan anggaran;
❖Melainkan, RPJMD seharusnya merupakan dokumen yang
memfasilitasi “dialog” antara kondisi ideal yang ingin dicapai
dengan kondisi riil yang ada dan kemampuan sumber daya daerah.
Kedudukan anggaran dalam RPJMD?
❖Apakah sumber daya itu? Dan apa saja? Apakah cukup
dikatakan hanya keuangan?
❖Jadi anggaran dalam RPJMD hanya bersifat indikatif saja
dan diposisikan sebagai salah satu sumber daya yang dapat
“membantu” merealisasikan pencapaian sasaran program
prioritas.
❖Jadi, rancangan anggaran tidak harus menghasilkan
surplus atau berimbang, namun diperkenankan untuk
defisit.
Sinkronisasi Kapasitas Fiskal – Visi –
Program Prioritas – Target Kinerja
Sinkronisasi Kapasitas Fiskal – Target Kinerja Program Prioritas

❖ Biasanya kerangka pendanaan ditentukan berdasarkan


proyeksi trend pertumbuhan elemen anggaran (pendapatan,
belanja, dan pembiayaan) 5 tahun terakhir;
❖ Perencanaan biasanya hanya berorientasi pada perencanaan
pengeluaran, namun perencanaan penerimaan tidak memiliki
porsi pembahasan dan kajian yang memadai dalam RPJMD;
❖ RPJMD seharusnya memberikan arahan yang jelas tentang
pencapaian kinerja penerimaan daerah, terutama PAD, tidak
hanya berdasarkan prosentase tertentu yang tidak berdasar
(inkremental);
Sinkronisasi Kapasitas Fiskal – Target Kinerja Program Prioritas

❖ Dalam RPJMD seharusnya juga melakukan kajian atas kinerja


pengelolaan SiLPA;
❖ Semakin lama SiLPA semakin meningkat, hal ini menggambarkan
kinerja penyerapan anggaran, efektifitas dan efisiensi kegiatan;
❖ Fenomena tentang “gunggungan” SiLPA pada Pemda berbanding
terbalik dengan fenomena “defisit” APBN, dan ini telah
mendapatkan perhatian dari BKF;
❖ Perencanaan yang baik akan menghasilkan penganggaran yang
baik;
❖ Anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting)
memiliki korelasi dengan perencanaan berbasis hasil (outcome-
based planning);
Sinkronisasi Kapasitas Fiskal – Target Kinerja Program Prioritas

❖ Dalam konsep anggaran berbasis kinerja, pagu anggaran


seharusnya ditentukan secara wajar yang didasarkan pada output
program & kegiatan – analisis standar belanja (ASB) – standar
satuan harga;
❖ Sehingga kapasitas fiskal dapat ditentukan secara wajar;
❖ Pengeluaran pembiayaan juga seharusnya dikaji dan dibahas
dalam RPJMD, terutama terkait dengan kebijakan penyertaan
modal;
❖ Jika dikaitkan dengan struktur APBD, penyertaan modal
seharusnya dilakukan jika dalam kondisi surplus anggaran,
namun semua pemda melakukan penyertaan modal dengan
kondisi defisit anggaran.
Sinkronisasi Kapasitas Fiskal – Target Kinerja Program Prioritas

❖ Termasuk dalam RPJMD seharusnya telah dikaji mengenai


kebijakan pendirian atau penguatan BUMD;
❖ Dalam RPJMD seharusnya juga dilakukan evaluasi terhadap
implementasi RPJMD periode sebelumnya, serta konsistensi dan
keberlanjutan dalam rancangan RPJMD yang baru;
❖ Sinkronisasi antara RPJMD – RKPD – RAPBD, sbb:
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD RPJM

5 tahun 5 tahun
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun 1 tahun

Renja
RKPD RKP
SKPD
1 tahun 1 tahun

Dibahas bersama
DPRD
KUA PPAS

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN


KDH

PEDOMAN
RKA-SKPD PENYUSUNAN
RKA-SKPD

TAPD

RAPERDA
1 tahun
APBD
Perubahan Sistem Penganggaran di Indonesia
Anggaran
Berdasarkan Prestasi Kinerja

capaian kinerja

indikator kinerja

Penyusunan anggaran
berdasarkan prestasi kinerja
analisis standar belanja
dilakukan berdasarkan
ditetapkan
dengan
standar satuan harga keputusan
kepala daerah

standar pelayanan minimal


Skema Keterkaitan Instrumen-instrumen dalam Sistem ABK
Rencana Strategis

Rencana Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)

