Investigational products
CPOB /GMP
MANAGEMENT RESPOSIBILITIES
Risk Assessment
Apakah yang dapat menyebabkan
Risk Identification
terjadinya risiko atau apa penyebab yang
Risk Analysis yang sudah terjadi?
Risk Evaluation
unacceptable
Seperti apa probabilitas atau
kekerapannya?
R i sk Management tool s
Ri s k Commun ication
Risk Control
Review Events
Karakteristik risiko pada produk Farmasi
"Review or monitoring of
output/results of the risk
management process considering
Review Events (if appropriate) new knowledge and
experience about the risk." (ICH
Q9)
Ensures nothing has changed to
affect the QRM assumptions, output
and conclusions
Consider during product review
Komunikasi
risiko
QRM tools – some of them!
Minor Deviation:
Deviasi yang tidak berdampak pada mutu produk atau berpotensi menimbulkan
komplain dan/datau perubahan efek terapetik pada penggunaannya .
Major Deviation:
Deviasi yang berdampak langsung ketika digunakan pasien, berpotensi
menimbulkan efek tidak diinginkan, adanya kemungkinan pengurangan khasiat
dari produk , atau berpotensi menjadi complaint
Critical Deviation:
Deviasi yang berdampak langsung terhadap pasien atau dapat menimbulkan
kejadian yang fatal, kematian atau kegagalan terapi dan terjadinya penarikan
produk ( product recall)
Mengapa Deviasi harus dikelola?
(Diinvestigasi, diperbaiki dan didokumentasi)
Mutu, Khasiat dan keamanan produk mapupun harapan konsumen terkait mutu
bisa terdampak .)
Deviasi bisa menjadi kelemahan dari dokumen teregistrasi
Deviasi punya impact terhadap system validasi
Deviasi bisa menjadi unsur ketidakpatuhan dalam penerapan CPOB misalnya :
kontaminasi silang, ketercampur bauran, penyimpangan SOP dan prosesedur
teknis
Deviasi akan memicu tindakan koreksi untuk perbaikan selanjutnya
Deviasi juga dapat menjadi pertanyaan terhadap kelangsungan (tahapan) proses
produksi
Deviasi yang diketahui berdampak pada produk lain yang telah diluluskan harus
ditindaklanjuti , mungkin sampai pada penarikan produk
Siapa yang bertanggung jawab
jika terjadi deviasi?
Unit operasional (Gudang, produksi, lab uji, penunjang)
Menginformasikan deviasi sesuai jangka waktu yang ditentukan
Mengidentifikasi dan dokumentasikan deviasinya .
Membantu QA melakukan investigasi
Melaksanakan Tindakan perbaikan dan pencegahan
Quality Assurance/ Pemastian mutu
Bertanggung jawab tehadap keseluruhan penerapan CPOB
Memantau kegiatan investigasi
Memberikan persetujuan Laporan hasil investigasi dan keputusan tindak lanjut
Memastikan tindak lanjut dilakukan sesuai Instituting Appropriate Actions
Melakukan penolakan bets atau keputusan lainnya.
Tindakan Korektif dan Tindakan
Pencegahan (TKTP)/CAPA
Tercantum di BAB 9, dibawah sub judul Prosedur penanganan dan
investigasi keluhan termasuk cacat mutu yang mungkin terjadi
Sistem ini merupakan bagian dari CPOB yang ruang lingkupnya
menjadi luas karena termasuk cacat mutu yang mungkin terjadi,
artinya deviasi dalam proses Ketika produk dibuat, termasuk dalam
lingkup ini.
Tindakan ini merupakan Tindakan responsive atas sebuah event
atau kejadian yang menyimpang
Prosedur untuk melaksanakan tindakan ini harus tersedia dan
mencakupi seluruh rangkaian secara runut dan terdokumentasi.
Tindakan Korektif dan Tindakan
Pencegahan (TKTP)/CAPA ….lanjutan
Tahap investigasi dilakukan secara sistematis melalui proses MRM
untuk mencari penyebab utama/ root cause dari event tersebut,
didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan semua pihak yang
terlibat dlam event dan investigasi
Ekspektasi dari Tindakan ini haruslah sampai kepada implementasi
tindakan pencegahan
Harus tersedia data dan informasi yang cukup untuk melakukan
ivestigasi, terutama jika menyangkut cacat mutu produk di pasaran
termasuk kemungkinan terjadinya pemalsuan.
Semua keluhan tentang mutu produk harus didokumentasikan dan
dikomunikasin segera, sebelum diputuskan tindak lanjut investigasi
Langkah dasar proses TKTP/CAPA
Solution
Conduct Verification/
Implementa
effectiveness validation
tion
review
Persamaan dan perbedaan Tindakan korektif
(C) dan tindakan pencegahan (P)
Persamaan:
Keduanya ditetapkan melalui proses yang sama
Tujuannya adalah mencegah terjadinya keberulangan masalah
Perbedaan:
C:
ditetapkan berdasarkan pengalaman masalah yg serupa dan telah dibuktikan
solusinya dapat memperbaiki penyebab masalah
Dalam kasus ini identifikasi akar masalah sangat pentinguntuk segera mengenali
masalah yang terjadi
P:
ditetapkan sejak awal untuk mengeliminasi masalah (biasanya Critical)
Jika pada implementasi diduga masih ada kemungkinan terjadi masalah, maka
control risiko yang sesuai harus ditetapkan untuk pencegahan dan dievaluasi periodik
Inspectors points of view
Sistem Mutu Industri Farmasi adalah entry point ketika audit, cermati
informasi sejak opening meeting tentang system yang berjalan dalam
menjalankan perusahaan:
Visi dan misi
Organisasi
Status regulatori fasilitas dan produk (sertifikasi, MAH)
Pembagian tanggung jawab disemua unit operasional
Alur kerja di fasilitas biasanya dipresentasikan sebelum site tour, catat
pertanyaan yang akan relevan dengan tempat yang akan dikunjungi.
Verifikasi Dokumen ketika audit sistem mutu amat penting. Antara
kebijakan dengan prosedur; antara prosedur dengan implementasi;
antara PQR dengan banyak komponenterkait seperti: Deviasi, CAPA,
Validasi, Variasi, Penarikan produk dll
RANGKUMAN
Sistem Mutu Industri Farmasi (SMIF) mencerminkan pengelolaan siklus hidup
produk yang dihasilkan dan dipasarkan oleh industry farmasi tersebut.
Elemen-elemen dalam system mutu harus dipastikan diimplementasikan
dengan baik:
Kinerja proses pembuatan,
Pengkajian mutu produk,
Sistem Penanganan Deviasi dan CAPA,
Manajemen Perubahan,
kaji ulang manajemen
Penerapan Manajemen Risiko Mutu yang benar, disemua elemen CPOB
mencerminkan kompetensi majemen dalam system keseluruhan
TERIMAKASIH