Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN SUHU UDARA(Hygrometer )

Dosen Pengampu : Helina Helmy M.Sc

OLEH :
Fahira giyanti 2013551005
Faradilla maharani 2013351006
Hesi nirva diana 2013351007
Laila Atika Hsb 2013351008

SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN POLIKTEKNIK KESEHATAN


KEMENKES TANJUNG KARANG
2021

1
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suhu udara.
2. Mahasiswa dapat menganalisis data hasil pengukuran suhu udara.

B. Dasar Teori
Suhu merupakan karakteristik inherent, dimiliki oleh suatu benda yang
berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda
maka suhu benda tersebut akan meningkat , sebaliknya suhu benda tersebut akan
turun jika benda yang kehingalan panas. Akan tetapi hubungan antara satuan
panas (energy) dengan satuan suhu tidak merupakan suatu kostanta, karena
besarnya peningkatan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya
tamping panas (heat capacity) yang dimiliki oleh belanda penerimanya tersebut
Lakitan(1994:89).
Suhu juga dapat diartikan sebagai derajat panas atau dinginnya suatu
objek. Suhu suatu objek biasanya diukur dalam derajat fahrenheit atau derajat
celcius, suhu menjelaskan jumlah panas, atau energi, objek tersebut. Secangkir air
mendidih memiliki molekul yang sangat aktif bergerak sangat cepat dan
menghasilkan panas yang kita rasakan ditangan dan wajah kita. Benda yang kasar
tidak memiliki banyak energi. Molekul mereka jauh kurang aktif.
Jika Anda meletakkan sarung tangan oven di atas piring panas yang baru
keluar dari kompor, sarung tangan oven biasanya mengambil sebagian panas. Hal
ini adalah salah satu gagasan utama termodinamika yang mempelajari bagaimana
energi dan panas bekerjasama. Jika tidak ada panas yang ditransfer antara dua
benda, kedua benda itu memiliki suhu yang sama. Namun jika salah satu
objek

2
memiliki suhu yang lebih tinggi, panas akan mengalir secara alami dari objek
yang lebih panas ke objek yang lebih dingin.
Skala Celcius digunakan di sebagian besar dunia, kecuali Belize,
Myanmar, Liberia, dan Amerika Serikat. Para ilmuwan menggunakan skala
Kelvin, yang tidak mengukur suhu dalam derajat. Zero Kelvin juga disebut nol
mutlak, suhu terdingin dan tingkat energi terendah. Nilai nol mutlak sama dengan
sekitar minus-273 derajat Celcius (Rudledge, dkk : 2011).
Suhu udara merupakan salah satu unsur cuaca/iklim yang utama, oleh
karena itu pengukuran suhu udara penting dilakukan untuk mendapatkan data
suhu udara yang akurat. Data mengenai kondisi atmosfer yang akurat diperlukan
untuk mendukung berbagai sektor kehidupan manusia seperti misalnya dalam
bidang pertanian, informasi suhu dapat digunakan dalam pengendalian penyakit
tanaman.
Pengukuran suhu udara pada stasiun pengamatan cuaca hanya
memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai sesaat suhu atmosfer. Pada
umumnya suhu maksimum terjadi pada tengah hari, biasanya antara jam 12.00-
14.00 waktu lokal dan suhu minimum terjadi antara pukul 06.00 waktu lokal dan
sekitar matahari terbit. Pada umumnya suhu udara harian rata-rata dapat dihitung
dengan menjumlah suhu maksimum dan suhu minimum lalu dibagi dua. Namun
untuk keperluan penghitungan rata-rata suhu udara harian dari peralatan manual
secara sinoptik (pengamatan meteorologi permukaan yang dilaksanakan secara
bersamaan di seluruh wilayah dunia pada jam yang sudah ditetapkan secara
konvensional berdasarkan standar waktu internasional yaitu pada pukul 00.00,
03.00, dan 06.00 UTC.
Lakitan (2002:21) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar
Klimatologi” mengatakan bahwa termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu sebuah benda. Termometer bekerja dengan memanfaatkan
perubahan sifat termometrik suatu benda tersebut mengalami perubahan suhu.
Perubahan sifat termotrik suatu benda menunjukan adanya perubahan suhu benda,
dan dengan melakukan kalibrasi atau peneraan tertentu terhadap sifat termometrik
yang teramati dan terukur, maka nilai suhu benda dapat dinyatakan secara
kuantatif. Tidak semua sifat termometrik benda yang dimanfaatkan dalam
termometer. Begitu

3
juga menurut Kreith (1991:62) sifat termometrik yang dapat digunakan dalam
pembuatan termometer harus merupakan sifat termometrik yang teratur. Artinya
perubahan sifat termometrik terhadap perubahan suhu harus bersifat tetap atau
linier, sehingga peneraan skala termometer tersebut nantinya dapat digunakan
untuk mengukur suhu secara teliti.
C. Alat dan Bahan
Untuk melakukan identifikasi suhu udara maka diperlukan alat dan bahan
sebagai berikut:
Alat :
1. Termometer (ºC) untuk mengukur temperatur/suhu udara.
Bahan : -

D. Langkah Kerja
1. Meletakkan thermometer.
2. Mendiamkan thermometer beberapa saat (±10 menit).
3. Mencatat hasil pengukuran.
4. Menganalisis hasil pengukuran.