Analisis Standar Belanja (ASB)


Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Urusan Wajib Urusan Lainnya
Tolak Ukur Kinerja

Pelayanan Publik Pelayanan Publik

Sumber: Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah

27
ASB untuk Perencanaan

❖ Bisakah ASB dijadikan standar dalam tingkat program untuk


penentuan pagu indikatif dalam RPJMD dan RKPD?;
❖ Apabila ASB digunakan untuk menentukan kewajaran pagu
untuk tingkat kegiatan, maka seharusnya ASB dapat
dikembangkan untuk penentuan pagu indikatif untuk tingkat
program;
HUBUNGAN PROGRAM DAN KEGIATAN
DENGAN TOLOK UKUR KINERJA
POLA PIKIR PERMENDAGRI No 86 Tahun 2017

SASARAN 5 TAHUN SASARAN 1 TAHUN

OUTCOME / HASIL OUTCOME / HASIL


1. Prosentase (%) PROGRAM
1. Prosentase (%)
2. Rasio
2. Rasio • Kegiatan/Sub
3. Kuantitas, Jumlah
Kegiatan 1
3. Kuantitas, Jumlah
• Kegiatan/Sub
Kegiatan 2
• Dst……..

KELUARAN
• Kuantitas
• Jumlah
Teknik Perhitungan Kapasitas Riil
Kemampuan Keuangan Daerah untuk
Mendanai Pembangunan Daerah
KONSEP PENGANGGARAN

ANGGARAN
PENERIMAAN PENGELUARAN

ANGGARAN
PENERIMAAN PENGELUARAN
Pendapatan + Penerimaan Pembiayaan Belanja + Pengeluaran Pembiayaan

PEMBIAYAAN
APA ITU KERANGKA PENDANAAN?
1. Membandingkan
antara target
dengan realisasi
1. Kinerja
Keuangan Daerah
2.Melihat Proporsi & Menunjukkan
Kontribusi Pola

Pendapatan Sisa Lebih Menentukan 3.Melihat


Daerah (Riil) Perkembangan di
Perhitungan Proyeksi Masa Lalu
Dana Cadangan Anggaran Kemampuan Riil
Pendanaan Daerah
utk Pembangunan
Pengeluaran Daerah
Wajib & Mengikat
serta Prioritas
Utama

Rationalization
2. Estimation Rata-rata
3. & Judgement Pertumbuhan
Menghitung Profesional
Adjustment
Proyeksi Judgement

Existing
Condition
Menentukan Kapasitas Fiskal Riil
❖ Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah kapasitas
anggaran daerah yang dapat digunakan untuk mendanai program
pembangunan daerah, baik yang prioritas maupun non prioritas;

❖ Kapasitas riil keuangan daerah diperoleh dari:

Total proyeksi penerimaan daerah = proyeksi pendapatan daerah +


proyeksi penerimaan pembiayaan;

Proyeksi anggaran daerah untuk mendanai program prioritas =


(Total proyeksi pendapatan daerah + Pencairan Dana Cadangan +
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran) – Total pengeluaran yang
wajib dan mengikat
Menentukan Kapasitas Fiskal Riil
Total Pengeluaran yang Wajib dan Mengikat = Belanja Pegawai +
Belanja Bunga + Belanja Subsidi + Belanja Transfer +
Pengeluaran Pembiayaan;
❖ Dalam tabel T-B.10 di Lampiran Permendagari 86/2017, BTL
yang termasuk dalam pengeluaran yang wajib dan mengikat adalah
hanya Gaji dan Tunjangan PNS dan Pejabat Daerah, Belanja
Operasional KDH, Belanja Bunga, Belanja Bagi Hasil ;
❖ Dalam tabel T-B.10 di Lampiran Permendagari 86/2017,
Pengeluaran Pembiayaan yang termasuk dalam pengeluaran yang
wajib dan mengikat adalah hanya Pembentukan Dana Cadangan
dan Pembayaran Pokok Hutang;
❖ Apakah pengukuran di atas sudah memadai?
PERTUMBUHAN PENDAPATAN DAERAH
Rata–Rata Pertumbuhan (%) 5
No Uraian 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp)
Tahun Terakhir

