Anda di halaman 1dari 60

MINGGU 2

ORGANISASI TATA NIAGA


Pokok Bahasan:
PROSES & PROSEDUR EKSPOR DG L/C, ACFTA dan MEA
Tujuan dan sasaran Pembelajaran, Agar para mahasiswa
mengetahui tentang :
1. Proses Perdagangan Ekspor
2. Prosedur Ekspor (dengan Letter of Credit (L/C))
3. Para Pelaku Ekspor dan produk dokumennya
4. Tujuan, fungsi, strategi Indonesia dalam menghadapi
MEA
5. Tujuan, permasalahan yang dihadapi Indonesia
dalam, Strategi pembangunan daya saing industri
dalam negeri menghadapi ACFTA

Pengajar OTN : Brastoro, SE., M.M.

OTN 2021 Minggu 02 Page 1


MATERI HARI INI
1. Proses Perdagangan Ekspor
2. Prosedur Ekspor (dengan L/C)
3. Para Pelaku Ekspor dan Produk Dokumennya
4. Strategi pembangunan daya saing industri
dalam negeri menghadapi ACFTA
5. Strategi menghadapi MEA
6. Bahan yang bisa dibaca sendiri oleh mahasiswa/wi :
 Manfaat ACFTA bagi Indonesia dan RRT;
 Tantangan kesiapan Indonesia dalam ACFTA;
 Posisi UMKM (didorong Menjadi Eksportir)
 Produktivitas UMKM (untuk didorong Menjadi eksportir
 Tantangan dan Kesiapan Ekspotir Indonesia dalam Menghadapi
MEA 2016
 Penguatan Ekspor
 STRATEGI I: Penguatan Daya Saing Global
 STRATEGI II: Pengamanan Pasar Domestik

OTN 2021 Minggu 02 Page 2


PROSES PERDAGANGAN EKSPOR
• Kegiatan ekspor  upaya seorang pengusaha
dlm memasarkan komoditi yg dikuasainya ke
negara lain atau bangsa asing, dg mendapatkan
pembayaran dalam valuta asing (mata uang
asing), dan tentu melakukan komunikasi dan
korespondensi bahasa asing pula.
• Secara singkat  kegiatan memasarkan
komoditi kpd orang asing, pembayaran dg
valuta asing dan berkomunikasi dg bahasa
asing pula.

Minggu 02 Page 3
Proses perdagangan ekspor
• Langkah-langkah yg dilakukan oleh
eksportir untuk terjadinya suatu transaksi
ekspor sampai selesainya pelaksanaan
transaksi itu dalam bentuk diterimanya
pembayaran (valas) dari importir luar
negeri melalui bank mitranya importir

Minggu 02 Page 4
Proses perdagangan ekspor terdiri
dari 4 bagian :
1. Proses terjadinya kontrak dagang ekspor
2. Proses pembukaan letter of credit oleh
importir
3. Proses pengapalan barang oleh eksportir
4. Proses penguangan dokumen
pengapalan oleh eksportir dengan bank
devisa

Minggu 02 Page 5
1. PROSES TERJADINYA
KONTRAK DAGANG EKSPOR
1. Dimulai oleh eksportir dg cara
mempromosikan komoditi yg akan
diekspor kpd calon importir di luar negeri
2. Dilakukan dg mengajukan penawaran
harga
3. Diakhiri dg penandatanganan sale’s
contract export oleh kedua belah pihak
eksportir dan importir
Minggu 02 Page 6
2. PROSES PEMBUKAAN L/C
1. Importir mengajukan aplikasi
permintaan pembukaan L/C kpd mitra
bank devisanya
2. Eksportir menerima pemberitahuan
pembukaan L/C

Minggu 02 Page 7
3. PROSES MEMPERSIAPKAN
DAN MENGIRIMKAN BARANG
1. Setelah menerima L/C kewajiban
eksportir untuk mempersiapkan
barang dan melaksanakan pengiriman
komoditinya
2. Penyerahan barang kpd importir luar
negeri di tempat yg disepakati dg importir

Minggu 02 Page 8
4. MENGUANGKAN DOKUMEN
PENGAPALAN
• Proses terakhir, Ekspsortir melakukan
negosiasi (menguangkan) dokumen
pengapalan dengan “negotiating bank”
untuk menerima pembayaran

Minggu 02 Page 9
PARA PELAKU EKSPOR DAN
PRODUK DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
1. Produsen / 1. Kontrak Penjualan (Sale’s
Supplier contract)
2. Manufacturer Certificate
3. Instruction manual
4. Brochure

Minggu 02 Page 10
PARA PELAKU EKSPOR DAN DOKUMENNYA

Para pelaku Dokumen yg diterbitkan


ekspor
2. Eksportir 1. Brochure
2. Offersheet (Surat Penawaran)
3. Kontrak Penjualan (Sale’s
contract)
4. Invoice / consular invoice /
commercial invoice
5. Packing List
6. Weight note = measurement list

