Anda di halaman 1dari 3

KEDUDUKAN KELUARGA DALAM ISLAM

Jum’at, 02 September 2022

Indikasi perhatian Islam terhadap keluarga terdapat dalam beberapa hal berikut:

1. Islam menekankan pentingnya pernikahan dan keluarga, serta


menjadikannya sebagai amal ibadah dan sunnah para nabi.
Nabi Saw bersabda: “Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat, aku
juga tidur dan aku juga menikahi wanita. Barang siapa yang tidak suka dengan
sunnahku, maka dia bukan golonganku.” (HR Bukhari dan Muslim)
Islam memandang pernikahan sebagai anugerah terbesar dan salah satu
tanda kekuasaan Allah Swt. Islam juga menganjurkan agar mempermudah
prosesnya yang bertujuan agar dapat menjaga dirinya dari maksiat. Pernikahan
melahirkan ketenangan dan ketentraman serta jalan keluar sesuai syar’I dalam
mengendalikan hawa nafsu.

2. Islam memberikan kehormatan yang penuh kepada setiap anggota


keluarga; baik perempuan ataupun laki-laki.
Sebab itu Islam memberikan tanggung jawab besar kepada ayah dan ibu
untuk mendidik anak-anaknya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa
ia mendenger Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap yang dia pimpin. Seorang imam (pemimpin) adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya. Seorang laki-laki
adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap keluarganya. Seorang perempuan adalah
pemimpin di rumah suaminya dan di mintai pertanggungjawaban terhadap
yang dipimpinnya. Dan seorang pembantu adalah pemelihara harta
majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Islam menekankan pentingnya penghormatan dan penghargaan untuk


ayah dan ibu, serta mewajibkan anak agar memelihara dan menaati
keduanya sampai tutup usia.
Ketika anak sudah dewasa, ia tetap diwajibkan untuk menaati kedua
orang tuanya, dan berbuat baik kepada mereka berdua. Taat kepada orang tua
merupakan bagian dari ibadah kepada Allah. Islam juga melarang seorang anak
bersikap lancang dan meninggikan suara di hadapan kedua orangtuanya,
apalagi membentak keduanya. Allah Swt berfirman,
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (QS Al-Isra: 23)

4. Islam menganjurkan agar orang tua menjaga hak anaknya yang laki-laki
dan perempuan, dan tidak membeda-bedakan diantara mereka dalam
nafkah maupun dalam hal-hal yang bersifat lahiriah.
Hak-hak anak:
a. Memilihkan pasangan (istri/suami) yang shalih/shalihah . Ini merupakan
hadiah terbesar seorang ayah bagi anak-anaknya (khususnya anak
perempuan).
b. Menamai anak-anak dengan nama yang baik dan indah . Nama merupakan
doa.
c. Mendidik anak-anak dengan baik, dan mengajarkan mereka tengtang dasar-
dasar agama dan membuat mereka mencintai agama Islam. Sama juga
memberikan anak dengan pendidikan terbaiknya. “Barang siapa yang
mendapatkan anak-anak perempuan kemudian dia mendidiknya dengan baik
maka dia akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
d. Memberi nafkah anak. “Cukuplah seseorang berdosa kalau dia
menelantarkan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.” (HR Abu
Dawud)
e. Bersikap adil terhadap semua anak, baik laki-laki atau anak perempuan . Nabi
Muhammad Saw bersabda: “Takutlah kalian kepada Allah dan bersikap
adillah kepada semua anak kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Islam mewajibkan silaturrahim kepada setiap muslim. Artinya adalah agar


seseorang tetap mengunjungi saudara dari ibunya dan saudara dari
bapaknya.
seperti mengunjungi saudara laki-lakinya dan juga saudara
perempuannya, saudaranya dari bapaknya dan anak-anaknya dan saudara dari
ibunya dan anak-anaknya dan menjadikan silaturrahim itu sebagai bentuk
ketaatan kepada Allah. Islam juga mengingatkan bahwa orang yang
memutuskan tali silaturrahim berarti telah mengerjakan dosa besar. Nabi
Muhammad Saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan
tali silaturrahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai