Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul LARUTAN DAN SISTEM


KOLOID
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Asam, Basa, pH dan
Indikator
2. Reaksi Asam Basa dan
Ksp
3. Sifat Koligatif larutan
4. Sistem Koloid
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Asam, Basa, pH dan indikator
dipelajari 1. Larutan merupakan campuran
homogen (satu fasa) antara dua
zat tunggal (unsur dan senyawa)
atau lebih.
2. Homogen menyatakan bahwa zat
terlarut menyebar merata dalam
pelarut sehingga komposisi dan
sifat larutan diseluruh bagian
volume larutan tersebut sama.
3. Pelarut adalah zat yang jumlahnya
lebih banyak
4. Zat terlarut adalah zat yang
jumlahnya lebih sedikit.
5. Larutan tepat jenuh adalah
larutan yang mengandung
sejumlah maksimum zat yang
dapat larut di dalam pelarut pada
suhu tertentu.
6. Larutan lewat jenuh adalah
larutan yang mengandung lebih
banyak zat terlarut dibandingkan
larutan jenuh.
7. Larutan belum jenuh adalah
larutan yang mengandung lebih
sedikit zat terlarutdibandingkan
larutan jenuh.
8. Konsentrasi Larutan menyatakan
jumlah zat terlarut yang terdapat
dalam setiap satuan pelarut atau
larutan.
9. Sifat Umum Asam dan Basa
a. Sifat asam : memiliki rasa
asam dan korosif terhadap besi
b. Sifat Basa : memiliki rasa
pahit, terasa licin dan dapat
melarutkan lemak.
10. Teori Asam Basa Arrhenius
a. Asam : suatu jenis zat yang
dalam air melepaskan ion
Hidrogen (H+)
b. Basa : suatu jenis zat yang
dalam air menghasilkan ion
hidrosida (OH-)
11. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
a. Asam : spesi yang memberi
(donor) proton.
b. Basa : spesi yang menerima
(akseptor) ptoton.
12. Teori Asam Basa Menurut Lewis
a. Asam : suatu senyawa yang
mampu menerima pasangan
elektron (akseptor elektron)
b. Basa : suatu senyawa yang
dapat memberikan pasangan
elektron (donor proton)
13. Indikator asam basa adalah zat
warna yang mampu menunjukkan
warna-warna yang berbeda dalam
larutan asam dan basa.
Trayek perubahan warna : batas
pH dimana indikator mengalami
perubahan warna.
14. Trayek perubahan warna
adalah batas pH dimana indikator
mengalami perubahan warna
15. Kesetimbangan Asam Basa Dari
Air. Air bersifat amfoter :
kemampuan air berperansebagai
asam dan basa sekaligus. Kw
=[H+] [OH-] =10-7 × 10-7 =10-14
16. pH Larutan Asam dan Basa
a. pH merupakan cara untuk
menentukan tingkat keasaman
larutan karena
menggambarkan jumlah ion H+
pH = -Log[H+] H+=10−𝑝𝐻
b. pOH digunakan untuk
menyatakan kekuatan basa
pOH =-log[OH-] OH- =
10−𝑝𝑂𝐻
Kw =
10−14
maka
pKw= 14
pKw =pH
+ pOH
pH= 14-pOH
c. Skala pH 1 sampai 14
1) H+ = OH- maka pH larutan
=7 bersifat netral.
2) H+ < OH- maka pH larutan
>7 bersifat basa.
3) H+ > OH- maka pH larutan
<7 bersifat asam.
17. Kekuatan larutan asam dan
Basa
a. Asam kuat : senyawa jika
dilarutkan terionisasi
sempurna.
[H+] = valensi asam × [asam]
b. Asam Lemah : senyawa yang
dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya.
[H+] = √Ka [HA] atau [H+] =[HA] × α
c. Basa kuat
[OH-] = valensi basa × [basa]
d. Basa lemah
[OH-] =√Kb [M(OH)] atau
[OH-] = [M(OH)] × α
18. Titrasi Asam dan Basa
a. Titrasi adalah salah satu
teknik analisis kuantitatif
untuk mengetahui konsentrasi
suatu larutan berdasarkan
volume larutan standar yang
telah diketahui
konsentrasinya.
b. Titran adalah larutan standar
yang telah diketahui
konsentrasinya.
c. Titik ekivalen adalah saat
jumlah basa tepat habis
bereaksi dengan sejumlah
asam.
d. Titik akhir titrasi adalah saat
berakhirnya titrasi yaitu
ditandai dengan perubahan
warna dari larutan yang
dititrasi.
Reaksi Asam Basa dan Ksp
1. Reaksi asam basa:
● Reaksi asam-basa kuat
terionisasi sempurna.
● Asam lemah dan basa lemah
terionisasi sebagian jika
dilarutkan dalam air sehingga
reaksi ionisasi membentuk
reaksi kesetimbangan (reaksi
dua arah).
2. Teori Brønsted-Lowry sifat asam
atau basa ditentukan oleh
kemampuan senyawa melepas atau
menerima proton (ion H+).
3. Reaksi Penetralan adalah reaksi
antara asam dan basa dimana
jumlah ion H+ dan ion OH- sama.
4. Larutan Penyangga adalah larutan
yang pH nya relatif tidak berubah
apabila ditambah sedikit asam
atau basa. Larutan penyangga
dibuat dengan dua cara:
 Asam lemah dengan garamnya
atau suatu basa lemah dengan
garamnya.
 Asam lemah dan basa kuat
dengan jumlah asam lemah yang
berlebih atau mencampurkan
basa lemah dan asam kuat
dengan jumlah basa lemah
berlebih.
5. Hidrolisis berasal dari kata hydro
yang berarti air dan lysis yang
berarti peruraian. Garam adalah
senyawa yang dihasilkan dari
reaksi asam dan basa, kation dari
basa akan bereaksi dengan anion
dari asam
6. Berdasarkan kekuatan asam dan
basa pembentuknya maka garam
dibagai :
a. Garam yag berasal dari asam
kuat dan basa kuat
b. Garam yang berasal dari asam
kuat dan basa lemah
c. Garam yang berasal dari basa
kuat dan asam lemah
d. Garam yang berasal dari asam
lemah dan basa lemah
7. Kelarutan digunakan untuk
menyatakan jumlah maksimum zat
terlarut yang dapat larut dalam
sejumlah pelarut pada suhu
tertentu.
8. Jumlah zat terlarut yang terdapat
dalam pelarut, dikenal 3 macam
larutan yaitu larutan belum jenuh,
tepat jenuh, dan lewat jenuh.
9. Faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu suhu, jenis pelarut,
jenis zat terlarut, pH dan Ion
sejenis
10. Nilai tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp) dinyatakan sebagai fungsi dari
kelarutan zat terlarut
Sifat Koligatif Larutan
1. Sifat Koligatif adalah sifat
larutan yang hanya
bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut.
2. Sifat koligatif larutan terbagi
empat yaitu penurunan tekanan uap laru
3. Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah
turunnya tekanan uap jenuh suatu
larutan (P) relatif terhadap tekanan
uap pelarut murninya (Po ) karena
adanya zat terlarut non volatile
4. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb)
adalah selisih antara titik didih
larutan (Tb larutan) dengan titik
didih pelarut murni (Tb larutan).
5. Penurunan titik beku (ΔTf) larutan
adalah turunnya titik beku larutan
(Tb larutan) dibanding titik beku
pelarut murni (Tf pelarut)karena
terdapatnya sejumlah zat terlarut.
6. Tekanan osmosis (π) adalah
tekanan yang diberikan untuk
mencegah peristiwa osmosis.
7. Sifat koligatif larutan non elektrolit
dan non elektrolit :
a. Konsentrasi : larutan elektrolit >
larutan non elektrolit
b. Jumlah partikel (ion molekul) :
larutan elektrolit > larutan non
elektrolit
8. Pada konsentrasi yang sama, sifat
koligatif larutan elektrolit lebih
besar dibandingkan sifat koligatif
larutan non elektrolit.
Sistem Koloid
1. Koloid : suatu campuran zat
heterogen (2 fasa) antara 2 zat atau
lebih dimana partikel-partikel zat
yang berukuran koloid 1-1000nm
(fase terdispersi/ yang dipecah)
tersebar cecara merata di dalam zat
lain (medium
pendispersi/pemecah).
2. Larutan : campuran homogen (1
fasa) berukuran < 1nm.
3. Suspensi : campuran heterogen (2
fasa) berukuran > 1000nm.