RG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 12


O
PARA PELAKU EKSPOR DAN DOKUMENNYA

Para pelaku Dokumen yg diterbitkan


ekspor
2. Eksportir 7. Letter of Indemnity –
Ganti kerugian / retur
8. Letter of subrogation –
9. PEB
10. PEBT (Pemberitahuan
Ekspor Barang Tertentu)

Minggu 02 Page 13
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
3. Bank 1. Kontrak / Akad Kredit
2. L/C
3. Surat Setoran Pajak (SSP)
4. Surat Setoran Bea dan Cukai
(SSBC)
5. Nota Perhitungan
Pembayaran Wesel Ekspor

RG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 14


O
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
4. Bea dan Cukai 1. Fiat muat (izin muat
barang)

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku Dokumen yg diterbitkan
ekspor
5. Kanwil 1. Kuota tekstil, kopi, dll
Kemen 2. Surat Keterangan Negara Asal
perdag (SKA) Barang
3. Angka Pengenal Importir
Umum ( APIU)
4. Angka Pengenal Importir
Terbatas ( APIT)

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
6. Balai Pengjujian 1. Certificate of Quality
dan Sertifikasi 2. Test – Certificate
Mutu Barang
3. Chemical Analysis

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
7. Perusahaan 1. Packing List
Jasa 2. Measurement List
Transportasi
3. Weight Note
(Freight
Forwarder)

ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 01 & 02 Page


18
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkana.
Tanaman
8. - Dinas 1. Phytosanitary Certificate
Karantina
Tanaman
9. – Dinas
1. Sanitasi Helth and
Peternakan
Veterinary Certificate

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
10.Independent 1. Certificate of Quality
Surveyor 2. Certificate of weight
3. Chemical Analysis
4. Survey report
5. Inspection certificate
6. Test Certificate

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
11.Perusahaan 1. Cover Notte
Asuransi 2. Insurance Policy

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
12.BPEN, Atase, dll 1. Informasi umum
2. Promosi
3. Misi dagang
4. Pameran dagang / expo
5. Konsultasi perdagangan

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
13. Perusahaan 1. Mate’s Receipt ( Resi
Pelayaran Muat)
2. Bill of Lading ( B/L)
3. Claim Constatering Bewijs
( CCB)
14. Perusahaan 1. Airway Bill (AW/B)
Penerbangan
Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
15. KantorInspeksi 1. Nomor Pokok Wajib
Pajak Pajak ( NPWP)
2. Surat Bukti Setoran Pajak

Minggu 02
PARA PELAKU EKSPOR DAN
DOKUMENNYA
Para pelaku ekspor Dokumen yg diterbitkan
16. Kedutaan 1. Consuler Invoice
Negara Asing 2. Customs Invoice

Minggu 02
PROSEDUR EKSPOR DENGAN LETTER
OF CREDIT (simak Bab V, hal 55)

Prosedur Ekspor
Dengan Letter Of
Credit ( L / C ) sbb :

Minggu 02
Minggu 02
Minggu 02
Minggu 02
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA
SAING INDUSTRI DALAM NEGERI
MENGHADAPI ASEAN – CHINA FREE
TRADE AGREEMENT (ACFTA)

Halaman berikut bersumber/diadopsi dari :


FRANCISCUS WELIRANG

Disampaikan dalam Acara,


SEMINAR : STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI
MENGHADAPI ASEAN – CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA)
Selasa, 23 Maret 2010 Jam 09.00 – 12.00 wib
Auditorium Universitas Gunadarma Kampus D gedung 4 Lt.6
Jl. Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424
Minggu 02 Page 29 1
1. MEMAHAMI ACFTA

1.1. ISU-ISU STRATEGIS DAN INTEGRASI


EKONOMI ASEAN - DUNIA
DINAMIKA WACANA & DIFERENSIASI PENCA
ECONOMY OF SCLAE
Isu-isu AKSI FTA GLOBAL KEBANGKITAN PAIAN PEMBANGUNAN,
ASEAN : PASAR DGN
MENISCAYAKAN EKONOMI EKONOMI DAN FAKTOR
583,65 JUTA, 80%
TIONGKOK DAN
Strategis
KEBUTUHAN KAWASAN DIBAWAH 40 THN,TOTAL UNGGULAN DARI
BERDAYA SAING & INDIA MASING-MASING
GDP $1,506 M (2008)
BERDAYA TARIK TINGGI ANGGOTA ASEAN

INTEGRASI KAWASAN

INDUSTRIAL PREFERENTIAL TRADE INDUSTRIAL


PROJECT PLAN ARRANGEMENT COMPLEMENTATION

1 2 3
TATA EKONOMI DUNIA

A (1976) (1977) SCHEME (1981)

