Anda di halaman 1dari 60

1

E-MODUL REAKSI REDOKS DAN


ELEKTROLISIS
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan modul Redoks dan Elektrolisis tepat waktu. Modul ini disusun guna memenuhi
tugas media pembelajaran pada program studi pendidikan kimia di Universitas Sriwijaya. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Reaksi Redoks dan Elektrolisis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah
Media Pembelajaran Kimia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 17 November 2020

Lusiana Dwi Septiani


3

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Reaksi redoks dan elektrokimia.......................................................................................................7

Penyetaraan reaksi redoks................................................................................................................8

Pengertian elektrokimia.................................................................................................................10

Kumpulan soal dan pembahasan...................................................................................................21

Soal latihan.....................................................................................................................................54
4

Kompetensi Dasar

3.3 menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi
berdasarkan potensial elektrode

indikator

1. Memiliki rasa syukur terhadap adanya reaksi redoks serta elektrolisis yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mampu berfikir secara kritis, ingin tahu tinggi, bertanggung jawab, serta disiplin

3. Menunjukkan rasa semangat tinggi dan pantang menyerah.

4. Mampu menjelaskan teori berkaitan dengan materi elektrolisis

5. Mampu bekerja secara kelompok dan diskusi kelompok saat praktikum

6. Mampu membuat kesimpulan, laporan pengamatan, laporan praktikum, serta melalukan


praktikum sesuai dengan peraturan yang berlaku

7. Mampu menjelaskan reaksi redoks,dan menyetarakannya dengan minimal satu metode

8. Mampu menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam elektrolisis

9. Mampu memberikan contoh dan mengaplikasikan elektrolisis serta Redoks dalam kehidupan
sehari-hari

Teknik Penilaian

Teknik Penilaian:

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1. Sikap Observasi Kegiatan Lembar Observasi
Praktikum Lembar Observasi
Observasi Kegiatan Diskusi Format Penilaian
Penilaian Diri Format Penilaian
Penilaian Antar Peserta Catatan
Didik
Jurnal
2. Pengetahuan - Test Tertulis Soal Pilihan Ganda, Uraian
- Penugasan Tugas Mandiri: ringkasan materi
selanjutnya
5

3. Keterampilan - Penilaian Praktik Lembar Pengamatan


- Penilaian Portofolio Format Penilaian

Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Kegiatan Siswa Nilai Alokasi


Waktu
Kegiatan Awal 1. Siswa menjawab salam dari guru Religius 5 menit
Etika Pendahuluan 2. Siswa berdo’a sebelum kegiatan
pembelajaran
3. Siswa melakukan absensi dengan cara
pemanggilan nama oleh guru
Pertanyaan 1. Siswa diajukan beberapa pertanyaan Komunikatif 10 menit
Apersepsi sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
Misalnya,
A: sebutkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia?
B: adanya perubahan warna, bau buk
2. Siswa mendengarkan motivasi mengenai Rasa ingin
Pertanyaan pentingnya reaksi redoks dan elektrolisis tahu
Motivasi dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
dan indikator apa yang harus dicapai
4. Siswa duduk secara berkelompok untuk
mengulas kembali materi sebelum
melakukan praktikum
Kegiatan Inti 1. siswa membuka modul masing-masing Rasa ingin 5 menit
1. Mengamati 2. siswa membaca ulang modul yang telah tahu
dipelajari
3. siswa memahami panduan praktikum yang
sudah diberikan

2. Latihan Siswa mengerjakan soal pre test yang diberikan Kejujuran 5 meit
secara mandiri
3. Mengulas 1. Siswa menanyakan hal yang tidak Madiri 15 menit
dimengerti pada saat pre test ataupun
panduan praktikum
2. Siswa menjelaskan panduan praktikum dan
metode yang digunakan secara singkat
3. Siswa menjelaskan teori yang berkaitan
dengan praktikum
4. Mengumpu 1. Siswa melakukan praktikum sesuai panduan Bertanggung 30 menit
lkan data praktikum secara berkelompok jawab
2. Setiap kelompok menuliskan hasil
pengamatan
3. Setiapkelompok mendiskusikan beberapa
pertanyaan pada modul
4. Setiap kelompok menuangkan hasil atau
kesimpulan dari praktikum
6

5. mengkomu 1. Siswa menanyakan beberapa fenomena dari Rasa ingin 15 menit


nikasikan praktikum tahu
2. Setiap kelompok menyampaikan
kesimpulan dari praktikum
3. Siswa diberi penguatan materi oleh guru
berupa penjelasan konsep penting dari
pembelajaran yang telah berlangsung
Kegiatan 1. Siswa memperoleh informasi rencana Disiplin 5 menit
Akhir pembelajaran berikutnya
2. Siswa mendapat soal berupa materi pada
kegiatan mendatang
3. Guru memberikan penghargaan pada
kelompok terbaik
7

Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Reaksi kimia dapat digolongkan menjadi berbagai macam reaksi. Salah satu diantaranya adalah
reaksi yang berkaitan dengan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom sebelum dan sesudah
reaksi. Dari tinjauan bilangan oksidasi reaksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis reaksi yaitu :

1. Golongan reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak mengalami perubahan bilangan
oksidasi sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak
mengalami perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi bukan reduksi-oksidasi yang lazim
disebut reaksi bukan redoks.
2. Golongan reaksi dimana diantara atom-atom yang terlibat ada yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi. Sebelum dan sesudah reaksi bilangan oksidasi atom-atom
yang terlibat tidak sama (berubah). Reaksi ini disebut reaksi reduksi-oksidasi (reaksi
redoks)

1. A. PENGERTIAN REAKSI REDOKS

Redoks ( reduksi-oksidasi). Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan


oksidasi, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi

CONTOH : REAKSI REDUKSI

Cu2+(aq) + 2e ® Cu (s) Ag+(aq) + e ® Ag(s)

CONTOH : REAKSI OKSIDASI

Zn(s) ® Zn2+(aq)+ 2e Al(s) ® Al3+(aq) + 3e

Aturan-aturan penentuan bilangan oksidasi :

1. Atom-atom dalam unsur memiliki bilangan oksidasi nol


2. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1
3. Dalam hidrida logam (misal NaH, BaH2, AlH3) bilangan oksidasi H = -1
4. Atom O dalam senyawa memiliki
5. Dalam senyawa F2O, bilangan oksidasi O = +2
6. Dalam peroksida (misal H2O2, Na2O2, BaO2) bilangan oksidasi O= -1
7. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
8. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa = Nol
9. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion = muatan ion
10. Jika dua atom berikatan, bilangan oksidasi negatif selalu dimiliki atom yang
keelektronegatifannya lebih besar

Konsep-konsep dasar Redoks

1. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron atau penambahan (kenaikan) bilangan


oksidasi
2. Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron atau pengurangan (penurunan) bilangan
oksidasi
3. Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mengalami oksidasi atau zat yang melepaskan
elektron, atau zat yang bilangan oksidasinya naik
4. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau zat yang menangkap elektron atau zat
yang bilangan oksidasinya turun
5. Redoks adalah reaksi yang terdiri dari peristiwa reduksi dan oksidasi atau reaksi
perubahan bilangan oksidasi
8

6. Reaksi disproporsionasi (autoredoks) adalah reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom
yang mengalami reduksi dan oksidasi atau reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom
yang bilangan oksidasinya berubah
7. Mol elektron adalah selisih bilangan oksidasi

PENYETARAAN REAKSI REDOKS

1.METODE BILANGAN OKSIDASI

Langkah-langkah penyetaraan reaksi :

1. Menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi tiap unsur
2. Menyetarakan jumlah unsur yang mengalami redoks dengan menambahkan koefisien
yang sesuai
3. Menentukan besarnya kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi dari unsur-unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi
4. Meneyetarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang
sesuai
5. Menyetarakan jumlah atom H dan O serta unsur-unsur yang lain

Contoh soal

2 .METODE SETENGAH REAKSI (ION ELEKTRON)

Langkah-langkah penyetaraan reaksi:

1. Menuliskan zat-zat yang mengalami reaksi redoks saja


2. Memisahkan reaksi menjadi 2, setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi
9

3. Menyetarakan atom-atom yang mengalami redoks, kecuali atom hydrogen (H) dan
oksigen (O)
4. Menyetarakan atom oksigen (O) dengan menambahkan molekul H2O ke ruas yang
kekurangan oksigen
5. Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambahkan ion H+ ke ruas yang
kekurangan atom H
6. Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron ke ruas yang memiliki muatan
lebih positif
7. Menyamakan jumlah elektron pada kedua persamaan setengah reaksi reduksi dan
oksidasi
8. Menyatukan kedua persamaan setengah reaksi menjadi reaksi redoks yang utuh
9. Mengembalikan ke bentuk reaksi awal

CONTOH SOAL
10

PENGERTIAN SEL ELKTROKIMIA

Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan berlangsung melalui kontak langsung antara
partikel-partikel berupa atom , molekul atau ion yang saling serah terima elektron. Pembahasan
transfer elektron melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan reaksi redoks yang seperti ini akan
dipelajari pada elektrokimia.

Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran elektron yang disebabkan
oleh perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel ini dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu :

1. Sel Volta

2. Sel Elektrolisis

Sel Volta melibatkan perubahan energi kimia menjadi energi listrik sedangkan sel elektrolisis
melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Bagaimanakah proses terjadinya
perubahan energi tersebut?

SEL VOLTA

Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan energi
listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik.
Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)
lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang
membawa muatan.

KOMPONEN SEL VOLTA

Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI (1780)
danALESSANDRO VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta. Keduanya
menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut. Energi yang dihasilkan dari
reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik
11

Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan CuSO4),
dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga bertindak
sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat
berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda tempat
berlangsungnya reduksi disebut Katoda (elektroda positif)

ELEKTRODA
Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda
Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat
pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda
Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat
pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda.
Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif
Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta
elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion
(kation dan anion)
Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini
misalnya grafit dan platinum.
NOTASI SEL VOLTA
•Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)

Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)

Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda
Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika
fasanya sama maka digunakan tanda koma
Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan.
POTENSIAL SEL

Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)
Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan
oleh sel
Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar
diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni
untuk solid).
POTENSIAL SEL STANDAR
Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah
elektroda)
Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E 1/2 sel
Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan
mengubah tandanya
E sel = E katoda – E anoda
Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:

2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0

H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0


12

Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda hidrogen
standar sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat ukur, kemudian
kita dapat menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas.
Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)

2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)

Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi
Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi
Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor.

REAKSI REDOKS SPONTAN

Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada reduktor dan
oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan
reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya
Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+
Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi
oksidasinya lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan terlepas
Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya
Eosel < 0, maka reaksi tidak spontan
Logam yang dapat menggantikan H2 dari air, logam yang terletak dibawah reduksi air
Logam yang dapat menggantikan logam lain dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian
bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak dibagian atas tabel.
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel
Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada keadaan standar
sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya
Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:

∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan

∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga

-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q

Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q

Aplikasi Persamaan Nernst

Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel
Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298

Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)

SEL ELEKTROLISIS

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang reaksi-reaksi sel elektrolisis (aspek kualitatif).
Kemudian kita akan menghitung massa endapan logam dan volume gas yang dihasilkan dari
13

reaksi elektrolisis (aspek kuantitatif). Kita juga akan mempelajari pengaruh besarnya arus listrik
terhadap kuantitas produk elektrolisis yang dihasilkan.

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks
yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi
ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari (lihat
Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta). Baterai aki yang sedang diisi
kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia
yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis.
Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut : 2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisisdari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis,
ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun
lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan
elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai
tempat berlangsungnya reaksi. Reaksireduksi berlangsung di katoda, sedangkan
reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda
(sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada
anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang
akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya,anoda bermuatan positif dan
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis
adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada
proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda.
Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan
istilah sel Downs) :

Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e– ——> 2 Na(s)............................(1)

Anoda (+) : 2 Cl–(l) Cl2(g) + 2 e.............................(2)

Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl–(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g).............................[(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan
gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti denganlarutan
garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksielektrolisis
larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan
Reaksi Redoks dan Sel Volta).
14

Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial
Standar Reduksi, air memiliki E°red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih
mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katodaadalah air.
Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai E°red ion Cl– dan air hampir
sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), makaoksidasi ion
Cl– lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi
di anoda adalah ion Cl–. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam
NaCl adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e– ——> H2(g) + 2 OH–(aq)...................(1)

Anoda (+) : 2 Cl–(aq) ——> Cl2(g) + 2 e..............................(2)

Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl–(aq) ——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH–(aq).................................... [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa) di
katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH– pada katoda dapat dibuktikan
dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah
indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan
umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.

Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi
persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai E°red, maka air yang
akan tereduksi dikatoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air di anoda.
Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6,
maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, spesi air yang
akan teroksidasi dianoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : 4 H2O(l) + 4 e– ——> 2 H2(g) + 4 OH–(aq).................(1)

Anoda (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e..............................(2)

Reaksi sel : 6 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) + 4 H+ (


+ 4 OH–(aq)................................ [(1) + (2)]

6 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) + 4 H2O(l).............................[(1) + (2)]

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g).................................[(1) + (2)]

Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah
peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan
pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.

Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak
inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda,
sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang
tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang
dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl
dengan menggunakan elektroda Cu :
15

Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e– ——> H2(g) + 2 OH–(aq).................................(1)

Anoda (+) : Cu(s) ——> Cu2+ (


+ 2 e.................................(2)

Reaksi sel : Cu(s) + 2 H2O(l) ——> Cu2+ (


+ H2(g) + 2 OH–(aq).................................[(1) + (2)]

Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi
elektrolisis :

1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda
tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium,
maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam
oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda

Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam
proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada
permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan
sebagai sumber listrik selama proses penyepuhanberlangsung. Logam yang ingin disepuh
berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh
berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi ion logam
yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng
perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan
diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa
biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan
dapur.

Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan
aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis
adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita
dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.

Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F).
Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen
dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol
elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x
1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar 1,6 x 10-19 C. Dengan
demikian :

1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron

1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah perhitungan)

Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Faraday = Coulomb / 96500

Coulomb = Faraday x 96500


16

Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik
(Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere,
dan detik adalah sebagai berikut :

Coulomb = Ampere x Detik

Q=Ixt

Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

Faraday = (I x t) / 96500

Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang
dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan
koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk
elektrolisis dapat ditemukan.

1. Prinsip sel elektrolisis

Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yangterurai dapat berupa padatan,
cairan, atau larutan. Arus listrik yangdigunakan adalah arus searah. Tempat berlangsungnya
reaksi reduksi dan oksidasi dalam selelektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anoda (reaksi
oksidasi) dan katoda (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletakpada kutub
elektroda. Pada sel volta, anoda (–) dan katoda (+), sedangkanpada sel elektrolisis sebaliknya,
anoda(+) dan katoda(–). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber
energi listrik, sedangkan katoda dihubungkan dengan kutub negatif.

2. Reaksi redoks pada sel elektrolisis

Reaksi pada sel elektrolisis yang dibahas meliputi:

- Reaksi redoks dalam elektrolisis larutan dengan elektroda inert

- Reaksi redoks dalam elektrolisis lelehan dengan elektroda inert

- Reaksi redoks dalam elektrolisis larutan dengan elektroda tidak inert

Contoh reaksi redoks dalam elektrolisis larutan NaCl

Katoda: 2H2O(l) + 2e– H2(g) + 2OH–(aq)

Anoda: 2Cl–(aq) Cl2(g) + 2e–

Reaksi : 2H2O(l) + 2 Cl–(aq) H2(g) + Cl2(g) + 2OH–(aq)

3. Kegunaan elektrolisis

Elektrolisis banyak dilakukan pada industriseperti pada elektroplating atau penyepuhan logam,
pemurnian logam dan pembuatan senyawa

- Penyepuhan (electroplating) adalah suatu metode elektrolisis untuk melapisi permukaan


logam oleh logam lain yang lebih stabil terhadap cuaca atau untuk menambah keindahannya.
17

Contohnya, besi dilapisi nikel agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar lebih
bernilai

- Pemurnian logam melalui elektrolisis dilakukan untuk memurnikan logam dari


campurannya, misalnya pemurnian logam tembaga

- Pembuatan senyawa kimia melalui elektrolisis dilakukan untuk memperoleh senyawa atau
unsur murni untuk keperluan laboratorium. Contohnya pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan
NaCI, pembuatan unsur F2 dengan elektrolisis larutan HF dalam Kfcair

4. Praktik elektolisis larutan dan penyepuhan

Praktik elektrolisis Na2SO41 M, Larutan KI 1 M, Larutan CuSO4 1 M dengn elektroda inert


atau elektroda tidak inert

Merancang kegiatan praktik penyepuhan, merancang perangkat penyepuhan logam dan


merancang laporan tugas proyek

Praktik penyepuhan logam sesuai dengan prinsip reaksi redoksnya

Hukum Faraday I : merupakan massa zat yang dihasilkan pada suatu electrode selama proses
elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang digunakan.

Kita sudah mengetahui bahwa massa zat (w) yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus
dengan jumlah molelektron. Sementara, jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan
listrik (Q) dalam elektron. Jadi, dapat disimpulkan:

Massa zat ≈ muatan listrik dalam elektron

w≈Q

Massa ekivalen zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan perubahan bilangan oksidasinya
atau muatan ionnya.

ME = Ar/biloks atau muatan ion


18

Hukum Faraday II : Massa zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan massa
ekivalen zat.

Di dalam Hukum Faraday 2 dinyatakan bahwa massa yang dihasilkan pada elektrode berbanding
lurus dengan massa ekivalen zat.

massa zat ≈ massa ekivalen zat

w ≈ ME

Massa ekivalen zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan perubahan bilangan oksidasinya
atau muatan ionnya.

ME = Ar/biloks atau muatan ion

Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :

1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen sebanyak 5,6 L
pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses tersebut?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :

Katoda (-) : Ag+ + e– ——> Ag

Anoda (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–

Gas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol O2

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah mol
elektron yang terlibat adalah sebesar 4 x ¼ = 1 mol elektron.

1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C

Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C

2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan arus
sebesar 10 Ampere?

Penyeleasian :

Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :

K (-) : Na+(l) + e– ——> Na(s)

A (-) : 2 F–(l) ——> F2(g) + 2 e–

Gas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol F2
19

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan melibatkan
mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron

1,2 mol elektron = 1,2 Faraday

Waktu yang diperlukan dapat dihitung melalui persamaan berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

1,2 = (10 x t) / 96500

t = 11850 detik = 3,22 jam

Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin

3. Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan CaCl2 selama
1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing elektroda?