1 2 3 4 5 6 7 8
PENDAPATAN
1 Pendapatan Asli Daerah 881.268.969.157 974.124.203.684 1.084.640.559.853 1.147.685.950.193 975.283.123.576 3,17%
Pajak Daerah 648.110.809.097 648.218.537.855 845.697.306.043 934.458.907.797 755.878.193.410 5,47%
Retribusi Daerah 93.194.628.137 91.582.658.447 94.581.392.976 90.518.037.599 92.622.927.690 -0,11%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 7.667.300.466 13.848.550.711 13.897.911.908 11.836.597.248 8.601.742.730 9,70%

Lain - Lain PAD yang Sah 132.296.231.457 220.474.456.671 130.463.948.926 110.872.407.550 118.180.259.747 4,35%
2 Pendapatan Transfer 1.334.411.317.525 1.183.537.986.664 1.179.622.117.473 1.277.894.831.625 1.432.995.313.284 2,21%
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 991.714.849.932 962.500.055.668 897.475.587.149 955.858.409.492 1.058.103.342.486 1,88%
Dana Bagi Hasil Pajak 153.099.242.859 126.284.472.444 104.694.249.054 63.403.441.380 127.988.781.032 6,95%
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 91.318.882.061 94.400.978.051 117.946.833.795 101.787.230.511 169.087.812.980 20,18%
Dana Alokasi Umum 576.930.711.000 577.144.597.000 599.074.016.000 659.164.959.000 629.854.829.000 2,36%
Dana Alokasi Khusus 170.366.014.012 164.670.008.173 75.760.488.300 131.502.778.601 131.171.919.474 6,44%
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 40.405.162.000 - 86.400.150.226 123.854.964.336 167.515.720.197 39,30%
Dana Otonomi Khusus - - - - - 0,00%
Dana Penyesuaian 40.405.162.000 - 86.400.150.226 123.854.964.336 167.515.720.197 39,30%
Transfer Pemerintah Provinsi 302.291.305.593 221.037.930.996 195.746.380.098 198.181.457.797 207.376.250.601 -8,11%
Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 302.291.305.593 221.037.930.996 195.746.380.098 198.181.457.797 205.376.250.601 -8,36%
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - - - 2.000.000.000 0,00%
Bantuan Keuangan - - - - - 0,00%
3 Lain - lain Pendapatan daerah yang Sah 0,00 0,00 95.830.182.753,72 97.309.475.047,00 169.226.557.955,00 37,72%
Pendapatan Hibah - - 95.830.182.754 97.309.475.047 169.226.557.955 37,72%
Pendapatan Dana Darurat - - - - - 0,00%
Pendapatan Lainnya - - - - - 0,00%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - - - - 0,00%
JUMLAH 2.215.680.286.682 2.157.662.190.348 2.360.092.860.080 2.522.890.256.865 2.577.504.994.815 3,96%
PROYEKSI PENERIMAAN DAERAH
Tahun Dasar Proyeksi
No Uraian Rata-rata Pertumbuhan (%)
(Realisasi APBD TA 2020) APBD TA 2021 (Rp) 2022 (RP) 2023 (RP) 2024 (Rp) 2025 (Rp) 2026 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A PENDAPATAN
1 Pendapatan Asli Daerah 975.283.123.576,32 1.432.639.685.193,00 1.101.936.277.557,21 1.172.938.034.975,86 1.252.672.409.223,60 1.333.276.961.018,01 1.421.845.410.633,03
Pajak Daerah 755.878.193.409,76 2,73% 1.156.408.239.166,00 866.100.569.850,00 926.807.946.342,50 991.638.236.019,63 1.061.004.332.645,81 1.135.096.104.816,18
Retribusi Daerah 92.622.927.690,00 0,50% 145.516.700.000,00 111.531.061.230,00 115.842.667.654,60 124.047.682.587,69 128.478.663.955,85 135.741.088.075,05

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 8.601.742.730,00 4,85% 11.685.992.811,00 12.252.963.347,21 12.847.441.652,26 13.470.762.323,45 14.124.324.708,88 14.809.596.048,96

