Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah Mata Kuliah Pendidikan Inklusif

Dosen Pengampu: Abdurahmman,S.pd.,M.pd

“ Teori pengaitan Eward L. Thorndike, Teori penguatan oleh B. F. Skiner


dan teori Robert M. Gagne”

Oleh
Nama: Veronika Irmade Lay
NIM : 206111008

Universitas Citra Bangsa


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Bulan September Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “ Teori pengaitan Eward L. Thorndike, Teori penguatan oleh B. F.
Skiner dan teori Robert M. Gagne. .Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi baik pikiran dan materinya.Penulis sangat
berharap semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sangat membangun demi menyempurnakan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Teori pengaitan Edward L. Thorndike
B. Teori penguatan B.F Skinner
C. Teori Robert M. Gagne

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan belajar adalah kegiatan primer yang mengacu pada kegiatan siswa, sedangkan
kegiatan mengajar adalah kegiatan sekunder yang mengacu pada kegiatan guru. Dalam
kegiatan belajar mengajar diperlukan aktivitas siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan
sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Dalam hal ini untuk dapat memahami
materi pelajaran, siswa dituntut lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung, untuk itu perlu diciptakan kondisi yang menyenangkan sehingga siswa lebih
mudah untuk menerima pelajaran. Kenyataan yang terjadi di lapangan, kegiatan belajar
mengajar masih didominasi oleh guru dengan metode ceramah, sedangkan siswa lebih banyak
menyimak penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dan mengerjakan
tugastugas yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat pesertadidik belajar atau
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
usaha menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Miarso mengatakan pembelajaran
(instuksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk
diri secara positif dalam kondisi tertentu. Dari pengertian ini dapat dikatakanbahwa, inti dari
proses pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
belajar pada diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada peserta didiknya. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika
peserta didik aktif mengalami sendiri proses belajar.
Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Setiap
guru harus terampil dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, pemahaman dan
pertimbangan baik dalam menggunakan stategi ataupun teori belajar juga harus
dipertimbangkan dalam menentukan suatu tindakan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

4
1. Menjelaskan teori pengaitan Edward. L . Thorndike
2. Menjelas teori penguatan B.F Skinner
3. Menjelaskan Teori robert M. Gagne
C. Tujuan
Tujuan untuk mengetahui lebih jelas tentang Teori pengaitan edward L. Thorndike,
teori penguatan B.F Skinner dan Teori Robert M. Gagne .

BAB II
A. Teori edward L. Thorndike
Edward Lee Thorndike adalah seorang psikolog terkemuka di Amerika serikat yang
menghabiskan hampir seluruh karirnya di teachers college,columbia universitas. teori
pembelajarannya dikenal dengan teori Koneksionisme, teori ini lebih dominan di negeri
tersebut pada abad kedua puluh dan tidak seperti psikologi terdahulu, Thorndike tertarik pada
pendidikan terutama pada pembelajaran, transfer, perbedaan-perbedaan individu, dan
Inteligensi, Thorndike menerapkan sebuah pendekatan eksperimental ketika mengukur hasil-
hasil yang dicapai oleh siswa, kemudian pengaruhnya terhadap pendidikan ditandai dengan
adanya penghargaan tertinggi yang diberikan oleh divisi psikologi pendidikan asosiasi di
Amerika kepada kontribusi-kontribusi besar terhadap psikologi pendidikan.
Dalam teori ini terdapat beberapa cara dalam pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran dengan cara trial and error.
Karya Thorndike yang paling penting adalah seri educational psykology yang berjumlah
tiga volume. Thorndike menyatakan pandangan bahwa tipepembelajaran yang paling
fundamental adalah pembentukan asosiasi-asosiasi (koneksi-koneksi) antara pengalaman
inderawi (persepsi terhadap stimulus atau peristiwa) dan implus-implus saraf (respons-respons)
yang memberikan manifestasinya dalam bentuk perilaku. Thorndike percaya bahwa
pembelajaran sering terjadi melalui rangkaian eksperimen trial and error.
Ada beberapa tahapan proses perkembangan dalam teori Thorndike yaitu:
 Pemikiran Tahapan Pertama
Pemikiran Tahapan Pertama muncul pada periode sebelum tahun 1930. Dalam tahap
ini Thorndike menggagas beberapa ide penting yang berkaitan dengan hukum-hukum belajar,
yaitu hukum kesiapan, hukum latihan, hukum akibat dan hukum sikap. Pertama Hukum
kesiapan, hukum kesiapan (Law of Readness) Menurut hukum ini, hubungan antara stimulus
dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dari diri individu. Implikasi dari
hukum ini adalah keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung dari ada tidaknya kesiapan.

5
Kedua Hukum latihan, hukum latihan (Law of Exercise) Hukum ini menjelaskan kemungkinan
kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons.
Hubungan atau koneksi antara kondisi (perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih
kuat karena adanya latihan (law of use), dan koneksikoneksi itu akan menjadi lemah karena
latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan (Law of Disuse). Hukum ini menunjukkan bahwa
hubungan stimulus dan respons akan semakin kuat manakalah terus-menerus dilatih atau
diulang, sebaliknya hubungan stimulus respons akan semakin lemah manakala tidak pernah
diulang, maka akan semakin dikuasailah pelajaran itu. Dengan demikian, hukum latihan dari
Thorndike mempunyai dua tesis penting sebagai berikut:
 Hubungan antara stimulus dan respon akan semakin kuat ketika keduanya
digunakan. Dengan cara melatih hubungan antara keondisi yang menstimulasi dan respon yang
muncul bisa menguatkan hubungan antara keduanya. Hal ini adalah bagian dari hukum latihan
yang disebut “hukum penggunaan” (law of use).

 Hubungan antara stimulus dan respon akan semakin melemah ketika


latihan tidak dilanjutkan atau ikatan saraf tak difungsikan. Ini adalah bagian dari hukum
latihan yang disebut “hukum ketidakgunaan” (law ofdisuse). Pada intinya, hukum latihana
adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang akan semakin menguat apabila seseorang
tersebut terus melakukan atau menggunakan kemampuannya secara terus menerus. Sebaliknya,
kemampuan tersebut akan melemah atau bahkan menghilang apabila seseorang tidak
melakukan kemampuannya secara berulang.
1. Implementasi teori dalam pembelajaran
Teori penghubungan ini jika dikaikan dengan pembelajaran yaitu dengan cara
Inquiri (menemukan). Seperti seorang guru memberikan beberapa gambar dan diperlihatkan
kepada siswa. Dengan melihat gambar maka siswa akan menghubungkan gambar-gambar
tersebut secara sistematis dalam benaknya. Siswa akan menemukan sebuah cerita baru yang
dihasilkan dari menghubungkan gambar. Hal ini dapat mengasah otak siswa untuk berpikir
menemukan sesuatu hal yang baru dari sebuah gambar.
Adapun Langkah-langkah pelaksanaan teknik yaitu dengan menggunakan metode Inquiri
sebagai berikut:
 Tahap persiapan
a. Persiapkan ruangan tempat belajar yang nyaman dan variatif sehingga
peserta didik tidak merasa jenuh.
b. Tentukan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan
berlangsung.
 Tahap pelaksanaan
guru memperlihatkan gambar secara individual atau kelompok, Apabila
dilakukan secara kelompok, maka buatlah menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang siswa.

6
 Tahap penilaian
Selama pembelajaran berlangsung, guru melakukan koreksi dan penilain
terhadap psoses pelaksanaan pembelajaran, baik dari kerjasama, keaktifan
siswa dalam melaksanakan belajar, serta hasil kerja sama siswa. Berilah
reward yang berupa hadiah atau pujian bagi siswa/kelompok yang
berprestasi.
Salah seorang pengembang teori ini adalah Jack Adam, dia memandang
bahwa pembelajaran motorik dapat dipandang sebagai sebuah proses
pemecahan masalah, sebuah teori yang mengandung elemen S-R ( stimulusresponse )
dan konsepsi kognitif. Bentuk yang paling penting dari teori ini
adalah close loop. Close loop adalah respon terhadap suatu system yang
memberikan respons pada system, kemudian membuat system tersebut
menjadi self-regulating (mengatur sendiri).