4. Jenis Sistem Koloid
Sistem koloid terdiri dari 2 fase
yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi
Berdasarkan fase terdispersi koloid
dibedakan:
A. Sol (fase terdispersi padat)
 Sol padat (padat dalam
padat)
 Sol cair (padat dalam cair)
 Sol gas (padat dalam gas)
B. Emulsi (fase terdispersi cair)
 Emulsi padat/ gel (cair dalam
padat)
 Emulsi cair (cair dalam cair)
 Emulsi gas/ aerosol cair (cair
dalam gas)
C. Buih (fase terdispersi gas)
 Buih padat (gas dalam padat)
 Buih cair (gas dalam cair)
5. Koloid liofob adalah koloid yang
tidak suka dengan medium
pendispersi (gaya tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium
pendispersi)
6. Koloid liofil adalah koloid yang
suka dengan medium
pendispersinya (terdapat gaya
tarik menarik yang cukup kuat
antara fasa terdispersi dengan
medium pendispersi, sehingga
sulit dipisahkan atau sangat
stabil)
7. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall adalah
penghamburan berkas sinar
oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown adalah gerak zig-
zag (bergerak lurus dan patah-
patah) pada partikel koloid.
c. Adsorbsi adalah partikel koloid
dapat menyerap
(mengadsorbsi) partikel lain
(ion atau molekul lain)
dipermukaannya.
d. Elektroforesis adalah
pergerakan partikel koloid
dalam medan listrik.
8. Cara Pembuatan Sistem Koloid
 Kondensasi
Dilakukan dengan
mengelompokkan (agregasi) partikel
larutan menjadi partikel yang
lebih besar atau berukuran
koloid.
a. Reaksi hidrolisis (reaksi
penguraian dengan air) :
menghidrolisis senyawa ion
sehingga terbentuk senyawa
yang sukar larut (koloid).
b. Reaksi redoks (reaksi yang
disertai perubahan biloks).
c. Pergantian pelarut :
dilakukan dengan
mengganti pelarut dari
suatu larutan atau
menambahkan pelarut lain
yang zat terlarutnya lebih
sukar larut dalm pelarut
pengganti.
d. Dekomposisi rangkap
metatesis yaitu dengan
penukaran ion sehingga
terbentuk koloid.
 Dispersi
Dilakukan dengan cara
menghaluskan partikel kasar
menjadi partikel kecil berukuran
koloid.
a. Cara mekanik : dilakukan
dengan menggerus partikel
kasar menggunakan
lumpang atau penggiling
koloid sampai diperoleh
partikel berukuran tertentu
kemudian partikel diaduk
dengan medium
pendispersi.
b. Cara peptisasi : dilakukan
dengan memecah partikel
kasar menjadi partikel halus
berukuran koloid dengan
menambahkan zat
pemeptisasi (pemecah).
c. Cara Busur Bredig
(Loncatan bunga api)
merupakan gabungan cara
kondensasi dan cara
dispersi. Logam dijadikan
elektrode dan dicelupkan
dalam medium
pendispersi, kedua
ujung dihubungkan dengan
listrik tegangan tinggi
sehingga atom-atom lepas
dari elektrode dan larut
dalam air lalu mengalami
kondensasi membentuk
koloid.
9. Koagulasi adalah Pengumpalan
partikel koloid akibat pengaruh
gravitasi ketika muatan listik
hilang. Cara melakukan koagulasi
:
 Cara elektrolisis
 Cara pemanasan
 Penambahan elektrolit
 Mencampur 2 macam koloid
2 Daftar materi yang sulit 1. Teori asam basa menurut Lewis
dipahami di modul ini 2. Kekuatan larutan asam dan basa
berdasarkan Ka dan Kb
3. Meramalkan larutan yang tepat
jenuh,belum jenuh
4. Penambahan ion senama terhadap
kelarutan Menganalisis diagram p-
t untuk menafsirkan penurunan
tekanan uap, penurunan titik
beku dan kenaikan titik didih
larutan
5. Membedakan contoh koloid
berdasarkan fase terdispersi dan
pendispersi
3 Daftar materi yang sering 1. Perhitungan pH asam kuat,
mengalami miskonsepsi asam lemah, basa kuat dan basa
lemah
2. Membedakan larutan penyangga
dan hidrolisis garam
3. Perhitungan pH pada larutan
penyangga dan hidrolisis garam.
4. Menghitung kelarutan suatu zat
5. Membandingkan penurunan titik
beku larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama.
6. Membandingkan penurunan titik
didih larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama.
7. Membandingkan penurunan
tekanan uap larutan elektrolit
dengan penurunan tekanan uap
larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama
8. Membandingkan kenaikan titik
didih larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama
9. Membedakan pembuatan koloid
dengan cara kondensasi dan
dispersi

Anda mungkin juga menyukai