Lain - Lain PAD yang Sah 118.180.259.746,56 2,18% 119.028.753.216,00 112.051.683.130,00 117.439.979.326,50 123.515.728.292,83 129.669.639.707,47 136.198.621.692,84
2 Pendapatan Transfer 1.432.995.313.284,00 1.319.207.339.209,00 1.404.643.178.175,67 1.524.206.532.712,20 1.641.529.857.751,00 1.769.544.728.960,37 1.909.252.573.053,72
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1.058.103.342.486,00 1.063.483.071.209,00 1.146.363.737.075,67 1.262.125.775.682,20 1.375.377.786.338,90 1.499.024.895.534,56 1.634.039.438.638,47
Dana Bagi Hasil Pajak - 3,48% - - - - - -
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 297.076.594.012,00 7,50% 219.261.686.209,00 180.979.656.209,00 205.811.686.618,60 219.477.582.610,08 234.050.894.095,39 249.591.873.463,32
Dana Alokasi Umum 629.854.829.000,00 1,18% 633.957.071.000,00 711.610.330.200,00 782.771.363.220,00 861.048.499.542,00 947.153.349.496,20 1.041.868.684.445,82
Dana Alokasi Khusus 131.171.919.474,00 3,22% 210.264.314.000,00 253.773.750.666,67 273.542.725.843,60 294.851.704.186,82 317.820.651.942,97 342.578.880.729,33
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 167.515.720.197 23.865.024.000,00 26.420.197.100,00 29.062.216.810,00 31.968.438.491,00 35.165.282.340,10 38.681.810.574,11
Dana Otonomi Khusus - 0,00% - - - - - -
Dana Penyesuaian 167.515.720.197,00 10,00% 23.865.024.000,00 26.420.197.100,00 29.062.216.810,00 31.968.438.491,00 35.165.282.340,10 38.681.810.574,11
Transfer Pemerintah Provinsi 207.376.250.601 231.859.244.000 231.859.244.000,00 233.018.540.220,00 234.183.632.921,10 235.354.551.085,71 236.531.323.841,13
Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 205.376.250.601,00 2,50% 231.859.244.000,00 231.859.244.000,00 233.018.540.220,00 234.183.632.921,10 235.354.551.085,71 236.531.323.841,13
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 2.000.000.000,00 0,00% - - - - - -
Bantuan Keuangan - 0,00% - - - - - -
3 Lain - lain Pendapatan daerah yang Sah 169.226.557.955,00 109.016.200.000,00 109.016.200.000,00 109.179.724.300,00 109.343.493.886,45 109.507.509.127,28 109.671.770.390,97
Pendapatan Hibah 169.226.557.955,00 3,77% 109.016.200.000,00 109.016.200.000,00 109.179.724.300,00 109.343.493.886,45 109.507.509.127,28 109.671.770.390,97
Pendapatan Dana Darurat - 0,00% - - - - - -
Pendapatan Lainnya - 0,00% - - - - - -
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - 0,00% - - - - - -
TOTAL PENDAPATAN DAERAH 2.577.504.994.815,32 2.860.863.224.402,00 2.615.595.655.732,88 2.806.324.291.988,06 3.003.545.760.861,05 3.212.329.199.105,66 3.440.769.754.077,71
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan
- Penggunaan SiLPA 35.380.532.738,17 11,70% 107.710.833.667,00 131.000.000.000,00 136.056.600.000,00 141.308.384.760,00 146.762.888.411,74 152.427.935.904,43
- Pencairan Dana Cadangan - 0,00% - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - 0,00% - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Pinjaman Dalam Negeri - 0,00% - - - - - -
- Penerimaan Kembali Pinjaman - 0,00% - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Penerimaan Piutang Daerah - 0,00% - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL PENERIMAAN PEMBIAYAAN 35.380.532.738,17 107.710.833.667,00 131.000.000.000,00 136.056.600.000,00 141.308.384.760,00 146.762.888.411,74 152.427.935.904,43
TOTAL PENERIMAAN DAERAH 2.612.885.527.553,49 2.968.574.058.069,00 2.746.595.655.732,88 2.942.380.891.988,06 3.144.854.145.621,05 3.359.092.087.517,39 3.593.197.689.982,14
PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH
Rata–Rata Pertumbuhan (%) 5
No Uraian 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp)
Tahun Terakhir

1 2 3 4 5 6 7 9
BELANJA DAERAH
1 Belanja Operasi 1.596.958.885.878,22 1.666.089.679.998,38 1.766.077.705.587,77 1.875.022.764.421,72 1.992.008.701.074,55 5,68%
Belanja Pegawai 757.886.211.497,00 750.182.482.840,00 865.739.436.560,00 903.495.293.050,00 879.057.813.329,00 4,01%
Belanja Barang dan Jasa 815.272.038.531,22 874.549.381.808,38 850.235.081.538,77 904.406.874.943,00 994.646.428.151,62 5,21%
Belanja Bunga - - - - - 0,00%
Belanja Subsidi - - - - - 0,00%
Belanja Hibah 20.050.021.850,00 39.508.565.350,00 47.260.687.489,00 63.788.146.428,72 118.288.889.593,93 59,27%
Belanja Bantuan Sosial 3.750.614.000,00 1.849.250.000,00 2.842.500.000,00 3.332.450.000,00 15.570.000,00 -19,82%
Belanja Bantuan Keuangan - - - - - #DIV/0!
2 Belanja Modal 524.463.723.680,27 556.926.371.276,39 613.438.215.481,25 655.137.393.960,15 309.463.968.545,16 -7,41%
Belanja Tanah 0,00 81.309.827.118,57 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Belanja Peralatan dan Mesin 112.889.037.757,18 114.464.498.137,58 47.892.055.674,23 51.629.877.319,27 76.165.649.899,89 -0,36%
Belanja Gedung dan Bangunan 107.594.062.069,84 349.763.998.741,48 161.346.168.485,29 203.770.635.793,58 86.535.361.300,92 34,99%
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 288.541.700.815,25 11.388.047.278,76 385.669.659.853,40 380.617.502.525,30 130.177.363.876,35 780,86%
Belanja Aset Tetap Lainnya 15.438.923.038,00 0,00 18.530.331.468,33 19.119.378.322,00 16.585.593.468,00 3,32%
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
3 Belanja Tidak Terduga 283.031.800,00 4.161.085.781,80 103.830.000,00 291.500.000,00 40.810.357.418,00 3838,39%
Belanja Tidak Terduga 283.031.800,00 4.161.085.781,80 103.830.000,00 291.500.000,00 40.810.357.418,00 3838,39%
4 Transfer 1.663.402.104,00 2.001.604.500,00 1.716.454.845,00 1.754.922.078,00 0,00 2,78%
Transfer Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Bantuan Keuangan ke Desa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Bantuan Keuangan Lainnya 1.663.402.104,00 2.001.604.500,00 1.716.454.845,00 1.754.922.078,00 0,00 2,78%
JUMLAH 2.123.369.043.462,49 2.229.178.741.556,57 2.381.336.205.914,02 2.532.206.580.459,87 2.342.283.027.037,71 2,66%
PROYEKSI BELANJA DAERAH
Tahun Dasar Rata-rata Pertumbuhan Proyeksi
No Uraian
(Realisasi APBD TA 2020) (%) APBD TA 2021 (Rp) 2022 (RP) 2023 (RP) 2025 (Rp) 2026 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 9 10
BELANJA DAERAH
1 Belanja Operasi 1.992.008.701.074,55 2.304.698.555.959,00 2.183.080.034.958,48 2.303.578.476.402,43 2.330.471.695.448,50 2.344.279.634.067,02
Belanja Pegawai 0,08% 1.045.654.751.487,54 1.046.520.731.243,36 1.048.254.842.883,96 1.049.122.975.957,13
879.057.813.329,00 1.045.221.940.830,00
Belanja Barang dan Jasa 0,82% 1.010.974.518.429,16 1.215.000.124.790,00 1.234.945.535.705,18 1.245.040.691.036,07
994.646.428.151,62 1.215.000.124.790,00
Belanja Bunga - 0,00% - 0 0,00 0,00 0,00
Belanja Subsidi - 0,00% - 0 0,00 0,00 0,00
Belanja Hibah 6,02% 126.435.713.676,72 42.043.188.339,00 47.258.048.094,55 50.103.244.293,38
118.288.889.593,93 42.043.188.339,00
Belanja Bantuan Sosial 15.570.000,00 -4,11% 15.051.365,06 14.432.030,07 13.268.764,82 12.722.780,43
2.433.302.000,00
Belanja Bantuan Keuangan - 0,00% - 0,00 0,00 0,00
2 Belanja Modal 309.463.968.545,16 649.629.118.495,00 308.267.336.496,56 623.683.121.804,50 599.855.214.161,64 588.703.496.186,25
Belanja Tanah - 0,00% 0,00 0 0 0,00 0,00
Belanja Peralatan dan Mesin 2,77% 85.622.820.489,00 78.912.508.339,17 90.425.608.505,39 95.497.796.345,31 98.139.604.907,53
76.165.649.899,89
Belanja Gedung dan Bangunan -1,56% 157.219.666.839,00 85.880.067.668,37 152.346.654.988,18 147.624.681.776,33 145.318.865.991,33
86.535.361.300,92
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan -3,36% 389.534.014.822,00 126.837.808.199,60 363.831.600.551,64 339.825.094.916,18 328.422.544.726,71
130.177.363.876,35
Belanja Aset Tetap Lainnya -0,50% 17.252.616.345,00 16.636.952.289,42 17.079.257.759,29 16.907.641.123,82 16.822.480.560,68
16.585.593.468,00
Belanja Aset Lainnya - 0,00% 0,00 0 0 0,00 0,00
3 Belanja Tidak Terduga 40.810.357.418,00 14.246.383.615,00 3.000.000.000,00 14.246.383.615,00 14.246.383.615,00 14.246.383.615,00
Belanja Tidak Terduga 0,00% 14.246.383.615,00 3.000.000.000,00 14.246.383.615,00 14.246.383.615,00 14.246.383.615,00
40.810.357.418,00
4 Transfer 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Transfer Bagi Hasil Pajak - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bantuan Keuangan ke Desa - 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bantuan Keuangan Lainnya - - - - - -
TOTAL BELANJA DAERAH 2.342.283.027.037,71 2.968.574.058.069,00 2.494.347.371.455,04 2.941.507.981.821,93 2.944.573.293.225,15 2.947.229.513.868,26
ANALISIS SURPLUS (DEFISIT) RIIL ANGGARAN
No Uraian 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
1 Realisasi Pendapatan Daerah 2.215.680.286.681,50 2.157.662.190.348,08 2.360.092.860.079,71 2.522.890.256.865,30 2.577.504.994.815,32

