I. Pendahuluan
Era Revolusi Industri 4.0 sudah di depan mata, tipping point tahun 2025
tinggal 5 tahun lagi. Begitu kita masuk industri 4.0, maka tidak ada jalan
kembali, mau tidak mau kita harus mengikutinya. Oleh karena itu, kita harus
segera berkemas dan bersiap untuk juga masuk ke sistem ekonomi 4.0.
Belajar dari pengalaman ojek online dan taksi online, yang membuat
disrupsi yang cukup mengagetkan, kita perlu mempersiapkan ekosistem
usaha yang mampu membuat teknologi dan inovasi-inovasi ini menjadi
komersial sehingga terjangkau dan bermanfaat oleh petani, nelayan dan
peternak kita.
II. Narasumber
IV. Audiens
4.1. Peserta Talkshow
TERM OF REFERENCE (ToR)
“Mendorong Penelitian dan Pengembangan Untuk Inovasi 4.0”
Penyusun : Rikardus P. Hayon.,S.Fil,M.AP
I. Latar Belakang
Sejak 2015 posisi Global Innovation Index Indonesia berada paling bawah di
antara ASEAN6 yaitu Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam, Phillippines dan
Indonesia (Global Inovation Index)). Tahun 2019, Indonesia juga berada pada
peringkat terbawah dalam Trade, Competition & Market Scale di antara
ASEAN6 dan berada pada peringkat kedua dari terakhir dalam Innovation
Linkages.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan diurai satu persatu dan coba dijawab dalam
proses Talkshow.
II. Narasumber
Pembicara :
1. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri
& Bioteknologi : ……..
Moderator : …….
IV. Audiens
a. Peserta
TERM OF REFERENCE (ToR)
I. Latar Belakang
Saat ini petani, peternak dan nelayan kita dihadapkan dengan berbagai
masalah antara lain proses produksi yang tidak efisien sehingga berbiaya
mahal akibat lahan kecil, alat pertanian maupun alat tangkap ikan yang
kecil dan tidak efisien, kurangnya akses informasi harga komoditas hasil
pertanian, peternakan dan perikanan, kurangnya akses permodalan,
kurangnya akses pasar, rantai perdagangan yang panjang, ketiadaan fasilitas
pemrosesan serta ketiadaan sistem pergudangan yang memadai sehingga
petani tidak menikmati nilai tambah dari hasil produksi mereka. Karena itu
petani, peternak, nelayan perlu mengkonsolidasikan diri dan memobilisasi diri
untuk mengatasi persoalan mereka.
Dalam era industry 4.0, mobilisasi ini dapat dilakukan lewat dunia cyber
maupun secara fisik, misalnya konsolidasi lahan dalam upaya menjadi
bankable maupun memudahkan untuk pengelolaan secara teknologi 4.0.
Untuk dapat mengakses alsintan 4.0, misalnya tractor autonomous, atau
drone utnuk menganalisis tanah, hama dan penyakit atau mendeteksi waktu
panen, hanya dapat dilakukan apabila unit pertanian cukup luas, misal satu
desa atau satu kecamatan. Di dunia perikanan tangkap, nelayan pesisir
dengan sampan atau ketinting dapat mengkosilidasikan diri menjadi
kelompok nelayan dengan kapal 30GT, yang mempunyai peralatan tangkap
dan pendeteksi ikan 4.0. Peternak dapat mengkonlidasikan diri menjadi
kelompok-kelompok dalam unit yang
besar sehingga dapat menggunakan drone dan chip, atau alat tetas DOC
berteknologi 4.0 secara berkelompok.
II. Tujuan
III. Audiens
3.1 Gubernur dan Bupati serta Walikota Seantero Nusantara
3.2 Anggota DPR RI, DPRD Propinsi Dan DPRD Kabupaten/Kota
3.3 Komunitas Petani dan Nelayan Indonesia
Nara Sumber :
1. Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc
2. Sanny Gadaffi – Founder 8Villages (Super Aps di Bidang Pertanian)
3. Imron Zuhri – CTO Hara (Block Data Chain Provider)
4. Imam Pesuwaryantoro -CIO Nyayur.com (Aps)
Moderator : ………
KERANGKA ACUAN
TERM OF REFERENCE (ToR)
I. LATAR BELAKANG
II. Tujuan
III. Audiens :
Penanggap :
Semuel Abrijani Pangerapan, BSc – Dirjen Aplikasi Informatika
Nara Sumber :
1. Dr. Freddy Harris, S.H.,LLM., ACCS-Dirjen Kekayaan Intelektual
2. Roseno Rasul -PT Karya Solusi
Moderator: ………