B. B. F Skinner
Pada dasarnya teori pengkondisian operan (operant conditioning) yang dikembangkan
oleh Burrhus Frederic Skinner bermula dari pemikiran E.L. Thorndike di tahun 1911. E.L.
Thorndike memunculkan teori ini setelah kemunculan teori classical conditioning yang
disampaikan oleh Pavlov. Kemudian, Thorndike untuk menyakinkan teori temuannya, maka ia
melakukan penelitian atau percobaan pada binatang.
Binatang yang dijadikan bahan uji coba diletakkan di sebuah “kotak teka-teki”, setelah
beberapa kali percobaan ternyata binatang bisa keluar dari “kotak teka-teki” dengan cepat. Dari
beberapa kali percobaan itulah, Thorndike mengungkapkan sebuah hipotesis “ apabila suatu
respon berakibat menyenangkan, kemungkinan besar menciptakan respon lain yang sama”
hipotesis ini sudah dikenal dengan istilah hukum akibat atau law of effect.
Setelah Thorndike sukses dengan penemuan teorinya, maka Skinner mulai
mengembangkan teori yang telah diungkapkan oleh Thorndike. Skinner mengembangkan teori
pengkondisian operan (operant conditioning) dengan memberikan penguatan ke dalam hukum
akibat. Unsur penguatan yang dilakukan oleh Skinner berupa tingkah laku yang bisa
menguatkan kemungkinan besar akan muncul kembali. Sementara itu, tingkah laku yang tidak
bisa menguatkan kemungkinan besar akan terhapus atau menghilang.
Burrhus Frederic Skinner percaya bahwa suatu perubahan tingkah laku seseorang akan
ada konsekuensinya. Selain itu, Skinner juga yakin bahwa setiap orang pasti akan belajar demi
meningkatkan atau menguatkan tingkah lakuknya agar tidak mendapatkan ganjaran yang
buruk. Pada teori pengkondisian operan (operant conditioning), tingkah laku seseorang bisa
dilakukan berulang kali atau bahkan bisa saja menghilang semua itu tergantung dari keinginan
dari orang tersebut.
 Kelebihan
Kelebihan dari teori pengkondisian operan (operant conditioning) yang telah
dikembangkan oleh Skinner terletak pada pendidik atau guru yang lebih diarahkan untuk
mengapresiasi dan menghargai setiap peserta didiknya. Adanya perilaku menghargai ini dapat

7
dilihat dengan dihilangkannya sistem hukuman. Selain itu, kelebihan dari teori Skinner berupa
adanya pembentukan lingkungan yang baik dan nyaman, sehingga meminimalisir terjadinya
kesalahan. Seperti yang kita tahu bahwa teori yang dikembangkan Skinner ini terdapat
penguatan yang di mana penguatan itu ternyata bisa dijadikan sebagai motivasi bagi para murid
dan para guru untuk berperilaku yang benar yang sesuai dengan keinginannya.
 Kekuragan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan
lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan
menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai
salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak
merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik
seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
C. Robert M. Gagne
Robert Gagne (1916--2002) adalah seorang psikolog pendidikan yang mempelopori
ilmu pengajaran pada tahun 1940-an. Dalam bukunya "The Conditions of Learning" yang
diterbitkan pada tahun 1965, Gagne mengidentifikasi kondisi mental yang diperlukan untuk
pembelajaran yang efektif. Ada 3 aspek dari kondisi belajar yang dipaparkannya yaitu:
1. Delapan Hirarki belajar Gagne
Hirarki belajar disusun dengan menempatkan kemampuan pengetahuan atau
ketrampilan yang menjadi tujuan pembelajaran berada pada puncak hirarki yang dapat dicapai
dengan menguasai kemampuan, ketrampilan atau pengetahuan prasyarat yang harus diketahui
terlebih dahulu. Dari yang bersifat sederhana menjadi kompleks. Hirarki belajar tersebut. Dari
hirarki proses belajar tersebut nampak Gagne memadukan teori behavioristik & teori
kognitivisme, dimana pada tahap 1-5 nampak jelas penerapan teori behavioristik, tahap 6-7
integrasi teori behavioristik dan kognitivisme dan tahap 8 murni teori kognitivisme. 
Gagne berpendapat bahwa setiap siswa akan mengalami semua tahapan tersebut dan hanya
berbeda dari lamanya waktu yang dibutuhkan setiap anak pada setiap tahapan, karena setiap
anak unik memiliki gaya dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Lima Hasil Belajar menurut
Gagne.Menurut Gagne definisi belajar adalah suatu proses dimana terjadi perubahan perilaku
pada seseorang. Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori sebagai berikut:
 Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills); Kemampuan seseorang dalam menanggapi
konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan
"bagaimana" melakukan suatu aktivitas.
 Strategi Kognitif (Cognitive Strategies); Kemampuan ini merupakan kemampuan yang
mengatur seseorang untuk memilih "cara", misalnya siswa memilih cara belajar yang
cocok untuk dirinya sendiri.

