Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN KOMPRE (APOTEK, RS, PBF)

APOTEK:
Regulasi : PMK no 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek
PMK no 14 tahun 2021 tentang apotek
Partnership apotek telefarmasi: halodoc, goapotek, shopee, tokopedia
Sistem aplikasi: inofarma 2.0
Tugas apoteker: managerial (perencanaan – pemusnahan) dan farmasi klinis (skrining resep,
dispensing, PIO, konseling, PTO, home pharmacy care, MESO)
Faktur: cacatan transaksi
Perencanaan: Kegiatan perencanaan di Apotek Askia menggunakan metode pola konsumsi
selama 3 bulan terakhir yang berasal dari pencatatan yang dilakukan pada sistem. Buffer
stock apotek askia dibuat dalam maxstock: 14 hari (mempertimbangkan jasa
payment/kredit) dimana 11 hari untuk safetystock (memperkirakan lonjakan yang pernah
terjadi) dan 3 hari untuk leadtime (waktu tunggu internal untuk pemesanan serta
eksternal pemesanan mulai dari memberikan SP – barang datang ke apotek). Safety stock
untuk masing-masing obat berbeda karena ditentukan oleh penjualan harian dan pareto A
(fast moving). Cara mencegah dari tingkat kekosongan:
Pengadaan: pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP dilakukan sesuai dengan
perencanaan defekta. Pemesanan dilakukan yang tertuju pada distributor/PBF resmi dan
sudah memiliki izin distribusi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan serta yang
terdaftar sudah di sistem aplikasi inofarma 2.0. pemesanan juga dapat dilakukan via aplikasi
PBF seperti aplikasi EMOS market place (PBF Enseval, Daya Muda Agung, dll), IPOS untuk
AAM (Anugrah argon medika), APL e-zrx (Anugrah Pharmindo Lestari). Untuk PBF yang tidak
memiliki aplikasi pemesanan dapat dilakukan dengan memoto SP ke PBF lewat WA PBF.
SP di apotek askia ada : general dan alkes, psiko, oot (dekstrometorfan, klorpromazin,
haloperidol), dan prekursor (pseudoefedrin, ergotamin, ergometrin)
Narko, Psiko, prekursor, oot: nama ttd sipa nama apotek cap apotek, alamat apotek, dibuat
rangkap 3 yang boleh menandatangani apoteker penanggung jawab
Penerimaan: Pada saat barang datang, penerima barang melakukan pemeriksaan
kesesuaian antara surat pesanan (SP) dengan faktur dari PBF. Pemeriksaan : keadaan fisik
obat, nama obat, kekuatan sediaan obat, jumlah obat, expired date (1 tahun untuk obat
slow moving dan 6 bulan untuk obat fast moving,), dan batch number. Setelah dilakukan
pengecekan, surat pemesanan diberikan kepada sales/pengantar barang. Faktur asli yang
sudah diberi ttd stempel apotek dikembalikan ke pengantar barang, sedangkan copy faktur
akan disimpan di apotek sebagai pertinggal. Untuk psikotropika wajib diterima oleh
Apoteker dan TTK yang sudah didelegasi dan mempunyai SIPA/SIPTTK.
Penyimpanan: sesuai permenkes: bentuk sediaan > stabilitas (suhu penyimpanan) > kelas
terapi > alfabetis > FIFO (First in first out) FEFO > LASA (look alike Sound alike), High Alert
(obat antidiabetik,) > penyimpanan narko dan psiko (double lock, kokoh jadi tidak mudah
dipindah, narko 2 kunci + 2 pintu, psiko 1 lapis) pemegang kuncinya harus beda
Penyimpanan di gudang: ada AC dan heksos, display di swalayan yang tidak boleh
narkopsiko dan keras
Pelaporan: perpanjangan perizinan eksternal : SIPNAP (tgl 10 max untuk lap bulan
sebelumnya) (sistem pelaporan psikotropika dan narkotika) dan SIMONA (sistem monitoring
dan pembinaan fasilitas kefarmasian
Prekursor dan OOT yang boleh dijual tanpa resep dokter karena termasuk logo biru (bebas
terbatas) (pseudoefedrin di alco / rhinos drop)
Skrining resep:

