PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan Sumber Daya Manusia yang diangkat oleh peja-
bat pembina kepegawaian untuk bekerja pada instansi pemerintah dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014, ASN berfungsi se-
bagai Pelaksana Kebijakan Publik, ASN sebagai Pelayan Publik, dan ASN sebagai Perekat dan
Pemersatu Bangsa serta mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pen-
didikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu)
tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai -nilai dan pembangunan karakter
dalam mencetak PNS.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, Sim-
luhtan adalah Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) adalah sistem
informasi berbasis web yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian yang menyajikan data-
base kelembagaan penyuluhan pertanian, ketenagaan penyuluhan pertanian dan kelembagaan
petani/KEP. Data dan informasi kelembagaan penyuluhan pertanian. Data dan informasi ketena-
gaan penyuluhan pertanian; dan Data dan informasi kelembagaan petani dan Kelembagaan
Ekonomi Petani (KEP). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
67/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani, Pengertian Kelompoktani (Poktan) dan Pelaku
Utama (Petani) yaitu Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para
petani atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan
sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan us-
aha anggota Petani adalah Warga Negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya
yang melakukan Usahatani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peter-
nakan. Menurut peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi re-
publik indonesia nomor 35 tahun 2020 tentang jabatan fungsional penyuluh pertanian, Pejabat
Fungsional Penyuluh Pertanian yang selanjutnya disebut Penyuluh Pertanian adalah PNS yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang un-
tuk melaksanakan kegiatan teknis di bidang penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu meno-
long dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pen-
dapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkun-
gan hidup. Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli Pertama pada BAB IV, Bagian
Ketiga, Pasal 8, Uraian tugas jabatan yaitu melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi
wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi (SDA, SDM,
SDE).
Teknologi informasi pada saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi informasi tersebut mampu meningkatkan kinerja dan memungkinkan
berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat serta meningkatkan produktiv-
itas kerja manusia. Kemajuan teknologi informasi saat ini seharusnya juga dapat meningkatkan
kinerja di bidang pertanian, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi untuk pendataan
kelompok tani. Berdasarkan observasi penulis selama menjalankan tugas petani sangat memer-
lukan bantuan program pemerintah guna menunjang proses Bertani, Adapun bantuan yang diper-
lukan petani berupa Pupuk bersubsidi, benih, sarana dan prasarana pertanian seperti alat mesin
pertanian, dan akses jalan usaha tani dsb. Namun yang menjadi masalah adalah seringkali ada
petani yang belum terdaftar ataupun data yang terdaftar tidak valid pada Sistem Informasi Mana-
jemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) sehingga Petani tersebut dinyatakan tidak bisa di-
cantumkan dalam calon penerima bantuan Pemerintah. Selain itu data SIMLUTAN juga kerap
dijadikan acuan dansumber informasi dalam penyusunan program pertanian baik Kabupaten,
Provisi, maupun Pemerintah Pusat. Beberapa factor yang menyebabkan adanya data yang tidak
valid dan petani yang tidak terdaftar pada SIMLUHTAN antara lain kesalahan petugas saat
pengintputan, kurangnya informasi, petani yang tidak mau mengumpulkan syarat administrasi ,
hubungan antar anggota kelompok yang kurang baik. Oleh sebab itu penulis menyadari perlu di-
lakukan Optimalisasi data Kelompok Tani pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Perta-
nian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara perlu di-
lakukan agar program Pemerintah tepat sasaran dan petani dapat menerima haknya sebagaimana
mestinya tanpa kendala.
BPP
Penulis bertugas di
BPP Talawi
Bara
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara dipimpin oleh kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Susunan or-
ganisasi Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara terdiri dari kepala dinas; sekretariat;
bidang tanaman pangan dan ketahanan pangan; bidang hortikultura, prasarana dan sarana; bidang
penyuluhan dan pengembangan pertanian; bidang perkebunan; unit pelaksana teknis dan kelom-
pok jabatan fungsional.
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Talawi dipimpin oleh seorang Koordinator yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang Jabatan Fungsional Penyu-
luh Pertanian dan dalam melaksanakan tugas pokoknya Jabatan Fungsional menyelenggarakan
fungsi pelaksanaan penyuluh kegiatan tugas dan fungsi yang diserahkan Kepala Dinas Pertanian
dan Perkebunan; melakukan latihan, kunjungan, dan supervisi pertanian dalam bidang informasi
data dan keadaan masalah untuk peningkatan produksi pertanian; dan melakukan latihan kunjun-
gan dan supervisi penyuluhan pertanian dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) bagi para petani.
4. Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian dan Perkebunan Visi dan Misi Bupati Batu
Bara
Visi
Menjadikan Masyarakat Kabupaten Batu Bara Masyarakat Industri Yang Sejahtera,
Mandiri, Dan Berbudaya
Misi
a. Meningkatkan Pelayanan Aparatur Pemerintah Atas Pelayanan Publik Dan In-
vestasi.
b. Meningkatkan Jumlah Dan Kualitas Infrastruktur Dan Sarana Prasarana Pen-
dukung Pertumbuhan Industri Dan Perekonomian Masyarakat.
c. Mewujudkan Masyarakat Yang Produktif, Inovatif, Dan Berbudaya.
d. Mewujudkan Industri Berbasis Sumber Daya Unggulan Kabupaten Batu Bara.
e. Meningkatkan Pemasaran Hasil Industri, Pertanian, Dan Perikanan Secara
Meluas Memanfaatkan Teknologi Berkembang.
f. Meningkatkan Kolaborasi Industri, Lembaga Pendidikan, Dan Pemerintah
Kabupaten Batu Bara.
g. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Dan Spiritual Masyarakat.
h. Meningkatkan Peran Serta Seluruh Elemen Masyarakat Dalam Pembangunan
Kabupaten Batu Bara.
Sejalan dengan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Batu Bara yang
telah diamanatkan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan, maka dirumuskan tujuan jangka
menengah sebagai berikut:
a. Terwujudnya peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perkebunan.
b. Terwujudnya ketahanan pangan.
Dan sasaran adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya nilai tambah sektor pertanian.
b. Meningkatnya nilai tambah sektor perkebunan.
c. Meningkatnya ketahanan pangan berdasarkan pola pangan harapan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum , tujuan yang akan dicapai penulis sebagai ASN yang berkedudukan seba-
gai PNS yaitu mampu mengaktualisasikan Nilai – nilai Dasar (Core value) ASN BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Kolaboratif, Adaptif, Loyal) dalam
melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya, serta mampu mengaplikasikan nilai Smart ASN
dalam pelaksanaan tupoksi.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang akan dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Semua data masyarakat petani di Desa Benteng Kecamatan talawi Kabupaten Batu Bara
valid dan terdaftar pada SIMLUHTAN
b. Salah satu solusi pemecahan isu yang dihadapi dalam menjalankan tupoksi Penyuluh Per-
tanian di BPP Talawi, yaitu melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi wilayah
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya (SDA, SDM, SDE) di WKPP
Benteng BPP Talawi, sehingga Tupoksi tersebut bisa berjalan lebih optimal.
D. Manfaat
Pelaksanaan aktualisasi ini memiliki manfaat pagi penulis, unit kerja dan pelaku Usaha Tani
pengolahan hasil pertanian, yaitu :
a. Bagi OPD: Mempermudah OPD dan unit kerja dalam melaksanakan tupoksi Pelaksanaan
Penyuluhan dan sebagai sumber acuan data dalam Menyusun program.
b. Bagi Teman Sejawat: Menjadi acuan dalam mengoptimalkan tupoksi penyuluhan di
WKPP nya yaitu mengumpulkan dan mengelolah data penumbuhan Poktan.
c. Bagi Penulis: pengimplementasikan nilai dasar ASN BerAKHLAK, manajemen ASN
serta smart ASN yang inovatif melalui penguasaan teknologi dalam menjalankan
tupoksinya.
d. Bagi masyarakat: Data masyarakt petani valid dan terdaftar pada SIMLUHTAN sehingga
masyakat dapat menerima program bantuan dari pemerintah.
BAB II
A. Identifikasi Isu
Dalam menetapkan judul rancangan aktualisasi, penulis melakukan identifikasi isu ter-
lebih dahulu dengan pengamatan penulis semalama menjadi penyuluh pertanianlapangan di
wilayah kerja Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara dan bertugas di Balai
Penyuluhan Pertanian Talawi pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara. Be-
berapa isu yang di ambil berdasarkan dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) penyuluh pertanian
lapangan dan, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui men-
tor dan coach, serta penugasan atasan. Dan selanjutnya adalah mendidentifikasi isu tersebut
terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.
1. Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen Penyuluhan
Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara.
Dalam Peraturan Mentri Pertanian No 16 Tahun 2013 tentang pedoman sistem manajemen infor-
masi penyuluhan pertanian di lingkungan kementerian pertanian, Dalam rangka percepatan infor-
masi penyuluhan pertanian agar efektif dan efisien serta memenuhi 4 (empat) tepat yaitu tepat
waktu, tepat tempat, tepat sasaran dan tepat kebutuhan, Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan
modifikasi penyusunan dan penyebaran informasi penyuluhan pertanian melalui sistem jaringan
yang terkoneksi dengan internet. Hal ini dimaksudkan agar informasi pertanian yang dibutuhkan
oleh pelaku utama maupun pelaku usaha dan masyarakat pertanian pada umumnya dapat setiap
saat diperoleh dan dipilih sesuai kebutuhan spesifik lokasi. Selanjutnya sistem ini diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas kerja penyuluh dan penyuluhan, dalam pelayanan yang
efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Penerapan sistem informasi
penyuluhan tersebut dilakukan melalui sistem otomasi pelayanan dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi (TI) dengan menggunakan sistem informasi penyuluhan yang berbasis
jaringan nirkabel (internet) yang disebut dengan Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Perta-
nian.
a. Uregncy atau urgensi yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, di analisis,
dan di tindaklanjuti.
b. Serious yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas terkait dengan akibat yang
ditimbulkan.
c. Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Isu pertama, Belum optimalnya data kelompok tani pada Sistem informasi Menejemen Penyu-
luhan Pertanian (SIMLUHTAN) di Desa Benteng, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. isu
ini merupakan isu prioritas dan sangat mendesak karena berkaitan dengan data anggota seluruh
kelompok tani yang berkaitan dengan kesuksesan program-program pemerintah bidang pertanian
dan merupakan tupoksi penyuluh dalam melakukan rekapitulasi dan mengolah data kegiatan
penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan masing-masing subsektor sebagai bahan penyusunan
programa Penyuluhan Pertanian (U=5), apabila masalah tersebut di biarkan, akan berdampak
sangat serius karena keragaan data kelompok tani berkaitan dengan seluruh kegiatan program pe-
merintah jika ada data anggota tidak valid, maka anggota tersebut tidak akan tersentuh program
bantuan apapun dari pemerintah dalam satu tahun kedepan, dan data tersebut juga di pakai untuk
penyusunan programa penyuluh pertanian dalam satu tahun kedepan (S=5). Jika data yang ada
tidak sesuai dengan yang ada yang dilapangan, maka target pembangunan di bidang pertanian
tidak dapat berjalan sesuai rencana. (G=4).
Isu kedua, Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan pestisida
nabati sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman di desa Benteng, Kecamatan Talawi,
Kabupaten Batu bara. Masalah ini mendesak karena masih banyak petani di lapangan yang
belum mengetahui dan mempunyai keterampilan dalam pemanfaatan pestisida nabatai untuk
mengendalikan OPT (U=4), isu ini harus diselesaikan guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petani dalam mengelolah bahan alami menjadi pestisida (G=3) , efek yang ditim-
bulkan penggunanan pupuk kimia secara terus menerus serius karena dapat mencemari lingku-
nan (S=4).
Isu ketiga, Rendahnya minat petani dalam mengunakan pupuk organik di Desa Benteng ,
Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Isu ini mendesak karena masih banyak petani yang
tidak berminat menggunakan pupuk organik (U=4) dampak pemakaian pupuk kimia secara terus
menerus menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan
tanah, masalah kesehatan (S=4), Oleh sebab itu peran penyuluh diharpkan mampu mengubah
pola pikir petani dalam menjalankan tugasnya untuk mengubah pola pikir dan meningkatkan mi-
nat petani dalam menggunakan pupuk organik.
1. Tingkat kepercayaan petani kepada penyuluh akan rendah karena tidak dapat memberikan
solusi alternatif pada masalah yang ada di lapangan
2. Penyusuan programa penyuluhan tidak akan berjalan dengan baik, jika pendataan sumber
daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan sumber daya ekonomi yang ada pada
kelompok tani tidak terdata sesuai yang ada di lapangan.
