KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan modul Redoks dan Elektrolisis tepat waktu. Modul ini disusun guna memenuhi
tugas media pembelajaran pada program studi pendidikan kimia di Universitas Sriwijaya. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Reaksi Redoks dan Elektrolisis.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah
Media Pembelajaran Kimia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Pengertian elektrokimia.................................................................................................................10
Soal latihan.....................................................................................................................................54
4
Kompetensi Dasar
3.3 menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi
berdasarkan potensial elektrode
indikator
1. Memiliki rasa syukur terhadap adanya reaksi redoks serta elektrolisis yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mampu berfikir secara kritis, ingin tahu tinggi, bertanggung jawab, serta disiplin
9. Mampu memberikan contoh dan mengaplikasikan elektrolisis serta Redoks dalam kehidupan
sehari-hari
Teknik Penilaian
Teknik Penilaian:
Kegiatan Pembelajaran
2. Latihan Siswa mengerjakan soal pre test yang diberikan Kejujuran 5 meit
secara mandiri
3. Mengulas 1. Siswa menanyakan hal yang tidak Madiri 15 menit
dimengerti pada saat pre test ataupun
panduan praktikum
2. Siswa menjelaskan panduan praktikum dan
metode yang digunakan secara singkat
3. Siswa menjelaskan teori yang berkaitan
dengan praktikum
4. Mengumpu 1. Siswa melakukan praktikum sesuai panduan Bertanggung 30 menit
lkan data praktikum secara berkelompok jawab
2. Setiap kelompok menuliskan hasil
pengamatan
3. Setiapkelompok mendiskusikan beberapa
pertanyaan pada modul
4. Setiap kelompok menuangkan hasil atau
kesimpulan dari praktikum
6
Reaksi kimia dapat digolongkan menjadi berbagai macam reaksi. Salah satu diantaranya adalah
reaksi yang berkaitan dengan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom sebelum dan sesudah
reaksi. Dari tinjauan bilangan oksidasi reaksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis reaksi yaitu :
1. Golongan reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak mengalami perubahan bilangan
oksidasi sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi dimana atom-atom yang terlibat tidak
mengalami perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi bukan reduksi-oksidasi yang lazim
disebut reaksi bukan redoks.
2. Golongan reaksi dimana diantara atom-atom yang terlibat ada yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi. Sebelum dan sesudah reaksi bilangan oksidasi atom-atom
yang terlibat tidak sama (berubah). Reaksi ini disebut reaksi reduksi-oksidasi (reaksi
redoks)
6. Reaksi disproporsionasi (autoredoks) adalah reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom
yang mengalami reduksi dan oksidasi atau reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom
yang bilangan oksidasinya berubah
7. Mol elektron adalah selisih bilangan oksidasi
1. Menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi tiap unsur
2. Menyetarakan jumlah unsur yang mengalami redoks dengan menambahkan koefisien
yang sesuai
3. Menentukan besarnya kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi dari unsur-unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi
4. Meneyetarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang
sesuai
5. Menyetarakan jumlah atom H dan O serta unsur-unsur yang lain
Contoh soal
3. Menyetarakan atom-atom yang mengalami redoks, kecuali atom hydrogen (H) dan
oksigen (O)
4. Menyetarakan atom oksigen (O) dengan menambahkan molekul H2O ke ruas yang
kekurangan oksigen
5. Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambahkan ion H+ ke ruas yang
kekurangan atom H
6. Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron ke ruas yang memiliki muatan
lebih positif
7. Menyamakan jumlah elektron pada kedua persamaan setengah reaksi reduksi dan
oksidasi
8. Menyatukan kedua persamaan setengah reaksi menjadi reaksi redoks yang utuh
9. Mengembalikan ke bentuk reaksi awal
CONTOH SOAL
10
Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan berlangsung melalui kontak langsung antara
partikel-partikel berupa atom , molekul atau ion yang saling serah terima elektron. Pembahasan
transfer elektron melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan reaksi redoks yang seperti ini akan
dipelajari pada elektrokimia.
Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran elektron yang disebabkan
oleh perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel ini dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu :
1. Sel Volta
2. Sel Elektrolisis
Sel Volta melibatkan perubahan energi kimia menjadi energi listrik sedangkan sel elektrolisis
melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Bagaimanakah proses terjadinya
perubahan energi tersebut?
SEL VOLTA
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan energi
listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik.
Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)
lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang
membawa muatan.
Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI (1780)
danALESSANDRO VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta. Keduanya
menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut. Energi yang dihasilkan dari
reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik
11
Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan CuSO4),
dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga bertindak
sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat
berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda tempat
berlangsungnya reduksi disebut Katoda (elektroda positif)
ELEKTRODA
Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda
Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat
pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda
Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat
pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda.
Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif
Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta
elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion
(kation dan anion)
Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini
misalnya grafit dan platinum.
NOTASI SEL VOLTA
•Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda
Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika
fasanya sama maka digunakan tanda koma
Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan.
POTENSIAL SEL
Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)
Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan
oleh sel
Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar
diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni
untuk solid).
POTENSIAL SEL STANDAR
Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah
elektroda)
Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E 1/2 sel
Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan
mengubah tandanya
E sel = E katoda – E anoda
Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:
Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda hidrogen
standar sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat ukur, kemudian
kita dapat menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas.
Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi
Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi
Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor.
Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada reduktor dan
oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan
reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya
Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+
Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi
oksidasinya lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan terlepas
Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya
Eosel < 0, maka reaksi tidak spontan
Logam yang dapat menggantikan H2 dari air, logam yang terletak dibawah reduksi air
Logam yang dapat menggantikan logam lain dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian
bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak dibagian atas tabel.
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel
Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada keadaan standar
sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya
Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel
Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
SEL ELEKTROLISIS
Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang reaksi-reaksi sel elektrolisis (aspek kualitatif).
Kemudian kita akan menghitung massa endapan logam dan volume gas yang dihasilkan dari
13
reaksi elektrolisis (aspek kuantitatif). Kita juga akan mempelajari pengaruh besarnya arus listrik
terhadap kuantitas produk elektrolisis yang dihasilkan.
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks
yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi
ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari (lihat
Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta). Baterai aki yang sedang diisi
kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia
yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis.
Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut : 2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisisdari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis,
ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun
lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan
elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai
tempat berlangsungnya reaksi. Reaksireduksi berlangsung di katoda, sedangkan
reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda
(sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada
anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang
akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya,anoda bermuatan positif dan
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis
adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada
proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda.
Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan
istilah sel Downs) :
Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan
gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti denganlarutan
garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksielektrolisis
larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan
Reaksi Redoks dan Sel Volta).
14
Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial
Standar Reduksi, air memiliki E°red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih
mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katodaadalah air.
Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai E°red ion Cl– dan air hampir
sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), makaoksidasi ion
Cl– lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi
di anoda adalah ion Cl–. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam
NaCl adalah sebagai berikut :
Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl–(aq) ——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH–(aq).................................... [(1) + (2)]
Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa) di
katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH– pada katoda dapat dibuktikan
dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah
indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan
umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.
Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi
persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai E°red, maka air yang
akan tereduksi dikatoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air di anoda.
Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6,
maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, spesi air yang
akan teroksidasi dianoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah
peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan
pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak
inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda,
sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang
tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang
dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl
dengan menggunakan elektroda Cu :
15
Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi
elektrolisis :
1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda
tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium,
maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam
oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda
Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam
proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada
permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan
sebagai sumber listrik selama proses penyepuhanberlangsung. Logam yang ingin disepuh
berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh
berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi ion logam
yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng
perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan
diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa
biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan
dapur.
Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan
aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis
adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita
dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.
Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F).
Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen
dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol
elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x
1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar 1,6 x 10-19 C. Dengan
demikian :
1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron
Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik
(Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere,
dan detik adalah sebagai berikut :
Q=Ixt
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Faraday = (I x t) / 96500
Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang
dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan
koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk
elektrolisis dapat ditemukan.
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yangterurai dapat berupa padatan,
cairan, atau larutan. Arus listrik yangdigunakan adalah arus searah. Tempat berlangsungnya
reaksi reduksi dan oksidasi dalam selelektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anoda (reaksi
oksidasi) dan katoda (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletakpada kutub
elektroda. Pada sel volta, anoda (–) dan katoda (+), sedangkanpada sel elektrolisis sebaliknya,
anoda(+) dan katoda(–). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber
energi listrik, sedangkan katoda dihubungkan dengan kutub negatif.
3. Kegunaan elektrolisis
Elektrolisis banyak dilakukan pada industriseperti pada elektroplating atau penyepuhan logam,
pemurnian logam dan pembuatan senyawa
Contohnya, besi dilapisi nikel agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar lebih
bernilai
- Pembuatan senyawa kimia melalui elektrolisis dilakukan untuk memperoleh senyawa atau
unsur murni untuk keperluan laboratorium. Contohnya pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan
NaCI, pembuatan unsur F2 dengan elektrolisis larutan HF dalam Kfcair
Hukum Faraday I : merupakan massa zat yang dihasilkan pada suatu electrode selama proses
elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang digunakan.
Kita sudah mengetahui bahwa massa zat (w) yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus
dengan jumlah molelektron. Sementara, jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan
listrik (Q) dalam elektron. Jadi, dapat disimpulkan:
w≈Q
Massa ekivalen zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan perubahan bilangan oksidasinya
atau muatan ionnya.
Hukum Faraday II : Massa zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan massa
ekivalen zat.
Di dalam Hukum Faraday 2 dinyatakan bahwa massa yang dihasilkan pada elektrode berbanding
lurus dengan massa ekivalen zat.
w ≈ ME
Massa ekivalen zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan perubahan bilangan oksidasinya
atau muatan ionnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :
1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen sebanyak 5,6 L
pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses tersebut?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :
Gas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol O2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah mol
elektron yang terlibat adalah sebesar 4 x ¼ = 1 mol elektron.
2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan arus
sebesar 10 Ampere?
Penyeleasian :
Gas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol F2
19
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan melibatkan
mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron
Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin
3. Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan CaCl2 selama
1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing elektroda?
Penyelesaian :
Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol
elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :
Massa Ca = mol Ca x Ar Ca
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari mol
elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :
Volume gas Cl2 = ½ x (0,452 x 1,5 x 3600) / 96500 x 22.4 L = 0,283 L gas Cl2
Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang
dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl2 (STP)
4. Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri.
Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3,
sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram
logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar
(Ar) logam X tersebut!
20
Penyelesaian :
Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang
dihasilkan sebesar 1,44 / 108 mol Ag
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan
logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)
Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar 1,44 / 108
mol elektron
Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses
elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol elektron
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan 1 / 3 kali
mol elektron, yaitu sebesar 1 / 3 x 1,44 / 108 mol X
Massa logam X = 0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai
berikut:
mol = massa / Ar
Ar = massa / mol
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
Pembahasan :
Jawaban : C
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
Pembahasan :
22
Jawaban : A
a. 16
b. 6
c. 1
d. 4
e. 12
Pembahasan :
Jawaban : B
4. Reaksi Redoks :
a. NaI
b. H2SO4
c. Mn2+
d. I–
e. MnO2
Pembahasan :
Jawaban : E
5. Diketahui reaksi :
a. 4, 1, 1
b. 4, 1, 2
c. 4, 1, 3
d. 4, 1, 4
e. 4, 1, 5
Pembahasan :
24
Maka koefisiennya :
Jawaban : D
Pembahasan :
Jawaban : B
25
7. Diketahui reaksi :
a. 8, 1, 2
b. 8, 2, 1
c. 16, 1, 8
d. 16, 2, 2
e. 8, 1, 1
Jawaban : C
Pembahasan :
26
8. Diketahui reaksi :
a. 1, 1, 2
b. 1, 2, 1
c. 1, 1, 1
d. 1, 2, 2
e. 2, 1, 1
Jawaban : A
Pembahasan :
Cl2 → 2Cl‾
IO3‾ → IO4‾
Tambahkan H2O
Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O
Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O
Cl2 → 2Cl‾
Pembahasan :
Dikarenakan I‾ = -1 menjadi I2 = 0
Sedangkan :
Jawaban : C
a. 1, 2, 4, 5
b. 1, 2, 2, 4
c. 1, 5, 4, 3
d. 1, 4, 1, 4
e. 1, 1, 1, 1
Pembahasan :
Cl2→ 2Cl‾
SO2 → SO4‾²
Tambahkan H2O
Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O
Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O
Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O
Jadi :
Cl2 → 2Cl‾
Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa
Maka :
Cl2 → 2Cl‾
0 -2
SO2 + 2H2O → SO 2-
4
+ 4H+
0 0 -2 +4
Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :
Jawaban : B
30
a. 1, 2, 4
b. 2, 7, 6
c. 1, 2, 2
d. 1, 14, 2
e. 1, 14, 6
Pembahasan :
Cr2O7‾² → 2Cr3+
Cu+ → Cu+2
Tambahkan H2O
Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O
Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O
Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O
Jadi :
Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH‾ pada suasana basa
Maka :
-2 +14 +6 0
Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :
Jawaban : B
a. 2, 5, 8
b. 2, 6, 8
c. 2, 2, 7
d. 2, 6, 7
e. 2, 3, 8
Pembahasan :
MnO → MnO4‾
PbO2 → Pb+2
Tambahkan H2O
Jika reaksi berlangsung pada suasana asam tambahkan pada ruas yang kekurangan atom O
Jika reaksi berlangsung pada suasana basa tambahkan pada ruas yang berlebihan atom O
Karena reaksi berlangsung pada suasana asam maka H2O ditambahkan pada ruas yang
kekurangan atom O
Jadi :
Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa
Jumlahkan kedua persamaan 1/2 reaksi tersebut dengan menyetarakan lebih dahulu jumlah
elektronnya :
33
Jawaban : A
13. Diantara reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi redoks adalah . . .
Pembahasan :
Reaksi Redoks yaitu dimana reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami kenaikan
biloks disebut teroksidasi dan yang terjdi penurunan disebut tereduksi.
Jawaban : D
a. 1, 3, 1, 6
b. 1, 3, 2, 6
c. 2, 3, 2, 6
d. 2, 3, 2, 3
e. 6, 2, 3, 1
Pembahasan :
Pertama :
Tambahkan H2O
Setarakan atom H dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH– pada suasana basa
35
Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron, kemudan jumlah elektron
dijumlahkan
Jawaban : B
a. 14, 6, 2, 7
b. 6, 14, 2, 7
c. 6, 14, 1, 7
d. 2, 2, 5, 3
e. 3, 5, 1, 2
Pembahasan :
36
Jawaban : A
a. PH4Br
b. POBr3
c. PF3
d. PCl5
e. Ca(PO4)2
Jawaban: A
Pembahasan:
a. KNO3
b. N2O5
c. NO
d. N2O3
37
e. N2H4
Jawaban: C
Pembahasan:
18. Unsur yang dapat menunjukkan bilangan oksidasi paling positif dalam senyawa adalah . . . .
a. Oksigen
b. Belerang
c. Nitrogen
d. Klorin
e. Karbon
Jawaban: D
Penyelesaian:
19. Diantara persamaan reaksi redoks berikut ini yang benar adalah . . . .
38
Jawaban: D
Pembahasan:
20. Jika KMnO4 bereaksi dengan H2C2O4 dalam suasana asam maka sebagian hasilnya adalah
MnSO4 dan CO2. Dalam reaksi ini 1 mol KMnO4 menerima . . . mol elektron.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 5
e. 7
Jawaban: D
Penyelesaian:
a. 2,2,5, dan 1
b. 6,1,5, dan 3
c. 6,5,1, dan 3
d. 5,6,3, dan 1
39
e. 4,1,5, dan 2
Jawaban: B
Penyelesaian:
Jawaban: D
Penyelesaian:
Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks dimana reduktor dan oksidasinya sama, yaitu:
Cl mengalami reduksi dan oksidasi, sehingga bertindak sebagai reduktor maupun oksidator.
23. Banyaknya Fe+² yang dapat dioksidasi oleh 1 mol Cr2O7²‾ menjadi Fe+³ adalah . . . .
a. 2 mol
b. 4 mol
c. 5 mol
d. 6 mol
e. 7 mol
40
Jawaban: D
Penyelesaian:
Jawaban: E
Penyelesaian:
Setara bila :
25. Diantara reaksi-reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi redoks adalah . . . .
Jawaban: C
Pembahasan:
(tidak berubah)
a. 2, 1, 2, dan 2
b. 2, 1, 2, dan 4
c. 3, 2, 3, dan 4
d. 4, 1, 2, dan 3
e. 4, 1, 2, dan 4
Pembahasan:
Samakan banyaknya perubahan itu, kalikan masing-masing dengan bilangan pengali tertentu.
Misal 3 akan kita kali 2, sementara 2 akan kita kali 3, jadi perubahannya sama yaitu 6.
Berikutnya setarakan jumlah muatan kiri dan kanan. Di kanan muatannya 3 x (+2) = +6.
Agar sama Tambahkan 8 di depan H+ sebelah kiri, sehingga muatan kiri = (−2) + 8 = +6 juga.
Terlihat:
a = 3, b = 2, c = 3 dan d = 4.
Jawaban: C
adalah . . . .
a. 15
b. 14
c. 13
d. 12
e. 11
Jawaban: A
Pembahasan:
a. +2
b. +3
c. +4
d. +5
e. +6
Jawaban: D
Pembahasan:
-3 = P + [4 × (-2)] → P = +5
a. NaI
b. H2SO4
c. Mn2+
d. I−
e. MnO2
Jawaban: E
Pembahasan:
a. Fe(BrO2)3
b. Ca(BrO)2
c. HBrO4
d. AlBr3
e. PbBr4
Jawaban : C
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Jawaban : A
(KIMIA untuk SMA kelas XII, Michael Purba, Erlangga, 2013, Hlm.45)
a. 1 : 3
b. 1 : 4
c. 1 : 6
d. 2 : 3
e. 2 : 5
Penyelesaian:
Reaksi:
Cr2O72- (aq) + Fe2+ (aq) + H+ (aq) → H+ (aq) + Cr3+ (aq) + H2O (l) + Fe3+ (aq)
45
Jawaban: C
a. 2 dan 3
b. 2 dan 4
c. 2 dan 5
d. 3 dan 5
e. 4 dan 4
Penyelesaian:
Jawaban : C
a. 1, 2, 2, 7
b. 1, 2, 3, 7
46
c. 1, 2, 1, 7
47
d. 2, 1, 2, 7
e. 2, 2, 3, 7
Penyelesaian:
Jawaban : B
Jika disetarakan, maka harga b, c dan d dari reaksi tersebut berturut-turut adalah…
a. 8, 2, dan 4
b. 8, 2, dan 3
c. 3, 8, dan 3
d. 3, 8, dan 2
e. 3, 2, dan 3
Penyelesaian:
Samakan muatan dikiri dan kanan dengan penambahan H+ dan samakan jumlah O dengan
penambahan H2O
48
Jadi b = 8, c = 2, d = 4
Jawaban : A
a. 3, 6,5 dan 3
b. 3, 5, 6 dan 3
c. 3, 6, 5 dan 2
d. 3, 6, 5 dan 1
e. 3, 5, 6 dan 2
Penyelesaian:
Jawaban : A
a. 1, 1, dan 3
b. 1, 1, dan 5
49
c. 1, 3, dan 2
d. 2, 5, dan 3
e. 2, 5, dan 2
Penyelesaian:
Jawaban : D
a. Al
b. NaNO3
c. NaOH
d. NaAlO2
e. NH3
Penyelesaian :
Oksidator merupakan zat yang mengalami reduksi, maka dalam reaksi diatas zat yang bertindak
sebagai oksidator adalah NaNO3.
Jawaban: B
Zat yang mengalami reaksi disproposionasi (autoredoks) berikut perubahan bilangan oksidasinya
adalah…
Penyelesaian:
Autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi dimana melibatkan suatu zat yang mengalami
reaksi oksidasi sekaligus reduksi.
Dari reaksi :
Yang mengalami reaksi disproporsionasi adalah bromine dari biloks 0 menjadi -1 dan +1
Jawaban: B
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
Penyelesaian :
Reaksi reduksi:
Reaksi oksidasi:
Jadi, reaksi oksidasi terdapat pada nomor 1 ditandai dengan adanya pengikatan oksigen dan 4
ditandai dengan adanya kenaikan biloks dari +5 menjadi +7.
Jawaban : B
41. Perhatikan persamaan reaksi redoks yang terjadi pada proses pembuatan gas klorin dalam
industry berikut:
a. 1, 1, dan 2
b. 1, 2, dan 1
c. 2, 1, dan 1
d. 2, 1, dan 2
e. 2, 2, dan 1
Penyelesaian:
Jawaban : C
Penyelesaian:
52
Anda cukup cek jawaban B dan E, missal anda lihat pada pilihan E.
Jawaban : B
43. Reaksi MnO4‾ menjadi Mn2+ bila kuantitas KMnO4 semula adalah 0,1 mol maka electron
yang ditangkap oleh KMnO4 untuk menjadi ion Mn2+ sebanyak…
a. 5,0 mol
b. 2,5 mol
c. 1,0 mol
d. 0,5 mol
e. 0,7 mol
Penyelesaian:
Jawaban : D
44. Banyaknya Fe2+ yang dapat dioksidasi oleh satu mol Cr2O7²‾ menghasilkan Fe2+ dan
Cr3+ adalah….
a. 1 mol
b. 2 mol
53
c. 3 mol
d. 4 mol
e. 6 mol
Penyelesaian :
Jawaban : E
a. 1, 2, dan 3 benar
b. 1, 2 dan 4 benar
c. 1, 3 dan 4 benar
d. 1 dan 3
e. 1 dan 4
Penyelesaian :
Jawaban : A
55
Soal-soal
Redoks dan elektrokimia
1. Reaksi redoks :
MnO4–(aq) + C O 2-(aq) → Mn2+(aq) + CO (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap
2 4
mol MnO – memerlukan H+ sebanyak …
4
A. 4 mol
B. 6 mol
D. 10 mol
C. 8 mol
E. 12 mol
3. Reduksi 1 Mol ion BrO3– menjadi ion Br– membutuhkan elektron sebanyak…
A. 2 mol
B. 3 mol
C. 4 mol
D. 5 mol
E. 6 mol
11. Perkaratan besi adalah salah satu contoh reaksi redoks. Rumus perkaratan besi adalah ..
A. Fe2O3.xH2O
B. Fe3O4.xH2O
C. FeCl3.xH2O
D. Fe(NO3)3.xH2O
E. Fe(OH)3.xH2O
12. Pembentukan karat karena zat-zat di bawah ini bertindak sebagai anode dan katode. Unsur
dimaksud berturut-turut adalah …
A. Fe dan H2O
B. Fe dan CO2
C. Fe dan O2
D. FeO dan O2
E. Fe2O3 dan O2
57
13. Untuk melindungi kapal yang terbuat dari besi, maka pada lambung kapal yang terkena air
laut diberi logam…
A. tembaga
B. perak
C. Aluminium
D. zink
E. Magnesium
14. Logam di bawah ini yang dapat digunakan sebagai bahan perlindungan katodik adalah …
A. kalium
B. magnesium
C. natrium
D. litium
E. rubidium
15. Jika larutan Na2SO4 1M dielektrolisis dengan menggunakan elektrode karbon, maka
reaksi yang terjadi pada anode adalah …
A. H2 → 2H+ + 2e
B. 2Na+ + 2e → 2Na
C. H2 + 4OH– → 4H2O + 4e
D. 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
E. 4H2O+4e → 2H2O + 4OH–
17. Pada penyepuhan perak dengan emas, logam yang dipakai sebagai katode adalah …
A. perak
B. emas
C. tembaga
D. platina
E. karbon
18. Logam berikut yang dapat dibuat hanya dari elektrolisis leburan garamnya adalah …
A. perak
B. tembaga
C. natrium
D. kromium
E. nikel
19. Arus listrik yang diperlukan untuk mereduksi 60 gram ion kalsium menjadi logam
kalsium adalah................(Ar Ca = 40)
A. 1,0 F
B. 1,5 F
C. 2,0 F
D. 3,0 F
E. 4,0 F
58
20. Pada elektrolisis leburan Al2O3 diperoleh 0,225 gram Al. jumlah muatan listrik yang
diperlukan adalah … ( Ar O = 16, Al = 27 dan 1 F = 96.500 coulomb mol-1)
A. 221,9 coulomb
B. 804,0 coulomb
C. 102.59 coulomb
D. 1.025,9 coulomb
E. 8.685,0 coulomb
21. Arus listrik sebanyak 5 ampere dialirkan ke dalam AgNO 3 selama 193 detik . volume gas
yang dihasilkan di anode (STP) adalah … ( Ar Ag = 108, N = 14, O = 16 dan 1 F = 96.500
coulomb)
A. 0,056 liter
B. 0,112 liter
C. 0,224 liter
D. 0,336 liter
E. 0,448 liter
22. Larutan CuCl2 dielektrolisis menggunakan elektrode C dengan arus sebesar 5 ampere
selama 30 menit. Logam Cu yang diendapkan di katode sebanyak …
(Ar Cu = 63,5 gram mol-1)
A. 1,48 gram
B. 2,96 gram
C. 5,92 gram
D. 29,6 gram
E. 59,2 gram
23. Bila arus listrik dialirkan melalui larutan-larutan AgNO3 dan CuSO4 yang disusun secara
seri, maka akan terjadi endapan Ag sebanyak 3,156 gram. Berapakah berat endapan Cu
jika Ar Cu = 63,54; dan Ag = 107,87
A. 0,825 gram
B. 0,931 gram
C. 0,981 gram
D. 1,012 gram
E. 1,321 gram
24. Sejumlah arus listrik dapat mengendapkan 21,4 gram perak dari larutan perak nitrat
(AgNO3) dan mengendapkan 10,4 gram logam L dari larutan L(SO4)2. jika Ar perak
adalah 108, maka Ar logam L adalah…
A. 112
B. 118
C. 201
D. 208
E. 210
25. Di antara ion-ion berikut, pada ion manakah unsur belerang mempunyai bilangan oksidasi
terendah…?
A. SO42–
B. HSO4–
C. HSO –
3
D. S2–
E. S8
59
https://adoc.pub/soal-soal-redoks-dan-elektrokimia.html