Anda di halaman 1dari 10

1.

Perlindungan yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien pada saat pasien tersebut akan
memperoleh obat melalui resep yang dibawanya atau akan menggunakan obatnya. Jenis
perlindungan ini adalah?
a. Preemtif
b. Preventif
c. Promotif
d. Kuratif
e. Rehabilitatif
2. Menurut UU 3/2009, setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang akan diterimanya, dan UU yang sama
menyatakan setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan. Apa alasan untuk membuka rahasia tersebut?
a. Permintaan keluarga pasien
b. Permintaan dokter
c. Permintaan Apoteker
d. Permintaan pasien
3. Menurut Per Ka BPOM 34 tahun 2018, cangkang kapsul adalah bagian tak terpisahkan dari obat.
Agar Apoteker tidak dikategorikan sebagai pelanggaran dalam pembuatan obat yang baik, maka
cangkang kapsul hendaklah dianggap sebagai?
a. Bahan Awal
b. Bahan Kemas
c. Bahan Aktif
d. Produk Ruahan
e. Produk Jadi
4. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara pengobatan risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi dan perkiraan biaya pengobatan adalah hak pasien yang harus diberikan
sebelum pengobatan dilakukan. Pemberian informasi semacam ini perlu dilakukan untuk
memenuhi kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pengobatan. Hal ini disebut?
a. Informed consent
b. Reliability
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Emphaty
5. Perbedaan obat dan barang konsumsi lain dalam hal proses jual beli bidang farmasi, antara lain
terletak pada kondisi masyarakat yang umumnya tidak memahami mutu dan/ atau khasiat obat,
sehingga diperlukan pemberian informasi yang baik dan benar terkait obat. Dalam hal
perlindungan konsumen, keadaan masyarakat seperti ini disebut?
a. Ignorance
b. Supply induce demand
c. Heterogen
d. Kompetitif
e. Homogen
6. Walaupun sudah banyak per-UU-an yang ditetapkan dan diberlakukan untuk pengatuan obat di
Indonesia, masih tetap diperlukan peraturan perundang yang mengatur Narkotika dan
Psikotropika. Tujuan spesifik terkait Narkotika dan Psikotropika dibandingkan dengan tujuan
pengaturan obat lainnya adalah?
a. Menjamin ketersediaan
b. Melindungi masyarakat
c. Menjamin upaya rehabilitasi
d. Menjamin mutu dan khasiat/ kemanfaatan
e. Memberikan kepastian hukum
7. Sistem pengawasan obat dan makanan yang digunakan dalam pengawasan produk yang
beredar di Indonesia dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Pihak pertama dan utam yang
bertanggung jawab dalam mutu, keamanan dan khasiat/ manfaat obat dan makanan adalah?
a. BPOM
b. Kemenkes
c. Dinkes
d. Produsen
e. Masyarakat
8. Banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Contoh obat yang termasuk dalam kategori tersebut adalah?
a. Diazepam
b. Alprazolam
c. Fentanyl
d. Triheksilfenidil
e. Dekstrometorfan
9. Menurut Permenkes 3/ 2015, mutasi obat yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan sistem saraf pusat, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan wajib
dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Laporan disampaikan sebagai obat?
a. Obat keras
b. Obat obat tertentu
c. Obat bius
d. Obat psikotropik
e. Obat prekusor
10. Penggolongan obat Narkotika dan/ atau Psikotropika ditetapkan melaui peraturan perundang-
undangan. Untuk pertama kalinya, peraturan perundang-undangan yang menetapkan golongan
dan jenis obat psikotropika adalah?
a. OOK 419/1949 ; Obat keras
b. UU 5/ 1997 ; Psikotropika
c. UU 35/ 2009 ; Narkotika
d. PP 40/ 2013 ; Pelaksanaan UU 35/ 2009
e. PMK 3/ 2015 ; P4 Narkotika dan Psikotropika
11. Sekalipun banyak disalahgunakan, namun psikotropika dapat dipakai untuk kepentingan
pengobatan dan ilmu pengetahuan. Psikotropika yang dikelompokkan dalam bahan yang boleh
dipakai untuk terapi namun memiliki potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan
adalah?
a. Diazepam
b. Nitrazepam
c. Lexotan
d. Fenobarbital
e. Amobarbital
12. Pelaporan Narkotika dan Psikotropika dapat dilakukan menggunakan cara elektronik, melaui
SIPNAP, aspek yang perlu dilaporkan melalui SIPNAP adalah?
a. Stok awal
b. Penerimaan
c. Pengeluaran
d. Mutasi
e. Stok akhir
13. Institusi pemerintah ditingkat pusat- Provinsi maupun Kabupaten/Kota diwajibkan menyusun
norma, standar, prosedur dan kriteria dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Kegiatan
tersebut merupakan pelaksanaan dari peran pemerintah sebagai?
a. Pemberi biaya
b. Pelaksana pelayanan
c. Pengawas
d. Pembina
e. regulator
14. setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Orang yang dimaksud disini adalah?
a. Pelanggan
b. Apoteker
c. Konsumen
d. Dokter
e. Petugas rumah sakit
15. Perbandingan antara tingkatan dari manfaat yang dirasaan terhadap manfaat yang diharapkan
oleh pelanggan merupakan salah satu hal yang menjadi indikator kesuksesan dalam pelayanan
kefarmasian bagi pasien. Perbandingan ini disebut sebagai?
a. Reliability
b. Responsiveness
c. Assurance
d. Emphaty
e. Satisfaction
16. Perlindungan bagi konsumen bidang kefarmasian dalam praktik kefarmasian dapat diberikan
melaui pemberian pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera dan memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Keadaan tersebut menunjukkan upaya Apoteker untuk memenuhi karakter
pelayanan bersifat?
a. Reliability
b. Responsiveness
c. Assurance
d. Emphaty
e. Satisfaction
17. Praktik kefarmasian diharapkan agar dapat dilaksanakan untuk memelihara partisipasi seluruh
masyarakat melalui pemberian kesempatan kepada konsumen dan pelaksana praktik
kefarmasian untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya. Azaz ini disebut
sebagai?
a. Keadilan
b. Keseimbangan
c. Manfaat
d. Keamanan dan keselamatan
e. Kepastian Hukum
18. Pemerintah melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap sediaan farmasi yang
beredar di Indonesia melalui kegiatan pengawasan pre dan post market. Pelaksanaan
pengawasan post market terhadap obat tradisional yang beredar di Indonesia, dilakukan oleh?
a. BPOM
b. Kemenkes
c. Dinkes Provinsi
d. Dinkes Kabupaten
e. Dinkes Kota
19. Proses perizinan pangan industri rumah tangga dilakukan oleh pemilik pangan industri rumah
tangga dengan cara mengikuti proses yang dilayani oleh instansi pemerintah. Instansi
pemerintah yang melaksanakan fungsi pengawasan melalui perizinan pangan industri rumah
tangga tersebut adalah?
a. BPOM
b. Kemenkes
c. Ditjen Farmalkes
d. Dinkes Provinsi
e. Dinkes Kabupaten/ Kota
20. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPOM dilakukan oleh instansi yang
berada dilingkungan BPOM sendiri. Instansi tersebut adalah?
a. Kepala BPOM
b. Sekretariat Utama
c. Deputi
d. Inspektorat
e. Kepala Pusat
21. Dalam rangka pengawasan obat yang akan diedarkan di Indonesia diperlukan suatu proses
evaluasi terhadap obat yang akan diedarkan. Produsen yang berminat dapat mengajukan
berkas dan/atau produk ke BPOM menggunakan ?
a. Contoh produk
b. Informasi produk
c. Dosier
d. Sertifikat Produk
e. Izin produksi
22. Setiap obat yang akan diedarkan di Indonesia diharuskan melaksanakan pembuatan disarana
yang telah memiliki sertifikat CPOB. Pemberian sertifikat CPOB dilaksanakan berdasarkan?
a. Produsen
b. Izin usaha
c. Bentuk sediaan
d. Izin edar
e. Izin operasional
23. Setiap sarana praktik kefarmasian diharuskan menyediakan produk yang bermutu, aman dan
berkhasiat. Persyaratan tersebut dapat saja dilanggar oleh pelaku usaha dalam berbagai bentuk,
misalnya obat palsu. Upaya untuk menghindari adanya obat palsu dalam sarana pelayanan
kefarmasian, dapat dilakukan dengan cara?
a. Pembelian langsung ke produsen
b. Membeli ke PBF berizin
c. Membeli ke sarana pelayanan yang lain
d. Memeriksa mutu obat
e. Meminta faktur
24. Jika seorang Apoteker di Industri manufactur obat yang telah memiliki sertifikat CPOB untuk
sediaan krim non antibiotik, diam-diam membuat dan mengedarkan kosmetika krim pelembut,
maka akan dikenakan sanksi. Sanksi paling berat yang akan dikenakan sesuai UU 36/2009
adalah?
a. Pidana denda Rp.100 juta
b. Pidana denda Rp.100 juta dan penjara 3 tahun
c. Pidana denda Rp. 1 miliar dan penjara 10 tahun
d. Pidana denda Rp. 1,5 miliar dan penjara 15 tahun
e. Pidana denda Rp. 5 miliar dan penjara 5 tahun
25. Apoteker yang memiliki surat izin praktik di Klinik Pratama, kemudian juga bekerja sebagai
medical respresemative disebuah industri farmasi. Apakah ini merupakan sebuah pelanggaran?
a. Tidak melanggar
b. Ya, pelanggaran kode etik apoteker
c. Ya, pelanggaran pedoman disiplin apoteker
d. Ya, pelanggaran PP 51/2009
e. Ya, pelanggaran UU 36/2009
26. Apoteker di PBF tidak mau melayani pesanan obat bebas terbatas dari sebuah Apotik, karena
surat pesanan tidak ditandatangani oleh Aoteker pengelola apotek tersebut. Apakah Apoteker
PBF ini melanggar ketentuan?
a. Tidak melanggar
b. Ya, pelanggaran kode etik apoteker
c. Ya, pelanggaran pedoman disiplin apoteker
d. Ya, pelanggaran PP 51/2009
e. Ya, pelanggaran UU 36/2009
27. Apoteker Kepala Instalasi Farmasi sebuah Rumah Sakit memproduksi obat yang tidak memiliki
izin edar, tetapi hanya digunakan untuk lingkungan rumah sakitnya saja. Apakah Apotekr RS ii
melanggar ketentuan?
a. Ya, pelanggaran kode etik
b. Ya, pelanggaran pedoman disiplin apoteker
c. Ya, pelanggaran PMK 1799/2010
d. Ya, pelanggaran PP 51/2009
e. Ya, pelanggaran UU 36/ 2009
28. Apoteker yang bekerja di Balai POM suatu daerah bertugas sebagai pengawas farmasi dan
makanan yang ada di wilayah kerjanya. Pada saat yang sama, yang bersangkutan juga menjadi
Apoteker Pengelola Apotek X yang masuk dalam wilayah pengawasannya. Apakah apoteker ini
melanggar ketentuan?
a. Tidak melanggar
b. Ya, pelanggaran kode etik
c. Ya, pelanggaran pedoman disiplin apoteker
d. Ya, pelanggaran PMK 31/ 2016
e. Ya, pelanggaran PP 51/2009
29. Pada saat melayani seorang pasien, karena alasan ekonomi pasien tersebut meminta agar
Apoteker mengganti obat paten/nama dagang yang tertulis dalam resep dokter dan
menyerahkan obat generik dengan kandungan yang sama kepada pasien. Peraturan perundang-
undangan apa yang dapat dijadikan dasar ketentuan oleh Apoteker sehingga tidak melanggar?
a. Permenkes tentang Obat Wajib Apotek
b. Permenkes tentag Standar pelayanan Kefarmasian di Apotek
c. Permenkes tentang Apotek
d. PP 72/ 1998 tentang Pengamana Sediaan Farmasi dan Alkes
e. PP 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
30. Apoteker yang tidak membuat dan/atau tidak melaksanakan Standar Prosedur Operasional
sebagai Pedoma Kerja bagi seluruh personil di sarana pekerjaan/ pelayanan kefarmasian, ssuai
dengan kewenangannya. Pelanggaran yang dilakukan oleh Apoteker tersebut adalah?
a. Pelanggaran Hukum saja
b. Pelanggaran pedoman disiplin atau kode etik saja
c. Pelanggaran hukum da kode etik
d. Pelanggaran huku, pedoman disiplin
e. Pelanggaran hukum, pedoman disiplin dan kode etik
31. Apoteker yang bekerja sebagai Medical Representative di Industri Farmasi tertentu, diam-diam
menjadi Apoteker Pengelola Apotek Swasta di kota yang sama. Apakah ii merupakan
pelanggaran?
a. Tidak pelanggaran
b. Ya, pelanggaran kode etik apoteker
c. Ya, pelanggaran pedoman disiplin apoteker
d. Ya, pelaggaran PMK 31/2016
e. Ya, pelanggaran PP 51/2009
32. Banyak aspek yang dijadikan objek pengawasan post market dalam pengawasan distribusi obat
yang beredar yang dilakukan oleh BPOM/ Kemenkes. Aspek tersebut adalah?
a. Pemenuhan CPOB
b. Efikasi Produk
c. Keamanan Produk
d. Konsistensi Mutu
e. Stabilitas Produk
33. Pejabat/ pegawai BPOM/ Kemenkes dikategorikan dalam jabatan fungsional yang berisi funsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan dengan urutan tertinggi yang dapat diraih oleh Apoteker
diantara jabatan funsional berikut adalah pengawasan Farmasi dan Makanan?
a. Madya
b. Muda
c. Pelaksana
d. Penyelia
e. Pertama
34. Menurut Permekes 49/2016, Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota dikelompokkan
berdasarkan tipe Dinkes tertentu berdasarkan variabel umum dan variabel teknis. Variabel
teknis yang pakai adalah?
a. Jenis penyakit
b. Jenis penderita
c. Kepadatan penduduk
d. Luas wilayah
e. Jumlah anggaran daerah
35. Menurut Permekes 26/2018, Rumah Sakit diharuskan memiliki izin dari instansi sesuai dengan
tipe rumah sakitnya. Instansi pemerintah yang mengeluarkan izin untuk rumah sakit tipe C
adalah?
a. Kemenkes
b. Dirjen Pelayanan Kesehatan
c. Dinkes Provinsi
d. Dinkes kab/ kota
e. Pemda Kab/ kota
36. Apoteker adalah sebuah profesi yang meiliki ciri tersendiri. Jika seseorang yang telah lulus
dalam pendidikan profesi, maka dapat menyandang jabatan profesi jika: memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang sesuai dengan ciri profesi apoteker . ciri khusu dibandingkan
dengan lulusan bidang ilmu diluar kefarmasian adalah?
a. Memiliki pengetahuan khusus
b. Memiliki ketrampilan khusus
c. Memiliki sikap yang profesional
d. Melaksanakan praktik
e. Memiliki sifat altruisme
37. Pelaksanaan praktik profesi oleh Apoteker diharapkan agar melaksanakan kode etik apoteker.
Salah satu nilai yang diindahkan dalam melaksanakan praktik termuat dalam kode etik apoteer
indonesia adalah?
a. Kesehatan
b. Kesejawatan
c. Kompetensi
d. Komunikasi
e. Kewenangan
38. Dimana apoteker berpraktik, dia selalu harus memainkan perannya dilingkungan tempat praktik
kefarmasian melalui pelayanan kepada pelanggan internal maupun eksternal. Peran itu disebut
sebagai?
a. Manajer
b. Teacher
c. Communicator
d. Caregiver
e. Leader
39. Apoteker sedang melaksanakan pelayanan swamedikasi dengan memberikan obat untuk TBC di
Apotek tempat dia berpraktik. Kegiatan pelayanan ini memerlukan kopentensi sebagai seorang
Apoteker . area kompetensi yang paling relevan dengan kegiatan ini adalah?
a. Praktik kefarmasian secara professional dan etik
b. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
c. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
d. Pemberia informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
e. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
40. Dalam melaksanakan praktek kefarmasian, Apoteker seringkali berpraktik sendirian, tanpa ada
yang mmbantu. Terkait kesendiriannya, agar praktiknya berjalan sesuai dengan kaidah praktik
kefarmasian yang baik. Maka Apoteker dituntut untuk melakukan praktik dengan cara?
a. Adil
b. Berbudi luhur
c. Jujur
d. Ramah
e. Sopan
41. Apoteker dapat mengikuti proses penilaian dari suatu instansi terhadap seorang professional
pemberi pelayanan untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi penugasan dan
kewenangan untuk menjalankan asuhan/tindakan tertentu dalam lingkungan instansi tersebut
untuk periode tertentu. Proses ini disebut sebagai?
a. Resertifikasi
b. Kredensialisasi
c. Sertifikasi
d. Akreditasi
e. Evaluasi
42. Apoteker senantiasa mengikuti proses yang sistematis dalam mengumpulkan bukti-bukti telah
melaksanakan pengembangan diri dan praktik, kemudian membandingkan bukti-bukti tersebut
dengan standar kompetensi yang ada untuk menilai apakah telah mencapai kompetnesi. Proses
yang dimaksud disebut?
a. Resertifikasi
b. Kredensialisasi
c. Sertifikasi
d. Akreditasi
e. Evaluasi
43. Upaya untuk memlihara dan meningkatkan kompetensi biasanya dibuat dalam bentuk ‘ plan of
Action’ yang memiliki sifat sifat SMART. Singkatan yang menunjukkan bahwa rencana kerja yang
dibuat tersebut realistic adalah terkait dengan?
a. Simple
b. Measurable
c. Achievable
d. Reasonable
e. Timely

44. Menurut PP 51/2009, Apoteker dapat memperpanjang sertifikat kompetensinya mendekati 5


tahun melalui proses pembuktian komptensi. Bentuk proses yang harus diikuti adalah melalui?
a. Resertifikasi
b. Uji kompetensi
c. Sertifikasi
d. Akreditasi
e. Evaluasi

45. Komite Farmasi Nasional menetapkan proses untuk memperpanjang sertifikat kompetensi
dapat dilakukan melalui pembuktian bahwa Apoteker melaksanakan /mengikuti kegiatan terkait
praktik kefarmasian. Kegiatan yang terkait dengan perolehan SKP berupa kajian kasus terkait
praktik kefarmasian adalah?
a. Kegiatan praktik profesi
b. Kegiatan pembelajaran
c. Kegiatan pengabdian masyarakat
d. Kegiatan publikasi ilmiah atau popular di bidang kefarmasian
e. Kegiatan pengembangan ilmu dan pendidikan
46. Bentuk akutanbilitas dalam praktik profesi oleh apoteker, organiasi IAI memanggil ,
menyidangkan dan memberikan sanksi kepada Apoteker yang melanggar naskah organisasi.
Prinsip yang dipakai dalam akuntabilitas ini adalah?
a. Pendisiplinan anggota
b. Menjaga wibawa profesi
c. Sarana control
d. Meningkatkan mutu profesi
e. Mencagah campur tangan pihak luar
47. Apoteker dituntut untuk selalu mrningkatkan praktik kefarmasian dimanapun berpraktik. Upaya
terkait dirinya sendiri untuk selalu memelihara kompetensinya sehingga setiap saat dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya di tempat praktik. Upaya yang dilakukan untuk
hal ini adalah?
a. Mengikuti Standar Prosedur Operasional
b. Mengikti perkembangan perUUan
c. Mengindahkan kode etik
d. Mengindahkan pedoman disiplin
e. Melaksanakan pengenbangan diri
48. Banyak hal yang harus disediakan oleh Apoteker umtuk membuktikan bahwa Apoteker disebut
berpraktik bertanggung jawab. Bukti apa yang harus disediakan untuk menunjukkan bahwa
Apoteker berpraktik bertanggung jawab?
a. Mengikuti perkembangan perUUan dan IPTEK
b. Menyediakan dan membina kompetensi TTK
c. Melaksanakan praktik sesuai SPO/IK
d. Memelihara catatan praktik
e. Mendelegasikan tugas kepada TTK yang kompeten
49. Pedoman disiplin Apoteker Indonesia merupakan pedoman yang dipakai Apoteker dalam
berpraktik agar praktik berjalan sesuai dengan ketentuan. Pada pedoman disipiln Apoteker
Indonesia adalah bentuk pelanggaran yang tidak boleh dilakukan oleh Apoteker. Bentuk
pelanggaran tersebut terkait dengan?
a. Moral baik dan buruk
b. Norma sopan santun
c. Penerapan keilmuan
d. Penerapan kewenangan
e. Penerapan keperdataan
50. Apoteker diminta bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan untuk menjamin
kompetensinya melalui pemelihaaran dan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan
perilaku secara sistemastis selama berkarir atau berpraktik. Tindakan paling tepat untuk itu
adalah?
a. Pendidikan kefarmasian berkelanjutan
b. Pengembangan profesionalitan berkelanjutan
c. Mengikti seminar kefarmasian
d. Melaksanakan praktik kefarmasian
e. Mengikuti studi lanjut kefarmasian

Anda mungkin juga menyukai