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut :

K (-) : Ca2+ (l)


+ 2 e– ——> Ca

A (+) : 2 Cl–(l) ——> Cl2(g) + 2 e–

Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Faraday = (Ampere x Detik) / 96500

Faraday = (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 mol elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol
elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :

Massa Ca = mol Ca x Ar Ca

Massa Ca = ½ x (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 x 40 = 0,506 gram Ca

Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari mol
elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :

Volume gas Cl2 = mol Cl2 x 22,4 L

Volume gas Cl2 = ½ x (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 x 22.4 L = 0,283 L gas Cl2

Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang
dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl2 (STP)

4. Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri.
Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3,
sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram
logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar
(Ar) logam X tersebut!
20

Penyelesaian :

Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :

K (-) : Ag+(aq) + e– ——> Ag(s)

A (+) : 2 H2O(l) ——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e–

Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang
dihasilkan sebesar 1,44 / 108 mol Ag

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan
logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)

Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar 1,44 / 108
mol elektron

Reaksi elektrolisis larutan XCl3 :

K (-) : X3+ + 3 e– ——> X


(aq)

A (+) : 2 Cl–(l) ——> Cl2(g) + 2 e–

Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses
elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol elektron

Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan 1 / 3 kali
mol elektron, yaitu sebesar 1 / 3 x 1,44 / 108 mol X

Massa logam X = 0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai
berikut:

mol = massa / Ar

Ar = massa / mol

Ar = 0,12 / (1 / 3 x 1,44 / 108) = 27

Jadi, Ar dari logam X adalah 27


21
Kumpulan Soal dan
Pembahasan

1. Nilai bilangan okidasi dari Cr didalam K2CrO4 adalah . . .

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

e. 8

Pembahasan :

Jawaban : C

2. Nilai bilangan okidasi dari S didalam Na2SO3 adalah . . .

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

e. 8

Pembahasan :
22

Jawaban : A

3. Nilai bilangan oksidasi dari Cl2 didalam Ca(ClO2)2 adalah . . .

a. 16

b. 6

c. 1

d. 4

e. 12

Pembahasan :

Jawaban : B

4. Reaksi Redoks :

Yang berperan sebagai oksidator pada reaksi di atas adalah . . .


23

a. NaI

b. H2SO4

c. Mn2+

d. I–

e. MnO2

Pembahasan :

Diketahui bahwa oksidator yang mengalami reduksi atau penurunan biloks.

Dimana dilihat bahwa Mn pada MnO2 adalah +4.

Biloks Mn pad MnSO4 adalah +2.

Terjadi penurunan biloks, sehingga MnO2 menjadi oksidator.

Jawaban : E

5. Diketahui reaksi :

Jika reaksi diatas disetarakan makan koefisien a, b, dan c berturut-turut adalah . . .

a. 4, 1, 1

b. 4, 1, 2

c. 4, 1, 3

d. 4, 1, 4

e. 4, 1, 5

Pembahasan :
24

4Zn + NO3‾ + 10H+ → 4Zn²+ + NH4+

Samakan H dengan menambahkan H2O

4Zn + NO3‾ + 10H+ → 4Zn²+ + NH4+ + 3H2O

Maka koefisiennya :

aZn + bNO3‾ → cZn²+ + NH4+

4Zn + NO3‾ + 10H+ → 4Zn²+ + NH4+ + 3H2O

Jawaban : D

6. Diantara reaksi-reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah . . .

a. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (Aq)

b. 2KI (aq) + Cl2 (aq) → I2 (s) + 2KCI (aq)

c. NH3 (aq) + H2O (l) → NH4+ (aq) + OH– (aq)

d. NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)

e. Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) → 2NaAlO2 (aq) + H2O (l)

Pembahasan :

Jawaban : B
25

7. Diketahui reaksi :

Jika reaksi tersebut disetarakan maka nilai koefisien a, b dan c adalah . . .

a. 8, 1, 2

b. 8, 2, 1

c. 16, 1, 8

d. 16, 2, 2

e. 8, 1, 1

Jawaban : C

Pembahasan :
26

8. Diketahui reaksi :

Jika reaksi tersebut disetarakan maka nilai koefisien a, b dan c adalah . . .

a. 1, 1, 2

b. 1, 2, 1

c. 1, 1, 1

d. 1, 2, 2

e. 2, 1, 1

Jawaban : A

Pembahasan :

Tulis secara terpisah persamaan setengah reaksinya (Oksidasi dan Reduksi)

Cl2 → Cl‾ (reduksi)

IO3‾ → IO4‾ (oksidasi)

Reduksi : Berkurangnya biloks


27

Oksidasi : Bertambah biloksnya

Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks

Cl2 → 2Cl‾

IO3‾ → IO4‾

Tambahkan H2O

Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O

Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O

Cl2 → 2Cl‾

IO3‾→ IO4‾ + H2O

9. Contoh reaksi oksidasi adalah . . .

a. Ag+ (aq) berubah menjadi Ag (s)

b. Cl2 (g) berubah menjadi Cl‾ (aq)

c. I– (aq) berubah menjadi I2 (s)

d. Cr6+ berubah menjadi CrO4¯²


28

e. H2O (l) berubah menjadi OH‾ (aq)

Pembahasan :

Oksidasi yaitu dimana bertambahnya bilangan oksidasi

Maka unsur di atas yang mengalami oksidasi adalah :

I‾ (aq) berubah menjadi I2 (s)

Dikarenakan I‾ = -1 menjadi I2 = 0

Sedangkan :

Ag+ = +1 menjadi Ag = 0 reduksi

Cl2 = 0 menjadi Cl‾¹ = -1 reduksi

Cr+6 = +6 menjadi CrO4²‾ = 6 tidak terjadi reduksi maupun oksidasi

H2O = +1 menjadi OH‾ = -1 reduksi

Jawaban : C

10. Reaksi Redoks berikut :

mempunyai nilai koefisien reaksi untuk a, b, c, dan d berturut-turut adalah . . . .

a. 1, 2, 4, 5

b. 1, 2, 2, 4

c. 1, 5, 4, 3

d. 1, 4, 1, 4

e. 1, 1, 1, 1

Pembahasan :

Untuk penyetaraan reaksi dapat menggunakan cara berikut :

Menggunakan metode ion elektron

Tulis secara terpisah persamaan setengah reaksinya (Oksidasi dan Reduksi)

Cl2→ Cl‾ (reduksi)

SO2 → SO4‾² (oksidasi)

Reduksi : Berkurangnya biloks

Oksidasi : Bertambah biloksnya

Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks


29

Cl2→ 2Cl‾

SO2 → SO4‾²

Tambahkan H2O

Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O

Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O

Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O

Jadi :

Cl2 → 2Cl‾

SO2 + 2H2O → SO4‾²

Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa

Maka :

SO2 + 2H2O → SO4‾² + 4H+

Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron

Cl2 → 2Cl‾

0 -2

SO2 + 2H2O → SO 2-
4
+ 4H+

0 0 -2 +4

Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :

Maka koefesien berturut-turutnya untuk reaksi redoks tersebut adalah :

Jawaban : B
30

11. Reaksi Redoks berikut :

mempunyai harga koefisien reaksi untuk a, b, dan c berturut-turut adalah . . . .

a. 1, 2, 4

b. 2, 7, 6

c. 1, 2, 2

d. 1, 14, 2

e. 1, 14, 6

Pembahasan :

Untuk penyetaraan reaksi dapat menggunakan cara berikut :

Menggunakan metode ion elektron

Tulis secara terpisah persamaan setengah reaksinya (Oksidasi dan Reduksi)

Cr2O7‾² → Cr3+ (Reduksi)

Cu+ → Cu²+ (oksidasi)

Reduksi : Berkurangnya biloks

Oksidasi : Bertambah biloksnya

Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks

Cr2O7‾² → 2Cr3+

Cu+ → Cu+2

Tambahkan H2O

Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O

Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O

Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O

Jadi :

Cr2O7‾² → 2Cr³+ + 7H2O

Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH‾ pada suasana basa

Maka :

Cr2O7‾² + 14H+ → 2Cr³+ + 7H2O

Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron


31

Cr2O7‾² + 14H+ → 2Cr³+ + 7H2O

-2 +14 +6 0

Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :

Maka koefesien berturut-turutnya untuk reaksi redoks tersebut adalah :

Jawaban : B

12. Reaksi Redoks berikut :

mempunyai harga koefisien reaksi untuk a, b, dan c berturut-turut adalah . . .

a. 2, 5, 8

b. 2, 6, 8

c. 2, 2, 7

d. 2, 6, 7

e. 2, 3, 8

Pembahasan :

Untuk penyetaraan reaksi dapat menggunakan cara berikut :

Menggunakan metode ion elektron

Tulis secara terpisah persamaan setengah reaksinya (Oksidasi dan Reduksi)

MnO → MnO4‾ (Reduksi)

PbO2 → Pb+2 (oksidasi)

Reduksi : Berkurangnya biloks


32

Oksidasi : Bertambah biloksnya

Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks

MnO → MnO4‾

PbO2 → Pb+2

Tambahkan H2O

Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O

Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O

Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O

Jadi :

MnO + 3H2O → MnO4–

PbO2 → Pb2+ + 2H2O

Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa

Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron

Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :
33

Maka koefesien berturut-turutnya untuk reaksi redoks tersebut adalah :

Jawaban : A

13. Diantara reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi redoks adalah . . .

Pembahasan :

Reaksi Redoks yaitu dimana reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami kenaikan
biloks disebut teroksidasi dan yang terjdi penurunan disebut tereduksi.

Maka jika dilihat dari soal diatas :

Reaksi redoks (Option A)

Merupakan Reaksi redoks (Option B)

Reaksi redoks (Option C)

Tidak terjadi reaksi redoks (Option D)


34

Terjadi Reaksi redoks (Option E)

Jawaban : D

14. Reaksi Redoks berikut :

Mempunyai harga koefisien reaksi untuk a, b, d dan e berturut-turut adalah . . . .

a. 1, 3, 1, 6

b. 1, 3, 2, 6

c. 2, 3, 2, 6

d. 2, 3, 2, 3

e. 6, 2, 3, 1

Pembahasan :

Untuk penyetaraan reaksi dapat menggunakan cara berikut :

Bagi reaksi menjadi 2 bagian

Pertama :

Samakan jumlah atom

Tambahkan H2O

Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa
35

Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron, kemudan jumlah elektron
dijumlahkan

Maka koefesien berturut-turutnya untuk reaksi redoks tersebut adalah :

koefisien a, b, d, e berturut-turut adalah 1, 3, 2, 6

Jawaban : B

(Kumpulan soal persiapan UN 2014 Untuk SMA/MA, tim pemyusun)

15. Persamaan reaksi berikut :

Mempunyai harga a, b, c, d berturut-turut . . .

a. 14, 6, 2, 7

b. 6, 14, 2, 7

c. 6, 14, 1, 7

d. 2, 2, 5, 3

e. 3, 5, 1, 2

Pembahasan :
36

Jawaban : A

(Kumpulan soal persiapan UN 2014 Untuk SMA/MA, tim pemyusun)

16. Bilangan oksidasi fosfor paling rendah terdapat pada senyawa . . . .

a. PH4Br

b. POBr3

c. PF3

d. PCl5

e. Ca(PO4)2

Jawaban: A

Pembahasan:

17. Bilangan oksidasi N = 2 terdapat pada senyawa . . . .

a. KNO3

b. N2O5

c. NO

d. N2O3
37

e. N2H4

Jawaban: C

Pembahasan:

(Jalan Pintas Pintar Kimia:Sumarjo.ANDI.2010.hal 150)

18. Unsur yang dapat menunjukkan bilangan oksidasi paling positif dalam senyawa adalah . . . .

a. Oksigen

b. Belerang

c. Nitrogen

d. Klorin

e. Karbon

Jawaban: D

Penyelesaian:

Unsur non logam berlaku:

BO Maks = nomor golongan

BO Min = nomor golongan -8

(Jalan Pintas Pintar Kimia:Sumarjo.ANDI.2010.hal 151)

19. Diantara persamaan reaksi redoks berikut ini yang benar adalah . . . .
38

Jawaban: D

Pembahasan:

(Kimia Berbasis Eksperimen 3.Setot Budi Rahardjo.Platinum.hal 86)

20. Jika KMnO4 bereaksi dengan H2C2O4 dalam suasana asam maka sebagian hasilnya adalah
MnSO4 dan CO2. Dalam reaksi ini 1 mol KMnO4 menerima . . . mol elektron.

a. 1

b. 2

c. 3

d. 5

e. 7

Jawaban: D

Penyelesaian:

(Jalan Pintas Pintar Kimia:Sumarjo.ANDI.2010.hal 155)

21. Reaksi berikut:

Harga koefisien a,b,c dan d supaya reaksi diatas setara adalah . . . .

a. 2,2,5, dan 1

b. 6,1,5, dan 3

c. 6,5,1, dan 3

d. 5,6,3, dan 1
39

e. 4,1,5, dan 2

Jawaban: B

Penyelesaian:

22. Yang termasuk reaksi autoredoks/disproporsionasi adalah . . . .

Jawaban: D

Penyelesaian:

Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks dimana reduktor dan oksidasinya sama, yaitu:

Cl mengalami reduksi dan oksidasi, sehingga bertindak sebagai reduktor maupun oksidator.

23. Banyaknya Fe+² yang dapat dioksidasi oleh 1 mol Cr2O7²‾ menjadi Fe+³ adalah . . . .

a. 2 mol

b. 4 mol

c. 5 mol

d. 6 mol

e. 7 mol
40

Jawaban: D

Penyelesaian:

(Kimia Berbasis Eksperimen 3.Setot Budi Rahardjo.Platinum.hal 86)

24. Reaksi redoks yang sudah mengalami penyetaraan ialah ….

Jawaban: E

Penyelesaian:

Setara bila :

Jumlah muatan kiri = muatan kanan

Jumlah unsur sebelah kiri = jumlah unsur sebelah kanan.

25. Diantara reaksi-reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi redoks adalah . . . .

Jawaban: C

Pembahasan:

(tidak berubah)

Ciri dari reaksi redoks adalah ada perubahan bilangan oksidasi.

26. Pada reaksi redoks:


41

Harga koefisien a, b, c dan d berturut-turut adalah . . . .

a. 2, 1, 2, dan 2

b. 2, 1, 2, dan 4

c. 3, 2, 3, dan 4

d. 4, 1, 2, dan 3

e. 4, 1, 2, dan 4

Pembahasan:

Terlihat pada Cu terjadi perubahan biloks sebesar 2, dan pada N sebesar 3.

Samakan banyaknya perubahan itu, kalikan masing-masing dengan bilangan pengali tertentu.
Misal 3 akan kita kali 2, sementara 2 akan kita kali 3, jadi perubahannya sama yaitu 6.

Tempatkan bilangan pengali tadi di depan Cu dan N

Sehingga seperti ini

Berikutnya setarakan jumlah muatan kiri dan kanan. Di kanan muatannya 3 x (+2) = +6.
Agar sama Tambahkan 8 di depan H+ sebelah kiri, sehingga muatan kiri = (−2) + 8 = +6 juga.

Terakhir samakan jumlah O.


42

Dengan menambah 4 di depan H2O jumlah O

kiri 2 x 3 = 6, dan O di kanan (2 + 4) = 6 juga.

Terlihat:

a = 3, b = 2, c = 3 dan d = 4.

Jawaban: C

(Kimia 3: Parning, Horale & Tiopan.Yudhistira.hal 77)

27. Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi berikut:

adalah . . . .

a. 15

b. 14

c. 13

d. 12

e. 11

Jawaban: A

Pembahasan:

Elektron yang terlibat adalah 15

28. Nilai bilangan oksidasi P dalam ion PO4³‾ adalah . . . .

a. +2

b. +3

c. +4

d. +5

e. +6

Jawaban: D

Pembahasan:

Ion PO4³‾ mempunyai bilangan oksidasi -3

-3 = (bilangan oksidasi P) + (4 × bilangan oksidasi O)


43

-3 = P + [4 × (-2)] → P = +5

Jadi, bilangan oksidasi P adalah +5

(Kimia 3: Parning, Horale & Tiopan.Yudhistira.hal 34)

29. Pada reaksi redoks

yang berperan sebagai oksidator adalah . . . .

a. NaI

b. H2SO4

c. Mn2+

d. I−

e. MnO2

Jawaban: E

Pembahasan:

Oksidator adalah yang mengalami reduksi atau penurunan biloks.


Dilihat biloks Mn pada MnO2 adalah +4, biloks Mn pada MnSO4 adalah + 2. Terjadi penurunan
biloks, sehingga MnO2 menjadi oksidator.

(Kimia 3: Parning, Horale & Tiopan.Yudhistira.hal 36)

30. Bilangan oksidasi Br tertinggi terdapat pada senyawa . . . .

a. Fe(BrO2)3

b. Ca(BrO)2

c. HBrO4

d. AlBr3

e. PbBr4

Jawaban : C

Penyelesaian:

31. Perhatikan reaksi dibawah ini:


44

Penyelesaian:

Jawaban : A

(KIMIA untuk SMA kelas XII, Michael Purba, Erlangga, 2013, Hlm.45)

32. Pada reaksi redoks:

Setelah disetarakan, perbandingan koefisien reaksi Cr2O72- : Fe2+ adalah…..

a. 1 : 3

b. 1 : 4

c. 1 : 6

d. 2 : 3

e. 2 : 5

Penyelesaian:

Reaksi:

Cr2O72- (aq) + Fe2+ (aq) + H+ (aq) → H+ (aq) + Cr3+ (aq) + H2O (l) + Fe3+ (aq)
45

Disetarakan dengan cara setengah reaksi.

Jawaban: C

33. Pada persamaan reaksi redoks:

a dan b berturut-turut adalah…..

a. 2 dan 3

b. 2 dan 4

c. 2 dan 5

d. 3 dan 5

e. 4 dan 4

Penyelesaian:

Jawaban : C

34. Gas klor dapat dibuat melalui reaksi redoks berikut:

Setelah disetarakan, nilai koefisien reaksi a, b, c dan d secara berurutan adalah…

a. 1, 2, 2, 7

b. 1, 2, 3, 7
46
c. 1, 2, 1, 7
47

d. 2, 1, 2, 7

e. 2, 2, 3, 7

Penyelesaian:

Jawaban : B

35. Diketahui persamaan reaksi redoks berikut:

Jika disetarakan, maka harga b, c dan d dari reaksi tersebut berturut-turut adalah…

a. 8, 2, dan 4

b. 8, 2, dan 3

c. 3, 8, dan 3

d. 3, 8, dan 2

e. 3, 2, dan 3

Penyelesaian:

Cari perubahan biloks unsur Cr dan As

Samakan perubahan biloks dengan menggunakan angka perkalian sebagai koefisien

Samakan muatan dikiri dan kanan dengan penambahan H+ dan samakan jumlah O dengan
penambahan H2O
48

Sehingga perlu penambahan 8 H+ dikiri dan 4 H2O dikanan

Jadi b = 8, c = 2, d = 4

Jawaban : A

36. Persamaan reaksi redoks:

Harga koefisien a, b, c dan d adalah….

a. 3, 6,5 dan 3

b. 3, 5, 6 dan 3

c. 3, 6, 5 dan 2

d. 3, 6, 5 dan 1

e. 3, 5, 6 dan 2

Penyelesaian:

Jawaban : A

37. Perhatikan proses pembuatan iodine berikut:

Koefisien reaksi yang tepat untuk a, b dan c adalah….

a. 1, 1, dan 3

b. 1, 1, dan 5
49

c. 1, 3, dan 2

d. 2, 5, dan 3

e. 2, 5, dan 2

Penyelesaian:

Jawaban : D

38. Proses pembuatan gas amoniak (NH3) dengan persamaan reaksi:

Zat yan bertindak sebagai oksidator adalah…

a. Al

b. NaNO3

c. NaOH

d. NaAlO2

e. NH3

Penyelesaian :

Oksidator merupakan zat yang mengalami reduksi, maka dalam reaksi diatas zat yang bertindak
sebagai oksidator adalah NaNO3.

NO3‾ → NH3 (mengalami reduksi)

Jawaban: B

39. Pada reaksi berikut :

Zat yang mengalami reaksi disproposionasi (autoredoks) berikut perubahan bilangan oksidasinya
adalah…

a. Bromine dari -1 menjadi -2 dan 0


50

b. Bromine dari 0 menjadi -1 dan +1

c. Bromine dari 0 menjadi -2 dan +1

d. Natrium dari +1 menjadi -1 dan 0

e. Oksigen dari -2 menjadi -3 dan -1

Penyelesaian:

Autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi dimana melibatkan suatu zat yang mengalami
reaksi oksidasi sekaligus reduksi.

Dari reaksi :

Yang mengalami reaksi disproporsionasi adalah bromine dari biloks 0 menjadi -1 dan +1

Jawaban: B

40. Diketahui beberapa persamaan reaksi berikut:

Reaksi oksidasi terdapat pada nomor….

a. 1 dan 2

b. 1 dan 4

c. 2 dan 3

d. 2 dan 4

e. 3 dan 4

Penyelesaian :

Reaksi reduksi:

Reaksi yang melepas oksigen

Yang mengikat elektron

Reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi

Bertindak sebagai oksidator

Reaksi oksidasi:

Reaksi yang mengikat oksigen


51

Yang melepaskan electron

Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi

Bertindak sebagai reduktor

Jadi, reaksi oksidasi terdapat pada nomor 1 ditandai dengan adanya pengikatan oksigen dan 4
ditandai dengan adanya kenaikan biloks dari +5 menjadi +7.

Jawaban : B

41. Perhatikan persamaan reaksi redoks yang terjadi pada proses pembuatan gas klorin dalam
industry berikut:

Harga koefisien a, b dan c berturut-turut adalah…

a. 1, 1, dan 2

b. 1, 2, dan 1

c. 2, 1, dan 1

d. 2, 1, dan 2

e. 2, 2, dan 1

Penyelesaian:

Harga koefisien a, b dan c adalah 2, 1, dan 1

Jawaban : C

42. Yang bukan merupakan reaksi redoks adalah…

Penyelesaian:
52

Ada unsur bebas pasti : reaksi redoks

Reaksi (a) ada unsure bebas N2

Reaksi (b) tidak ada unsure bebas

Reaksi (c) ada unsure bebas Cl2

Reaksi (d) ada unsure bebas Cu

Reaksi (e) tidak ada unsure bebas

Anda cukup cek jawaban B dan E, missal anda lihat pada pilihan E.

Biloks Cr berubah +6 menjadi +3

Jawaban : B

43. Reaksi MnO4‾ menjadi Mn2+ bila kuantitas KMnO4 semula adalah 0,1 mol maka electron
yang ditangkap oleh KMnO4 untuk menjadi ion Mn2+ sebanyak…

a. 5,0 mol

b. 2,5 mol

c. 1,0 mol

d. 0,5 mol

e. 0,7 mol

Penyelesaian:

Jawaban : D

44. Banyaknya Fe2+ yang dapat dioksidasi oleh satu mol Cr2O7²‾ menghasilkan Fe2+ dan
Cr3+ adalah….

a. 1 mol

b. 2 mol
53

c. 3 mol

d. 4 mol

e. 6 mol

Penyelesaian :

Jawaban : E

45. Diantara reaksi-reaksi dibawah ini termasuk redoks adalah…

a. 1, 2, dan 3 benar

b. 1, 2 dan 4 benar

c. 1, 3 dan 4 benar

d. 1 dan 3

e. 1 dan 4

Penyelesaian :

Ada unsure bebas pasti : reaksi redoks

Reaksi (1) ada unsur bebas I2

Reaksi (2) ada unsur bebas H2 , Cl2

Reaksi (3) ada unsur bebas C , Cu


54

Reaksi (4) tidak ada unsur bebas

Jawaban : A
55

Soal-soal
Redoks dan elektrokimia

1. Reaksi redoks :
MnO4–(aq) + C O 2-(aq) → Mn2+(aq) + CO (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap
2 4
mol MnO – memerlukan H+ sebanyak …
4
A. 4 mol
B. 6 mol
D. 10 mol
C. 8 mol
E. 12 mol

2. Reaksi redoks : MnO4–(aq) + C2O42-(aq) → Mn2+(aq) + CO2(g).


Persamaan reaksi C2O42- → CO2 melepas…elektron
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

3. Reduksi 1 Mol ion BrO3– menjadi ion Br– membutuhkan elektron sebanyak…
A. 2 mol
B. 3 mol
C. 4 mol
D. 5 mol
E. 6 mol

4. Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi redoks:


3As + 5NO3– + 4OH– → 3AsO43– + 5NO + 2H2O
Adalah…
A. 3
B. 5
C. 9
D. 12
E. 15

5. Fungsi jembatan garam dalam sel volta adalah…


A. menambah muatan positif
B. menambah muatan negatif
C. menambah keseimbangan kation dan anion
D. mengurangi muatan positif
E. mengurangi muatan negative

6. Jembatan garam terbuat dari…


A. garam dapur dalam asam kuat
B. garam dapur dalam basa kuat
C. garam dapur dalam larutan penyangga
D. larutan garam pekat dalam agar-agar
E. larutan garam encer dalam amilum

7. Suatu sel volta ditulis dalam diagram sel sebagai berikut:


Cu(s) / Cu2+(aq) // 2Ag+(aq) / 2Ag(s)
Reaksi sel dari notasi diatas adalah…
56

A. 2Ag(s) + Cu2+(aq) → 2Ag+(aq) + Cu(s)


B. 2Ag(s) + Cu(s) → 2Ag+(aq) + Cu2+(aq)
C. 2Ag+(aq) + Cu(s) → 2Ag(s) + Cu2+(aq)
D. 2Ag+(aq) + Cu2+(aq) → 2Ag(s) + Cu(s)
E. 2Ag+(aq) + Cu(s) → 2Ag+(aq) + Cu2+(aq)

