Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TCM -MTB


TAHUN 2022
RS KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO
JL. DIPONEGORO 51
SURABAYA

PERATURAN DIREKTUR UTAMA


RUMAH SAKIT KATOLIK ST.VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
NOMOR : PD/000/RSKV/XII/2021
TENTANG
PANDUAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TCM – MTB
RS KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

DIREKTUR UTAMA RS KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO,

Menimbang : a. Bahwa Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang menimbulkan


kesakitan, kecacatan dan kematian yang tinggi sehingga perlu dilakukan
upaya penanggulangan;

b. Bahwa Keputusan Mentri Kesehatan Nomer 364/Menkes/SK/V/2009 tentang


pedoman Penanggulangan Tuberkulosis perlu disesuaikan dengan
perkembangan kedokteran dan kebutuhan hukum;

c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b diatas, perlu
ditetapkan Peraturan Direktur Utama RS Katolik St. Vincentius a Paulo
Surabaya tentang Pelaksanaan Pemeriksaan TCM (Test Cepat Molekuler)
dengan genxpert di RS Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


2. Kesehatan;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit;

Peraturan Presiden RI Nomor 67 tahun 2021 Tentang Penanggulangan


4. Tuberculosis di Indonesia

Peraturan Mentri Kesehatan No 75 tahun 2014 tentang Penanggulangan


5. Penyakit Menular
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PANDUAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TCM – MTB

KESATU : Peraturan Direktur Utama RS Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya tentang
Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan TCM dengan GenXpert RS Katolik St.
Vincentius a Paulo Surabaya, sebagaimana dalam Lampiran Peraturan ini.
KEDUA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan bahwa
segala sesuatunya akan disesuaikan dan diubah sebagaimana mestinya, apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kesalahan dalam Peraturan ini.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 05 Desember 2022

Direktur Utama RS Katolik St.Vincentius a Paulo

dr. Sugiharto Tanto, MARS


DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR ............................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Sasaran ...................................................................................................... 2
1.4 Ruang lingkup ........................................................................................... 3
1.5 Dasar hukum ............................................................................................. 3
Bab II Ketentuan Umum ............................................................................................ 4
Bab III Tata Laksana .................................................................................................... 5
Bab IV Dokumentasi ..................................................................................................... 9
Bab V Penutup ............................................................................................................. 10
Lampiran……………………………………………………………………… 11

iv
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT KATOLIK
ST. VINCENTIUS PAULO
NOMOR : PERDIR 000/RSKV/…/2022
PANDUAN PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN TCM – MTB RS
KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar belakang
Tuberkulosis (TBC) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat didunia walaupun upaya penanggulangan TBC telah dilakukan
dibanyak negara sejak tahun 1995.
Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India
dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara
dengan 11 kematian per jam. Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana melakukan skrining besar-besaran
yang akan dilaksanakan tahun 2022 ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI
menyatakan dari estimasi 842 ribu pasien TBC di Indonesia baru 49% yang
ditemukan dan diobati sehingga terdapat sebanyak 500 ribuan orang yang belum
diobati dan beresiko menjadi sumber penularan. Penemuan kasus sedini mungkin,
pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting
dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat.
Salah satu kebijakan dalam perpres tentang penanggulangan TBC di Indonesia yaitu
penemuan dan pengobatan dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Pertama
(FKTP) meliputi Puskesmas, Klinik, dan Dokter Praktik Mandiri serta Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang meliputi Rumah Sakit Pemerintah,
non Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru, Balai Besar/ Balai Kesehatan Paru
Masyarakat.

1
.2 Tujuan
Tujuan Umum
Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan TCM – MTB dirumah sakit di buat dengan
maksud mempermudah patugas kesehatan dalam penegakan diagnosa TBC dengan
tujuan meningkatkan mutu, dan efektifitas pelayanan TBC secara terpadu.
Tujuan Khusus
Sebagai Panduan menejerial delam melakukan pemeriksaan penunjang pasien
dengan metode TCM di Fasilitas Kesehatan Rujukan dengan prosedur yang benar.
Sebagai indikator mutu penerapan standart pelayanan Rumah Sakit dalam
program penanggulangan TBC.
.3 Sasaran
Pada pasien yang di duga menderita TBC dengan gejala batuk berdahak selama > 2
minggu, namun batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga
gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih, dengan atau tanpa gejala
tambahan seperti dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan rasa nyeri
dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat pada malam hari walaupun tanpa kegiatan, demam
meriang yang berulang lebih dari sebulan.
Begitupun pada pasien anak yang di duga menderita TBC dengan gejala kurang lebih
sama pada pasien dewasa
Serta pada pasien terduga TB Extraparu biasanya dijumpai gejala dan tanda klinis yang
khas pada organ yang terkena, misal TB kelenjar didapatkan gejala pembesaran
kelenjar getah bening, biasanya didaerah leher (regio colli), tidak berespon terhadap
pemberian antibiotika, seringnya terbentuk rongga dan discharge; TB pada sistem saraf
pusat seperti meningitis TB muncul gejala meningitis dengan sering kali disertai gejala
akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena atau Tuberkuloma Otak dengan gejala
adanya lesi desak ruang; pada TB sistem skeletal atau TB tulang, biasanya muncul
gejala penonjolan tulang, sampai pincang gangguan berjalan bila terjadi pada
extremitas bawah; TB Mata dengan gejala seperti konjungtivitis yang tidak membaik
dengan antibiotika atau anti radang, TB Kulit (Skrofuloderma) dengan ditandai ulkus
disertai skin bridge, serta Tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB,
TB ginjal; dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ tersebut tanpa
sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.