S
E CEPT SCHEME ENHANCED
PREFERENTIAL TRADE
INDUSTRIAL JOINT
VENTURA SCHEME
A
N 6FOR AFTA (1992) 5
ARRANGEMENT (1987)
4 (1983)
ERA BARU

INTEGRASI ASEAN FRAMEWORK


ASEAN VISION ASEAN INVESMENT AREA
AGREEMENT ON SERVICE
E (1997) (1998)
EKONOMI C 7 (1995)
8 9
ASEAN & O
N 3 PILLARS OF ASEAN ASEAN CHARTER, AEC
COMMUNITY, 11 PRIORITY ASEAN CHARTER EIF
BLUEPRINT
DUNIA O INTEGRATION SECTORS (2005)
M 12 (2003)
11 10 (2007)

I
C NEW PIS : TRADE ATIGA, ACIA
LOGISTIC (2009)
R 13 (2008) 14
O
A PEMBANGUNAN
PASAR TUNGGAL & KAWASAN YANG
D EKONOMI DI
BASIS PRODUKSI MEMILIKI DAYA
KAWASAN YANG
REGIONAL SAING TINGGI
MERATA

Minggu 02 Page 30 3
1. MEMAHAMI ACFTA

1.2. SEKTOR INTEGRASI PRIORITAS


DALAM ACFTA
BIDANG INDUSTRI BIDANG JASA

RUBBER
BASED FISHERIES TOURISM HEALTHCARE
PRODUCTS

1 2
1 2
WOOD
TEXTILES & SEKTOR 3 BASED
SEKTOR
APPARELS BARANG JASA
7 PRIORITAS
PRODUCTS
PRIORITAS
3
4
5
6 LOGISTIC
4
5 SERVICES AIR TRAVEL

ELECTRONIC AUTOMOTIVE

AGRO
BASED E-ASEAN
PRODUCTS

ORG TATA NIAGA (OTN) prepared by Minggu 02 Page 31


4
L
1. MEMAHAMI ACFTA

1.3. MATRIKS KESEPAKATAN, LANDASAN


REGULASI DAN TUJUAN ACFTA
ALUR KESEPAKATAN AC-FTA ASEAN 4: Liberalisasi penuh 2015
FRAMEWORK KAMBOJA, TUJUAN AC-FTA :
1
ASEAN-CHINA PROTOKOL
3
AGREEMENT ON
COMPREHENSIVE PERUBAHAN PERTAMA LAOS,
COMPREHENSIVE
ECONOMIC
COOPERATION
2 ECONOMIC FRAMEWORK
AGREEMENT AC-FTA
MYANMAR,
VIETNAM
1.Memperkuat&meningkatkan
kerjasama ekonomi,
COOPERATION THE

AC - FTA
(2001) ASEAN AND CHINA (2003) perdagangan, dan investasi
(2002) antara negara-negaraanggota.

TRADE IN GOODS 2.Meliberalisasi secara progresif


INDONESIA PROTOKOL
AGREEMENT & DISPUTE ASEAN 6 : dan meningkatkan perdagangan
4
MERATIFIKASI PERUBAHAN KEDUA

6
SETTLEMENT MECHANISM
AGREEMENT 5 FRAMEWORK
AGREEMENT AC-FTA
FRAMEWORK
AGREEMENT AC-FTA
SINGAPURA,
THAILAND, Liberalisasi penuh 2010
barang dan jasa serta
menciptakan suatu sistem yang
(2004 : AC-FTA RESMI (2004) (2006) FILIPINA, transparan dan untuk
DILUNCURKAN) MALAYSIA, mempermudah investasi.
BRUNEI
DARUSALAM, 3.Menggali bidang-bidang
7
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN JASA
AC-FTA
(2007)
8 INVESTASI
AC-FTA
INDONESIA kerjasama yang baru &
mengembangkan kebijaksanaan
(2009) yang tepat dalam rangka
kerjasama ekonomi antara
negara-negara anggota.
RESOLUSI POTENSI PROBLEM
MAKRO&SEKTORAL INDONESIA
4.Memfasilitasi integrasi

PROBLE
DALAM AC-FTA :

OUTPUT
M
LANDASAN REGULASI ekonomi yang lebih efektif dari
TENTANG AC-FTA 1.Membuat rezim kebijakanmemperbesar para anggota ASEAN 4
Keppres No.48 Thn 2004 Kepmenkeu frekuensi, volume dan iklim ekspor yang (Cambodia, Laos, Myanmar,
Permenkeu
Tentang Pengesahan No.355/KMK.01/2004 &Vietnam) dan menjembatani
No.57/PMK.010/2005 kuat serta sehat.
Framework Agreement on Tentang Penetapan Tarif kesenjangan pembangunan
Tentang Penetapan Tarif 2.Renegosiasi penundaan pos tarif 0% pada
Comprehensive Economic Bea Masuk atas Impor ekonomi diantara negara-negara
Bea Masuk dalam rangka produk-produk yang berdaya saing lemah.
1 Cooperation between the
ASEAN and China
2 Barang dalam rangka Early
Harvest Package AC-FTA 3 Normal Track AC-FTA 3.Reformasi&Reformulasi Regulasi, anggota.
Birokrasi, infrastrusktur.
Permenkeu
Permenkeu Permenkeu 4.Penyediaan Stimulus&Insentif bagi
No.04/PMK.011/2007
No.53/PMK.010/2007 No.21/PMK.010/2006
Tentang Perpanjangan industri (hulu-hilir) dan UMKMdalam
Tentang Penetapan Tarif Tentang Penetapan Tarif
Penetapan Tarif Bea Masuk negeri.
Bea Masuk dalam rangka Bea Masuk dalam rangka
dalam rangka Normal Track 5.Memperketat pengawasan arus masuk
AC-FTA Normal Track AC-FTA
6 5 AC-FTA 4 barang impor ilegal agar tidak terjadi
Permenkeu ledakan impor.
No.235/PMK.011/2008 6.Memperketat pemberlakuan standarisasi
Tentang Penetapan Tarif produk dan perlindungankonsumen.
Bea Masuk dalam rangka
AC-FTA
7 Minggu 02 Page 33 5
ORG TATA NIAGA (OTN)
1. MEMAHAMI ACFTA

1.4. KONDISI 2010

 Dalam ACFTA terdapat 1.516 pos tarif


sektor manufaktur yang tingkat bea
masuknya berubah dari 5% menjadi 0 % pada
1 januari 2010 yang menekan kinerja dalam
negeri

 Pemerintah Indonesia mengusulkan


modifikasi komitmen pada 228 pos tarif (146
pos tarif masuk 0% dan 60 pos tarif
diusulkan menjadi 0-5% tahun 2018)

Sumber : E. Gumbira Said Minggu 02 Page 33 6


2. TANTANGAN INDUSTRI DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI ACFTA

2.1. MANFAAT ACFTA BAGI INDONESIA DAN


CHINA
INDONESIA CHINA
1.Harga barang dan produk 1. Memperluas pasar produk ke
menjadi lebih murah ASEAN tanpa hambatan bea masuk

2. Pilihan ragam konsumsi menjadi 2. Mengurangi kelebihan


banyak persediaan akibat kegairahan
berproduksi dan tidak mampu
3.Peluang untuk mendorong
menahan produksi
produksi barang komplementer
yang tidak mampu dihasilkan 3. Meningkatkan margin
oleh china keuntungan (yang biasanya
cukup tipis)
4.Peluang ekspor komoditas dan
produk spesifik indonesia
berpotensi meningkat (kelapa
sawit, karet, kakao, kopi dll)
Sumber : E. Gumbira Said Minggu 02 Page 34 7
2. TANTANGAN INDUSTRI DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI ACFTA

2.5. TANTANGAN KESIAPAN INDONESIA DALAM


ACFTA
1. Perjanjian sangat ditentukan oleh pemerintah  peranan asosiasi
industri atau petani kurang
2. Indonesia lemah dalam penyediaan infrastruktur yang baik
3. Sistem perbankan kurang akomodatif terhadap investasi (suku
bunga modal terlalu tinggi)
4. Birokrasi dan perpajakan di Indonesia rumit, sehingga biaya impor
dari Indonesia 10% lebih tinggi dari Singapura dan Malaysia
5. Bunga kredit masih dipatok sangat tinggi (> 13% dibanding Cina
yang 4%)
6. Harga tarif daftar listrik lebih tinggi dari China dan kompetitor
lainnya
7. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk meningkatkan
daya saing nasional terbatas oleh karena infrastruktur pengujian,
sehingga belum efektif
Sumber : E. Gumbira Said Minggu 02 Page 35 11
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.1. SOLUSI IMPLEMENTASI ACFTA

1. Pemerintah segera mereformasi lembaga-lembaga


pemerintahan untuk memperbaiki pelayanan publik
serta menghilangkan pungutan liar yang membuat
ekonomi biaya tinggi
2. Mempercepat perbaikan infrastruktur jalan, irigrasi,
pelabuhan, listrik, komunikasi dll yang sudah menjadi
program kabinet Indonesia bersatu II
3. Menumbuhkembangkan sektor riil dengan memberikan
insentif dan kemudahan pendanaan
4. Mengkampanyekan kecintaan pada produk dalam
negeri

Sumber : Pratopo, 2010


ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 37 12
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.2. 22 KLASTER DEMOGRAFI DI CHINA