E. Hasil dan
Pembahasan Hasil
Berikut ini adalah hasil praktikum yang diperoleh berdasarkan
pengukuran :
Tabel 3.1 Data pengukuran suhu udara

Hari/tangg Wakt Suhu Kondisi


No. Lokasi Ketinggian Lingkungan
al u (ºC)
07.00 22 Cerah berawan
dengan angin
Rejosar berkecepatan
Jumat / 28 i sedang
1. September Wukirs 448 MDPL
2018 a n, 12.00 28,5 Cerah dengan
Cangkri posisi matahari
ngan,
SLema diatas kepala
n
18.00 25,5 Hampir gelap

4
karena matahari
telah terbenam

07.00 28 Pengukuran diatas


tanah dengan
keadaan cerah
Grogol berawan dan
VIII, vegetasi yang
2. Jumat / 28 12 MDPL
Parangtr cukup
September
-itis
2108
Kretek 12.00 32 Cerah berawan
, dan posisi
Bantul matahari diatas
kepala
18.00 27 Berawan dengan
posisi matahari
terbenam

3 07.00 22 Cerah dan


matahari sudah
Rejosar cukup tinggi
Sabtu / 29 i 12.00 29 Langit biru tak
eptember Wukirs 448 MDPL
berawan,
2018 a n, matahari berada
Cangkri diatas kepala
ngan,
SLema 18.00 25 Matahari terbenam
n dengan keadaan
masih terang

4 Grogol 07.00 27 Cerah berawan

Sabtu / 29 VIII, 12.00 32 Cerah dengan


12 MDPL
September Parangtr jumlah awan
2018 -itis yang tidak
Kretek banyak
, 18.00 27 Berawan
Bantul
5 07.00 22 Matahari
Rejosar bersinar
Minggu / i terang
30 Wukirs 448 MDPL 12.00 28 Langit cerah
September a n, tak
2018 Cangkri berawan
ngan, 18.00 24,5 Langit mulai gelap
SLema dan bulai mulai
n tampak

6 Senin / 1 Pangkul 113 MDPL 07.00 28 Cerah dengan

5
TOktobe aman, udara sejuk
r 2018 DIY
a 12.00 32 Cerah dengan
b matahari
terik diatas
e kepala
l 18.00 29 Keadaan cerah
dengan bulan telah
nampak
3 07.00 18 Cerah dengan
. kondisi udara yang
1 sejuk

12.00 30 Cerah dengan


7 KM 17, 50 ft /
DRabu / Bantul 15
kondisi matahri
3 yang tidak
Oktober MDPL
a terlalu terik
2018
t 18.00 28 Posisi matahari
a telah terbenam
dengan udara yang
sedikit hangat

07.00 29 Pemukiman padat


dengan sejuk dan
T cerah berawan.
a Dusun
Rabu / 3 Ngaben 614 ft / 12.00 34 Pemukiman padat
b Oktober Kulon, 187 dengan cuaca cerah
e 2018 SLema MDPL berawan jarang.
8 n
l 18.00 33 Pemukiman padat
dengan keadan
3 matahari telah
terbenam.

.
2 Data hasil perhitungan suhu udara rata-rata

Suhu Udara Rata-


No. Hari/tanggal Lokasi
rata (o C)

2 X 22+28,5+25,5
1 Jumat / 28 September Rejosari Wukirsan, T= 4
2018 Cangkringan, SLeman = 24,5

6
2 x 28+32+37
2 Jumat / 28 September Grogol VIII, T= 4 =
2108 Parangtritis 28,75
Kretek, Bantul

2X 22+29+25
3 Sabtu / 29 eptember Rejosari Wukirsan, T= 4 =
2018 Cangkringan, SLeman 24,5

2X27+32+27
4 Sabtu / 29 September Grogol VIII, T= 4 =
2018 Parangtritis 28,25
Kretek, Bantul

2X22+28+24,5
5 Minggu / 30 Rejosari Wukirsan, T= 4 =
September 2018 Cangkringan, 24,13
Sleman

2X28+32+29
6 Senin / 1 Oktober 2018 Pangkulaman, T= 4 =
DIY
29,25

2X18+30+28
7 Rabu / 3 Oktober 2018 KM 17, Bantul T= 4 = 25

2X29+34+33
8 Rabu / 3 Oktober 2018 Dusun Ngaben T= 4 =
Kulon, 31,25
SLeman

Pembahasan
Suhu udara dapat menjadi acuan penentu tinggi rendahnya tingkat
kelembaban sekaligus acuan untuk mengukur tingkat sejuk atau hangatnya
udara. Tinggi rendahnya suhu dipengaruhi oleh :
1) Lamanya penyinaran matahari. makin lama permukaan bumi terkena sinar
matahari maka semakin tinggi suhu udaranya, begitu juga sebaliknya.
2) Sudut datang sinar matahari, jadi sudut datangnya sinar ini juga berpengaruh
tehadap suhu, semakin tegak arah datang sinar matahari maka semakin
tinggi pula suhunya.

7
3) Letak lintang suatu wilayah dipermukaan bumi, daerah lintang khatulistiwa
seperti Indonesia ini rata-rata suhu udaranya lebih panas dibandingkan
daerah disekitar kutub karena sedikit mendapat penyinaran matahari.
4) Ketinggian suatu tempat, mengenai hal ini memberikan rumusan sebagai
berikut: bahwa makin tinggi suatu tempat maka suhu akan semakin rendah.
Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran suhu udara pada tiga wilayah
yang memiliki ketinggian berbeda yaitu pada wilayah Kota Yogyakarta,
Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Pengukuran suhu udara dilakukan
selama selama 5 hari dan pada pukul 07.00, 12.00, dan 18.00. hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data yang variatif agar dapat dibuktikan bahwa setiap wilayah
memiliki suhu udara yang berbeda sesuai dengan sudut penyinaran matahari,
ketinggian tempat yang diukur, kerapatan vegetasi yang tersedia dan lain
sebagainya.
Setelah hasil pengukuran dari tiga waktu yang berbeda di dapatkan,
penganalisisan dilanjutkan dengan cara menghitung suhu udara harian rata-rata

2𝑇7+ 𝑇12 + 𝑇18


yang diukumenggunakan rumus 𝑇 = 4 .

Pada hari pertama pengukuran dilakukan di daerah Grogol, Bantul dan


Rejosari, Sleman. Disini didapatkan suhu harian rata-rata di Rejosari mencapai

24,5o C dan Grogol mencapai 28,75 o C. Perbedaan ini cukip signifikan, hal ini
merupakan suatu kewajaran sebab Rejosari berada pada ketinggian 448 MDPL
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Grogol yang hanya memiliki
ketinggian 12 MDPL dan merupakan daerah yang berdekatan dengan pantai.
Pada hari kedua, pengukuran dilakukan tempat yang sama, dan didapatkan

hasil bahwa pada daerah Rejosari suhu harian rata-rata mencapai 24,5 o C, dan

pada daerah Grogol mencapai 28,25 oC. Tidak ada perubahan yang signifikan
diantara data yang didapatkan dari hari pertama dan data yang didapatkan pada
hari kedua. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yaang relatif sama pada kedua

hari tersebut. Perbedaan suhu harian rata-rata yang tidak mencapai 1 o C bisa jadi
disebabkan sudut penyinaran dan kepadatan manusia saat pengukuran yang
berbeda.
Pada hari ke-3, pengukuran hanya di lakukan pada daerah Rejosari dengan

hasil suhu harian rata-rata mencapai 24,13 o C. Penurunan suhu rata-rata terjadi
karena pada hari ketiga matahari lebih cepat meredu dibandingkan hari-hari
8
seblumnya.

9
Untuk hari ke-4, pengukuran dilakukan pada daerah yang berbeda,
pengukuran dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta. Pengukuran ini dilakukan
untuk membuktikan bahwa setiap tempat memiliki suhu yang berbeda. Pada
wilayah kota yang notabennya memiliki kerapatan pemukiman dan jumlah
penduduk yang lebih padat. Hal ini terbukti benar, sebab diwilayah kota

Pangkualaman didapatkan hasil suhu harian rata-rata mencapai 29,25o C.

Untuk data pada hari ke-5 juga di lakukan pengukuran pada tempat yang
berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pemilihan tempat pada hari ke-5 dilakukan
sebagai penguat bahwa setiap ketinggian tempat memiliki suhu yang berbeda.
Namun ketinggian tempat tidak dapat menjadi acuan pokok untuk menstigma
setiap tempat memiliki suhu udara yang pasti, karena suhu udara suatu tempat
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.

F. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ketinggian tempat memengaruhi tinggi rendahnya suhu udara.
2. Selain ketinggian tempat, tingkat suhu udara juga dipengaruhi oleh kerapatan
vegetasi dan kepadatan penduduk.
3. Sudut penyinaran dan lama penyinaran matahari juga dapat mempengaruhi
hasil pengukuran suhu udara.

G. Daftar Pustaka
Aprilina, Kharisma dkk. 2017. Kajian Awal Uji Statistik Perbandingan Suhu Udara
dari Peralatan Pengamatan Otomatis dan Manual. Jurnal Meteorologi dan
Geofisika. 18/1. 1 : Hal 13-20.
Lakitan, B 1997. Dasar –Dasar Klimatalogi, Jakarta: PT Raja grafindo Jakarta.
Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar klimatologi. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Rudledge Kim, dkk. 2011. Temperature. Diakses melalui
www.nationalgeographic.org tanggal 2 Oktober 2018.

1
0
H. Lampiran

1
1

Anda mungkin juga menyukai