Dikurangi realisasi:
2 Belanja Daerah 2.123.369.043.462,49 2.229.178.741.556,57 2.381.336.205.914,02 2.532.206.580.459,87 2.342.283.027.037,71
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - - - - -
A Surplus (Defisit) Riil 92.311.243.219,01 (71.516.551.208,49) (21.243.345.834,31) (9.316.323.594,57) 235.221.967.777,61

Ditutup oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan


- Penggunaan SiLPA 44.868.397.128,53 133.301.586.365,74 65.839.607.920,05 44.408.264.485,74 35.380.532.738,17
- Pencairan Dana Cadangan - - - - -
- Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - -
- Pinjaman Dalam Negeri - - - - -
- Penerimaan Kembali Pinjaman - - - - -
- Penerimaan Piutang Daerah - - - - -
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan 44.868.397.128,53 133.301.586.365,74 65.839.607.920,05 44.408.264.485,74 35.380.532.738,17

A+B SILPA 137.179.640.347,54 61.785.035.157,25 44.596.262.085,74 35.091.940.891,17 270.602.500.515,78


KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN
Proyeksi
No Uraian
2021 (Rp) 2022 (RP) 2023 (RP) 2024 (Rp) 2025 (Rp) 2026 (Rp)

1 Pendapatan Daerah 2.860.863.224.402,00 2.615.595.655.732,88 2.806.324.291.988,06 3.003.545.760.861,05 3.212.329.199.105,66 3.440.769.754.077,71

2 Pencairan Dana Cadangan (Sesuai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Perda)

Sisa Lebih (Riil) Perhitungan


3 107.710.833.667,00 131.000.000.000,00 136.056.600.000,00 141.308.384.760,00 146.762.888.411,74 152.427.935.904,43
Anggaran

Total Penerimaan 2.968.574.058.069,00 2.746.595.655.732,88 2.942.380.891.988,06 3.144.854.145.621,05 3.359.092.087.517,39 3.593.197.689.982,14

Dikurangi:

Total Belanja dan Pengeluaran


1 yang Wajib Mengikat serta 1.045.221.940.830,00 1.045.654.751.487,54 1.046.087.741.365,45 1.046.520.910.537,94 1.046.954.259.079,27 1.047.387.787.063,69
Prioritas Utama

