Minggu 02 Page 3
Proses perdagangan ekspor
• Langkah-langkah yg dilakukan oleh
eksportir untuk terjadinya suatu transaksi
ekspor sampai selesainya pelaksanaan
transaksi itu dalam bentuk diterimanya
pembayaran (valas) dari importir luar
negeri melalui bank mitranya importir
Minggu 02 Page 4
Proses perdagangan ekspor terdiri
dari 4 bagian :
1. Proses terjadinya kontrak dagang ekspor
2. Proses pembukaan letter of credit oleh
importir
3. Proses pengapalan barang oleh eksportir
4. Proses penguangan dokumen
pengapalan oleh eksportir dengan bank
devisa
Minggu 02 Page 5
1. PROSES TERJADINYA
KONTRAK DAGANG EKSPOR
1. Dimulai oleh eksportir dg cara
mempromosikan komoditi yg akan
diekspor kpd calon importir di luar negeri
2. Dilakukan dg mengajukan penawaran
harga
3. Diakhiri dg penandatanganan sale’s
contract export oleh kedua belah pihak
eksportir dan importir
Minggu 02 Page 6
2. PROSES PEMBUKAAN L/C
1. Importir mengajukan aplikasi
permintaan pembukaan L/C kpd mitra
bank devisanya
2. Eksportir menerima pemberitahuan
pembukaan L/C
Minggu 02 Page 7
3. PROSES MEMPERSIAPKAN
DAN MENGIRIMKAN BARANG
1. Setelah menerima L/C kewajiban
eksportir untuk mempersiapkan
barang dan melaksanakan pengiriman
komoditinya
2. Penyerahan barang kpd importir luar
negeri di tempat yg disepakati dg importir
Minggu 02 Page 8
4. MENGUANGKAN DOKUMEN
PENGAPALAN
• Proses terakhir, Ekspsortir melakukan
negosiasi (menguangkan) dokumen
pengapalan dengan “negotiating bank”
untuk menerima pembayaran
Minggu 02 Page 9
PARA PELAKU EKSPOR DAN
PRODUK DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
1. Produsen / 1. Kontrak Penjualan (Sale’s
Supplier contract)
2. Manufacturer Certificate
3. Instruction manual
4. Brochure
Minggu 02 Page 10
PARA PELAKU EKSPOR DAN DOKUMENNYA
Minggu 02 Page 13
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
3. Bank 1. Kontrak / Akad Kredit
2. L/C
3. Surat Setoran Pajak (SSP)
4. Surat Setoran Bea dan Cukai
(SSBC)
5. Nota Perhitungan
Pembayaran Wesel Ekspor
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
5. Kanwil 1. Kuota tekstil, kopi, dll
Kemen 2. Surat Keterangan Negara Asal
perdag (SKA) Barang
3. Angka Pengenal Importir
Umum ( APIU)
4. Angka Pengenal Importir
Terbatas ( APIT)
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
6. Balai Pengjujian 1. Certificate of Quality
dan Sertifikasi 2. Test – Certificate
Mutu Barang
3. Chemical Analysis
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
7. Perusahaan 1. Packing List
Jasa 2. Measurement List
Transportasi
3. Weight Note
(Freight
Forwarder)
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
10.Independent 1. Certificate of Quality
Surveyor 2. Certificate of weight
3. Chemical Analysis
4. Survey report
5. Inspection certificate
6. Test Certificate
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
11.Perusahaan 1. Cover Notte
Asuransi 2. Insurance Policy
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
12.BPEN, Atase, dll 1. Informasi umum
2. Promosi
3. Misi dagang
4. Pameran dagang / expo
5. Konsultasi perdagangan
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
13. Perusahaan 1. Mate’s Receipt ( Resi
Pelayaran Muat)
2. Bill of Lading ( B/L)
3. Claim Constatering Bewijs
( CCB)
14. Perusahaan 1. Airway Bill (AW/B)
Penerbangan
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
15. KantorInspeksi 1. Nomor Pokok Wajib
Pajak Pajak ( NPWP)
2. Surat Bukti Setoran Pajak
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
16. Kedutaan 1. Consuler Invoice
Negara Asing 2. Customs Invoice
Minggu 02
PROSEDUR EKSPOR DENGAN LETTER
OF CREDIT (simak Bab V, hal 55)
Prosedur Ekspor
Dengan Letter Of
Credit ( L / C ) sbb :
Minggu 02
Minggu 02
Minggu 02
Minggu 02
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA
SAING INDUSTRI DALAM NEGERI
MENGHADAPI ASEAN – CHINA FREE
TRADE AGREEMENT (ACFTA)
INTEGRASI KAWASAN
1 2 3
TATA EKONOMI DUNIA
S
E CEPT SCHEME ENHANCED
PREFERENTIAL TRADE
INDUSTRIAL JOINT
VENTURA SCHEME
A
N 6FOR AFTA (1992) 5
ARRANGEMENT (1987)
4 (1983)
ERA BARU
I
C NEW PIS : TRADE ATIGA, ACIA
LOGISTIC (2009)
R 13 (2008) 14
O
A PEMBANGUNAN
PASAR TUNGGAL & KAWASAN YANG
D EKONOMI DI
BASIS PRODUKSI MEMILIKI DAYA
KAWASAN YANG
REGIONAL SAING TINGGI
MERATA
Minggu 02 Page 30 3
1. MEMAHAMI ACFTA
RUBBER
BASED FISHERIES TOURISM HEALTHCARE
PRODUCTS
1 2
1 2
WOOD
TEXTILES & SEKTOR 3 BASED
SEKTOR
APPARELS BARANG JASA
7 PRIORITAS
PRODUCTS
PRIORITAS
3
4
5
6 LOGISTIC
4
5 SERVICES AIR TRAVEL
ELECTRONIC AUTOMOTIVE
AGRO
BASED E-ASEAN
PRODUCTS
AC - FTA
(2001) ASEAN AND CHINA (2003) perdagangan, dan investasi
(2002) antara negara-negaraanggota.
6
SETTLEMENT MECHANISM
AGREEMENT 5 FRAMEWORK
AGREEMENT AC-FTA
FRAMEWORK
AGREEMENT AC-FTA
SINGAPURA,
THAILAND, Liberalisasi penuh 2010
barang dan jasa serta
menciptakan suatu sistem yang
(2004 : AC-FTA RESMI (2004) (2006) FILIPINA, transparan dan untuk
DILUNCURKAN) MALAYSIA, mempermudah investasi.
BRUNEI
DARUSALAM, 3.Menggali bidang-bidang
7
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN JASA
AC-FTA
(2007)
8 INVESTASI
AC-FTA
INDONESIA kerjasama yang baru &
mengembangkan kebijaksanaan
(2009) yang tepat dalam rangka
kerjasama ekonomi antara
negara-negara anggota.
RESOLUSI POTENSI PROBLEM
MAKRO&SEKTORAL INDONESIA
4.Memfasilitasi integrasi
PROBLE
DALAM AC-FTA :
OUTPUT
M
LANDASAN REGULASI ekonomi yang lebih efektif dari
TENTANG AC-FTA 1.Membuat rezim kebijakanmemperbesar para anggota ASEAN 4
Keppres No.48 Thn 2004 Kepmenkeu frekuensi, volume dan iklim ekspor yang (Cambodia, Laos, Myanmar,
Permenkeu
Tentang Pengesahan No.355/KMK.01/2004 &Vietnam) dan menjembatani
No.57/PMK.010/2005 kuat serta sehat.
Framework Agreement on Tentang Penetapan Tarif kesenjangan pembangunan
Tentang Penetapan Tarif 2.Renegosiasi penundaan pos tarif 0% pada
Comprehensive Economic Bea Masuk atas Impor ekonomi diantara negara-negara
Bea Masuk dalam rangka produk-produk yang berdaya saing lemah.
1 Cooperation between the
ASEAN and China
2 Barang dalam rangka Early
Harvest Package AC-FTA 3 Normal Track AC-FTA 3.Reformasi&Reformulasi Regulasi, anggota.
Birokrasi, infrastrusktur.
Permenkeu
Permenkeu Permenkeu 4.Penyediaan Stimulus&Insentif bagi
No.04/PMK.011/2007
No.53/PMK.010/2007 No.21/PMK.010/2006
Tentang Perpanjangan industri (hulu-hilir) dan UMKMdalam
Tentang Penetapan Tarif Tentang Penetapan Tarif
Penetapan Tarif Bea Masuk negeri.
Bea Masuk dalam rangka Bea Masuk dalam rangka
dalam rangka Normal Track 5.Memperketat pengawasan arus masuk
AC-FTA Normal Track AC-FTA
6 5 AC-FTA 4 barang impor ilegal agar tidak terjadi
Permenkeu ledakan impor.
No.235/PMK.011/2008 6.Memperketat pemberlakuan standarisasi
Tentang Penetapan Tarif produk dan perlindungankonsumen.
Bea Masuk dalam rangka
AC-FTA
7 Minggu 02 Page 33 5
ORG TATA NIAGA (OTN)
1. MEMAHAMI ACFTA
Japan
1.2
53% of GDP
Taiwan
1.0 [4.1% of GDP]
Australia USIAMENENGAH
[5% of GDP]
0.8 (usia menengah,
Sth Korea
[6% of GDP] Hongkong pendapatan sedang,
[2.2% of GDP] sarang kosong)
0.6
Singapore[1.2% of GDP]
0.4
Thailand[172% of GDP] KEMAKMURAN
Malaysia[1.2% of GDP] BERTAMBAH DAN
Pilipina[1.1% of GDP] LEBIH MUDA
0.2
India INDONESIA[1.7% of GDP]
[7% of GDP] Vietnam[0.4% of GDP] Sumber :
0.0
Asian Demographics Ltd
-5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
US$ GDP per capita
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 40 15
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA
42
1. Total GDP (Gross Domestic Product) ASEAN mencapai sekitar US$ 2.327 milyar (ASEAN
Secretariat, 2012) dengan pasar sebesar 600 juta penduduk - memiliki daya tarik yang
tinggi.
2. Saat ini, sebagian besar (lebih dari 99%) perdagangan barang intra-ASEAN menikmati
tarif 0% (zero tariff).
4. ASEAN telah memiliki 5 (lima) Free Trade Agreement (FTA), yaitu dengan RRT (ACFTA),
Jepang (AJCEPA), Korea Selatan (AKFTA), India (AIFTA, serta Australia- Selandia Baru
(AANZFTA).
6. Hasil survey Japan ASEAN Integration Fund (JAIF) pada 2012 mencatat 73% para
pelaku bisnis di ASEAN yang menjadi responden perpandangan bahwa integrasi ASEAN
akan memberikan manfaat peningkatan ekonomi, dan 64 % kalangan publik meyakini
bahwa integrasi ASEAN akan meningkatkan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
43
KEKUATAN:
1. Pelemahan ekonomi AS dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan
moneter yang ‘loose’, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari
tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, AsiaTimur dan Asia Tenggara), yang menikmati
pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara-ASEAN. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan
ekonomi tertinggi dialami Indonesia yaitu sebesar 6,4% % (Bank Dunia 2011),berada pada
urutan ketiga di Asia, setelah China dan India.
2. Realisasi Investasi pada 2012 mencapai Rp. 313,2 triliun (tertinggi sepanjang sejarah
Indonesia)
3. Kelas Menengah (middle class) Indonesia yang terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7%
pada 2003, menjadi 56,6% pada 2010 atau mencapai 134 juta jiwa (Bank Dunia)
4. Total PDB Indonesia sebesar US$846 milyar (2011) terbesar di ASEAN dan ke-16 di dunia
(satu-satunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20)
5. Debt to GDP Ratio (Rasio Hutang terhadap PDB) Indonesia cukup rendah dibanding negara
ASEAN lainnya yaitu 24% (2011), sebagai salah satu indikator membaiknya makro-ekonomi.
Sebagai ilustrasi, Debt to GDP Ratio Malaysia mencapai 56%.
6. Peta usia penduduk Indonesia yang cukup muda, sumber daya alam yang besar dan pasar
yang besar mampu mendukung produktivitas nasional (Pulling Factor).
44
TANTANGAN
1. Mind-set masyarakat, khususnya pelaku usaha Indonesia yang belum seluruhnya mampu
melihat KEA 2015 sebagai peluang. Menurut Journal of Current Southeast Asian Affairs
(Guido Benny dan Kamarulnizam Abdullah – 2011), kesadaran dan pemahaman
masyarakat mengenai ASEAN masih sangat terbatas.
2. Sinkronisasi program & kebijakan pemerintah (pusat dengan daerah) menghadapi MEA
2015, diperlukan kesamaan pandang diantara pejabat pusat dan daerah. Global
Competitive Index oleh World Economic Forum menempatkan Indonesia pada urutan ke
50, dibawah sebagian negara ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand).
4. Pelaku usaha yang inward-looking. Besarnya pasar domestik mendorong pelaku usaha
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik.
6. Birokrasi yang belum efisien dan belum sepenuhnys berpihak pada pebisnis.
45
PELUANG EKONOMI:
• Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat.
Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada
2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030.
• Kebijakan makro ekonomi dan kondisi yang kondusif di ASEAN telah meningkatkan peluang
masuknya investasi (FDI) dari luar kawasan. Sejak 2007 hingga 2010, investasi yang masuk ke
ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM).
• Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%).
Sebagai ilustrasi, perdagangan intra NAFTA 50%, sedangkan EU mencapai 70%.
Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di
kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi
yang meningkat dan sumber daya alam yang besar.
Total Wisatawan intra-ASEAN dalam setahun mencapai lebih dari 76 juta (Sumber: WEF 2012).
Saat ini, namun posisi Indonesia masih dibawah Malaysia, Thailand, Singapura.
46
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA (JOB-CREATION)
• Pada 2012, seluruh anggota ASEAN telah meratifikasi ASEAN Comprehensive Investment
Agreement (ACIA), yang membawa dampak positif bagi iklim investasi dan usaha di seluruh
ASEAN – dengan semakin meningkatnya transparansi, kepastian-hukum, serta fasilitasi. Sejak
2007 hingga 2010, investasi (FDI) yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar
75% (Sumber: BKPM). Berlakunya ACIA harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi
masuknya FDI, yang secara langsung menumbuhkan sektor produksi dan industri nasional.
• Komitmen-komitmen Negara Mitra Wicara ASEAN dan lembaga keuangan dunia untuk
merealisasikan berbagai proyek peningkatan konektivitas di kawasan telah menjadi katalis
pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Konektivitas yang handal akan membuka peluang-peluang
usaha baru dan kegiatan ekonomi lainnya.
47
Komunitas Ekonomi ASEAN 2015
50
Produktivitas UMKM (untuk didorong
Menjadi eksportir
51
Isu-isu dan Tantangan Khusus
Akses Finansial
Akses Pasar
1. Bank masih ragu memberikan pinjaman kepada UMKM, 1. Kurang paham akan FTAs – implikasi dan manfaatnya
khususnya untuk pengusaha pemula dan UKM inovatif
2. Aktivitas promosi ekspor terbatas
2. Kewajiban penggunaan jaminan dalam pinjaman
3. Penggunaan e-channel and e-commerce belum meluas
3. Tingkat suku bunga yang tinggi bagi Usaha Mikro
4. Masih ada hambatan non-tarif
4. Lembaga jaminan kredit belum ada atau terbatas
5. Kurang faham akan fasilitas perdagangan prosedur
5. Pemeringkat kredit dan sistem informasi kredit tidak ada kepabeanan
6. Lembaga keuangan non-bank kurang berkembangn 6. Tidak ada market intelligence di ASEAN dan luar ASEAN
luas (e.g. venture capital, angel investment, factoring
and leasing) 7. Mahalnya biaya untuk menyesuaikan standar dan
sertifikasi internasional (e.g. HACCP, GMP, halal, ISO,
7. Sebagian terbesar UMKM tergantung pada lembaga analisa sertifikasi)
keuangan informal
53
Akses Pasar & Finansial
Inovasi
Akses Finansial
Akses Pasar
kepada lembaga finansial
• Pengembangan e- • Mendorong UKM
maupun kepada UMKM channel marketing melakukan Riset
• Pengembangan model and e-commerce dan
pemeringkatan kredit dan
lembaga penjaminan kredit • Membangun pengembangan
sampai daerah kesadaran akan untuk
• Pengembangan lembaga manfaat, peluang
keaungan non-bank (e.g. dan dampak dari meningkatkan
venture capital, angel
investment, leasing, factoring, ASEAN FTAs produktivitas dan
equity funding) should also • Penyiapan data dan efisiensi
be explored
• Pengembangan inklusi
informasi tentang • Pengembangan
keuangan: Financial UMKM secara UKM inovatif –
education, Financial nasional dan starting with
eligibility, Supportive regional
regulatory regime; Innovative SME
• Penyelenggaraan
Facilitation and
business matching
Awards under
Intermediation; and
Distribution Channel. sessions setiap ada ASEAN Business
trade fairs inASEAN Award
and dialogue
partners
54
Akses Pasar & Finansial (lanjutan)
Index
Pengembangan ASEAN SME Policy
• Penyiapan jasa • Adanya sistem
praktek terbaik
layanan kordinasi dan • Strategic
informasi dan pemantauan partnership/alliances
konsultasi, yang lebih baik • Industrial clustering
termasuk untuk: • Entrepreneurship
penggunaan development
websites untuk • Komunikasi • Incubator Business/
Technology
UMKM yang lebih • Menetapkan bidang-bidang
• Dalam kerangka
efektif dan yang perlu diperbaiki di
ASEAN perlu efisien masing-masing ASEAN
55
LANGKAH STRATEGI
56
STRATEGI II: Pengamanan Pasar Domestik
O Pengawasan di Border
1) Meningkatkan pengawasan ketentuan impor dan ekspor dalam
pelaksanaan FTA
2) Menerapkan Early Warning System untuk pemantauan dini terhadap
kemungkinan terjadinya lonjakan impor
3) Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang
(SKA) dari Negara Negara mitra FTA
4) Pengawasan awal terhadap kepatuhan SNI, Label, Ingridien,
kadaluarsa, kesehatan, lingkungan, security dsb.
5) Penerapan instrumen perdagangan yang diperbolehkan WTO
(safeguard measures) terhadap industry yang mengalami kerugian
yang serius (seriously injury) akibat tekanan impor (import
surges)
6) Penerapan instrumen anti dumping dan countervailing duties atas
importasi yang unfair
57
STRATEGI II: Pengamanan Pasar Domestik (Lanjutan)
58
STRATEGI III: Penguatan Ekspor
59
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 61