3. Program pembangunan tidak akan berjalan sesuai dengan target yang di harapkan jika
pelaksanaanya di lapangan tidak sesuai dengan rencana
4. Anggota kelompok tani yang tidak terdaftar dan datanya tidak valid pada SIMLUHTAN
dapat menyebabkan petani tersebut tidak bisa mendapatkan program bantuan dari Pemerin-
tah.
5. Role model
Ibu Nida Ul Husna Nasution, S.P., merupakan sosok seorang figur bagi penulis karena memiliki
banyak pengalaman di bidang penyuluhan pertanian. Beliau dianggap panutan bagi panulis
karena memiliki integritas dan akuntabilitas tinggi di bidang penyuluhan pertanian. Beliau men-
jabat sebagai Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Talawi dan merupakan
atasan penulis. Beliau banyak memberikan keteladanan dan motivasi untuk
setiap aspek perilaku kerja dengan berorientasikan pelayanan, integritas,
komitmen, disiplin, kerjasama dan menjadi pemimpin yang baik bagi selu-
ruh rekan penyuluh di BPP. Sebagai atasan, beliau juga telah banyak mem-
berikan banyak pembelajaran dan kesempatan bagi penulis selama menjadi
CPNS di BPP Talawi untuk menjadi Penyuluh Pertanian yang baik.
Nama : Nida Ul Husna Nasution, SP
NIP : 197505202010012019
Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk. I/ IIIb
Jabatan : Koordinator BPP Kecamatan Talawi
BAB III
1. Persiapan pemuktahiran data kelompok tani dan luasan lahan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Meminta arahan dan petunjuk serta persetujuan dari pimpinan (Koordinator BPP) serta
melakukan koordinasi rekan sejawat.
b. Mengumpulkan dan mencetak data lama sebagai referensi untuk perbaikan data terbaru
c. Membuat lalu mencetak form data kelompok tani dan luasan lahan
2. Pemuktahiran data kelompok tani sesuai kondisi aktual dilapangan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Mengunjungi masing-masing pengurus kelompok tani dan menjelaskan maksud
kedatangan untuk Optimalisasi data kelompok tani pada SIMLUHTAN
b. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian form data kelompok tani
c. Bekerja sama dengan pengurus kelompok tani dalam mengisi form dan mengumpulkan
syarat administrasi untuk penginputan berupa fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Pemuktahiran data luasan lahan sesuai kondisi aktual dilapangan, dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut :
a. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian form luasan lahan kepada pengurus
kelompok tani
b. bekerja sama dengan pengurus kelompok tani dalam pengisian form luasan lahan
c. Melakukan ground check guna memvalidasi luasan lahan yang diisi kelompok tani, dan
mencegah apabila ada areal yang tidak terdata
4. Sosialisasi data yang sudah dikumpulkan kepada kelompok tani guna memastikan kembali ke-
valid an data, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
a. Menghimpun semua data yang sudah dikumpulkan oleh masing – masing kelompok tani
b. Mensosialisasikan data yang sudah dihimpun kepada masing – masing kelompok tani
guna memastikan apakah masih ada data yang salah atau kurang.
c. Melakukan perbaikan apabila data yang salah ataupun kurang
5. Penginputan dan perbaikan data pada SIMLUHTAN, dengan tahapan kegiatan sebagai
berikut:
a. Meminta arahan dan petunjuk serta persetujuan dari pimpinan sekaligus mentor (Koordi-
nator BPP)
b. Bekerja sama dengan Admin SIMLUHTAN untuk melakukan penginputan data
c. Membuat backup data sebagai pertinggal
6. Evaluasi hasil kegitan serta pelaporan, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Konsultasi pada mentor sekaligus pimpinan terkait capaian hasil kegiata
b. Menerima dan mencatat saran dan masukan yang diberikan oleh pimpinan dan responden
dari anggota kelompok tani terkait Optimalisasi data kelompok tani pada SIMLUHTAN
c. membuat laporan kegiatan
1. Berorientasi Pelayanan
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
a. Melakukan tugas dengan jujur, betanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan
efisien
3. Kompeten
a. Menigkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia ja-
batan dan rahasia negara
6. Adaptif
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama