NIM: D10122407
TUGAS : EYD
Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020)
karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat
tercapai. Dari beberapa pengertian tadi, bisa dikatakan kalau ejaan adalah cara dalam
menuliskan kata/kalimat dengan benar, dengan memperhatikan penggunaan huruf serta
tanda baca yang benar.
Lalu, bagaimana dengan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan? Ejaan yang
disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia
yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan
yang disempurnakan atau lebih sering disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan
dalam bahasa Indonesia yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum
menggunakan EYD, bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi, loh!
Nah, sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi
kemudian diubah seperti berikut ini:
Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk menulis kata/kalimat dengan benar.
Ejaan juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia.
Menurut Siti Maimunah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019),
berikut fungsi ejaan diantaranya:
- Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan
mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur.
Dilansir dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditulis oleh
Kemendikbud RI, terdapat beberapa aturan dalam penulisan ejaan yang benar.
A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
C. Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 21 huruf konsonan diantaranya: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat huruf diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. Contoh penggunaan pada kata: santai, amboi,
pulau, dan survei.
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan. Contoh penggunaannya seperti pada kata: khusus, akhir, ngarai, siang, banyak,
nyata, syarat, dan musyawarah.
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat. Contoh: Aku sedang
menulis surat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam unsur nama orang termasuk julukan.
Contoh: Kartika Dewi, Kim Jennie, Doja Cat. Huruf kapital tidak digunakan untuk
menuliskan suatu satuan ukuran/nama jenis. Contoh: 5 ampere, 10 kilogram, ikan mujair,
ikan paus. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan kata yang memiliki arti 'anak
dari', seperti bin dan binti. Contoh: Kaeya Al-Barikh bin Toyyib.
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh: Ibu berkata,
"Kapan kamu pulang?", "Cepatlah kembali ya, nak!" ucapnya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Contoh: Allah, Tuhan, Kristen, Islam,
Yesus.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang atau sebagai sapaan. Contoh: Sultan Hasanuddin, Haji
Abdurrahman Wahid.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Contoh: Profesor Dr. Soetomo, Presiden Joko Widodo.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: suku Dayak.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari besar atau
hari raya, dan unsur nama peristiwa bersejarah. Contoh: tahun Hijriah, hari Natal, hari raya
Nyepi, Konferensi Meja Bundar, Perang Dunia II.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: Asia Tenggara,
Pulau Komodo, Gunung Semeru.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
terletak pada posisi awal. Contoh: saya membaca novel Bumi Manusia, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, buku itu adalah buku Undang-Undang Dasar 1945.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan. Contoh: S.H. (sarjana hukum), S.Hum. (sarjana humaniora), S.Ak. (sarjana
akuntansi), Dr. (doktor), Tn. (tuan), Ny. (nyonya).
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh: "Kepada siapa Anda
bertanya?"
G. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh: Majalah
Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh: Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing. Contoh: Setelah ini aku harus upload gambar ke website.
F. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab. Contoh: BAB I Pendahuluan
Nah itu dia penjelasan tentang ejaan yang berlaku dalam penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan benar! Sobat Pintar jangan lupa download aplikasi Aku Pintar di Play Store
atau App Store, ya! Ada fitur Belajar Pintar yang bakal nemenin Sobat belajar di rumah.
Simak juga artikel-artikel lainnya, yaa
Berikut ini adalah beberapa contoh kata baku disertai kata tidak bakunya, yang disusun
berdasarkan abjad. Contoh kata baku adalah sebagai berikut;
Aksesori - Asesoris
Aktif - Aktip
Akuarium - Akuarium
Aluminium - Almunium
Ambulan - Ambulan
Analisis - Analisa
Antena - Antena
Antre - Antri
Anugerah - Anugrah
Azan - Adzan
Afdal - Afdol
Agama - Agamis
Ajek - Ajeg
Adjektif - Ajektifaktivitas
Aktual - Aktual
Balsem - Balsem
Batalyon - Batalyon
Baterai - Baterai
Baka - Baqa
Barzakh - Barzah
Batalyon - Batalyon
Batil - athil
Bazar - Bazar
Becermin - Bercermin
Besok - Esok
Blanko - Blangko
Boks - Bok
Bosan - Bosen
Bus - Bis
Cabai - Cabe
Capai - Capek
Cedera - Cidera
Cendekiawan - Cendikiawan
Cengkih - Cengkeh
Cinderamata - Cenderamata
Cokelat - Cokelat
Daftar - Daptar
Derajat - Derajad
Desain - Desain
Detil - Detil
Detergen - Deterjen
Diagnosis - Diagnosis
Durian - Duren
Efektif - Efektip
Efektivitas - Efektifitas
Ekosistem - Ekosistim
Ekspor - Eksport
Ekstra - Ekstra
Ekstrem - Ekstrim
Elit - Elit
Favorit - Pavorit
Februari - Pebruari
Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.
Contoh:
Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun
awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan bentuk dasarnya.
Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing (-isme, -man, -wan, atau -wi),
penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.
Contoh:
Berlari
Berkesinambungan
Memperbaiki
Gemetar
Keinginan
Sastrawan
Seniman
Manusiawi
Dinamisme
Surgawi
Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Adibusana
Antarkota
Antibiotik
Biokimia
Demoralisasi
Dwiwarna
Ekstrakurikuler
Infrastruktur
Kontraindikasi
Mancanegara
Multilateral
Narapidana
Nonkolaborasi
Paripurna
Pascasarjana
Pramusaji
Prasejarah
Proaktif
Semiprofesional
Subbagian
Swadaya
Telewicara
Transmigrasi
Tunakarya
Tritunggal
Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
Anti-PKI
Non-Amerika
Non-ASEAN
Pan-Afrikanisme
Pro-Barat
Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama atau sifat
Tuhan) maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Apabila bentuk maha diikuti kata dasar (mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali
kata esa), maka ditulis serangkai.
Contoh:
logo
mobile-menu
Masukkan topik yang Anda cari
Source : pexels.com
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diatur berbagai macam penggunaan kata, mulai
dari kata baku untuk percakapan formal, hingga kata tidak baku untuk percakapan sehari
-hari.
08 Agustus 2022
Lailla
Bagikan
linkedin_icon
twitter_icon
facebook_icon
Contoh Penulisan Kata yang Benar Menurut EYD KBBI – Untuk membuat kalimat yang
baik, pemilihan kata dan bahasa sangat berperan penting.
Bisa dibayangkan jika ketika memilih kata sudah salah, kalimat yang dihasilkan pasti juga
tidak bagus.
Di Indonesia, aturan mengenai penggunaan kata sudah diatur dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Berbagai macam cara penulisan kata, hingga kata baku dan tidak baku juga disebutkan
pada KBBI sebagai referensi penulisan.
Daftar Isi
Penulisan Kata Berdasarkan EYD KBBI
7. Penulisan Partikel
pexels.com
Istilah EYD sebenarnya sudah jarang digunakan. Sejak ada perubahan aturan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, EYD diganti dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Aturan ini mulai berlaku pada 26 November 2015. Perubahan ini tentunya bukan tanpa
sebab.
Adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin meluas serta
untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia maka PUEBI pun muncul.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diatur berbagai macam penggunaan kata, mulai
dari kata baku untuk percakapan formal, hingga kata tidak baku untuk percakapan sehari
-hari.
Ada pula penjelasan mengenai arti kata dalam bahasa Indonesia, turunan kata, frase,
serta informasi lainnya. KBBI dapat diakses secara online maupun melalui aplikasi
sehingga lebih praktis.
Agar kamu memahami penulisan kata yang benar menurut EYD KBBI, kali ini Mamikos
akan memberikan referensi.
Baca Juga :
114 Contoh Penggunaan Huruf Kapital yang Benar Sesuai Aturan Bahasa Indonesia
Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.