8
 Informasi Verbal (Verbal Information); Hasil belajar yang berupa informasi dan
pengetahuan verbal. Kemampuan informasi dapat ditunjukan dengan menyatakan atau
menyebutkan informasi itu dalam ungkapan yang bermakna.
 Keterampilan Motorik (Motor Skills); Hasil belajar yang berkaitan dengan gerakan otot
seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya.
 Sikap (Attitudes); Hasil belajar yang dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka
membaca, mencintai sastra atau seni, kesediaan bertanggung jawab,

1. Sembilan tahapan dalam kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif, Gagne menciptakan proses sembilan
langkah yang merinci setiap elemen.
Sembilan langkah tersebut adalah:

 Menarik perhatian peserta didik (membangun ikatan peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari)
 Menginformasikan tujuan pembelajaran (peserta didik memahami hasil akhir (tujuan) dari
sebuah kegiatan pembelajaran)
 Mengingatkan peserta didik tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya
 Menyajikan pembelajara
 Memberikan panduan belajar
 Menampilkan kinerja
 Memberikan umpan balik
 Memberikan penilaian kinerja
 Meningkatkan retensi (ingatan) dan transfer pengetahuan
Sembilan langkah pembelajaran yang kemukakan Gagne merupakan hirarki yang harus
dilakukan secara bertahap dan sistematis (berurutan). Bagi sebagian guru yang suka
bereksplorasi, langkah-langkah atau hirarki yang baku tersebut menjadi batasan bagi
kreativitasnya.
Terlepas dari keterbatasan teori yang dikemukakan Gagne, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran Gagne sangat bermanfaat untuk menuntun guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan lebih terstruktur da sistematis sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
dengan efektif yang ditandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang dibuktikan dengan
adanya perubahan perilaku pada siswa.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Torndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan
Amerika.Mmenurutnya belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi
(koneksi)antara peristiwa yang disebut dengan stimulus (S) dengan respon .Stimulus
adalah perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
organisasi untuk beraksi/berbuat.Sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku
yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi
perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai
hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan.
Teori Robert M. Gagne yang dikenal dengan teori nine instructionalevents atau
sembilan langkah pembelajaran. Tahapan pertama adalah mengarahkan
perhatiansiswa,karena bentuk respons siswa di awal akan menentukan pembelajaran
hingga akhir, kemudianmenyampaikan tujuan pembelajaran sebagai upaya agar siswa
memahami tujuan pembelajaranyangakan dicapai serta mengetahui kompetensi yang
harus dikuasai selama pembelajaran.langkahberikutnya adalah memberikan stimulus
yang membuat siswa bisa terlibat langsung.
B. Saran
Berdasarkan materi-materi yang telah dipaparkan lewat malakah ini diharapkan
para pembaca terutama calon bagi calon pendidik untuk dapat mengkrritis,memahami,
mendalami dan menerapkan teori-teori yang dapat membangun teori-teori yang
bermutu.

10
DAFTRA PUSTAKA
Rahyubi,Heri,2012,Teori-Teori Belajar dan aplikasi pembelajaran
(Deskriptif dan tinjauan kritis),Cet-1,Bandung :Nusa Media
Sanjaya ,Wina,2008,strategi pembelajaran ,jakarta,kencana prenada media group.
Sujanto,Agus,2009,psikologi umum,Jakarta:Bumi Aksara
Sri Esti Wuryani Djiwandoro,2008,psikologi pendidikan,jakarta: PT Grasindo.
Sumadi suriyabrata,2004, psikolog,pendidikan,Jakarta:Rajagrasindo Persada
Sri Esti Wuryani Djiwandono ,2002, psikolg pendidikan,Jakarta :PT.Grasindo.
Muhhibinsyah, 2013,psikolog pendidikan, (pendekatan Baru),Bandung :PT
Remaja Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai