Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RISIKO PENGENDALIAN MUTU PADA LABORATORIUM

PENGUJIAN DAN KALIBRASI PRTBBN SESUAI PERSYARATAN SNI ISO/IEC


17025:2017
Risk Management of Quality Control in Testing and Calibration Laboratory PRTBBN
According to SNI ISO/IEC 17025:2017 Requirements

Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila

Pusat Riset Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PRTBBN) OR TN Badan Riset dan Inovasi Nasional,
Gd.20 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan
e-mail: masrifaptbn@gmail.com

Diterima: 24 Juli 2022 Direvisi: 19 September 2022 Disetujui: 9 November 2022

Abstrak
Manajemen risiko pengendalian mutu pada laboratorium pengujian dan kalibrasi Pusat Riset Teknologi Bahan
Bakar Nuklir (PRTBBN) sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017 dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi risiko, mengukur dampak atau konsekuensi dari risiko pada kegiatan laboratorium yang dapat
mempengaruhi validitas hasil pengujian/kalibrasi, sehingga dapat menentukan tindakan pengendalian yang tepat
terhadap dampak yang ditimbulkan untuk memastikan mutu keluaran hasil laboratorium selalu terjaga. Penelitian
ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi potensi hambatan dari kegiatan yang dilakukan, kemudian
melakukan penilaian dan analisis risiko menggunakan metode matriks peta risiko (probabilitas dan dampak) dan
pengukuran tingkat keparahan dampak sesuai pedoman MIL-STD-882B System Safety Program Requirements
dan Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS 4360:2004, melakukan penentuan pengendalian risiko
dan pemantauannya. Hasil identifikasi dan analisa risiko pada kegiatan pengendalian mutu laboratorium uji dan
kalibrasi PRTBBN diperoleh adanya 6 kegiatan pokok yang dapat menjadi hambatan dan mempengaruhi mutu dan
validitas dari output layanan laboratorium uji dan kalibrasi. Berdasarkan 6 kegiatan tersebut kemudian diperoleh 14
potensi hambatan, dan memiliki 3 peringkat risiko yang berbeda dengan rincian 4 kegiatan dengan kategori
peringkat risiko rendah, 7 kegiatan dengan peringkat risiko sedang, dan 3 kegiatan dengan peringkat risiko tinggi
dan nilai pareto 40%. Setiap risiko ditentukan langkah tindakan preventif untuk pengendalian risiko. Risiko tersebut
kemudian di monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan setiap proses dilakukan dengan benar,
efektif dan masih relevan penerapannya. Manajemen Risiko dapat memudahkan pengambilan keputusan dalam
kegiatan peninjauan kembali kedepannya dan untuk peningkatan berkelanjutan.
Kata kunci: SNI ISO/IEC 17025, manajemen risiko, pengendalian resiko

Abstract

Quality control risk management in testing and calibration laboratories at Research Center for Nuclear Fuel
Technology (PRTBBN) refers to the requirements of SNI ISO/IEC 17025:2017. The aim is to identify risks and
measure the impact or consequences of risks on laboratory activities that may affect the validity of test/calibration
results. Therefore, quality control risk management can determine the appropriate control measures against the
impacts to ensure the quality of laboratory outputs is always maintained. This research was conducted by first
identifying the potential obstacles from the activities carried out, then performing a risk assessment and analysis
using the risk map matrix method (probability and impact) and measuring the severity of the effect according to the
MIL-STD-882B System Safety Program Requirements. Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS
4360:2004 performs risk control determination and monitoring. The results of the identification and risk analysis in
the quality control activities of the PRTBBN test and calibration laboratories obtained six main activities that could
become obstacles and affect the quality and validity of the output of the test and calibration laboratory services.
Based on these six activities, then obtained 14 potential challenges and three different risk ratings were generated,
with details of four activities with a low-risk rating category, seven activities with a medium risk rating, and three
with a high-risk rating and the Pareto value of 40%. Preventive action steps for risk control determine each risk. The
risks are then monitored and evaluated periodically to ensure that each process is carried out correctly and
effectively and is still relevant in its application. Risk Management can facilitate decision-making in future review
activities and for continuous improvement.
Keywords: SNI ISO/IEC 17025:2017, risk management, risk control.

33
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

1. PENDAHULUAN penilaian risiko menurut SNI ISO/IEC 31010:2016


diantaranya adalah :
Pusat Riset Teknologi Bahan Bakar Nuklir • pemahaman risiko dan dampak
(PRTBBN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional potensialnya pada sasaran;
memiliki laboratorium pengujian dan kalibrasi • penyediaan informasi bagi pengambil
yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi keputusan;
Nasional KAN, sehingga hasil keluaran • memberikan kontribusi terhadap
laboratorium uji dan kalibrasi PRTBBN harus pemahaman risiko, dalam rangka untuk
dipastikan valid dan dapat membantu dalam pemilihan opsi
dipertanggungjawabkan. Persyaratan standar perlakuan;
SNI ISO/IEC 17025 : 2017 pada klausul 8.5 • pengidentifikasian kontributor penting
mensyaratkan laboratorium merencanakan dan risiko dan tautan yang lemah dalam
menerapkan tindakan untuk menangani risiko dan sistem dan organisasi;
peluang. Selain pada klausul 8.5 (Risiko dan • pembandingan risiko dalam sistem
Peluang), dalam SNI ISO/IEC 17025 juga alternatif, teknologi atau pendekatan;
terdapat kata risiko sebanyak 31 kali pada klausul • pengomunikasian risiko dan
mengenai ketidakberpihakan; pekerjaan yang ketidakpastian;
tidak sesuai; perbaikan; tindakan korektif; dan • membantu dengan penetapan prioritas;
tinjauan manajemen. Laboratorium bertanggung • memberikan kontribusi terhadap
jawab untuk menentukan risiko dan peluang yang pencegahan insiden berdasarkan
perlu ditangani. investigasi paska insiden;
PRTBBN sangat menyadari dewasa ini • pemilihan berbagai bentuk perlakuan
manajemen risiko merupakan suatu proses yang resiko;
wajib dilakukan untuk dapat menjadi • pemenuhan persyaratan peraturan;
pertimbangan dalam membuat keputusan dalam • penyediaan informasi yang akan
mengelola area risiko tertentu, untuk memastikan membantu mengevaluasi apakah risiko
bahwa semua risiko yang signifikan dapat sebaiknya diterima saat diperbandingkan
diidentifikasi. Kriteria keberhasilan organisasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
adalah dasar untuk mengukur pencapaian tujuan
dan digunakan untuk mengidenifikasi dan
mengukur dampak atau konsekuensi dari risiko Pada Penelitian ini kajian risiko dilakukan
yang mungkin membahayakan tujuan organisasi dalam proses kegiatan pengendalian mutu hasil
(AS/NZS, 2004). pengujian/kalibrasi karena merupakan kegiatan
yang sangat penting dan memiliki potensi besar
Manajemen risiko dapat melindungi terhadap validitas output layanan pengujian dan
organisasi karena dapat membantu dalam kalibrasi di laboratorium untuk meningkatkan
memahami kemungkinan ancaman dan peluang kepuasan pelanggan. Dalam mencapai kepuasan
yang muncul dari ketidakpastian dan dengan pelanggan, organisasi harus menyiapkan strategi
demikian membantu dalam memenuhi tujuan perencanaan serta manajemen risiko yang tepat
organisasi (Kumar, 2022). Sehingga manajemen dalam segi biaya, kualitas dan ketepatan waktu
risiko menciptakan nilai lebih, karena merupakan (Febriana, 2014). Tujuan Penelitian ini adalah
kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan untuk identifikasi risiko, mengukur dampak atau
mengendalikan manajemen laboratorium yang konsekuensi dari risiko pada kegiatan
memiliki risiko (BSN, 2018). Mahabir-Lee (2019) laboratorium yang dapat mempengaruhi validitas
dalam artikelnya yang berjudul “five step hasil pengujian/kalibrasi, sehingga dapat
laboratory risk management according to ISO menentukan tindakan pengendalian yang tepat
17025:2017” menyatakan analisis risiko dan terhadap dampak yang ditimbulkan untuk
peluang mendorong perbaikan terus-menerus memastikan mutu keluaran hasil laboratorium
akan menguntungkan laboratorium dalam hal selalu terjaga.
kualitas dan bahkan keuntungan, tahapan yang
paling penting adalah monitor dan follow up 2. TINJAUAN PUSTAKA
karena pada poin tersebut manajemen
bertanggungjawab memastikan bahwa sumber
daya yang disediakan telah memberikan hasil Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun
yang efektif. 2008 menyatakan bahwa risiko adalah suatu
kejadian yang mungkin terjadi dan apabila terjadi
PRTBBN memahami semua proses akan memberikan dampak negatif pada
pengelolaan risiko ini merupakan suatu proses pencapaian tujuan instansi pemerintah. Definisi
perbaikan berkelanjutan. Beberapa Manfaat risiko menurut SNI ISO 31000 merupakan efek
34
Manajemen Risiko Pengendalian Mutu pada Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi PRTBBN
Sesuai Persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017
(Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila)

dari ketidakpastian pada sasaran. Sedangkan pun, diantaranya terdapat teknik brainstorming,
manajemen risiko adalah kegiatan terkoordinasi delhi technique, checklist analysis, cause and
untuk mengarahkan dan mengendalikan effect diagram, questionnaires, SWOT analysis,
organisasi terkait dengan risiko. Sehingga expert judgement, workshop, stress and scenario
manajemen risiko merupakan bagian yang tidak testing dan survey (Srinivas, 2018 ; Kumar, 2022).
terpisahkan dari sebuah aktivitas kegiatan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko
organisasi. yang telah diidentifikasi adalah mengevaluasi
Proses manajemen risiko dapat menjadi risiko dengan mempertimbangkan apa yang akan
momentum untuk mengidentifikasi variasi dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan,
potensial dari apa yang kita rencanakan atau kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain
kelola menjadi sebuah cara untuk atau bagaimana mengendalikan agar risiko yang
memaksimalkan peluang, meminimalkan terjadi dapat diminimalkan. Manajemen risiko
kerugian dan meningkatkan keuntungan memiliki tujuan pokok untuk membatasi
(Sabarguna, 2011). Manajemen risiko juga dapat kemungkinan terjadinya dampak risiko yang
membantu organisasi membuat keputusan yang bersifat negatif (Burke, 2000; Lokobal, 2014).
tepat pada waktu yang tepat dan menjadi bagian Mengelola risiko berarti mengidentifikasi.
integral dari manajemeni yang bertujuan untuk Proses identifikasi risiko yaitu menetapkan apa,
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dimana, kapan, mengapa dan bagaimana
potensial dan tidak terduga selama periode sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak
pelaksanaan kegiatan; karenanya perlunya negatif terhadap pencapaian tujuan (5W+ 1 H).
manajemen risiko (Srinivas, 2018). Salah satu teknik penilaian risiko menurut SNI
Mengelola risiko adalah proses logis dan ISO/IEC 31020 : 2016 adalah matriks
sistematis yang dapat digunakan ketika membuat konsekuensi/ probabilitas, untuk menggabungkan
keputusan untuk meningkatkan efektivitas dan penilaian konsekuensi kualitatif atau semi
efisiensi kinerja untuk mencapai tujuan. kuantitatif dan probabilitas untuk menghasilkan
Sehingga proses pengelolaan risiko ini harus tingkat risiko atau peringkat risiko.
diintegrasikan dalam pekerjaan sehari-hari Metode matriks konsekuensi/probabilitas
(AS/NZS, 2004). digunakan sebagai alat penyaringan bila banyak
Identifikasi risiko menurut SNI ISO 31000 risiko telah diidentifikasi, misalnya untuk
merupakan proses menemukan, mengenali, dan menentukan risiko mana yang memerlukan
memberikan gambaran risiko. SNI ISO 31000 analisis lebih lanjut atau lebih rinci, risiko mana
juga mengarahkan agar organisasi memeriksa yang memerlukan perlakuan terlebih dahulu, atau
hubungan keterkaitan kausal antar satu peristiwa yang perlu dirujuk ke tingkat manajemen yang
risiko dengan peristiwa risiko lainnya (dikenal lebih tinggi. Ini juga dapat digunakan untuk
dengan istilah knock-on effect di mana aktivitas memilih risiko yang tidak memerlukan
analisis hubungan antar risiko kerap disebut dipertimbangkan lebih jauh saat ini. Matriks risiko
sebagai analisis keterkaitan antar risiko atau risk semacam ini juga banyak digunakan untuk
interrelationship analysis. menentukan apakah risiko yang diberikan dapat
Pada PP 60 tahun 2008, identifikasi risiko diterima secara luas, atau tidak dapat diterima.
diterangkan dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a, yang Matriks risiko adalah matriks yang
menyatakan sekurang-kurangnya dilaksanakan digunakan selama penilaian risiko untuk
dengan menggunakan metodologi yang sesuai menentukan tingkat risiko dengan
untuk tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada mempertimbangkan kategori probabilitas atau
tingkatan kegiatan secara komprehensif; kemungkinan terhadap keparahan konsekuensi.
menggunakan mekanisme yang memadai untuk Status risiko dapat dihitung dengan mengalikan
mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor nilai probabilitas dengan nilai dampak sesuai
internal; dan menilai faktor lain yang dapat dengan persamaan berikut :
meningkatkan risiko.
Identifikasi risiko merupakan langkah 𝑹 = 𝑷𝑿𝑰
pertama dalam proses manajemen risiko
biasanya bersifat informal dan dilakukan dengan Keterangan:
berbagai cara, tergantung pada organisasi.
Identifikasi risiko sebagian besar bergantung R = Risiko, I = Dampak, P = Peluang
pada pengalaman masa lalu dan studi kegiatan
serupa yang dilaksanakan. Ini menjadi tahap
awal, kombinasi alat dan teknik dapat digunakan
untuk mengidentifikasi risiko dalam proyek apa
35
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

Tabel 1 Matriks Risiko (Military, U.S. (1984) ; Ayub & Masharipov, 2019).

MATRIKS ANALISIS Dampak


RISIKO 5X5 1 2 3 4 5
Probabili- Sangat
tas
Deskripsi
rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
1 Sangat Jarang 1 2 3 4 5
Kemungkinan
2
Kecil
2 4 6 8 10

3 Mungkin 3 6 9 12 15
Kemungkinan
4
Besar
4 8 12 16 20

5 Hampir Pasti 5 10 15 20 25

Tabel 2 Kerangka pengukuran dampak. (Ayub & Masharipov, 2019).

Rating Keterangan risiko melibatkan penerapan sistematis dari


Dampak kebijakan, prosedur dan praktek dari aktivitas
Sangat Dampak sangat tinggi karena komunikasi dan konsultasi, penerapan konteks
Tinggi kegiatan ilegal pada personel yang serta penilaian, perlakuan, pemantauan,
(15-25) melakukan pengujian/kalibrasi
peninjauan, pencatatan dan pelaporan risiko
yang dapat menyebabkan hasil
yang dikompromikan atau laporan
(BSN, 2018 ; Gandara, 2020). Proses manajemen
yang dipalsukan pada akhirnya risiko dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
menyebabkan kerugian finansial
yang tinggi
Tinggi Dampak Tinggi karena adanya
(10-14) proses jaminan mutu yang tidak
sesuai dan mempengaruhi hasil
pengujian
Sedang Dampak Sedang karena
(5-9) perubahan lingkungan kerja (atau
peralatan) yang dapat
menyebabkan hasil
pengujian/kalibrasi yang ambigu
Rendah Dampak Rendah karena
(3-4) perubahan lingkungan kerja yang
dapat menyebabkan
keterlambatan dalam aktivitas
pengujian/kalibrasi
Sangat Sedikit / Tidak ada dampak pada
Rendah aktivitas pengujian / kalibrasi
(1-2)

Gambar 1 Proses Manajemen Risiko menurut SNI


Pengendalian risiko harus dilakukan ISO 31000 : 2018.
terhadap tingkat risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable risk) sehingga mencapai tingkat Prinsip – prinsip manajemen risiko menurut SNI
risiko yang dapat diterima (acceptable risk). ISO 31000, adalah sebagai berikut :
Mengelola risiko hingga menentukan tindakan
pengendalian melibatkan pengambilan keputusan
1. Manajemen risiko menciptakan dan
oleh manajerial yang konsisten dengan tujuan
melindungi nilai.
organisasi, disertai dengan komitmen untuk
2. Manajemen risiko adalah bagian terpadu
menjaga keseimbangan antara tanggung jawab
dari semua proses dalam organisasi.
atas suatu risiko dan kemampuan untuk
3. Manajemen risiko merupakan bagian dari
mengendalikan risiko tersebut.
pengambilan keputusan.
4. Manajemen risiko secara eksplisit
Pedoman manajemen risiko, menjelaskan
ditujukan pada ketidakpastian.
pengelolaan risiko berdasarkan pada prinsip,
kerangka kerja dan proses. Proses manajemen
36
Manajemen Risiko Pengendalian Mutu pada Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi PRTBBN
Sesuai Persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017
(Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila)

5. Manajemen risiko bersifat sistematik, Dalam melakukan penilaian risiko.


terstruktur dan tepat waktu. mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
6. Manajemen risiko berdasarkan informasi a. risiko ditentukan sesuai dengan ruang
terbaik yang tersedia. lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan
7. Manajemen risiko disesuaikan agar bersifat proaktif dan bukan reaktif; dan
penggunaannya. b. penilaian risiko menggunakan teknik matriks
8. Manajemen risiko mempertimbangkan konsekuensi/probabilitas untuk menentukan
faktor manusia dan budaya. peringkat risiko.
9. Manajemen risiko bersifat transaparan
dan inklusif 3.3. Menentukan Tindakan Pengendalian,
10. Manajemen risiko dinamis, berulang dan Pemantauan dan evaluasi
responsif terhadap perubahan.
a. Menentukan tindakan pengendalian yang
Diagram Pareto merupakan salah satu dari sesuai disetiap risiko yang bertujuan untuk
tujuh gugus kendali mutu (GKM). GKM adalah mengurangi risiko;
suatu kegiatan dimana sekelompok karyawan b. Menentukan metode pemantauan;
yang bekerjasama dan melakukan pertemuan c. Menentukan personil yang melakukan
secara berkala dalam mengupayakan evaluasi serta kerangka waktu
pengendalian mutu (kualitas) dengan cara penyelesaiannya.
mengidentifikasi, menganalisis dan melakukan
tindakan yang menyelesaikan masalah yang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dihadapi dalam pekerjaan dengan menggunakan
alat-alat pengendalian mutu (QC tools). Diagram Manajemen risiko bila dilakukan secara efektif,
Pareto sering digunakan dalam hal pengendalian dapat mengurangi/mencegah kesalahan atau
Mutu (Gandara, 2020). Pada dasarnya, Diagram ketidaksesuaian besar yang dapat muncul tiba-
Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan tiba. Proses manajemen risiko pada penelitian ini
masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah berdasarkan kondisi pada tahun 2021, penentuan
kejadian. Urutannya mulai dari jumlah identifikasi risiko hingga penentuan tindakan
permasalahan yang paling banyak terjadi sampai pengendalian dan pemantauan risiko dilakukan
yang paling sedikit terjadi. Dalam grafik, dengan metode brainstorming. Keuntungan dari
ditunjukkan dengan batang yang menunjukkan manajemen risiko yang disusun bersama melalui
pentingnya dari suatu variabel dan ditunjukan teknik brainstorming adalah manajemen
grafik tertinggi di paling kiri hingga grafik terendah menyadari risiko yang harus mereka tanggung di
di paling kanan (Neyestani, 2017). antara semua risiko yang telah diidentifikasi
dalam suatu kegiatan sehingga laboratorium
dapat mempersiapkan diri, serta laboratorium
3. METODE PENELITIAN
memiliki persepsi yang sama dalam menentukan
tingkat keparahan dan frekuensi terjadinya risiko
Seluruh proses tahapan penelitian ini dilakukan (Srinivas, 2018). Sehingga perumusan dalam
dengan berkoordinasi dengan seluruh pihak penentuan tindakan pengendalian dan pemberian
manajemen laboratorium untuk bersama-sama solusi dapat menghasilkan strategi risiko yang
mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan efektif dan efisien untuk mengatasi dampak
tindakan pengendalian serta pemantuan risiko peristiwa risiko yang tidak diharapkan.
menggunakan metode brainstorming.
Proses pertama yang dilakukan adalah
3.1. Mengidentifikasi Risiko melakukan koordinasi pelaksanaan brainstorming
a. mendeskripsikan tahapan kegiatan tertentu penyusunan manajemen risiko dengan
dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan manajemen laboratorium uji dan kalibrasi.
oleh organisasi yang menghasilkan atau Tahapan ini merupakan tahapan yang penting
mendukung satu atau lebih produk; untuk memastikan bahwa manajemen puncak
b. mengidentifikasi risiko untuk menemukan yang bertanggungjawab untuk menerapkan
dan mengenali potensi hambatan yang manajemen risiko dan seluruh manajamen yang
terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau memiliki kepentingan dapat memahami dasar
pekerjaan (persiapan, pelaksanaan, pengambilan keputusan dan memahami
penyelesaian) mengapa tindakan tertentu diperlukan,
memastikan persyaratan dan beragam
3.2. Melakukan Penilaian Risiko pandangan dari pemangku kepentingan
dipertimbangkan serta memastikan bahwa semua
37
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

personil yang terlibat memahami peran dan pengendalian mutu, yaitu proses kontrol
tanggungjawabnya, sehingga proses manajemen manajemen, penentuan personil, proses
risiko ini dapat berjalan efektif. pengembalian data pengujian / kalibrasi,
Tahapan selanjutnya yaitu mengidentifikasi pendokumentasian hasil, kalibrasi peralatan dan
tahapan kegiatan yang memiliki potensi pemeliharaan peralatan. Kemudian dari 6
menghambat untuk kemudian diidentifikasi kegiatan tersebut diidentifikasi 14 potensi
sebagai risiko, lalu penilaian risiko dan penentuan hambatan. Seluruh potensi hambatan yang
tindakan pengendalian yang tepat, kemudian diidentifikasi berdasarkan kondisi dan lingkungan
menentukan evaluasi untuk mencegah risiko kerja PRTBBN pada tahun 2021, dimana
terjadi serta menentukan kebijakan manajemen manajemen menilai proses kegiatan yang
dalam melakukan pemantauan dan evaluasi. diidentifikasi tersebut memiliki potensi hambatan
yang paling mungkin terjadi baik berdasarkan dari
ketidaksesuaian hasil audit internal, eksternal
Identifikasi risiko dilakukan dengan
maupun pemantauan yang dilakukan secara
memisahkan aktivitas menjadi beberapa bagian
berkala.
karena identifikasi risiko umumnya tidak akan
produktif jika upaya dilakukan untuk
mempertimbangkan organisasi atau aktivitas
secara keseluruhan. Pada penelitian ini fokus
kegiatannya adalah proses kegiatan
pengendalian mutu hasil pengujian/kalibrasi
sehingga aktivitas yang diidentifikasi dalam
proses ini adalah semua kegiatan yang
berpotensi memberikan keluaran hasil
uji/kalibrasi dengan mutu yang tidak terkendali.
Pemisahan kegiatan yang menjadi rinci dilakukan
agar lebih fokus dalam penentuan tindakan
pengendaliannya serta untuk mencegah
timbulnya ancaman bagi organisasi karena
membiarkan peluang yang signifikan terlewatkan.

Risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi


meliputi lingkup kegiatan pengujian dan kalibrasi
yang mengacu pada standar SNI ISO/IEC 17025
: 2017. Risiko yang telah diidentifikasi kemudian
dilakukan penilaian. Penilaian risiko pada
penelitian ini menggunakan teknik metode
matriks konsekuensi/probabilitas untuk
menentukan peringkat risiko. Peringkat risiko
dapat membantu menetapkan prioritas dan
pilihan pengendaliannya serta metode
pemantauannya. Peringkat risiko ditentukan
dengan menggabungkan dampak dan peluang
sesuai tabel 1 dan tabel 2.

Metode ini digunakan sebagai alat


penyaringan dari banyak risiko yang telah
diidentifikasi, sehingga dapat menentukan risiko
mana yang memerlukan analisis lebih lanjut atau
Gambar 2 Proses Manajemen Risiko (AS/NZS,
lebih rinci, risiko mana yang memerlukan
2004).
perlakuan terlebih dahulu, atau yang perlu dirujuk
ke tingkat manajemen yang lebih tinggi. Ini juga Penentuan nilai peluang risiko, dampak
dapat digunakan untuk memilih risiko yang tidak serta peringkat sesuai matriks risiko dengan
memerlukan pertimbangan lebih jauh saat ini. aturan 5x5 sesuai pedoman MIL-STD-882B
Proses manajemen risiko pada penelitian System Safety Program Requirements yang telah
ini mengacu pada AS/NZS 4360:2004, sesuai dijelaskan pada tinjauan pustaka.
proses yang ditunjukan pada Gambar 2. Pada
Data penilaian risiko kegiatan
proses identifikasi risiko ditetapkan 6 kegiatan
pengendalian mutu pengujian dan kalibrasi
yang memiliki potensi hambatan pada proses
ditunjukkan pada tabel 3, dimana didalamnya
38
Manajemen Risiko Pengendalian Mutu pada Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi PRTBBN
Sesuai Persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017
(Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila)

telah mencakup penentuan tahapan pokok Laporan Hasil Uji (LHU) /sertifikat oleh penyelia.
kegiatan, identifikasi risiko, penilaian risiko, Tindakan pengendalian yang ditetapkan untuk
peringkat risiko, penentuan tindakan risiko terkait ketertelusuran metrologi adalah
pengendalian dan pemantauannnya. Data penyusunan anggaran terkait kebutuhan kalibrasi
tersebut menunjukkan terdapat kegiatan yang perlatan dan pembelian bahan standar reference
memberikan nilai peringkat risiko rendah (warna pada tahun n+1, jadwal kalibrasi, cek antara, dan
hijau) sebanyak 4 kegiatan yaitu terkait pelaksanaan kalibrasi sesuai jadwal yang
kurangnya kontrol oleh penyelia, perawatan alat ditetapkan. Tindakan pengendalian yang
dan sistem dokumentasi. Rendahnya nilai risiko ditetapkan untuk risiko terkait kompetensi personil
yang diperoleh dikarenakan kecilnya nilai peluang adalah berupa prosedur penempatan personil,
yaitu probabilitas sangat jarang terjadi atau supervisi personil magang, kegiatan
kegiatan tersebut memiliki dampak yang tidak pengembangan kompetensi personil dan
signifikan. pelaksanaan uji banding antar personil.

Kegiatan yang memberikan nilai peringkat Dalam tabel 3 penilaian risiko, terlihat
risiko sedang (warna kuning) sebanyak 7 adanya kegiatan yang memiliki dampak dengan
kegiatan yaitu terkait komitmen manajemen nilai tinggi yaitu bernilai 5 karena memiliki potensi
puncak, ketidakberpihakan, penerapan metode hambatan yang berdampak pada tidak validnya
pengujian / kalibrasi, preparasi sampel, kondisi keluaran hasil uji atau kalibrasi, manajemen
lingkungan dan kaji ulang dokumen. Hal tersebut PRTBBN memberikan perhatian yang berbeda
disebabkan terdapat kegiatan yang memberikan dalam mengevaluasi risiko, meskipun hasil
dampak yang besar yaitu nilai 5, walaupun peringkat risikonya bukanlah tinggi, namun dapat
peluang terjadinya kecil, peringkat risiko sedang dijadikan sebagai warning untuk lebih berhati-hati
ini perlu pengendalian yang lebih dari 1 dan agar frekuensi potensi terjadinya risiko tidak
memerlukan pengawasan berupa pemantauan meningkat.
secara rutin minimal 6 bulan sekali. Pengendalian
risiko pada peringkat risiko menengah ini Sebaran peringkat risiko dapat dilihat pada
ditetapkan sebanyak minimal tiga buah. gambar 3 grafik peringkat risiko menggunakan
grafik pareto, berdasarkan pareto, klausul terkait
Kegiatan yang memberikan nilai peringkat validitas hasil pengujian/kalibrasi, sumber daya
risiko tinggi (warna orange) terdapat 3 kegiatan personil, dan ketertelusuran metrologi menempati
yaitu terkait validitas hasil pengujian/kalibrasi, peringkat risiko yang paling besar (40%),
ketertelusuran metrologi dan kompetensi kemudian kondisi lingkungan (32%), sistem
personil. Hal ini disebabkan terdapat peluang dokumentasi (24%) dan lainnya berada pada nilai
yang cukup besar yaitu 2 (kemungkinan kecil kurang dari 20%.
terjadi) dan memiliki dampak yang besar yaitu 5
(sangat tinggi) sehingga berpotensi terhadap 25 100%
kualitas keluaran hasil uji/kalibrasi. Frekuensi 90%
kejadian dengan nilai peluang 2 disebabkan oleh 20 80%
beberapa faktor, diantaranya belum mutakhirnya 70%
metode yang digunakan, personil baru yang 15 60%
belum kompeten, keterbatasan laboratorium 50%
rujukan, keterbatasan anggaran dalam 10 40%
melakukan kalibrasi alat ukur. Pada peringkat 30%
risiko tinggi ditetapkan pengendaliannya lebih dari 5 20%
tiga buah, untuk dapat meminimalisir peluang 10%
terjadinya risiko tersebut dan mengurangi angka 0 0%
peluang di tahun-tahun selanjutnya. Pemantauan
risiko untuk peringkat risiko tinggi melalui
pemantauan rutin minimal 6 bulan sekali oleh tim
mutu dan audit internal oleh auditor.

Tindakan pengendalian yang ditetapkan


untuk risiko terkait validitas hasil Gambar 3 Grafik Pareto Peringkat Risiko
pengujian/kalibrasi adalah dengan melakukan Laboratorium PRTBBN Tahun 2021.
validasi/ verifikasi metode, jaminan mutu internal,
ikut serta dalam uji profisiensi / uji banding, Proses penentuan tindakan pengendalian
pemantauan kondisi lingkungan dan review risiko, dilakukan dengan mempertimbangkan
39
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

bagaimana risiko tersebut muncul, tidak hanya (AS/NZS, 2004).


penyebab langsung namun juga faktor-faktor
yang mendasari yaitu akar masalahnya sehingga Pemantauan risiko bertindak sebagai
tindakan pengendalian yang diusulkan jauh lebih lingkaran umpan balik; pemantauan dapat
efektif. Jumlah tindakan pengendalian yang membantu untuk menilai apakah risiko yang
ditetapkan semakin banyak untuk peringkat risiko diidentifikasi memadai atau tidak atau jika ada
yang lebih tinggi. Mekanisme utama untuk kebutuhan untuk mengubah metode identifikasi
mengurangi risiko adalah dengan mengurangi risiko. Pemantauan juga memungkinkan
terjadinya setiap kesalahan. Salah satunya organisasi untuk melihat tren dan
adalah peningkatan kompetensi personil melalui mengidentifikasi sinyal peringatan dini / Early
pendidikan & pelatihan berulang, audit/inspeksi warning signals (Kumar, 2022).
tidak terjadwal, pengumpulan umpan balik,
penguatan proses pelaporan dan tindaklanjut
Pemantauan dan evaluasi risiko dilakukan
ketidaksesuaian (Das, 2021).
untuk dapat menentukan pengendalian yang
benar serta untuk menentukan keputusan apakah
Manajemen risiko yang dijalankan secara risiko tersebut perlu dianalisis lebih lanjut.
efektif dapat memberikan manfaat bagi
PRTBBN melaksanakan proses pemantauan
organisasi, yakni membantu pencapaian tujuan,
dengan menentukan pelaksana yang
memperoleh capaian kinerja yang efektif dan
bertanggungjawab untuk memantau serta
efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan,
menetapkan kerangka waktu. PRTBBN secara
memberikan dasar penyusunan rencana strategis berkala juga melakukan evaluasi manajemen
dan menghindari pemborosan (Tohom, 2014).
risiko secara rutin dalam kaji ulang manajemen,
Dalam memastikan manajemen risiko dapat
untuk membantu memastikan bahwa risiko baru
berjalan dengan efektif, manajemen risiko harus
tidak tercipta tanpa penilaian dan penanganan
senantiasa dievaluasi efektifitasnya melalui
yang tepat, sistem pemantauan juga harus
pemantauan berjenjang yang dilakukan secara memastikan bahwa daftar risiko tetap mutakhir.
berkala. Gambar 4 menunjukkan hirarki aktivitas PRTBBN menyadari efektifitas dari penerapan
pemantauan ririko menurut AS/NZS 4360:2004.
manajemen risiko merupakan bagian terbaik
dalam sebuah organisasi dan merupakan langkah
yang strategis dalam peningkatan. Setiap langkah
kegiatan manajemen risiko didokumentasikan
untuk memastikan setiap proses dilakukan
dengan benar dan untuk memudahkan
pengambilan keputusan dalam kegiatan
peninjauan kembali.

Gambar 4 Hirarki aktivitas pemantauan risiko.

Tabel 3 Penilaian Risiko Kegiatan Pengendalian Mutu Pengujian Dan Kalibrasi.


Evaluasi
Peluang Damp
No Kegiatan Potensi Hambatan Peringkat Pengendalian (Waktu dan
Risiko ak
Pelaksana)
1. Kaji Ulang Waktu
Manajemen pemantauan
pengendalian :
2. Pengajuan RAB
Komitmen 1 tahun
1 5 5 Tahun n+1
Kontrol Manajemen puncak Pelaksana :
1 Auditor
manajemen 3. Evaluasi
sasaran mutu internal / Tim
Mutu
1. Sosialisasi Waktu
Ketidakberpihakan 1 5 5
Kebijakan Mutu pemantauan
40
Manajemen Risiko Pengendalian Mutu pada Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi PRTBBN
Sesuai Persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017
(Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila)

Evaluasi
Peluang Damp
No Kegiatan Potensi Hambatan Peringkat Pengendalian (Waktu dan
Risiko ak
Pelaksana)
2. Pakta integritas pengendalian :
semua personil 1 tahun
Pelaksana :
3. Awareness Auditor
ketidakberpihakan internal / Tim
secara berkala Mutu
Waktu
Paraf Penyelia dalam
Kurangnya pemantauan
logbook
pengawasan pengendalian :
1 3 3 pengujian/kalibrasi
penyelia pada saat 1 tahun
yang dilakukan
pengujian/ kalibrasi Pelaksana :
operator
Tim Mutu
1. Prosedur
penempatan Personil
2. Penempatan
personil melalui Waktu
proses magang dan pemantauan
supervisi oleh atasan pengendalian :
Penentuan Kurangnya 6 bulan
2 2 5 10
personil kompetensi personil 3. Program Pelaksana :
pengembangan Auditor
kompetensi internal / Tim
(diklat/workshop,dll) Mutu
4. Pelaksanaan uji
banding antar
personil
1. Prosedur
preparasi sampel
tersedia di Waktu
laboratorium pemantauan
Proses preparasi 2. Penggunaan pengendalian :
sampel tidak sesuai 1 5 5 alat ukur yang telah 1 tahun
prosedur dikalibrasi (neraca Pelaksana :
analitik, pipet, dll) Tim Mutu/
Penyelia
3. Personil
pelaksana telah diberi
penyeliaan
1. Validasi /
verifikasi metode
Proses 2. Jaminan mutu
Waktu
3 Pengukuran data internal pemantauan
uji / kalibrasi
3. Ikut serta dalam pengendalian :
Hasil pengujian/ uji profisiensi/uji 6 bulan
kalibrasi tidak 2 5 10 banding sesuai Pelaksana :
akurat jadwal Auditor
internal / Tim
4. Pemantauan Mutu /
kondisi lingkungan Manajer
5. Review
LHU/sertifikat oleh
penyelia
1. Jaminan mutu Waktu
Penerapan metode internal pemantauan
pengujian/ kalibrasi 1 5 5 2. Pemantauan pengendalian :
tidak sesuai, rutin kemutakhiran 6 bulan
metode Pelaksana :
41
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

Evaluasi
Peluang Damp
No Kegiatan Potensi Hambatan Peringkat Pengendalian (Waktu dan
Risiko ak
Pelaksana)
3. Ikut serta dalam Auditor
uji banding/uji internal / Tim
profisiensi sesuai Mutu/ Manajer
jadwal
1. Penyusunan
anggaran tahun n+1
untuk perawatan alat,
kalibrasi peralatan,
dan pembelian Waktu
standar reference pemantauan
Peralatan belum di
pengendalian :
kalibrasi sehingga 2. Jadwal Kalibrasi
Ketertekusuran 6 bulan
4 ketertelusuran 2 5 10 dijadikan data dukung
metrologi Pelaksana :
metrologi tidak pengajuan RAB Auditor
terjaga
internal / Tim
3. Pelaksanaan Mutu/ Manajer
Cek antara

4. Pelaksanaan
Kalibrasi sesuai
Jadwal
1. Prosedur Waktu
perawatan Alat pemantauan
pengendalian :
Perawatan alat
1 tahun
tidak dilakukan 1 3 3
2. Jadwal Pelaksana :
secara rutin
perawatan Auditor
internal / Tim
Mutu/ Manajer
1. Penetapan
syarat kondisi
lingkungan dalam
Pemeliharaan
5 Instruksi kerja
peralatan Waktu
2. Formulir pemantauan
pengisian kondisi pengendalian :
Kondisi lingkungan dilengkapi nilai 6 bulan
tidak sesuai dengan 2 4 8 keberterimaan Pelaksana :
persyaratan persyaratan Auditor
3. Pencantuman internal / Tim
nilai suhu dan Mutu/ Manajer
kelembabab pada
setiap pelaporan data
hasil uji / sertifikat
kalibrasi
1. Prosedur
Pengendalian Waktu
Rekaman pemantauan
2. Formulir dan pengendalian :
Kegiatan tidak
Logbook tersedia 1 tahun
terekam dengan 3 2 6
Pendokumentasi lengkap Pelaksana :
baik
6 an hasil uji / 3. Sosialisasi Auditor
kalibrasi prosedur internal / Tim
pengendalian Mutu
rekaman
1. Prosedur Waktu
Dokumen sulit
1 3 3 Pengendalian pemantauan
tertelusur
Dokumen pengendalian :

42
Manajemen Risiko Pengendalian Mutu pada Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi PRTBBN
Sesuai Persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017
(Masripah, Septi Rizkine Pramukti, Zaidi Oktari, Mustika Fadila)

Evaluasi
Peluang Damp
No Kegiatan Potensi Hambatan Peringkat Pengendalian (Waktu dan
Risiko ak
Pelaksana)
1 tahun
2. Pembuatan Pelaksana :
daftar induk dokumen Auditor
dan Daftar distribusi internal / Tim
Mutu
1. Jadwal kaji Waktu
ulang dokumen pemantauan
pengendalian :
Penggunaan 2. Sosialisasi
6 bulan
dokumen yang tidak 2 3 6 dokumen mutakhir
Pelaksana :
mutakhir 3. Sosialisasi Auditor
tempat penyimpanan internal / Tim
dokumen Mutu
Waktu
pemantauan
Sosialisasi prosedur pengendalian :
Personil belum
pengendalian 6 bulan
mengerti sistem 2 2 4
dokumen dan Pelaksana :
dokumentasi
rekaman Auditor
internal / Tim
Mutu

pengendalian untuk peringkat risiko tinggi


5. KESIMPULAN diantaranya adalah berupa prosedur, jaminan
mutu internal dan eksternal, peningkatan
Proses manajemen risiko laboratorium uji dan kompetensi personil, jadwal kalibrasi dan data
kalibrasi PRTBBN dilakukan dengan tahapan kebutuhan bahan standar reference dijadikan
penetapan lingkup kegiatan, identifikasi risiko, data dukung dalam penyusunan anggaran tahun
penilaian risiko, pengendalian risiko, dan n+1, sehingga dapat mencegah adanya kendala
ditentukan pemantauannya dari sisi waktu dan anggaran dalam memastikan ketertelusuran
pelaksananya. Penilaian dan analisis risiko metrologi. Proses manajemen risiko yang telah
menggunakan metode matriks peta risiko dilakukan kemudian dievaluasi secara berkala
(probabilitas dan dampak) dan pengukuran untuk memastikan setiap proses dilakukan
tingkat keparahan dampak sesuai pedoman MIL- dengan benar, efektif dan relevan penerapannya.
STD-882B System Safety Program Requirements
dan Risk Management Guidelines Companion to UCAPAN TERIMA KASIH
AS/NZS 4360:2004. Hasil identifikasi dan analisa
risiko dari 6 kegiatan, diinventarisasi terdapat 14 Penulis mengucapkan terima kasih kepada
potensi hambatan yang mempengaruhi mutu PRTBBN Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan
laboratorium uji dan kalibrasi. Kemudian Riset dan Inovasi Nasional tempat kami bekerja,
dihasilkan adanya 3 peringkat risiko yang kepada direktur, para manajer laboratorium uji
berbeda dengan rincian 4 kegiatan dengan dan kalibrasi dan semua personil yang terlibat
kategori peringkat risiko rendah, 7 kegiatan dalam penyusunan manajemen risiko
dengan peringkat risiko sedang, dan 3 kegiatan laboratorium pengujian dan kalibrasi serta semua
dengan peringkat risiko tinggi dan nilai pareto personil yang terlibat dalam pelaksanaan
40%. Kegiatan yang memberikan nilai dampak implementasi SNI ISO/IEC 17025:2017 di
risiko tertinggi adalah terkait hasil PRTBBN.
pengujian/kalibrasi, ketertelusuran metrologi dan
kompetensi personil. Pada peringkat risiko tinggi
ditetapkan pengendaliannya lebih dari tiga buah, DAFTAR PUSTAKA
untuk dapat meminimalisir peluang terjadinya
risiko tersebut dan mengurangi angka peluang di
BSN (2017). Persyaratan Umum Kompetensi
tahun-tahun selanjutnya. Pemantauan risiko
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi SNI
untuk peringkat risiko tinggi melalui pemantauan
ISO/IEC 17025:2017. Jakarta: BSN.
rutin minimal 6 bulan sekali oleh tim mutu dan
audit internal oleh auditor. Tindakan AS/NZS (2004). Risk Management Guidelines
Companion to AS/NZS 4360:2004.
43
Jurnal Standardisasi Volume 24 Nomor 1, Maret 2022: Hal 33 - 44

Standards Australia International and Lokobal, A., Sumajouw, M.D & Sompie, B. F.
Standards New Zealand. (2014). Manajemen risiko pada
Kumar, Sonjai (2022) Introduction to Risk perusahaan jasa pelaksana konstruksi di
Management Chapter- 1. Researchgate. propinsi papua. Jurnal Ilmiah Media
India. Engineering, 4(2).
Mahabir-Lee, Shivanna. (2019). Five step Military, U.S. (1984). MIL-STD-882B System
laboratory risk management according to Safety Program Requirements.
ISO 17025:2017. Advisera - 17025 Washington: US Department of Defense,
Academy. United States. 2465-562.
BSN. (2016). SNI ISO/IEC 31010:2016 Ayub, Yousaf. (2019) ISO 17025 Lab Risk
Manajemen Risiko - Teknik Penilaian Asessment. Reseachgate. Hongkong.
Risiko. Jakarta: BSN. Masharipov, Shodlik M. (2019). ISO 27025 Risk
Srinivas, K (2018). Process of Risk Management. Management example. Researchgate.
IntechOpen. India. Uzbekistan.
Febriana, P. (2014). Manajemen Risiko Proyek Gandara, Ganjar. S (2020). Analisis Penerapan
Vale di PT.Multipanel Intermitra Mandiri. ISO 9001 : 2015 Melalui Jumlah
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Ketidakpastian Produk, Proses dan
Atmajaya. Yogyakarta. Pelayanan Pada PT. X. Universitas
Mercubuana. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
tentang Sistem Pengendalian Intern Neyestani, B. (2017). Seven Basic Tools of
Pemerintah. Quality Control the Appropriate Techniques
for Solving Quality Problems in the
BSN. (2018). ISO 31000:2018 Risk assessment.
Organizations. Munich Personal Repec
Jakarta: BSN.
Archive. Jerman
Sabarguna, S.B. (2011). Manajemen Proyek
Das, Debdatta, et al. (2021). Risk Identification of
berbasis Project Management Body of
a hospital laboratory pre-analytical through
Knowledge (PM-BOK). Jakarta: Universitas
failure mode and effect analysis. Asian
Indonesia (UIPress).
Journal of medical sciences. Asian Journal
Burke, R. (2000). Project Management: Planning
of Medical Sciences, 12(4), 31-38.
& Control Techniques (Ed. 3). the United
Kingdom and Australia: John Wiley & Son Tohom, Andilo. (2014). Tata Kelola, Manajemen
Ltd. Risiko dan Pengendalian Intern.
Pusdiklatwas BPKP. Bogor.

44

Anda mungkin juga menyukai