Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan Sumber Daya Manusia yang diangkat oleh peja-
bat pembina kepegawaian untuk bekerja pada instansi pemerintah dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014, ASN berfungsi se-
bagai Pelaksana Kebijakan Publik, ASN sebagai Pelayan Publik, dan ASN sebagai Perekat dan
Pemersatu Bangsa serta mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pen-
didikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu)
tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai -nilai dan pembangunan karakter
dalam mencetak PNS.

Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-tantangan


tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Sejalan dengan
hal tersebut diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pe-
gawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477) tentang
Pendidikan dan Pelatihan Terintegrasi yang selanjutnya disebut Pelatihan prajabatan.
Sehubungan dengan pandemi covid19 yang masih melanda negeri kita, maka LAN atau
Lembaga Administrasi Negara mengubah mode pelaksanaan Latsar CPNS untuk Tahun 2022
atau bagi CPNS tahun 2020 lalu. Adapun aturan hukum pelaksanaan Latsar CPNS angkatan
2020 di tahun 2022 ini adalah Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS dan Persiapan Penyelenggaraan  Latsar Tahun 2021 yang
dilaksanakan menggunakan metode Blended Learning. Metode tersebut telah sejalan dengan
perkembangan pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam Pelatihan bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil di masa prajabatan. Pelatihan tersebut diselenggarakan dalam rangka
pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas sehingga mampu bersikap dan
bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan
menggunakan perspektif Manajemen ASN dan SMART ASN yang didasari nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kedudukan dan perannya dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat sebagai
wujud nyata bela negara seorang Pegawai Negeri Sipil. Kompetensi inilah yang kemudian
berperan dalam membentuk karakter PNS yang baik dan tepat, yaitu PNS yang mampu bersikap
dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat secara berkesinambungan, netral,
berintegritas tinggi dan menerapkan nilai-nilai ASN BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dengan menyesuaikan kedudukan
serta peran menjadi Manajemen ASN dan SMART ASN. Hal tersebut bertujuan untuk
mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penulis merupakan CPNS terhitung mulai tanggal 01-12-2020 dengan surat keputusan
Bupati Batu Bara nomor. 460/BKD/2020, tentang pengangkatan calon pegawai negeri sipil. Go-
longan ruang III/a, jabatan calon Ahli Pertama penyuluh pertanian, unit kerja Dinas Pertanian In-
stansi Pemerintahan Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kabupaten Batu Bara nomor 520.12/0290/Penyul/I/2022 Tanggal 27 Januari 2022,
penulis ditempatkan di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Desa Benteng dibawah naun-
gan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara .

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, Sim-
luhtan adalah Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) adalah sistem
informasi berbasis web yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian yang menyajikan data-
base kelembagaan penyuluhan pertanian, ketenagaan penyuluhan pertanian dan kelembagaan
petani/KEP. Data dan informasi kelembagaan penyuluhan pertanian. Data dan informasi ketena-
gaan penyuluhan pertanian; dan Data dan informasi kelembagaan petani dan Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
67/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani, Pengertian Kelompoktani (Poktan) dan Pelaku
Utama (Petani) yaitu Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para
petani atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan
sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan us-
aha anggota Petani adalah Warga Negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya
yang melakukan Usahatani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peter-
nakan. Menurut peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi re-
publik indonesia nomor 35 tahun 2020 tentang jabatan fungsional penyuluh pertanian, Pejabat
Fungsional Penyuluh Pertanian yang selanjutnya disebut Penyuluh Pertanian adalah PNS yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang un-
tuk melaksanakan kegiatan teknis di bidang penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu meno-
long dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pen-
dapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkun-
gan hidup. Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli Pertama pada BAB IV, Bagian
Ketiga, Pasal 8, Uraian tugas jabatan yaitu melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi
wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi (SDA, SDM,
SDE).

Teknologi informasi pada saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi informasi tersebut mampu meningkatkan kinerja dan memungkinkan
berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat serta meningkatkan produktiv-
itas kerja manusia. Kemajuan teknologi informasi saat ini seharusnya juga dapat meningkatkan
kinerja di bidang pertanian, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi untuk pendataan
kelompok tani. Berdasarkan observasi penulis selama menjalankan tugas petani sangat memer-
lukan bantuan program pemerintah guna menunjang proses Bertani, Adapun bantuan yang diper-
lukan petani berupa Pupuk bersubsidi, benih, sarana dan prasarana pertanian seperti alat mesin
pertanian, dan akses jalan usaha tani dsb. Namun yang menjadi masalah adalah seringkali ada
petani yang belum terdaftar ataupun data yang terdaftar tidak valid pada Sistem Informasi Mana-
jemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) sehingga Petani tersebut dinyatakan tidak bisa di-
cantumkan dalam calon penerima bantuan Pemerintah. Selain itu data SIMLUTAN juga kerap
dijadikan acuan dansumber informasi dalam penyusunan program pertanian baik Kabupaten,
Provisi, maupun Pemerintah Pusat. Beberapa factor yang menyebabkan adanya data yang tidak
valid dan petani yang tidak terdaftar pada SIMLUHTAN antara lain kesalahan petugas saat
pengintputan, kurangnya informasi, petani yang tidak mau mengumpulkan syarat administrasi ,
hubungan antar anggota kelompok yang kurang baik. Oleh sebab itu penulis menyadari perlu di-
lakukan Optimalisasi data Kelompok Tani pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Perta-
nian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara perlu di-
lakukan agar program Pemerintah tepat sasaran dan petani dapat menerima haknya sebagaimana
mestinya tanpa kendala.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara

BPP
Penulis bertugas di
BPP Talawi
Bara

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara dipimpin oleh kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Susunan or-
ganisasi Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara terdiri dari kepala dinas; sekretariat;
bidang tanaman pangan dan ketahanan pangan; bidang hortikultura, prasarana dan sarana; bidang
penyuluhan dan pengembangan pertanian; bidang perkebunan; unit pelaksana teknis dan kelom-
pok jabatan fungsional.
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Talawi dipimpin oleh seorang Koordinator yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang Jabatan Fungsional Penyu-
luh Pertanian dan dalam melaksanakan tugas pokoknya Jabatan Fungsional menyelenggarakan
fungsi pelaksanaan penyuluh kegiatan tugas dan fungsi yang diserahkan Kepala Dinas Pertanian
dan Perkebunan; melakukan latihan, kunjungan, dan supervisi pertanian dalam bidang informasi
data dan keadaan masalah untuk peningkatan produksi pertanian; dan melakukan latihan kunjun-
gan dan supervisi penyuluhan pertanian dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) bagi para petani.

2. Tupoksi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara


Berdasarkan Peraturan Bupati Batu Bara Nomor : 76 Tahun 2022, tanggal : 17 Mei 2022
tentang rincian tugas dan fungsi organisasi Dinas Pertanian Dan Perkebunan Kabupaten Batu
Bara. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara merupakan unsur pelaksana pemer-
intah daerah di bidang pertanian dan Perkebunan, serta tugas pembantuan. Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kabupaten Batu Bara dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sejalan dengan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Batu Bara yang
telah diamanatkan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, berfungsi antara lain sebagai :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Prasarana dan Sarana, Tanaman Pangan, Hor-
tikultura, Tanaman Perkebunan, ketahanan pangan dan Penyuluhan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Prasarana dan
Sarana, Pertanian, Perkebunan, ketahanan pangan dan Penyuluhan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di lingkup Dinas Pertanian dan Perkebunan dan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya

3. Nilai Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 Tahun 2020 tentang Pengembangan
Nilai Budaya Kerja Lingkup Kementerian Pertanian. Budaya kerja adalah sikap dan perilaku in-
dividu dan kelompok aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang dimiliki, diyakini kebe-
narannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya se-
hari-hari. Bahwa setiap budaya kerja terdiri dari beberapa indikator budaya kerja sebagai berikut:

a. Indikator Nilai Komitmen


1) menaati peraturan/kesepakatan;
2) melakukan internalisasi tujuan dan sasaran organisasi;
3) menyamakan persepsi dalam langkah kerja;
4) konsisten dan loyal terhadap pelaksanaan tugas; dan
5) menepati janji.

b. Indikator Nilai Keteladanan


1) berperan aktif meningkatkan kinerja;
2) membangun keterbukaan dan komunikasi;
3) menghargai pendapat orang lain;
4) bersikap tegas dan berani; dan
5) bersikap peduli.

c. Indikator Nilai Profesionalisme


1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang tugasnya;
2) melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi;
3) melaksanakan tugas sesuai standar operasional prosedur;
4) menyelesaikan pekerjaan sesuai target kinerja; dan
5) melaksanakan pelayanan prima.

d. Indikator Nilai Integritas


1) bersikap jujur;
2) bertanggungjawab;
3) bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku;
4) melaporkan penyimpangan; dan
5) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. Indikator Nilai Disiplin


1) mentaati ketentuan jam kerja;
2) pemakaian seragam dan atribut kerja sesuai peraturan;
3) mengikuti upacara; dan
4) menggunakan fasilitas kantor sesuai peraturan.

4. Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian dan Perkebunan Visi dan Misi Bupati Batu
Bara
Visi
Menjadikan Masyarakat Kabupaten Batu Bara Masyarakat Industri Yang Sejahtera,
Mandiri, Dan Berbudaya

Misi
a. Meningkatkan Pelayanan Aparatur Pemerintah Atas Pelayanan Publik Dan In-
vestasi.
b. Meningkatkan Jumlah Dan Kualitas Infrastruktur Dan Sarana Prasarana Pen-
dukung Pertumbuhan Industri Dan Perekonomian Masyarakat.
c. Mewujudkan Masyarakat Yang Produktif, Inovatif, Dan Berbudaya.
d. Mewujudkan Industri Berbasis Sumber Daya Unggulan Kabupaten Batu Bara.
e. Meningkatkan Pemasaran Hasil Industri, Pertanian, Dan Perikanan Secara
Meluas Memanfaatkan Teknologi Berkembang.
f. Meningkatkan Kolaborasi Industri, Lembaga Pendidikan, Dan Pemerintah
Kabupaten Batu Bara.
g. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Dan Spiritual Masyarakat.
h. Meningkatkan Peran Serta Seluruh Elemen Masyarakat Dalam Pembangunan
Kabupaten Batu Bara.

Sejalan dengan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Batu Bara yang
telah diamanatkan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan, maka dirumuskan tujuan jangka
menengah sebagai berikut:
a. Terwujudnya peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perkebunan.
b. Terwujudnya ketahanan pangan.
Dan sasaran adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya nilai tambah sektor pertanian.
b. Meningkatnya nilai tambah sektor perkebunan.
c. Meningkatnya ketahanan pangan berdasarkan pola pangan harapan.

5. Tupoksi Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian


Berdasarkan peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No. 35 Tahun 2020 Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian yaitu melaksanakan kegiatan
penyuluhan, evaluasi dan pengembangan metode penyuluhan pertanian. Jabatan fungsional
penyuluh pertanian merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan dan kategori keahlian.
Sesuai dengan jabatan penulis sebagai calon Ahli Pertama- penyuluh pertanian berdasarkan Surat
Keputusan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur negara dan Reformasi birokrasi
(Permenpan RB) Nomor 35 Tahun 2020 tentang jabatan fungsional penyuluh pertanian adalah
sebagai berikut :
a. melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi wilayah sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya (SDA, SDM, SDE);
b. melakukan rekapitulasi dan mengolah data kegiatan penyuluhan pertanian sesuai kebu-
tuhan masing-masing subsektor sebagai bahan penyusunan programa Penyuluhan Perta-
nian;
c. melakukan diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi) sesuai kebutuhan;
d. mengumpulkan dan mengolah data penumbuhan Poktan;
e. mengumpulkan dan mengolah data peningkatan kelas kemampuan Poktan;
f. mengumpulkan dan mengolah data penumbuhan Gapoktan;
g. mengumpulkan dan mengolah data pengembangan Gapoktan;
h. mengumpulkan dan mengolah data penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP);
i. mengumpulkan dan mengolah data pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP);
j. melakukan evaluasi peningkatan kapasitas Poktan, Gapoktan, dan Kelembagaan Ekonomi
Petani (KEP);
k. melakukan fasilitasi peningkatan akses informasi teknologi, pasar, sarana dan prasarana
Poktan/Gapoktan;
l. mengumpulkan dan mengolah data fasilitasi penerapan teknologi melalui kegiatan seko-
lah lapang, studi banding, pameran dan gelar teknologi;
m. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data fasilitasi peningkatan skala usaha tani
Poktan/Gapoktan;
n. melakukan evaluasi fasilitasi peningkatan produktivitas usaha tani melalui Demonstrasi-
plot (demplot);
o. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data penumbuhan Pos Penyuluhan Perta-
nian Desa (Posluhdes);
p. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data pengembangan Pos Penyuluhan Per-
tanian Desa (Posluhdes);
q. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data penumbuhan Penyuluh Pertanian
swadaya; dan
r. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data pengembangan Penyuluh Pertanian
swadaya;

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum , tujuan yang akan dicapai penulis sebagai ASN yang berkedudukan seba-
gai PNS yaitu mampu mengaktualisasikan Nilai – nilai Dasar (Core value) ASN BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Kolaboratif, Adaptif, Loyal) dalam
melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya, serta mampu mengaplikasikan nilai Smart ASN
dalam pelaksanaan tupoksi.

