Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PPKN

Disusun oleh Kelompok 2:

Akbar Riffani

Dzakiy Erlang Hersiando

M. Sadewa Fauzan Akbar

Nabila Sari

Salsabila

Guru Pengajar:

Drs. H. Syukri

SMA NEGERI 11 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya.Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “PERLINDUNGAN DAN
PENEGAKAN HUKUM” ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru pada
bidang studi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami tentang perlindungan serta penegakan hukum
di indonesia dan juga bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Drs. H. Syukri,
kedua orangtua kami dan kepada semua pihak yang telah memberikan kami bantuan serta
informasi dan bimbingan kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk maupun isi makalah yang sederhana ini.

Dalam makalah ini kami menyadari masih sangat jauh dari kata sempurna.Untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan kan kesempurnaan sangat kami harapkan. Besar harapan
kami agar memperoleh nilai yang memuaskan dari guru pembimbing kami. Oleh karena itu,
mohon kritik dan saran yang membangun agar kami bisa memperbaiki untuk makalah-makalah
atau tugas-tugas untuk kedepannya.

Palembang, 4 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Kasus Obat Sirup Yang Terjadi Di Indonesia 5
2.2 Faktor Penyebab Serta Pendapat Ahli 5
2.3 Himbauan Dan Upaya Dalam Menaggapi Kasus Gagal Ginjal 6
2.4 Penegakan Hukum Terhadap Produsen Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut
7
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan8
3.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Harus diakui bahwa persoalan perlindungan konsumen belum menjadi wacana
bersama masyarakat Indonesia yang berstatus sebagai konsumen. Hal ini memang tidak
terlepas dari keadaan dan situasi sosial politik dan ekonomi di Indonesia pada dekade
terakhir ini lebih memposisikan kalangan pelaku usaha sebagai "mitra" pengusaha
(pemerintah), yang untuk dan atas nama pertumbuhan ekonomi, cenderung meninggalkan
konsumennya dalam ketidakberdayaannya. Dengan kata lain konsumen sebagai individu
(subyek hukum) tidak mendapatkan tempat yang memadai dalam upaya perwujudan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya, melainkan ia lebih diposisikan sebagai
komoditas ekonomi yang telus menerus dijadikan "sasaran tembak" pelaku usaha dalam
penumpukan modal dan peningkatan keuntungan bisnis, baik yang dilakukan oleh badan
usaha milik negara maupun badan usaha swasta.
Keadaan ini makin diperburuk dengan rendahnya political will
pemerintah untuk lebih memperdayakan konsumen (konsumen barang
maupun jasa). Dalam hal ini salah satu yang dapat ditunjukkan adalah komitmen yang
sangat terlambat dalam merespon pentingnya keberadaan aturan hukum perlindungan
konsumennya. Sebagai contoh kasus obat sirup yang menyebabkan gagal ginjal akut pada
ratusan anak di Indonesia yang terjadi akhir akhir ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah perlindungan dan penegakan hak konsumen sudah terlaksana dengan baik
terhadap kasus ini?
2. Mengapa kasus ini dapat terjadi?
3. Apa solusi yang harus dilakukan agar kasus-kasus serupa tidak terjadi lagi?
4. Upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam Kasus ini?

1.3 Tujuan
Tujuan utama kami membuat makalah ini adalan untuk memenuhi tugas Ppkn dan
sangat menginginkan nilai yang memuaskan. Sebagai mana kami membuat makalah ini
untuk memberi tau kepada pembaca tentang perlindungan hukum hak konsumen ini.

1.4 Manfaat

4
Manfaat dari makalah ini adalah mengenal lebih dalam mengenai perlindungan
dan penegakan hukum hak konsumen di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kasus Obat Sirup Yang Terjadi Di Indonesia


Kasus gagal ginjal akut diketahui menimpa ratusan anak di Indonesia dalam
beberapa waktu teakhir. kasus ini terjadi di beberapa provinsi yang menyebabkan anak
anak yang mengkonsumsi obat obatan yang berjenis sirup ini terkena gagal ginjal akut,
tercatat bahwa ada sekitar 241 anak di 22 provinsi terserang penyakit ini. dari angka
tersebut sejumlah 133 anak meninggal dunia atau 55 persen dari jumlah yang terkena
penyakit ini. Mentri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, berdasarkan
pemeriksaan yang dilakukan pada sebelas pasien anak di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, gangguan ginjal akut ini terjadi karena adanya senyawa berbahaya
dalam tubuuh, yaitu ethylene glycol butly ether (EBGE).
Budi menyatakan bahwa jika masuk ke dalam tubuh seseorang EG, DEG dan
EGBE dapat berubah menjadi asam oksalat, bila asam oksalat memasuki ginjal maka
senyawa tersebut akan berubah menjadi kristal tajam kecil yang dapat merusak ginjal.

2.2 Faktor Penyebab Serta Pendapat Ahli


Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Zullies Ikawati
mengungkapkan adanya kemungkinan obat sirup yang mengandung cemaran ethylene
glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) diluar
ambang batas aman. Dengan kandungan diluar batas aman itu, Prof Zullies menyebutkan
adanya kemungkinan pergantian sumber bahan yang digunakan pada obat sirup tertentu
yang menyebabkan kematian pada anak anak.
Prof Zullies menyebutkan sebuah dugaan pergantian sumber yang dilakukan
industri farmasi, seperti beralih memasok bahan baku dari satu negara ke negara lain, bisa
menjadi pemicu tercemarnya obat sirop. Ia menyebut perlunya kajian ulang jika adanya
perubahan bahan baku dalam obat sirop, sehingga dipastikan tidak ada impurities yang
beresiko pada obat terkait. Namun Prof Zullies sendiri tidak bisa memastikan kaitannya
kasus ginjal anak saat ini dengan konsumsi obat sirup yang terkontaminasi etilen glikol.
Ia menyebut masih ada beberapa dugaan penyakit, termasuk multisyctem inflammatory
syndrome in children (MI-C).
BPOM menungkapkan ada lima obat sirup yang dinyatakan mengandung cemaran
EG dan DEG diatas batas aman, Ia menjelaskan bahwa EG dan DEG merupakan satu

5
cemaran yang bisa dijumpai pada bahan baku pelarut obat sirup. Pada obat paracetamol
dan banyak obat lainnya yang sukar larut air diperlukan bahan tambahanan untuk
kelarutan, biasanya di Indonesia digunakan propilen glikol dan gliserin. Bahan baku
tersebut kemungkinan mengandung cemaran zat tersebut.

2.3 Himbauan Dan Upaya Pemerintah Dalam Menanggapi Kasus Gagal ginjal
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Untuk saat ini
masyarakat disarankan sementara waktu mengikuti saran dari lembaga resmi pemerintah
seperti Kemenkes, BPOM, Asosiasi dokter dan lainnya untuk menghindari konsumsi
obat berbentuk sirup hingga diperoleh hasil yang lebih pasti. Apabila anak anak
mengalami sakit demam, batuk, maupun pilek sebaiknya mengonsumsi obat dalam
bentuk kapsul, tablet, puyer, suppositora atau bentuk lainnya.
Kemenkes bersama BPOM, ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor
Polri melakukan pemeriksaan labolatorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor
resiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut. Kemenkes sudah meminta seluruh
apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas atau bebas terbatas dalam bentuk sirup
kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. Keluarga pasien yang
terkena penyakit gagal ginjal akut setelah mengkonsumsi obat sirup diminta membawa
atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya dan menyampaikan riwayat
penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.
Kemenkes sudah menerbitkan keputusan Dirjen Yankes tentang tata laksana dan
manajemen klinis gagal ginjal akut pada anak yang ditunjukan kepada seluruh dinas
kesehatan dan fasyankes. Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran kewajiban
penyelidikan epidomiologi dan pelaporan kasus gagal ginjal akut.

2.4 Penegakan Hukum Terhadap Produsen Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut
Pemerintah melalui BPOM bergerak cepat dan menginvestigasi beragam obat
obatan sirup bagi anak anak yang ditenggarai menjadi penyebab maraknya penyakit gagal
ginjal akut. Polri pun bergerak dalam upaya penegakan hukum terhadap produsen obat
sirop yang di duga mengandung etilen glikol dan dietilen glukol melebihi ambang batas.
Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bereskim Polri Komisaris Besar Polisi
Jayadi mengatakan kepolisian tengah merazia produsen obat sirup yang megandung
etilen glikol dan dietilen glikol. Menurutnya, langkah yang dilakukan Polri
menindaklanjuti merebaknya kasus gagal ginjal akut yang dialami sejumlah anak di tanah
air, Polri, Kata jayadi, menerbitkan surat Telegram Nomor: ST/192/RES.4/X/2022 yang
ditandatangani Direktur tindak pidana narkoba Brigadir Jenderal Polisi Krisno H. Siregar.
Pria berpangkat melati tiga itu menuturkan Polri telah membentuk tim gabunbgan
dalam menindaklanjuti kasus kematian sejumlah anak akibat mengalami gagal ginjal
akut. Sebelumnya Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Muhammad Isnur
6
mengatakan pemerintah memiliki kewenangan melakukan penyelidikan terhadap
perusahaan farmasi produsen yang mengandung EG dan DEG. Menurutnya, bila ternyata
ditemukan adanya pelanggaran hukum, sanksi yang tegas harus diberikan kepada
perusahaan farmasi.

Seperti tindakan administratif berupa pencabutan izin sementara. Bahkan


pencabutan izin tetap sesuai dengan UU NO.36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Pasal 188
ayat (3) UU 36/2009 menyebutkan “Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa:
a) Peringatan secara tertulis
b) Pencabutan izin sementara atau izin tetap

Dan diteruskan ke tahap Pro Justitia. Tindak lanjut ke tahap proses hukum pun
diatur dalam UU 36/2009. Pasal 196 menyebutkan “Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
Tak hanya itu, kata isnur, keluarga korban pun masih dapat menuntut ganti rugi
materil maupum nonmaterial terhadapat perusahaan produsen. Begitu pula tuntutan
kepada pemerintah karena dianggap ada unsur kelalaian dalam melakukan pengawasan
yang menyebabkan hilangnya nyawa warga negara.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kasus gagal ginjal akut yang menimpa ratusan anak di Indonesia yang disebabkan
karena mengkonsumsi obat obatan yang berjenis sirup ditangani oleh Kemenkes dengan
menerbitkan keputusan Dirjen Yankes tentang laksana dan manajemen klinis gagal ginjal
akut pada anak yang ditunjukan kepada seluruh dinas kesehatan dan fasyankes serta
mengeluarkan surat edaran kewajiban penyelidikan epidomiologi dan pelaporan kasus
gagal ginjal akut.
Pemerintah melalui BPOM dengan cepat menginvestigasi beragam obat pbatan
sirup bagi anak yang ditenggarai menjadi penyebab maraknya penyakit gagal ginjal akut.
Polri pun bergerak dengan cepat, apabila terdapat adanya pelanggaran hukum , sanksi
yang tegas harus diberikan kepada perusahaan farmasi yang tersangkut.

3.2 Saran
Pemerintah, BPOM dan pihak yang bersangkutan dalam mengawas ataupun
membuat produk harus lebih ditingkatkan lagi serta pertanggung jawabannya terhadap kasus
yang sudah beredar, BPOM yang ditugaskan menjadi pengawas produk obat malah lalai
dalam pengawasan yang menyebabkan banyaknya anak anak menjadi penderita penyakit
gagal ginjal akut. Pemerintah sebaiknya meningkatkan lagi jumlah perkerja yang mumpuni
dalam melakukan pekerjaan nya secara profesional dan tidak lalai, bahkan dengan solusi ini
jumlah pengangguran di Indonesia bisa berkurang karena adanya pembukaan lapangan kerja
yang disediakan oleh pemerintah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Gajah Mada. (2022, Oktober 21). Guru besar UGM Beri Tanggapan Soal
Penggunaan Obat Sirup Yang Diduga Picu Gagal Ginjal. (Ika, Ed). ugm.ac.id

Sehat Negeriku. (2022, Oktober 19). Kemenkes Ambil Kebijakan Antisipatif Untuk Cegah
Gangguan Gagal Ginjal Pada Anak. (Rokom,Ed). sehatnegeriku.kemenkes.go.id

CNBC Indonesia. (2022, Oktober 23). Ini Jumlah Pasien Daerah Terbanyak Hingga Obat Yang
Dilarang. (Intan Rakhmayanti,Ed). cnbcindonesia.com

Hukumonline.com. (2022, Oktober 26). Jerat Pidana Menanti Bagi Produsen Obat Sirup
Menagndung EG dan DEG. (Rofiq Hidayat,Ed). hukumonline.com

Anda mungkin juga menyukai