• administrasi (identitas pasien nama umur bb tinggi, identitas dokter & tempat
ppraktek nama alamat nip paraf, tgl,asal resep)
• farmasetik (obatnya, dosisnya, jumlahnya, rutenya stabilitasnya)
• klinis: tepat obat, indikasi, rute, dosis, tidak ada interaksi, duplikasi, kontraindikasi
dan ROTD
Alur penerimaan resep: Pasien datang diterima, di skrining, perhitungan kebutuhan
obat/dosis, setuju pasien, pembayaran, peracikan, pemberian etiket, diberikan ke pasien
beserta PIO (pemberian informasi obat)
Kalau menemukan resep yang mencurigakan: di hubungi faskesnya
Perizinan untuk apotek baru dan perpanjangan izin apotek di pmk no 14 tahun 2021 :
pengajuan ini melalui website OSS, melakukan submit yang akan diterima oleh dinas
kesehatan kab/kota dan Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP).
Penjadwalan survey perizinan yang akan menyesuaikan
Stock opname paling baik dilakukan per satu bulan sekali. Kartu stock di apotek askia secara
digital jadi ga ada kartu stock (tanggal transaksi, masuk dan keluar
Pemusnahan resep per 5 tahun ada berita acara dan kalau narkotik dan psikotropik dihitung
per lembar
Homecare termasuk delivery order
Pareto tidak digunakan di apotek askia untuk menentukan perencanaan tapi hanya sebagai
laporan. Pareto memberikan gambarakan kontribusi barang terhadap aset dan di
kelompokkan menjadi A B C, jadi kalau anggaran ngepas banget dibawah perhitungan
konsumsi jadi digunakan pareto sesuaikan dengan kebutuhan prioritas.
HAFALKAN CARA PENGGUNAAN BENTUK SEDIAAN !
Obat LASA: candesartan 8 dan 16, epinefrin dan efedrin, kalsium karbonat dan natrium
karbonat, cefotaxim dan cefriakson
OBAT HIGH ALERT: lidokain, warfarin, obat2 antidiabetes (insulin, glimepirid, metformin)

PEMUSNAHAN:
Resep yang udah 5 tahun > ditimbang untuk regular / dihitung perlembar untuk napza >
dibakar > untuk napza disaksikan oleh dinkes
Obat tablet: dihancurkan kemudian dilarutkan dan dikubur dalam tanah, kemasan primer
dan sekunder digunting lalu dibuang ke tempat sampah
Obat sirup: label kemasan dibuang, sirup dibuang ke saluran air

SWAMEDIKASI: untuk mengobati keluhan pada penyakit yang tergolong ringan sebelum
pergi ke dokter
Pasien datang > apoteker menanyakan keluhan pasien dan menggali informasi lain seperti
sudah menggunakan obat sebelumnya/belum, ada obat rutin yang dikonsumsi/tidak,
merokok/alkohol? Disesuaikan dengan profile analisis, obat yang biasa dipakai, ada alergi
obat/tidak, ada sakit lambung/tidak > memilihkan obat dan memberikan pilihan obat ke
pasien dengan menjabarkan khasiat obatnya > pasien memilih obat > apoteker
menyarankan untuk terapi non farmakologi juga seperti kalau radang minum air hangat >
apoteker memberikan penjelasan tentang cara minum obatnya, penyimpanannya, efek
samping yang mungkin terjadi, pemusnahannya kalau obat sudah ed,

Konseling: pakai Three Prime Questions, yaitu: obat, cara pakai, hasil yang diharapkan

• Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?


• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda
menerima terapi Obat tersebut?
SYARAT PERIZINAN APOTEK
DISTRIBUTOR (PBF)
Regulasi: CDOB 2020 (perBPOM no 6 tahun 2020), PMK no. 3 tahun 2015
Syarat: memiliki sertifikat CDOB (utk PBF); spesimen, SIPA, SIA, npwp, ktp, sertifikat cdob
yang masih berlaku (pelanggan); memiliki sertifikat CPOB (untuk industri)
Pemeriksaan ulang setiap setahun sekali
Perbedaan CDOB 2019 dan 2020: aneks 1-3 > bab 10-12 ; penambahan judul bab ketentuan
khusus (bahan obat, produk rantai dingin (ccp), narko psiko prekursor)
Tugas
Kalau ditanya SOP:
Sistem: AXAPTA
Syarat bangunan: terhindar dari banjiir dan hewan buas, luas kkering bersih terpisah alkes
dan psikonarko, penerangan cukup, keamanan dan k3, ada pest control, pemantauan suhu,
kokoh, peralatan memadai, rak produk bersih terhindar dari debu
Pengadaan: pengadaan di pt udc cab jak 1 dilakukan oleh udc pusat, jadi dari seluruh rincian
barang yang dibutuhkan (mengacu pada reordering sheet) dikumpulkan jadi 1 oleh pihak
udc pusat dan di seuaikan dengan anggaran > dievaluasi > dipesan ke pihak prinsipal yang
sudah terkualifikasi CPOB / CDOB
Penerimaan: dilakukan di gudang lantai dasar > pemeriksaan kesesuaian seperti nama,
kekuatan obat, jumlah, NIE (pastikan masih aktif), no batch, dan exp date, disesuaikan
dengan purchase order (SP kita ke pusat/principal), packing list (Surat jalan dari pusat) >
untuk obat psikotropika seperti esilgan wajib diterima oleh APJ
Penyimpanan: gudangnya dibagi 3 suhu yang dilengkapi dengan termohygrometer, suhu
ruang 15-25 (cool storage) (u/ psiko, semisolid, kulkas), r. 25-30 (regular storage), kulkas 2-8
(cold storage) dilengkapi sama logger(mapping suhu; abu untuk suhu dikiri dan merah di
paling belakang untuk verifikator/pembanding) dan setiap buka suhu haru dibawah 4 dan
nulis dibuku catatan aktivitas kulkas, psikotropika (double lock) dan oot (single lock) di
lemari khusus dan terkunci, ada bagian untuk barang karantina produk retur, recall, diduga
palsu, disusunnya berdasarkan FEFO dan FIFO serta prinsipal dan bentuk sediaan dan fast
moving ada juga etalase yang satuan dan bukan kardusan, setiap batchnya diberi tanda
“awas beda batch” batch yang keluar duluan di sisi kanan
Pengendalian mutu: stock opname sebulan sekali tiap tanggal 15, pemeriksaan current
untuk barang keluar (setiap hari setelah jam 2)
Logger: diambil di kulkas suhu 4 kebawah > masukin ke coolbox + ice gel > baca suhu abu
dulu lalu suhu mapping (merah) di komputer dengan aplikasi winlog > diextract jadi pdf,
word > disave > lakuin ‘program’ diatur untuk 2 minggu kedepan > yang udah di save dikirim
ke email HO > kembalikan logger
Penyiapan faktur: oulet memesan ke pt udc via salesman, telfon, atau wa > di input ke
sistem axapta > dicek kembali nama pemesan, barang dan jumlah pesanan > dicetak
fakturnya > menunggu approval ka.cab jika ada faktur outlet yang limit kredit > sudah di
approve dan di ttd > disatukan faktur dengan SP dan outlet wajib memberikan SP asli maka
dicap “tidak ada SP, barang ditarik”, tapi untuk obat psikotropika SP wajib ada sebelum
dikasih ke gudang > lakukan penginputan order dengan scan barcode bertujuan untuk
mengetahui perjalanan faktur > dilakukan pengecekan kembali faktur oleh apj > diberi ke
bagian gudang
Penyiapan - pengiriman barang: bagian gudang melakukan scan barcode faktur > penyiapan
barang kalau qt besar dengan kardus, kalau kecil pakai plastik (obat sirup/semi solid berada
dibagian paling bawah) > barang dicek oleh ka. Gudang > berikan barang dan faktur ke
driver, lopper > apabila ada retur direvisi di faktur asli > pengiriman dilakukan 2x dalam
sehari yaitu pada jam 10 dan 2 siang
Pelaporan: narko dan psiko di sipnap dan di e-was bpom
PEMUSNAHAN: dilakukan pre-destroy yaitu menghancurkan bentuk sediaan dan
menghilangkan identitasnya, dibuat berita acaranya SAKSI: APJ dari pbf +
Satu wilayah > dinkes provinsi dan balai pom
Beda wilayah > balai pom dan tembusannya, dinkes provinsi
Pihak ketiga > pihak ketiga , dinkes prov &/ balai pom
Alur keluhan cust: bisa melalui salesman / disampaikan ke penanggung jawab via telf/wa >
pelapor mengisi form keluhan dengan identitas dan keluhannya > pelapor menyerahkan
berita acara keluhan, foto produk, dan bukti transaksi > kalau terkait produk APJ
menyampaikan ke prinsipal maks 1 hari kerja > kalau terkait distribusi dilakukan investigasi
Obat retur: obat expired date atau hampir expired date, produk rusak, salah produk, tidak
laku terjual
PRODUK RECALL : perintah penarikan oleh badan pom ke industridan indus > sarana
distribusi menarik produk dari outlet mengikuti instruksi pemilik izin edar (PIE) > disimpan di
ruang karantinna produk recall > dokumentasi (sarana, no bets, jumlah yang dikirim) > laporan
produk recall oleh PIE ke bpom
DIDUGA PALSU: pbf melaporkan terkait obat yang diduga palsu ke intansi berwenang
/industri/PIE > obat yang diduga palsu dikarantina dengan label yang jelas dan terkunci >
penghentian penyaluran obat yang diduga palsu > pemastian oleh instansi yang berwenang
> tindak lanjut sesuai intruksi pihak berwenang dan terdokumentasikan
TRANSPORASI:
Motor: didalam box ada 1 selongsong untuk nyimpen 6 ice pack, keadaannya harus berdiri
dan bisa dikunci dari samping, box motor dipasang 3 (tiga) kunci, yaitu 1 pada bagian belakang, 1
pada bagian kanan, dan 1 pada bagian kiri box motor
Pengiriman: Untuk penanganan produk obat psikotropika selain melapor ke Balai Besar POM juga
diwajibkan melapor ke Badan POM (Direktorat Pengawasan NAPZA) dengan mencantumkan surat
keterangan dari kepolisian. Buat bukti terima pada saat menyerahkan laporan sebagai bukti bahwa
kita sudah melapor.> harus ada sistem kontrol suhu selama pengiriman

Mapping suhu: saat pertama digunakan, terjadi perubahan layout, perubahan sarana
gudang. Untuk penempatan termohygrometer
COLD CHAIN PRODUCT
Untuk produk CCP yang masih dalam status Karantina, produk dipisah dengan dimasukkan ke dalam
plastik dan disimpan di shelving bawah refrigerator serta label penandaan “KARANTINA.”

INSPEKSI DIRI: gunanya untuk menjaga mutu baik dari produk dan operasionalnya. Di pt udc
dilakukan 2x setahun yaitu pada bulan januari dan bulan juli. Caranya dilakukan oleh tim
audit pusat (APJ pusat, QMS, tim internal audit GDP) dan audit cabang (ka cab, apj cabang,
KSA, ka gudang). Dilakukan dengan cara mengisi form ceklis inspeksi diri dengan
membandingkan standar CDOB dengan yang dilakukan secara nyata, kalau ada temuan
ketidaksesuaian akan dijadikan laporan yang kemudian diperbaiki beserta dengan bukti
perbaikannya. Semua dokumen dilaporkan ke tim audit pusat dan diarsipkan oleh tim audit
cabang
RUMAH SAKIT
Regulasi:pmk 3 tahun 2020 tentang klasifikasi dan perizinan rs, bedanya disini ga ada
minimal apoteker
pmk no 72 tahun 2016 ttg standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
pmk 30 tahun 2019 tentang klasifikasi dan perizinan rs
tugas apoteker: pengelolaan dan pelayanan farmasi klinis
Organisasi: Direktur utama diawasi oleh dewan pengawas > dibawahnya ada direktorat
medik, keperawatan dan penunjang > instalasi2, salah satunya instalasi farmasi
8 benar: penulisan resep, pasien, obat, dosis, frekuensi & waktu, rute, tidak ada duplikasi,
tidak interaksi
8 Drug Related Problem : indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, dosis tinggi, dosis rendah,
gagal menerima pengobatan, obat tidak tepat, efek samping obat, interaksi obat
Dispensing steril: obat parenteral, nutrisi, sitotoksik
CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi) : catatan pendokumentasian yang
dilakukan dengan cara koordinasi serta kolaborasi tenaga kesehatan > dikasih liat ada
assesment, SOAP dari dokter perawat dan apoteker > untuk ngebukanya harus didampingi
apoteker penanggung jawab
4 medication error: prescribing error (kesalahan peresepan), transcribing error (kesalahan
menerjemahkan resep), dispensing error (kesalahan dalam penyiapan/peracikan obat),
administration error (kesalahan penyerahan obat)
Akreditasi rumah sakit: tiap 3 tahun sekali oleh KARS (komite akreditasi rumah sakit) untuk
nasional dan JCI (joint commision international)
Sistem distribusi: disentralisasi karena tiap-tiap depo maupun floor stock mengambil
obatnya di gudang IFRS
Isi emergency kit: epinefrin, dopamin, lidokain, asam traneksamat (pendarahan), INH,
deksametason, dextrose, alkes dan bmhp, spuit, elektrode, selang nafas (nasal canul), dll
Produksi non steril: pembuatan handsanitizer, betadine gargle, kalsium karbonat
Rekonsiliasi obat: membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat
pasien
Anggota tim farmasi dan terapi: dokter yang mewakili seluruh spesialis yang ada di rs,
apoteker instalasi farmasi, tenaga kesehatan lain
Isi formularium nasional: Kelas terapi dan sub kelas terapi, Nama generik , Bentuk sediaan
dan kekuatan , Nama dagang (obat original dan dua macam obat copy/me too), Restriksi
penggunaan
Formularium RS: untuk BPJS (generik) dan untuk tunai generik, original, obat copy/me too
ALUR CSSD (central steril supply department): pembersihan awal dengan enzymatic >
pembilasan dan dikeringkan > pembersihan dilakukan dengan alat yang berbeda yaitu
peralatan sterilisasi > disinfeksi tingkat tinggi > disinfeksi tingkat rendah
Yang bisa disterilkan di CSSD: alat-alat gelas, alat bedah, linen
B3 (bahan berbahaya dan beracun): dilengkapi sama MSDS (Material Safety Data Sheet),
eyewash, dan APAR
Kekurangan: kurang sdm untuk apoteker, di gudang farmasi barang2 yang diatas pallte tidak
disusun sesuai abjad jadi susah diambilnya
Stock Opname: Gudang 3 bulan sekali, tiap2 depo setiap bulan
TPN: total parenteral nutrition. Alurnya: dokter ngasih resep > dikaji oleh tim TPN lalu
dibuatkan etiketnya > dihitung kebutuhan obat > bahan obat diletakkan di pas box >
sebelum dilakukan apoteker yang bertugas menggunakan APD seperti jas lab, masker, dan
sarung tangan > sebelum pencampuran LAF di disinfeksi dengan alkohol dulu > ambil
dipasbox > diracik > setelah selesai diletakkan dipasbox kembali. Sebelum keluar sarung
tangan dibuang ke tempat sampah. Contoh Ka En 1B dengan KCl
LAF (laminar air flow) supaya sediaan lebih steril karena terhindar dari kontaminasi luar .
cara kerjanya: menghirup udara dari luar, lalu dilakukan penyaringan hingga bersih dan
dihembuskan di dalam ruang alat laminar air flow.
Pengadaan: Untuk obat berdasarkan metode konsumsi, epidemiologi atau campuran
konsumsi dan epidemiologi. Untuk bahan obat digunakan sesuai rencana kerja selama
setahun
Narkotika : fentanyl, petidin, morfin, codein
Psikotropika: alprazolam, diazepam, fenobarbital
Pemusnahan: untuk napza ada berita acara dan disaksikan oleh dinas kesehatan
DISPENSING
Floor stock: sediaan farmasi, bmhp, dan alkes disimpan di ruang rawat (di r. kebidanan,
dalam r. operasi)
UDD unit dispensing dose: distribusi obatnya berdasarkan resep perseorangan yang dibagi
per dosis (pagi, sore, malam) dilakuin di rawat inap biasanya
ODD one daily dose: distribusi obatnya untuk sekali pakai dan diberikan ke pasiennya
sekali (dipake juga di rawat inap)
Resep individual: biasanya digunakan di pasien2 rawat jalan atau di rawat inap kalau
pasiennya udah mau pulang jadi obatnya disiapkan berdasarkan dosis perseorangan

Anda mungkin juga menyukai