2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang akan dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Semua data masyarakat petani di Desa Benteng Kecamatan talawi Kabupaten Batu Bara
valid dan terdaftar pada SIMLUHTAN
b. Salah satu solusi pemecahan isu yang dihadapi dalam menjalankan tupoksi Penyuluh Per-
tanian di BPP Talawi, yaitu melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi wilayah
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya (SDA, SDM, SDE) di WKPP
Benteng BPP Talawi, sehingga Tupoksi tersebut bisa berjalan lebih optimal.

D. Manfaat
Pelaksanaan aktualisasi ini memiliki manfaat pagi penulis, unit kerja dan pelaku Usaha Tani
pengolahan hasil pertanian, yaitu :
a. Bagi OPD: Mempermudah OPD dan unit kerja dalam melaksanakan tupoksi Pelaksanaan
Penyuluhan dan sebagai sumber acuan data dalam Menyusun program.
b. Bagi Teman Sejawat: Menjadi acuan dalam mengoptimalkan tupoksi penyuluhan di
WKPP nya yaitu mengumpulkan dan mengelolah data penumbuhan Poktan.
c. Bagi Penulis: pengimplementasikan nilai dasar ASN BerAKHLAK, manajemen ASN
serta smart ASN yang inovatif melalui penguasaan teknologi dalam menjalankan
tupoksinya.
d. Bagi masyarakat: Data masyarakt petani valid dan terdaftar pada SIMLUHTAN sehingga
masyakat dapat menerima program bantuan dari pemerintah.
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU

A. Identifikasi Isu
Dalam menetapkan judul rancangan aktualisasi, penulis melakukan identifikasi isu ter-
lebih dahulu dengan pengamatan penulis semalama menjadi penyuluh pertanianlapangan di
wilayah kerja Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara dan bertugas di Balai
Penyuluhan Pertanian Talawi pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara. Be-
berapa isu yang di ambil berdasarkan dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) penyuluh pertanian
lapangan dan, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui men-
tor dan coach, serta penugasan atasan. Dan selanjutnya adalah mendidentifikasi isu tersebut
terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.
1. Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen Penyuluhan
Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara.
Dalam Peraturan Mentri Pertanian No 16 Tahun 2013 tentang pedoman sistem manajemen infor-
masi penyuluhan pertanian di lingkungan kementerian pertanian, Dalam rangka percepatan infor-
masi penyuluhan pertanian agar efektif dan efisien serta memenuhi 4 (empat) tepat yaitu tepat
waktu, tepat tempat, tepat sasaran dan tepat kebutuhan, Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan
modifikasi penyusunan dan penyebaran informasi penyuluhan pertanian melalui sistem jaringan
yang terkoneksi dengan internet. Hal ini dimaksudkan agar informasi pertanian yang dibutuhkan
oleh pelaku utama maupun pelaku usaha dan masyarakat pertanian pada umumnya dapat setiap
saat diperoleh dan dipilih sesuai kebutuhan spesifik lokasi. Selanjutnya sistem ini diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas kerja penyuluh dan penyuluhan, dalam pelayanan yang
efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Penerapan sistem informasi
penyuluhan tersebut dilakukan melalui sistem otomasi pelayanan dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi (TI) dengan menggunakan sistem informasi penyuluhan yang berbasis
jaringan nirkabel (internet) yang disebut dengan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Perta-
nian.