2
Serta pada pasien terduga TB-RO yang merupakan pasien yang memiliki resiko tinggi
resisten terhadap OAT, yaitu pasien yang mempunyai gejala TBC yang memiliki
riwayat pengobatan TB yang tidak standart, gagal pengobatan kategori 1, pasien
kambuh, pasien yang kembali setelah loss follow-up, terduga TB yang mempunyai
riwayat kontak erat dengan pasien TB-RO, serta pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak
respon secara bakteriologis maupun klinis terhadap pemberian OAT (bila pada
penegakan diagnosis awal tidak menggunakan TCM TB).
1.4 Ruang lingkup
1. Instalasi Rawat Jalan
Kegiatan rujukan pemeriksaan penunjang atau diagnostik yang berupa
pemeriksaan TCM dari klinik di rawat jalan terkait dengan pasien yang diduga
terinfeksi TBC.
2. Instalasi Rawat Inap
Kegiatan rujukan pemeriksaan diagnostik oleh dokter dari pasien yang
menjalani perawatan rumah sakit yang di duga terinfeksi TBC.

1.5 Dasar hukum


 Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014 tentang Penanggulangan
penyakit Menular (berita negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755).
 Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya
tentang Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan strategi Directly
Treatment Shortcourse (DOTS) dengan Nomor PK/008/RSKV/VIII/2021.
 Surat Edaran Dirjen P2P No 936/2021 tentang Perubahan Alur Diagnosis TB

3
BAB II
KETENTUAN UMUM

Pemeriksaan TCM merupakan metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR.
Penggunaan TCM menjadi prioritas pemeriksaan TBC oleh karena mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya : Sensitivitas tinggi, cepat hasil dapat diketahui dalam kurun waktu
kurang lebih 2 jam.
Dalam Perjanjian Kerja Sama antara rumah sakit dengan Dinkes kota Surabaya tertuang
dalam pasal 3 tentang hak dan kewajiban salah satunya dinkes kota mempunyai hak
menunjuk dan menetapkan mekanisme rujukan pemeriksaan diagnosis TBC menggunakan
alat Test Cepat Molekuler (TCM) bagi fasilitas pelayanan kesehatan non-TCM untuk skala
kota.
Sistem pelaksanaan rujukan pemeriksaan penunjang kesehatan merupakan penyelenggaraan
pelayanan pemeriksaan penunjang kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
bertanggung jawab terhadap prosedur pemeriksaan dan hasil yang dikeluarkan guna
penegakan diagnosa TBC.

4
BAB III
TATA LAKSANA

ALUR RUJUKAN TCM DI RAWAT JALAN

Klinik Paru Klinik Anak Klinik HIV Klinik Dalam Klinik Ortho

Klinik THT
Klinik Bedah Klinik Saraf Klinik Mata
Pasien Suspek TBC

Masukan Data Pasien Suspek TB

Buat Permohonan Laboratorium

Pilih “GenXpert”

Print Form TB 05

Lakukan Pengumpulan dahak Lakukan Pengambilan Spesimen (non dahak)

Lakukan pengiriman spesimen via SITRUS

Hasil TCM Keluar

Nega f Rifampicin Sensi f Rifampicin Resisten

5
PROSEDUR PELAKSANAAN DI RAWAT JALAN
1. Pasien baru baik rujukan atau datang sendiri mendaftar ke pendaftaran.
2. Setelah dilakukan screening TBC, ternyata dicurigai suspek TBC, lakukan
pemeriksaan TCM
3. Lakukan edukasi pasien dalam pengumpulan dahak
4. Setelah spesimen dahak di dapatkan, pastiakan kriteria spesimen terpenuhi seperti
dahak macropurulen, tidak ada darah atau sisa makanan, minimal bervolume 1 ml.
5. Lakukan labeling pada Pot dahak dan pastikan pot dahak tertutup baik, dibungkus
sempurna untuk menurunkan resiko kerusakan spesimen.

6. Petugas mengisi formulir permohonan laboratorium TB (TB 05)

7. Petugas mengirim spesimen bersama dengan formulir permohonan lab TB (TB 05) ke
Laboratorium di Fasilitas Kesehatan Rujukan melalui Aplikasi “SITRUST”

8. Kirim spesimen dahak beserta form TB 05 ke pos Keamanan untuk akan diambil oleh
petugas POS (SITRUST) untuk dikirim ke laboratorium faskes rujukan.

9. Petugas POS melalui WA akan menghubungi bila hasil sudah keluar atau dapat
dilihat langsung melalui SITB.

10. Bila hasil “Negatif” lakukan pemeriksaan penunjang lain seperti Thorax photo bila
hasil RO (+) lakukan pengobatan, bila RO (-) pasien bukanlah TBC.

11. Bila hasil “Detected Rif Sen”, petugas menghubungi pasien untuk agar segera
mendapat pengobatan TB-SO tapi bila hasil “Detected Rif Res” segera hubungi
pasien untuk dapat segera dirujuk ke poli TB-MDR di faskes rujukan sesuai SOP TB
MDR.

6
ALUR RUJUKAN TCM DI RAWAT INAP

PasienRAWAT
Dirawat Inap

Suspek TBC

Lakukan Pemeriksaan TCM

Lakukan pengambilan Spesimen

Hubungi Poli DOTS untuk Pengiriman

Dilakukan pengiriman melalui SITRUST oleh Petugas DOTS

Hasil Keluar

Nega f Rifampicin Sensi f Rifampicin Resisten

Pelaporan dan Penyerahan


Hasil ke Rawat Inap

7
PROSEDUR PELAKSANAAN DI RAWAT INAP

1. Pasien rawat inap yang menunjukan gejala TBC, dilakukan pemeriksaan TCM
2. Lakukan pengambilan spesimen
3. Setelah spesimen di dapatkan, pastiakan kriteria spesimen terpenuhi bila dahak
seperti dahak macropurulen, tidak ada darah atau sisa makanan, minimal bervolume 1
ml dan kalau bisa di tampung dalam 2 pot berbeda.
4. Lakukan labeling pada Pot dahak dan pastikan pot dahak tertutup baik, dibungkus
sempurna untuk menurunkan resiko kerusakan spesimen.

5. Hubungi Petugas DOTS di poliklinik, berikan Identitas pasien lengkap dengan nomer
telepon.

6. Petugas DOTS mengisi formulir permohonan laboratorium TB (TB 05)

7. Petugas mengirim spesimen bersama dengan formulir permohonan lab TB (TB 05) ke
Laboratorium di Fasilitas Kesehatan Rujukan melalui Aplikasi “SITRUST”

8. Kirim spesimen dahak beserta form TB 05 ke pos Keamanan untuk akan diambil oleh
petugas POS (SITRUST) untuk dikirim ke laboratorium faskes rujukan.

9. Petugas POS melalui WA akan menghubungi bila hasil sudah keluar atau dapat
dilihat langsung melalui SITB.

10. Bila hasil “Negatif” lakukan pemeriksaan penunjang lain seperti Thorax photo bila
hasil RO (+) lakukan pengobatan, bila RO (-) pasien bukanlah TBC.

11. Bila hasil “Detected Rif Sen”, petugas menghubungi pasien untuk agar segera
mendapat pengobatan TB-SO tapi bila hasil “Detected Rif Res” segera hubungi
pasien untuk dapat segera dirujuk ke poli TB-MDR di faskes rujukan sesuai SOP TB
MDR.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

I. PENCATATAN
Pencatatan semua data pasien dari suspek, terdiagnosis,
pemeriksaan penunjang bakteriologi, sampai rujuk faskes
lain dilakukan pada Aplikasi SITB (Sistem Informasi
Tuberculosis)
Berikut merupakan form manual yang masih dilakukan
pencatatan walaupun sudah ada di SITB :
- Form TB 01 dan 03 Pasien yang terdiagnosa TBC dan diobati.
- Form TB 06 Pasien suspek TBC paru maupun extraparu
- Form TB 05 sebagai pengantar pemeriksaan bakteriologis (TCM/BTA)
- Form TB 09 sebagai pengantar untuk merujuk pasien ke faskes lain.

II. PELAPORAN
▪Pelaporan suspek yang dicatat di form TB 06 dan pasien terdiagnosis TBC yang
juga di catat di form TB 03 di Dinas Kesehatan harus singkron dengan jumlah
pasien di SITB.
▪Melaporkan hasil konversi
▪Pelaporan dilakukan tiap 3 bulan sekali yang waktunya di tentukan dari Dinas
Kesehatan Kota Surabaya.

9
BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan Pemeriksaan TCM dengan GenXpert RS Katolik st Vincentius a Paulo ini
dibuat sebagai panduan pelaksanaan bagi semua staf.
Pihak rumah sakit dapat menerapkan panduan ini sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan
penegakan diagnosis TBC yang sesuai standat nasional.
Penyusunan Buku Panduan Pemeriksaan TCM dengan GenXpert pasien TBC ini merupakan
langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukukangan dan kerjasama
dari berbagai pihak dalam penerapan untuk mencapai tujuan bersama.
Panduan ini di sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebijakan rumah
sakit. Dalam hal ini bisa saja mengalami perubahan setiap tahunnya, karena itu kami
menerima kritik guna menyempurnakannya.
Pelayanan pemeriksaan TCM di rumah sakit sangat bergantung juga pada sumber daya
manusia rumah sakit dan para penyelenggara pelayanan kesehatan serta dukungan unit terkait
untuk dapat mencapai hasil yang optimal.
Semoga Buku Panduan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 07 Desember 2022

Direktur Utama RS Katolik St.Vincentius a Paulo

dr. Sugiharto Tanto, MARS

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai