PROGRAM STUDI S1
DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Proposal ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “PENELITIAN GEDUNG SATE”.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
Proposal ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1. Latar Belakang......................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
3. Tujuan Penelitian..................................................................................................................3
4. Manfaat Penelitian................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
1. Pengertian Gedung Sate........................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................................5
1. Wawancara...........................................................................................................................5
2. Observasi..............................................................................................................................5
3. Studi kepustakaan.................................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................................7
1. Sejarah Berdirinya Gedung Sate di Bandung.......................................................................7
2. Perjalanan Sejarah Gedung Sate Dari Zaman Belanda.........................................................8
3. Kontruksi dan struktur pembangunan gedung sate...............................................................9
BAB V PENUTUP........................................................................................................................11
1. Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gedung Sate di Bandung menuai banyak pujian dari banyak kalangan. Rata-rata
pujiannya berisi tentang betapa mempesonanya gedung yang memiliki gaya arsitektur
lain dari yang lain ini, hingga menyebut gaya tersebut sebagai Indo Europeeschen
architectuur stijl (gaya arsitektur Indo-Eropa). D. Ruhl juga menuliskan bahwa
menurutnya Gedung Sate adalah gedung dengan gaya arsitektur yang paling indah di
Indonesia. Tulisannya ini bisa ditemui pada buku dengan judul Bandoeng en haar
Hoogvlakte yang diterbitkan pada tahun 1952. Pendapat lain muncul dari dua arsitek
terkenal Belanda yaitu Cor Pashier dan Jam Wittenberg, dimana menurut mereka Gedung
Sate adalah hasil eksperimen penggabungan dua gaya arsitektur yaitu Indonesia dan
Eropa.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Gedung Sate di Bandung ?
2. Bagaimana Perjalanan Sejarah Gedung Sate Dari Zaman Belanda ?
3. Bagaimana bentuk Kontruksi dan struktur pembangunan gedung sate ?
3. Tujuan Penelitian
1. Mampu Mengetahui berdirinya gedung sate di bandung.
2. Mampu Mengetahui perjalanan gedung sate dari zaman belanda.
3. Mampu mengetahui Kontruksi dan struktur pembangunan gedung sate.
4. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah daftar bacaan maupun referensi bagi masyarakat umum mengenai
sejarah berdirinya gedung sate.
3
2. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat umum dalam usaha
mengenalkan dan melestarikan sejarah berdirinya gedung sate, melalui perjalanan
gedung sate, kontruksi dan struktur pembangunan gedung sate.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan
kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik
Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara. Banyak
kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan
monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada
bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Wawancara
Menurut Moh. Nazir, wawancara adalah proses memperoleh keterangan melalui
metode tanya jawab, secara bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Adapun dalam penelitian ini wawancara terstruktur dan wawancara
tidak terstruktur.
2. Observasi.
Menurut Moh. Nazir, observasi ini berarti bahwa seorang pengamat melakukan
observasi langsung, tetapi tetap memberi batasan bahwa dia adalah seorang peneliti atau
pengamat yang terdiri di luar sistem. Pengamat tetap berada sebagai pengamat untuk
melakukan observasi pengamat tidak berbaur dengan masyarakat yang ada dalam sasaran
penelitian.
3. Studi kepustakaan.
Studi kepustakaan menurut Moh. Nazir adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan
laporan-laporan yang ada hubunganya dengan masalah yang akan dipecahkan.51 Sedangkan
menurut Danial Endang AR. Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah
5
dan tujuan penelitian. Buku tersebut digunakan sebagai sumber data yang akan diolah dan
dianalisis seperti yang banyak dilakukan oleh para ahli sejarah, sastra dan bahasa.
BAB IV
PEMBAHASAN
6
menjadi ibu kota karena perkembangannya. Pengguna awal gedung ini ditargetkan adalah
Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum. Namun dialih fungsikan sehingga hanya
Jawatan Pekerjaan Umum yang menggunakan gedung ini. Pada tanggal 3 Desember
1945, terjadi peristiwa berdarah dimana peristiwa tersebut merenggut nyawa 7 orang
pemuda yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mempertahankan gedung yang indah
tersebut dari pasukan-pasukan Gurkha yang berusaha menyerang. Demi mengenang ke-7
orang pemuda yang dengan gagah berani menggadaikan nyawa, dibuatlah sebuah tugu
peringatan dengan batu sebagai bahannya dan diletakkan di bagian belakang halaman
Gedung Sate. Tugu ini kemudian dipindahkan pada 3 Desember 1970 atas perintah dari
Menteri Pekerjaan Umum.
7
ini, dimana ada versi yang mengatakan bahwa benda tersebut adalah sate, jambu air, atau
bahkan melati yang berjumlah 6 buah. Jumlah benda tersebut adalah representasi dari
biaya pembangunan gedung megah itu, yaitu 6 juta gulden.
8
9
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Gedung Sate di
Bandung dibangun agar bisa menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda, tepat setelah
Batavia dinilai tidak lagi pantas menjadi ibu kota karena perkembangannya. Pengguna
awal gedung ini ditargetkan adalah Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum.
Namun dialih fungsikan sehingga hanya Jawatan Pekerjaan Umum yang menggunakan
gedung ini. Pada tanggal 3 Desember 1945, terjadi peristiwa berdarah dimana peristiwa
tersebut merenggut nyawa 7 orang pemuda yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk
mempertahankan gedung yang indah tersebut dari pasukan-pasukan Gurkha yang
berusaha menyerang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat, Pedoman pengelolaan Museum Provisi Jawa
Barat.
11