8. Reaksi sel dari suatu sel volta adalah:


Al(s) + 3Ag+(aq) → Al3+(aq) + 3Ag(s)
Jika dari data tersebut ditulis dalam diagram sel adalah…
A. Al(s) / 3Ag+(aq) // Al3+(aq) / 3Ag(s)
B. Al(s) / Al3+(aq) // 3Ag+(aq) / 3Ag(s)
C. Al(s) / 3Ag(s) // Al3+(aq) / 3Ag+(aq)
D. 3Ag+(aq) / Al(s) // 3Ag(s) / Al3+(aq)
E. 3Ag(aq) / Al(s) // 3Ag+(aq) / Al3+(aq)

9. Diketahui potensial reduksi :


Ca2+(aq) +2e → Ca(s) Eo = –2,87 V
Al (aq) + 3e → Al
3+
Eo = –1,66 V
potensial untuk reaksi :
3Ca(s) + 2Al3+(aq) → Ca2+(aq) + 2Al(s) adalah ……
A. –4,53 V
B. +1,21 V
C. +11,9 V
D. +5,29 V
E. –11,9 V

10. Dari data potensial standar berikut ini : Cu2+


(aq) +2e → Cu(s) Eo = +0,34 V
Ag+(aq) + e → Ag Eo = +0,80 V
Maka diagram sel : Cu(s) / Cu (aq) // 2Ag+(aq) / 2Ag(s)
2+

Memiliki potensial sel …


A. 0,06 V
B. 0,46 V
C. 0,56 V
D. 1,14 V
E. 1,26 V

11. Perkaratan besi adalah salah satu contoh reaksi redoks. Rumus perkaratan besi adalah ..
A. Fe2O3.xH2O
B. Fe3O4.xH2O
C. FeCl3.xH2O
D. Fe(NO3)3.xH2O
E. Fe(OH)3.xH2O

12. Pembentukan karat karena zat-zat di bawah ini bertindak sebagai anode dan katode. Unsur
dimaksud berturut-turut adalah …
A. Fe dan H2O
B. Fe dan CO2
C. Fe dan O2
D. FeO dan O2
E. Fe2O3 dan O2
57

13. Untuk melindungi kapal yang terbuat dari besi, maka pada lambung kapal yang terkena air
laut diberi logam…
A. tembaga
B. perak
C. Aluminium
D. zink
E. Magnesium

14. Logam di bawah ini yang dapat digunakan sebagai bahan perlindungan katodik adalah …
A. kalium
B. magnesium
C. natrium
D. litium
E. rubidium

15. Jika larutan Na2SO4 1M dielektrolisis dengan menggunakan elektrode karbon, maka
reaksi yang terjadi pada anode adalah …
A. H2 → 2H+ + 2e
B. 2Na+ + 2e → 2Na
C. H2 + 4OH– → 4H2O + 4e
D. 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
E. 4H2O+4e → 2H2O + 4OH–

16. Hasil elektrolisis larutan magnesium iodida adalah ..


A. Mg dan I2
B. Mg dan O2
C. Mg2+ dan 2I–
D. H2 dan I2
E. H2 dan O2

17. Pada penyepuhan perak dengan emas, logam yang dipakai sebagai katode adalah …
A. perak
B. emas
C. tembaga
D. platina
E. karbon

18. Logam berikut yang dapat dibuat hanya dari elektrolisis leburan garamnya adalah …
A. perak
B. tembaga
C. natrium
D. kromium
E. nikel

19. Arus listrik yang diperlukan untuk mereduksi 60 gram ion kalsium menjadi logam
kalsium adalah................(Ar Ca = 40)
A. 1,0 F
B. 1,5 F
C. 2,0 F
D. 3,0 F
E. 4,0 F
58

20. Pada elektrolisis leburan Al2O3 diperoleh 0,225 gram Al. jumlah muatan listrik yang
diperlukan adalah … ( Ar O = 16, Al = 27 dan 1 F = 96.500 coulomb mol-1)
A. 221,9 coulomb
B. 804,0 coulomb
C. 102.59 coulomb
D. 1.025,9 coulomb
E. 8.685,0 coulomb

21. Arus listrik sebanyak 5 ampere dialirkan ke dalam AgNO 3 selama 193 detik . volume gas
yang dihasilkan di anode (STP) adalah … ( Ar Ag = 108, N = 14, O = 16 dan 1 F = 96.500
coulomb)
A. 0,056 liter
B. 0,112 liter
C. 0,224 liter
D. 0,336 liter
E. 0,448 liter

22. Larutan CuCl2 dielektrolisis menggunakan elektrode C dengan arus sebesar 5 ampere
selama 30 menit. Logam Cu yang diendapkan di katode sebanyak …
(Ar Cu = 63,5 gram mol-1)
A. 1,48 gram
B. 2,96 gram
C. 5,92 gram
D. 29,6 gram
E. 59,2 gram

23. Bila arus listrik dialirkan melalui larutan-larutan AgNO3 dan CuSO4 yang disusun secara
seri, maka akan terjadi endapan Ag sebanyak 3,156 gram. Berapakah berat endapan Cu
jika Ar Cu = 63,54; dan Ag = 107,87
A. 0,825 gram
B. 0,931 gram
C. 0,981 gram
D. 1,012 gram
E. 1,321 gram

24. Sejumlah arus listrik dapat mengendapkan 21,4 gram perak dari larutan perak nitrat
(AgNO3) dan mengendapkan 10,4 gram logam L dari larutan L(SO4)2. jika Ar perak
adalah 108, maka Ar logam L adalah…
A. 112
B. 118
C. 201
D. 208
E. 210

25. Di antara ion-ion berikut, pada ion manakah unsur belerang mempunyai bilangan oksidasi
terendah…?
A. SO42–
B. HSO4–
C. HSO –
3
D. S2–
E. S8
59

26. Bilangan oksidasi unsur Nitrogen dalam


senyawa (NH4)2CO3 adalah...
A. –3
B. –2
C. +1
D. +2
E. +3
60
Referensi

https://adoc.pub/soal-soal-redoks-dan-elektrokimia.html

Anda mungkin juga menyukai