Kapasitas Riil Kemampuan


1.923.352.117.239,00 1.700.940.904.245,34 1.896.293.150.622,61 2.098.333.235.083,11 2.312.137.828.438,13 2.545.809.902.918,45
Keuangan
Overview Permendagri 90/2019 dan aturan pemutakhirannya
❖ Perlu adanya pendefinisian ulang terkait penyelarasan antara kapasitas
riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan
daerah yang telah diproyeksikan dengan total kerangka pendanaan
program yang ada di Bab VII.
❖ Untuk itu, penyelarasan total proyeksi anggaran pada pendanaan
program tidak dapat lagi dibandingkan dengan proyeksi kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan
daerah, melainkan dibandingkan dengan proyeksi total penerimaan
daerah dikarenakan adanya perubahan peraturan tersebut
(Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri 050-3078 / 2020
Teknik Penentuan Pagu Anggaran
Prioritas dan Program
PENENTUAN ALOKASI UNTUK ANGGARAN PRIORITAS I DAN II
❖ Terkait dengan proyeksi alokasi anggaran untuk Prioritas I dan Prioritas II, perlu dilakukan kajian
terhadap realisasi anggaran program-program yang termasuk dalam Prioritas I dan Prioritas II
selama periode RPJMD sebelumnya;
A. Prioritas I: terkait dengan pencapaian program Urusan Wajib Pelayanan Dasar Pemda;
B. Prioritas II: terkait dengan pencapaian Program Visi dan Misi Kepala Daerah periode
sebelumnya;
❖ Untuk melihat kinerja anggaran terkait Prioritas I dan II diperlukan data realisasi anggaran program
dari pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya;
❖ Sedangkan proyeksi dapat dilakukan menggunakan 2 pendekatan:
1. Analisis trend dari data historis RPJMD periode sebelumnya;
2. Analisis data proyeksi kebutuhan anggaran program pada Bab 6 dan Bab 7 RPJMD periode
yang akan datang;
Berdasarkan Jumlah Total Dana Prioritas
I dan II, perhitungan anggaran program dapat dilakukan:
PERMENDAGRI NOMOR 86 TAHUN 2017: Lampiran Hal 352

❖ Menentukan keluaran/output setiap kegiatan pd program terkait;


❖ Menghitung alokasi pagu setiap output kegiatan utk setiap program;
❖ Menghitung alokasi pagu setiap program setelah output kegiatan pd setiap program diverifikasi kebenarannya;
❖ Menghitung alokasi SKPD berdasarkan program yg menjadi tanggungjawab SKPD.

Jika tahapan di atas tidak dapat dilakukan, maka penentuan proyeksi pagu indikatif program dengan mempertimbangkan proyeksi
data inflasi daerah (inkremental) selama 5 tahun ke depan.
Perhitungan Pagu Program

Renstra Bab VI: Tabel 6.1


Menentukan Pagu Indikatif Program

Buat cascading dari sasaran sampai dengan Selaraskan indikator output dengan cost
rancangan kegiatan (beserta indikatornya) driver kegiatan

Buat rancangan tabel 6.1 Renstra SKPD Siapkan ASB dan tentukan ASB yang terkait

Tentukan pagu indikatif kegiatan dengan


Tentukan indikator output kegiatan kalkulator ASB (e-ASB) dan jumlahkan pagu
indikatif kegiatan dalam 1 program
CONTOH CASCADING
CONTOH CASCADING
CONTOH KALKULATOR ASB
CONTOH e – ASB
TUGAS MANDIRI I UNTUK KELOMPOK
❖ Buatlah analisis KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN menggunakan data APBD dan
Laporan Keuangan Pemda Bapak/Ibu;
❖ Gunakan pada kertas kerja excell yang sudah tersedia dan kumpulkan
file melalui SIPENA dengan menuliskan nama file: No. Absen_Nama
Lengkap_Instansi;
❖ Dikumpulkan 1 minggu dari penugasan;
❖ Hints:
1. Peroleh data APBD dan Neraca selama 5 tahun terakhir, APBD
Tahun 2020 sebagai tahun dasar;
2. Pelajari cara memperoleh tabel tersebut di Lampiran Permendagri No.
86 Tahun 2017 Hal 274 – 287;
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama : Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc. CFrA., CTT., CSRS, CRP., CRMP
(AAPM USA)., CAAT., CADE.
Tempat, Tanggal, Lahir : Jombang, 9 Juni 1983
Alamat : Perumahan Bukit Cemara Tidar Blok K-2 No.11, Karang,Besuki, Sukun, Kota
Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc. CFrA., CTT., Malang
CSRS, CRP., CRMP (AAPM USA), CAAT, CADE.
Pekerjaan : Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Trunojoyo
Dosen Jurusan Akuntansi FEB UTM Madura

081229911719 Riwayat Pendidikan


S1 : SE in Accounting (UB, 2005)
S2 : MSc in Accounting (UGM, 2012)
syam.kusufi@trunojoyo.ac.id
Curriculum Vitae
Riwayat Pengalaman Praktis/Profesional :
o Master Trainer Pengelolaan Keuangan Daerah (DJPK Kemenkeu RI, 2015)
o Certified Forensic Auditor (CFrA) – (LSP-AF, 2018)
o Certified Tax Technician (CTT) – (AKP2I, 2019)
o Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS) – (ICSP, 2019)
Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc. CFrA., CTT.,
CSRS, CRP., CRMP (AAPM USA) , CAAT, CADE. o Certified Risk Professional (CRP) – (LSP-PM, 2020)
Dosen Jurusan Akuntansi FEB UTM o Certified Risk Management Professional (CRMP) – (AAPM USA, 2021)
o Certified Associate Accounting Technician (CAAT) – (LSP Teknisi Akuntansi, 2022)
081229911719 o Certified Accurate Database Entry (CADE) – (LSP TA – Accurate International, 2022)
o Instruktur Kursus Keuangan Daerah (KKD/KKDK FEB UGM, 2012-2015)

syam.kusufi@trunojoyo.ac.id o Instruktur Diklat Non Gelar PPD-RPJMD (Pusbindiklatren BAPPENAS RI - UTM, 2015 – 2022)
o Instruktur Diklat Planning and Budgeting (Pusbindiklatren Bappenas RI – MEP UGM, 2017 –
2018; Pusbindiklatren BAPPENAS RI - UTM, 2021)
o Konsultan Individu AIPD AUSAID – LPPM UB (2013 – 2015)
Curriculum Vitae
Riwayat Pengalaman Praktis/Profesional :
o Pool of Expert for Local Government Financial Management - CAPACITY BUILDING FOR GOVERNMENT
OFFICIALS AND CIVIL SOCIETY STRENGTHENING PROGRAM (Kerjasama Partnership for Government
Reform & BP TANGGUH LNG, 2018 – 2019);
o Instruktur dalam “Training of Trainers for Sub-National Public Financial Management Laboratory” untuk
staf BPAKD Provinsi Jawa Timur dalam Program Public Expenditure Analysis and Capacity
Harmonization Capacity Building Project (PEACH) – kerjasama World Bank dengan PSEKP UGM (2013);;
Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc. CFrA., CTT., o Instruktur Keuangan Daerah dalam Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah PT. GAMA MULTI
CSRS, CRP., CRMP (AAPM USA) , CAAT, CADE. USAHA MANDIRI – UGM (2018 – 2019)
Dosen Jurusan Akuntansi FEB UTM o Tenaga Ahli dalam kegiatan pendampingan penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan (RPJMD,
Resntra, RKPD, Renja, dan KUA-PPAS); Dokumen Kebijakan Keuangan Daerah (Sisdur, ASB, SSH, BLUD,

081229911719 Pengelolaan BMD, Kebijakan Akuntansi, LKPD); Peningkatan Kapasitas Aparatur Keuangan (Perencana,
Bendahara, APIP, Penata Lap. Keuangan); dan Dokumen Kajian atau Riset Daerah (Ekonomi & Keuangan), di
 40 Kabupaten/Kota di Indonesia;
syam.kusufi@trunojoyo.ac.id o Di Tahun 2021: sebagai Tenaga Ahli Penyusunan RPJMD di Pemkot Batam dan Bontang; Penyusunan
Perubahan RPJMD di Pemkab Jombang dan Bangkalan; serta Tenaga Ahli Penyusunan ASB di Pemkot
Probolinggo, Pemkot Denpasar, Pemkab Kotim.
o Di Tahun 2022 : sebagai Tenaga Ahli Penyusunan ASB Kab. Sidoarjo, Kab. Blora & Kota Denpasar; Penyusunan
RKPD 2023 Kab. Bangkalan; Penyusunan RPD & Renstra PD 2023-2026 Kab. Tolikara
Curriculum Vitae

Muhammad Syam Kusufi, SE., M.Sc. CFrA., CTT.,


CSRS, CRP., CRMP (AAPM USA) , CAAT, CADE.

081229911719
TERIMA KASIH
Muhammad Syam Kusufi
Contact:
Universitas Trunojoyo Madura
Ruang Jurusan Akuntansi - Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTM,
Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan
Email: syam.kusufi@trunojoyo.com
HP/WA : 081229911719

Anda mungkin juga menyukai