Contoh:
Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun
awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan bentuk dasarnya.
Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing (-isme, -man, -wan, atau -wi),
penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.
Contoh:
Berlari
Berkesinambungan
Memperbaiki
Gemetar
Keinginan
Sastrawan
Seniman
Manusiawi
Dinamisme
Surgawi
Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Adibusana
Antarkota
Antibiotik
Biokimia
Demoralisasi
Dwiwarna
Ekstrakurikuler
Infrastruktur
Kontraindikasi
Mancanegara
Multilateral
Narapidana
Nonkolaborasi
Paripurna
Pascasarjana
Pramusaji
Prasejarah
Proaktif
Semiprofesional
Subbagian
Swadaya
Telewicara
Transmigrasi
Tunakarya
Tritunggal
Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
Anti-PKI
Non-Amerika
Non-ASEAN
Pan-Afrikanisme
Pro-Barat
Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama atau sifat
Tuhan) maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Apabila bentuk maha diikuti kata dasar (mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali
kata esa), maka ditulis serangkai.
Contoh:
Baca Juga :
Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Contoh:
kupu-kupu
anak-anak
lauk-pauk
berlari-lari
mondar-mandir
hati-hati
ramah-tamah
terus-menerus
sayur-mayur
porak-poranda
mata-mata
serba-serbi
tunggang-langgang
Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan mengulang
unsur pertama.
Contoh:
Pada kasus bentuk ulang yang memiliki huruf kapital, seperti pada nama lembaga,
dokumen, atau judul buku, bentuk ulang sempurna diberi huruf kapital pada huruf
pertama tiap unsurnya.
Bentuk ulang lain diberi huruf kapital hanya diberi pada huruf pertama unsur pertamanya.
Contoh:
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Kata tersebut termasuk istilah
khusus dan ditulis terpisah.
Contoh:
simpang lima
cendera mata
duta besar
model linear
kambing hitam
persegi panjang
orang tua
Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata tersebut
ditulis dengan memberikan tanda hubung (-)
Contoh:
Contoh:
bertepuk tangan
garis bawahi
sebar luaskan
Apabila terdapat gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
penulisannya serangkai.
Contoh:
Diberitahukan
Menggarisbawahi
Menyebarluaskan
Pertanggungjawaban
Contoh:
Adakalanya
Apalagi
Bagaimana
Barangkali
Belasungkawa
Dukacita
Kacamata
Kasatmata
Kilometer
Matahari
Olahraga
Saputangan
Saripati
Sediakala
Sukacita
Sukarela
Wiraswasta
Apabila di tengah kata terdapat huruf vokal berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf vokal tersebut.
Contoh:
bu-ah
ni-at
sa-at
Kategori huruf diftong (memuat unsur: ai, au, ei, dan oi) penulisannya tidak dipenggal.
Contoh:
Lan-dai
Au-ra
Sau-da-ri
Sa-lah
Apabila di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh:
Ba-nyak
La-ri
De-ngan
Ke-nyang
Mu-ta-khir
Mu-sya-wa-rah
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata dasar ada dua
huruf konsonan yang posisinya berurutan.
Contoh:
Ap-ril
makh-luk
sang-gup
swas-ta
Pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Cara ini dilakukan
jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih (masing- masing
melambangkan satu bunyi).
Contoh:
Eks-tra
In-fra
Ben-trok
In-stru-men
Tidak dilakukan pemenggalan kata pada gabungan huruf konsonan yang melambangkan
satu bunyi.
Contoh:
Ba-nyak
Ikh-las
Kong-res
Makh-luk
Penulisan kata depan (di, ke, dan dari) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
7. Penulisan Partikel
Penulisan partikel -lah, -kah, dan -tah dilakukan secara serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Penulisan partikel pun dilakukan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Namun,
partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh:
Penulisan partikel per ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun, aturan ini
hanya berlaku untuk ‘per’ yang maknanya adalah ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’.
Para tamu undangan masuk ke dalam ruangan satu per satu.