Anda di halaman 1dari 1

Pada zaman dulu kala ada seorang gadis yang terserang penyakit kulit yang sudah puluhan tahun

tidak
bisa disembuhkan oleh obat apapun serta para dukun yang ada di kabupaten Sabu Raijua. Pada suatu
hari ia bersama ibunya pergi ke laut untuk mencari ikan, pada saat yang bersamaan ia dengan ibunya
berpisah di beberapa lokasi yang berbeda dan ketika ibunya kembali untuk menemui dan menjemput
dia untuk kembali ternyata anaknya tidak ada lagi, akan tetapi yang ada hanya nyale yang sedang hidup
di lokasi tempat anak tersebut mencari ikan.

Pada saat itulah ibu dari anak tersebut yakin bahwa anaknya telah berubah wujud menjadi nyale dan
pada saat yang bersamaan ada suara berseru dari dalam batu karang tempat nyale-nyale itu bermain
yang mengatakan kepada ibunya bahwa ia telah berubah wujud menjadi nyale dan berpesan kepada
ibunya bahwa dalam waktu-waktu tertentu ia akan muncul untuk menampakan diri kepada orang
banyak, akan tetapi apabila yang datang untuk menangkap dia adalah orang yang sedang hamil, orang
yang sedang datang bulan, ibu menyusui serta orang tua yang anaknya belom dilakukan Dabba atau
permandian adat jingitiu maka ia akan hilang atau tidak mau menampakan diri.

Itulah sebabnya dalam kegiatan heko nyale yang dilakukan di Kabupaten Sabu Raijua mereka yang
sedang hamil, sedang datang bulan, ibu menyusui serta orang tua yang anaknya belom menjalani ritual
adat Dabba Ana atau permandian adat dilarang untuk ikut serta dalam kegiatan Heko/Hibu Nyale atau
tangkap Nyale.

Anda mungkin juga menyukai