Gambar 1 Simluh kelompok tani desa benteng

sumber: SIMLUHTAN 2022


Gambar di atas merupakan data kelompok tani yang terdaftar pada SIMLUHTAN yang ada di
desa Benteng. Berdasarkan Permentan No. 35 Tahun 2020 salah satu tupoksi penyuluh pertanian
ahli pertama yaitu melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi wilayah sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi (SDA, SDM, SDE). Dalam melaksasnakan
kegiatan tersebut , peran penyuluh sangat penting dalam pengumpulan data petani pada tiap
kelompok tani yang terus mengalami perubahan setiap tahun nya, belum lagi masalah pengisian
data pribadi petani dan data luasan lahan, jenis komoditi unggulan dan andalan, titik kordinat la-
han dan status keangotaan petani , sering terjadi salah pengimputan mengkibatkan petani tidak
mendapatkan program-program bantuan yang persyaratan utama nya yaitu sudah terdaftar di
SIMLUHTAN. Selain itu, bagi Penyuluh Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian data-data
tersebut dapat digunakan dalam penyusunan program kerja baik bulanan maupun tahunan serta
penyusunan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani itu sendiri.
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan pestisida nabati
sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman di desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabu-
paten Batu bara.
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyebabkan petani sangatmerugi,
karena tingginya biaya pengendalian secara kimia. Selain itu tentunya pestisida yang berlebihan
berefek langsung pada keracunan bagi pengguna serta dampak negatif karena meninggalkan
residu bagi tanaman dan lingkungan. Untuk tu perlu upaya pengendalian yang ramah lingkungan
yaitu Pengendalian hama secara terpadu (PHT). Pengendalian organisme penganggu tanaman
(OPT) di Desa Benteng umumya masih menggunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insek-
tisidakimiawi yang tidak tepat akan membawa dampak yang buruk, lebih merugikan dibanding
manfaat yang dihasilkan antara lain dapat menyebabkan timbulnya resistensi hama, munculnya
hama sekunder, pencemaran lingkungan dan ditolaknya produk karena masalah residu yang
melebihi ambang batas toleransi. Penggunaan insektisida kimiawi secara intensif, juga mem-
berikan berbagai dampak yang tidak diinginkan, terkait dengan kerusakan ekosistem lahan perta-
nian, terganggunya eksistensi flora dan fauna di sekitar lahan pertanian dan kesehatan petani
pekerja.
Gambar 2 Petani yang akan melakukan pengendalian OPT dengan menggunakan pestisisda
kimia.

Sumber : dokumentasi pribadi penulis


Penggunaan pestisida dari bahan alami dapat menjadi alternatif pengendalian OPT yang ramah
lingkungan dan minim efek samping. Pestisida alami yang dapat digunakan dapat berupa olahan
fermentas limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah
atau gula tebu), dan air. Namun yang jadi kendala adalah umumnya petani yang berada di-
pedesaan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang rendah dalam memanfaatkan bahan -ba-
han alami sebgai pengganti kimia dalam usaha taninya. Oleh sebab itu peran penyuluh diharap-
kan mampu memberikan penyuluhan dan informasi pemanfaatan pestisida nabati sebagai alter-
natif dalam pengendalian OPT yang ramah lingkungan.
3. Rendahnya minat petani dalam mengunakan pupuk organik di Desa Benteng , Kecamatan
Talawi, Kabupaten Batu Bara.
Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tana-
man dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang di-
gunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Perat-
uran Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2006). Penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan
karena tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mu-
lai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah
ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali diin-
struksikan untuk digunakan dalam rangka mengatasi berbagai masalah tersebut. Namun sangat
disayangkan minat Petani dalam menggunakan pupuk organik di Desa Benteng tergolong ren-
dah. Adapun penyebab rendahnya minat petani dalam menggunakan pupuk organik disebabkan
antara lain karena dalam pengaplikasiannya dibutuhkan volume yang relatif lebih besar daripada
pupuk kimia. Selain itu banyak petani yang masih menggap bawah penggunaan pupuk kimia
lebih efektif dan efisien karena efek dari pemupukan relatif lebih cepat kelihatan, padahal peng-
gunaan pupuk kimia dalam jangka panjang menimbulkan banyak efek negatif bagi tanah dan
lingkungan. Sebaliknya penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dan berkelanjutan jus-
tru meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

B. Analisis dan Penetapan ISU Terpilih dan Penyebabnya


1. Teknik tapisan APKL
Teknik tapisan APKL terdiri dari kriteria; Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi
atau akan terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik,
artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standart ketentuan yang menim-
bulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu
yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak, artinya isu bersikap logis
dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Selanjutnya isu yang suda di identi-
fikasi di analisis dengan Teknik APKL:
1. Aktual artinya isu tersebut sedang terjadi dan sedang hangat di bicarakan di masyarakat.
2. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hidup orang banyak.
3. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, dan harus di
carikan solusinya secara komperhensif.
4. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat di munculkan in-
isiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 1 Analisis isu berdasarkan kriteria APKL

NO Isu yang di analisis A P K L KETERANGAN


1 Belum optimalnya data kelompok tani √ √ √ √ Memenuhi Syarat
pada Sistem informasi Menejemen Penyu-
luhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa
Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten
Batu Bara.
2 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan √ √ √ √ Memenuhi Syarat
petani dalam menggunakan pestisida nabati
sebagai pengendali organisme pengganggu
tanaman di desa Benteng, Kecamatan Ta-
lawi, Kabupaten Batu bara.
3 Rendahnya minat petani dalam √ √ √ √ Memenuhi Syarat
mengunakan pupuk organik di Desa
Benteng , Kecamatan Talawi, Kabupaten
Batu Bara.

Keterangan: A = Aktual, P = Problematik, K = Kekhalayakan, L = Layak


Isu Pertama adalah: Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen
Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu
Bara. Penulis mengamati bahwa isu tersebut masih terjadi sampai sekarang, dengan masih ada
nya anggota kelompok tani yang belum terdata karena masalah pengimputan dan data yang di
berikan pengurus kelompok tidak lengkap serta kondisi dilapangan yang terus berubah (aktual).
Apabila tidak segera di atasi, maka petani yang tidak terdaftar maupun datanya tidak valid akan
sulit untuk mendapatkan bantuan dari program pemerintah dalam satu tahun kedepan (Prob-
lematik). Sehingga dapat berdampak pada menurun nya tingkat kepercayaan seluruh anggota
kelompok tani kepada penyuluh (Kekhalayakan). Kemudian permasalahan tersebut harus segera
di carikan solusi nya karena merupakan salah satu tupoksi penyuluh pertanian lapangan (layak).
Isu Kedua adalah: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan
pestisida nabati sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman di desa Benteng, Kecamatan
Talawi, Kabupaten Batu bara. Masalah ini (aktual) dikarenakan dilapangan masih banyak petani
yang mempunyai keterampilan dalam memanfaatkan bahan alami sebagai alternatif pembuat
pestisida. Padahal penggunaan pestisida kimia secara terus menerus menyebabkan banyak
dampak negatif bagi tanah (problematik) dan lingkungan (kekhalayakan). Kemudian permasala-
han tersebut harus segera di carikan solusi nya karena merupakan salah satu tupoksi penyuluh
pertanian lapangan (layak).
Isu ketiga adalah: Rendahnya minat petani dalam mengunakan pupuk organik di Desa Benteng ,
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Masalah ini masih terjadi di WKPP benteng,
Sebagian besar petani masih memilih penggunaan pupuk kimia sebagai pilihan utama (aktual).
Padahal Penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan karena tak lepas dari dampak negatif pe-
makaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hi-
langnya kesuburan tanah (problematik). Selain masalah kesuburan tanah penggunaan pupuk
kimia juga dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi petani disekitar pertanaman (kekha-
layakan). Kemudian permasalahan tersebut harus segera di carikan solusi nya karena merupakan
salah satu tupoksi penyuluh pertanian lapangan (layak).
2. Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Ketiga isu yang memenuhi syarat metode APKL untuk dianalisis lebih lanjut dalam menen-
tukan isu prioritas dengan menggunakan teknik tapisan USG. Analisis Urgency, Seriousness,
Growth (USG) adalah salah satu metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila
telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring den-
gan menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks
prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah
mengunakan skala Likert.

Urgency Serious Growth


5 = sangat mendesak 5 = sangat serius 5 = sangat gawat
4 = mendesak 4 = serius 4 = gawat
3 = cukup mendesak 3 = cukup serius 3 = cukup gawat
2 = tidak mendesak 2 = tidak serius 2 = tidak gawat
1= sangat tidak mendesak 1 = sangat tidak serius 1 = sangat tidak gawat
Tabel 2. Skala Likert

a. Uregncy atau urgensi yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, di analisis,
dan di tindaklanjuti.
b. Serious yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas terkait dengan akibat yang
ditimbulkan.
c. Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 3 Analisis isu dengan metode USG


NO ISU U S G Total Peringkat

1 Belum optimalnya data kelompok tani pada


Sistem informasi Menejemen Penyuluhan 5 5 4 13 I

Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng,


Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
2 petani dalam menggunakan pestisida nabati 4 4 3 11 III
sebagai pengendali organisme pengganggu
tanaman di desa Benteng, Kecamatan Talawi,
Kabupaten Batu bara.
3 Rendahnya minat petani dalam mengunakan 4 4 4 12 II
pupuk organik di Desa Benteng , Kecamatan
Talawi, Kabupaten Batu Bara.

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Isu pertama, Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen Penyu-
luhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. isu
ini merupakan isu prioritas dan sangat mendesak karena berkaitan dengan data anggota seluruh
kelompok tani yang berkaitan dengan kesuksesan program-program pemerintah bidang pertanian
dan merupakan tupoksi penyuluh dalam melakukan rekapitulasi dan mengolah data kegiatan
penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan masing-masing subsektor sebagai bahan penyusunan
programa Penyuluhan Pertanian (U=5), apabila masalah tersebut di biarkan, akan berdampak
sangat serius karena keragaan data kelompok tani berkaitan dengan seluruh kegiatan program pe-
merintah jika ada data anggota tidak valid, maka anggota tersebut tidak akan tersentuh program
bantuan apapun dari pemerintah dalam satu tahun kedepan, dan data tersebut juga di pakai untuk
penyusunan programa penyuluh pertanian dalam satu tahun kedepan (S=5). Jika data yang ada
tidak sesuai dengan yang ada yang dilapangan, maka target pembangunan di bidang pertanian
tidak dapat berjalan sesuai rencana. (G=4).
Isu kedua, Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan pestisida
nabati sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman di desa Benteng, Kecamatan Talawi,
Kabupaten Batu bara. Masalah ini mendesak karena masih banyak petani di lapangan yang
belum mengetahui dan mempunyai keterampilan dalam pemanfaatan pestisida nabatai untuk
mengendalikan OPT (U=4), isu ini harus diselesaikan guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petani dalam mengelolah bahan alami menjadi pestisida (G=3) , efek yang ditim-
bulkan penggunanan pupuk kimia secara terus menerus serius karena dapat mencemari lingku-
nan (S=4).
Isu ketiga, Rendahnya minat petani dalam mengunakan pupuk organik di Desa Benteng ,
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Isu ini mendesak karena masih banyak petani yang
tidak berminat menggunakan pupuk organik (U=4) dampak pemakaian pupuk kimia secara terus
menerus menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan
tanah, masalah kesehatan (S=4), Oleh sebab itu peran penyuluh diharpkan mampu mengubah
pola pikir petani dalam menjalankan tugasnya untuk mengubah pola pikir dan meningkatkan mi-
nat petani dalam menggunakan pupuk organik.

3. Analisis isu dengan diagaram fishbone


Selanjutnya untuk mencari penyebab isu yang terpilih maka dapat menggunakan analisis fish-
bond, yang akan mengidentifikasi kemungkinan berbagai sebab masalah. Cabang utama dari dia-
gram fishbond merupakan permasalahan yang di hadapi, sedangkan cabang-cabang utama adalah
penyebab dari permasalahan. Dan analisis isu terpilih yaitu Belum optimalnya data kelompok
tani pada Sistem informasi Menejemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng,
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara.
Dari diagram tersebut diperoleh penyebab Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem
informasi Menejemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Ta-
lawi, Kabupaten Batu Bara yaitu :
a. Material
- Syarat administrasi yang tidak jelas ( fotocopy KTP dan KK buram)
- Belum semua petani mengumpulkan syarat administrasi yang lengkap
b. Lingkungan
- Petani tidak melaporkan adanya alih fungsi lahan
- Petani tidak melaporkan adanya alih fungsi lahan
c. Manusia
- Kesalahan petugas saat penginputan data ke SIMLUHTAN
- Pengurus kurang aktif dalam mendata anggota
d. Metode
- Penyampaian informasi dari penyuluh ke pengurus kelompok tidak efektif karena pen-
gurus tidak meneruskannya ke anggota kelompok

4. Dampak isu terpilih


Isu terpilihnya ialah Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen
Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu
Bara Dampak yang bisa terjadi apabila isu tersebut tidak dapat di selesaikan adalah:

1. Tingkat kepercayaan petani kepada penyuluh akan rendah karena tidak dapat memberikan
solusi alternatif pada masalah yang ada di lapangan
2. Penyusuan programa penyuluhan tidak akan berjalan dengan baik, jika pendataan sumber
daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan sumber daya ekonomi yang ada pada
kelompok tani tidak terdata sesuai yang ada di lapangan.
3. Program pembangunan tidak akan berjalan sesuai dengan target yang di harapkan jika
pelaksanaanya di lapangan tidak sesuai dengan rencana
4. Anggota kelompok tani yang tidak terdaftar dan datanya tidak valid pada SIMLUHTAN
dapat menyebabkan petani tersebut tidak bisa mendapatkan program bantuan dari Pemerin-
tah.

5. Role model
Ibu Nida Ul Husna Nasution, S.P., merupakan sosok seorang figur bagi penulis karena memiliki
banyak pengalaman di bidang penyuluhan pertanian. Beliau dianggap panutan bagi panulis
karena memiliki integritas dan akuntabilitas tinggi di bidang penyuluhan pertanian. Beliau men-
jabat sebagai Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Talawi dan merupakan
atasan penulis. Beliau banyak memberikan keteladanan dan motivasi untuk
setiap aspek perilaku kerja dengan berorientasikan pelayanan, integritas,
komitmen, disiplin, kerjasama dan menjadi pemimpin yang baik bagi selu-
ruh rekan penyuluh di BPP. Sebagai atasan, beliau juga telah banyak mem-
berikan banyak pembelajaran dan kesempatan bagi penulis selama menjadi
CPNS di BPP Talawi untuk menjadi Penyuluh Pertanian yang baik.
Nama : Nida Ul Husna Nasution, SP
NIP : 197505202010012019
Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk. I/ IIIb
Jabatan : Koordinator BPP Kecamatan Talawi
BAB III

STRATEGI PENYELSAIAN ISU TERPILIH

A. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


Berdasarkan isu prioritas yaitu “Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem infor-
masi Menejemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi,
Kabupaten Batu Bara” , maka penulis membuat gagasan penyelesaian isu yang telah ditetapkan
tersebut yaitu dengan “Optimalisasi data kelompok tani pada SIMLUHTAN (Sistem Informasi
Penyuluhan Pertanian) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara.” Dengan
kegiatan kreatif sbb :

1. Persiapan pemuktahiran data kelompok tani dan luasan lahan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Meminta arahan dan petunjuk serta persetujuan dari pimpinan (Koordinator BPP) serta
melakukan koordinasi rekan sejawat.
b. Mengumpulkan dan mencetak data lama sebagai referensi untuk perbaikan data terbaru
c. Membuat lalu mencetak form data kelompok tani dan luasan lahan
2. Pemuktahiran data kelompok tani sesuai kondisi aktual dilapangan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Mengunjungi masing-masing pengurus kelompok tani dan menjelaskan maksud
kedatangan untuk Optimalisasi data kelompok tani pada SIMLUHTAN
b. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian form data kelompok tani
c. Bekerja sama dengan pengurus kelompok tani dalam mengisi form dan mengumpulkan
syarat administrasi untuk penginputan berupa fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Pemuktahiran data luasan lahan sesuai kondisi aktual dilapangan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian form luasan lahan kepada pengurus
kelompok tani
b. bekerja sama dengan pengurus kelompok tani dalam pengisian form luasan lahan
c. Melakukan ground check guna memvalidasi luasan lahan yang diisi kelompok tani, dan
mencegah apabila ada areal yang tidak terdata
4. Sosialisasi data yang sudah dikumpulkan kepada kelompok tani guna memastikan kembali ke-
valid an data, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
a. Menghimpun semua data yang sudah dikumpulkan oleh masing – masing kelompok tani
b. Mensosialisasikan data yang sudah dihimpun kepada masing – masing kelompok tani
guna memastikan apakah masih ada data yang salah atau kurang.
c. Melakukan perbaikan apabila data yang salah ataupun kurang
5. Penginputan dan perbaikan data pada SIMLUHTAN, dengan tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Meminta arahan dan petunjuk serta persetujuan dari pimpinan sekaligus mentor (Koordi-
nator BPP)
b. Bekerja sama dengan Admin SIMLUHTAN untuk melakukan penginputan data
c. Membuat backup data sebagai pertinggal
6. Evaluasi hasil kegitan serta pelaporan, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Konsultasi pada mentor sekaligus pimpinan terkait capaian hasil kegiata
b. Menerima dan mencatat saran dan masukan yang diberikan oleh pimpinan dan responden
dari anggota kelompok tani terkait Optimalisasi data kelompok tani pada SIMLUHTAN
c. membuat laporan kegiatan

B. Relevansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai - nilai Dasar


ASN/Core Values ASN BerAKHLAK)
Berdasarkan Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang implementasi
core values dan employer branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka pen-
guatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengolahan ASN menuju pemerinta-
han berkelas dunia (world class government), Pemerintah telah meluncurkan core values (Nilai –
nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding #BanggaMelayaniBangsa. Be-
rAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Har-
monis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dengan panduan perilaku sebagai berikut :

1. Berorientasi Pelayanan
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti

2. Akuntabel
a. Melakukan tugas dengan jujur, betanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan
efisien

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

3. Kompeten
a. Menigkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Loyal
a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia ja-
batan dan rahasia negara

6. Adaptif
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
c. Bertindak proaktif

7. Kolaboratif
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama

Anda mungkin juga menyukai