SHANGHAI CENTRAL
SHANGHAI & CENTRAL
BEDA KLUSTER
BEDA KONSUMEN
62% pelanggan TV di
Shanghai memilih TV
Lokal sedangkan 95% di
CHANGCHUN-HARBIN
22 M POP
CENDERUNGDENGAN Central memilih TV
3.6%GDP MERKTERKENAL Nasional, Masy. Shanghai
9,3% PROJ. GROTH DIBANDINGDENGAN
RATA-RATA NASIONALCHINA yakin dengan Masa
+6% -10% Depan, cenderung merk
SHANDONGBYLAND
china & menabung
49 M POP
9.0% GDP
LIAO CENTRAL
SOUTH
sedangkan masy. Central
10,3% PROJ.GROTH 22 MPOP sebaliknya
4,3% GDP
HUHEHAOTE 7,6% PROJ. GROTH
6 M POP
1.3% GDP HANGZHOU
HANGZHOU & HEFEI
HEFEI
9.9% PROJ. GROTH
TAIYUAN PASAR YANG STABIL,
12 MPOP
1.4% GDP
SHANDONGBYLAND PASAR YANG TUMBUH
49 M POP
10.4% PROJ.GROTH 9.0% GDP BERKEMBANG
GUANGZHOU 10,3% PROJ.GROTH
15 MPOP CENTRAL Saat ini pasar di
31 MPOP NANJING
1.9% GDP
12.8% PROJ.GROTH 3.8% GDP 24 M POP Hangzhou 3 x lebih besar
KENAIKANPERMINTAAN dibandingkan pasar di
13.1% PROJ. GROTH 4.8% GDP
CHENGDU 11.0% PROJ.GROTH
27 MPOP HEFEI
YANGTZE MID/LOWE2R3M POP
SHANGHAI
35 M POP MOBIL / TAHUN Hefei tetapi tahun 2015
3.2% GDP
13.0% PROJ.GROTH 32 MPOP 2.8% GDP 10.8%GDP 2008 -2015 populasi kelas menengah
14% 36% di Hefei akan melonjak
CHONGQING 4.0% GDP 13.3% PROJ. GROTH 8.7% PROJ. GROTH
11 M POP 12.1% PROJ.GROTH HANGZHOU
1.8% GDP
9.9% PROJ. GROTH NANCHANG
32 M POP
6.7% GDP
tinggi
CHANGZHUTAN 12 M POP 10.5% PROJ.GROTH
16 M POP 1.7% GDP
12.9% PROJ.GROTH
2.2% GDP
11.3% PROJ.GROTH SHENZHEN & GUANGZHOU SHENZHEN GUANGZHOU
KUNMING
COASTWEST
31 M POP KEMACETAN,
10 MPOP GUANGZHOU 4.2% GDP
11.0% PROJ.GROTH
MENGIKUTIJAMAN
1.1%GDP 30 MPOP
8.7% PROJ. GROTH 6.6% GDP Masyarakat di Shenzhen
7.4% PROJ.GROTH
mayoritas anak muda,
NANNING SHENZHEN
16 M POP 16 M POP berbahasa Mandarin,
1.8% GDP
11.2% PROJ.GROTH
4.3% GDP
7.5% PROJ. GROTH
pekerja migran, minum di
Bar sedang di Guangzhou
mayoritas orang tua, EXPORT
% OF OUTPUT
berbahasa Canton dan
Menunjukan kepercayaan konsumen tentang Masa Depan dibandingkan dengan rata-rata Nasional lebih suka ke restaurant 14% 36%
bersama keluarga
Sumber : Harvard Business Review, March 2010
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 38 13
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.3. MAKSIMALKAN PELUANG AGRI-PRODUK


INDONESIA DI CHINA
CHINA = BIG CONSUMER MARKET DENGAN 1.3 MILYAR
PENDUDUK DAN GDP SEBESAR USD 7.800

1) Komoditas dan produk potensial untuk digenjot ekspornya ke


RRT  kelapa sawit, karet alam, kakao, rempah-rempah,
tanaman obat (herbal) dll
2) Buah-buahan tropika eksotik (mangga, nenas, pisang, durian,
manggis, rambutan, pepaya)
3) Sayuran tropika khusus (kacang panjang, nangka, labu siam,
kangkung dll)
4) Ikan tangkap : kerapu, hiu, pari, tuna, oktopus, teri dll
5) Udang (tangkap dan budidaya)
6) Rumput laut
7) Makanan olahan khas Indonesia (berbagai jenis keripik)
Sumber : E. Gumbira Said
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 39 14
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.4. 3(TIGA) KELOMPOK SEGMEN KONSUMEN


TERBAIK DI ASIA PASIFIK
PROFIL USIA KEMAKMURAN DAN UKURAN DIASIA
RASIO ORANG DIATAS 40 TAHUN DIBANDING DIBAWAH 40

MENUA & MAKMUR


(pensiun tapi nyaman)
1.4 CHINA [16% of GDP]

Japan
1.2
53% of GDP
Taiwan
1.0 [4.1% of GDP]
Australia USIAMENENGAH
[5% of GDP]
0.8 (usia menengah,
Sth Korea
[6% of GDP] Hongkong pendapatan sedang,
[2.2% of GDP] sarang kosong)
0.6

Singapore[1.2% of GDP]
0.4
Thailand[172% of GDP] KEMAKMURAN
Malaysia[1.2% of GDP] BERTAMBAH DAN
Pilipina[1.1% of GDP] LEBIH MUDA
0.2
India INDONESIA[1.7% of GDP]
[7% of GDP] Vietnam[0.4% of GDP] Sumber :
0.0
Asian Demographics Ltd
-5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
US$ GDP per capita
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 40 15
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.5. MANFAATKAN INDUSTRI KREATIF


INDONESIA UNTUK MASUK KE ACFTA

 14 sektor ekonomi kreatif


- Handycraft - landscape
- Design - performance teater, concert dll
- Musik - advertising
- Film - printing media
-R&D - content industry (video game, komik)
- Art / seni - dll

 Faktor pendukung ekonomi kreatif  intelectual property


right semakin dihargai mahal

Sumber : E. Gumbira Said


ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 41 16
3. SOLUSI DAN STRATEGI INDONESIA UNTUK ACFTA

3.6. AGENDA PENINGKATKAN DAYA SAING


 Terus meningkatkan kinerja makro ekonomi, politik,
legal dan sosial
- Legal system reform
- Institutional and policy stability
- Penyederhanaan birokrasi pemerintah
- Social safety net
- Koordinasi struktur antara pemerintah dan pengusaha dalam
perumusan kebijakan

 Go for quality, design for higher value to compete


with low cost product at standard design

 Go for branding / membangun merk

 Meningkatkan atmosfer bisnis yang kondusif


- Infrastruktur
- Skill
- Special economic zone
- Fast track organizations
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 42 17
Tantangan dan Kesiapan
Ekspotir Indonesia dalam
Menghadapi MEA 2016

42
1. Total GDP (Gross Domestic Product) ASEAN mencapai sekitar US$ 2.327 milyar (ASEAN
Secretariat, 2012) dengan pasar sebesar 600 juta penduduk - memiliki daya tarik yang
tinggi.

2. Saat ini, sebagian besar (lebih dari 99%) perdagangan barang intra-ASEAN menikmati
tarif 0% (zero tariff).

3. ASEAN mampu bertahan di tengah krisis di belahan dunia lainnya.

4. ASEAN telah memiliki 5 (lima) Free Trade Agreement (FTA), yaitu dengan RRT (ACFTA),
Jepang (AJCEPA), Korea Selatan (AKFTA), India (AIFTA, serta Australia- Selandia Baru
(AANZFTA).

5. Dimulainya negosiasi ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic


Partnership (RCEP) pada awal 2013 meletakkan ASEAN sebagai driving force dalam
pengembangan arsitektur ekonomi yang melibatkan kawasan lainnya

6. Hasil survey Japan ASEAN Integration Fund (JAIF) pada 2012 mencatat 73% para
pelaku bisnis di ASEAN yang menjadi responden perpandangan bahwa integrasi ASEAN
akan memberikan manfaat peningkatan ekonomi, dan 64 % kalangan publik meyakini
bahwa integrasi ASEAN akan meningkatkan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

43
KEKUATAN:
1. Pelemahan ekonomi AS dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan
moneter yang ‘loose’, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari
tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, AsiaTimur dan Asia Tenggara), yang menikmati
pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara-ASEAN. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan
ekonomi tertinggi dialami Indonesia yaitu sebesar 6,4% % (Bank Dunia 2011),berada pada
urutan ketiga di Asia, setelah China dan India.
2. Realisasi Investasi pada 2012 mencapai Rp. 313,2 triliun (tertinggi sepanjang sejarah
Indonesia)
3. Kelas Menengah (middle class) Indonesia yang terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7%
pada 2003, menjadi 56,6% pada 2010 atau mencapai 134 juta jiwa (Bank Dunia)

4. Total PDB Indonesia sebesar US$846 milyar (2011) terbesar di ASEAN dan ke-16 di dunia
(satu-satunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20)

5. Debt to GDP Ratio (Rasio Hutang terhadap PDB) Indonesia cukup rendah dibanding negara
ASEAN lainnya yaitu 24% (2011), sebagai salah satu indikator membaiknya makro-ekonomi.
Sebagai ilustrasi, Debt to GDP Ratio Malaysia mencapai 56%.
6. Peta usia penduduk Indonesia yang cukup muda, sumber daya alam yang besar dan pasar
yang besar mampu mendukung produktivitas nasional (Pulling Factor).

44
TANTANGAN
1. Mind-set masyarakat, khususnya pelaku usaha Indonesia yang belum seluruhnya mampu
melihat KEA 2015 sebagai peluang. Menurut Journal of Current Southeast Asian Affairs
(Guido Benny dan Kamarulnizam Abdullah – 2011), kesadaran dan pemahaman
masyarakat mengenai ASEAN masih sangat terbatas.

2. Sinkronisasi program & kebijakan pemerintah (pusat dengan daerah) menghadapi MEA
2015, diperlukan kesamaan pandang diantara pejabat pusat dan daerah. Global
Competitive Index oleh World Economic Forum menempatkan Indonesia pada urutan ke
50, dibawah sebagian negara ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand).

3. Lemahnya Infrastruktur, khususnya bidang transportasi dan energi menyebabkan biaya


ekonomi tinggi, utamanya sektor produksi dan bagi pasar.

4. Pelaku usaha yang inward-looking. Besarnya pasar domestik mendorong pelaku usaha
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik.

5. Terbatasnya jumlah SDM yang kompeten untuk mendukung produktivitas nasional

6. Birokrasi yang belum efisien dan belum sepenuhnys berpihak pada pebisnis.

45
PELUANG EKONOMI:
• Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat.
Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada
2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030.

• Kebijakan makro ekonomi dan kondisi yang kondusif di ASEAN telah meningkatkan peluang
masuknya investasi (FDI) dari luar kawasan. Sejak 2007 hingga 2010, investasi yang masuk ke
ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM).

• Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%).
Sebagai ilustrasi, perdagangan intra NAFTA 50%, sedangkan EU mencapai 70%.

 Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di
kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi
yang meningkat dan sumber daya alam yang besar.

 Total Wisatawan intra-ASEAN dalam setahun mencapai lebih dari 76 juta (Sumber: WEF 2012).
Saat ini, namun posisi Indonesia masih dibawah Malaysia, Thailand, Singapura.

46
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA (JOB-CREATION)

• Pada 2012, seluruh anggota ASEAN telah meratifikasi ASEAN Comprehensive Investment
Agreement (ACIA), yang membawa dampak positif bagi iklim investasi dan usaha di seluruh
ASEAN – dengan semakin meningkatnya transparansi, kepastian-hukum, serta fasilitasi. Sejak
2007 hingga 2010, investasi (FDI) yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar
75% (Sumber: BKPM). Berlakunya ACIA harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi
masuknya FDI, yang secara langsung menumbuhkan sektor produksi dan industri nasional.

• UKM sebagai tulang-punggung perekonomian nasional dan regional (ASEAN) berkontribusi


secara signifikan bagi PDB nasional dan menyerap sebanyak 97,2% dari seluruh tenaga kerja di
Indonesia. Dengan jumlah UKM lebih dari 55,2 juta atau terbesar di ASEAN, Indonesia harus
menjadi penggerak utama pengembangan UKM di ASEAN agar akses UKM terhadap permodalan,
teknologi dan pasar semakin meningkat.

• Komitmen-komitmen Negara Mitra Wicara ASEAN dan lembaga keuangan dunia untuk
merealisasikan berbagai proyek peningkatan konektivitas di kawasan telah menjadi katalis
pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Konektivitas yang handal akan membuka peluang-peluang
usaha baru dan kegiatan ekonomi lainnya.

47
Komunitas Ekonomi ASEAN 2015

Pasar Tunggal dan Kawasan dengan Integrasi dengan


Basis Produksi Kawasan Berdaya- Pembangunan Perekonomian
Regional saing Tinggi Ekonomi yang Dunia
Merata

ORG TATA NIAGA (OTN) 4


9
Arah Pengembangan UMKM ASEAN
Arahan Menteri Ekonomi dan Leaders ASEAN menuju
ASEAN Economic Community pada tahun 2015,
berkaitan dengan pengembangan UKM:
 Menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi UKM;
 Pengembangan SDM dan Kapasitas UKM:
 Mengembangkan Common Curriculum for Entrepreneurship in ASEAN
 Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif
 Fasilitasi Akses Pasar
 Fasilitasi dan pengembangan teknologi: Inkubator Bisnis dan Teknologi;

 Meningkatkan akses finansial bagi UKM:

 Pengembangan Fasilitasi Finansial bagi UKM


 Pengembangan ASEAN SME Development Fund
 Pengembangan Credit Rating System
 Membentuk ASEAN Advisory Board;
49
Posisi UMKM (didorong Menjadi Eksportir)
• Peranan strategis UMKM:
 Di Indonesia (BPS-2009):
 Jumlahnya 52,76 juta unit (99,9%);
 Kontribusi dalam PDB 56,92%;
 Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 97,30%.
 Di ASEAN:
 Lebih dari 96 % perusahaan di ASEAN adalah UMKM;
 Kontribusi dalam PDB 30-57%;
 Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 50-98%
• Permasalahan UMKM:
1. Iklim berusaha belum kondusif (un fair business practices)
2. Keterbatasan akses pasar
3. Rendahnya produktivitas (teknologi rendah)
4. keterbatasan akses kredit dari bank
5. Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan

50
Produktivitas UMKM (untuk didorong
Menjadi eksportir

Kriteria Produktivitas/Tenaga Kerja Produktivitas/Unit


Rp. Juta Rasio Rp.Juta Rasio

Usaha Mikro 18,00 1,00 29,69 1,00

Usaha Kecil 118,54 6,59 909,74 30,64

Usaha Menengah 193,72 10,76 15.906,02 535,70

Usaha Besar 804,29 44,69 477.383,58 16.077,93

51
Isu-isu dan Tantangan Khusus
Akses Finansial
Akses Pasar
1. Bank masih ragu memberikan pinjaman kepada UMKM, 1. Kurang paham akan FTAs – implikasi dan manfaatnya
khususnya untuk pengusaha pemula dan UKM inovatif
2. Aktivitas promosi ekspor terbatas
2. Kewajiban penggunaan jaminan dalam pinjaman
3. Penggunaan e-channel and e-commerce belum meluas
3. Tingkat suku bunga yang tinggi bagi Usaha Mikro
4. Masih ada hambatan non-tarif
4. Lembaga jaminan kredit belum ada atau terbatas
5. Kurang faham akan fasilitas perdagangan prosedur
5. Pemeringkat kredit dan sistem informasi kredit tidak ada kepabeanan
6. Lembaga keuangan non-bank kurang berkembangn 6. Tidak ada market intelligence di ASEAN dan luar ASEAN
luas (e.g. venture capital, angel investment, factoring
and leasing) 7. Mahalnya biaya untuk menyesuaikan standar dan
sertifikasi internasional (e.g. HACCP, GMP, halal, ISO,
7. Sebagian terbesar UMKM tergantung pada lembaga analisa sertifikasi)
keuangan informal

Teknology dan inovasi Jasa Konsultasi dan informasi


1. Investasi UMKM untuk R&D masih 1. Informasi masih belum terpusat
rendah sehingga produktivitas dan 2. Biaya membuat sistem informasi virtual
efisiensinya rendah secara komprehensif dan terpusat masih
2. Dana untuk komersialisasi R&D tidak mahal
tersedia karena ketidakpastian 3. Perlu melatih konselor bisnis
permintaan, pasar dan cash flow
4. Kurang faham akan tersedianya layanan
3. Apresiasi dan promosi UKM inovatif konsultasi
belum berkembang luas
5. Perlu pengembangan template standar,
4. Mahalnya biaya sertifikasi misal perencanaan bisnis dan pemasaran
bagi UMKM
52
Isu-isu dan Tantangan Khusus
1. Kerangka Kebijakan dan Pengaturan
2. Perlu pengembangan mekanisme pemantauan
3. Perlu pengembangan kordinasi terpusat untuk
mengkordinasikan kegiatan nasional
4. Walaupun mahal, perlu ada pengkajian terhadap
keluaran/dampak AFTA
5. Mungkin perlu pengembangan SME Policy Index
6. Pengurangan biaya birokrasi doing business (e.g.
import regulation, licensing, registration of business)

53
Akses Pasar & Finansial

• Peningkatan kapasitas baik

Inovasi
Akses Finansial

Akses Pasar
kepada lembaga finansial
• Pengembangan e- • Mendorong UKM
maupun kepada UMKM channel marketing melakukan Riset
• Pengembangan model and e-commerce dan
pemeringkatan kredit dan
lembaga penjaminan kredit • Membangun pengembangan
sampai daerah kesadaran akan untuk
• Pengembangan lembaga manfaat, peluang
keaungan non-bank (e.g. dan dampak dari meningkatkan
venture capital, angel
investment, leasing, factoring, ASEAN FTAs produktivitas dan
equity funding) should also • Penyiapan data dan efisiensi
be explored
• Pengembangan inklusi
informasi tentang • Pengembangan
keuangan: Financial UMKM secara UKM inovatif –
education, Financial nasional dan starting with
eligibility, Supportive regional
regulatory regime; Innovative SME
• Penyelenggaraan
Facilitation and
business matching
Awards under
Intermediation; and
Distribution Channel. sessions setiap ada ASEAN Business
trade fairs inASEAN Award
and dialogue
partners

54
Akses Pasar & Finansial (lanjutan)

Index
Pengembangan ASEAN SME Policy
• Penyiapan jasa • Adanya sistem

Kordinasi dan pemantauan


• Mengkomfilasi berbagai
Jasa layanan informasi dan konsultasi

praktek terbaik
layanan kordinasi dan • Strategic
informasi dan pemantauan partnership/alliances
konsultasi, yang lebih baik • Industrial clustering
termasuk untuk: • Entrepreneurship
penggunaan development
websites untuk • Komunikasi • Incubator Business/
Technology
UMKM yang lebih • Menetapkan bidang-bidang
• Dalam kerangka
efektif dan yang perlu diperbaiki di
ASEAN perlu efisien masing-masing ASEAN

ada koleksi dan • Pemanfaatan


harmonisasi sumberdaya
statistik dan • Pelaksanaan
database UMKM kebijakan
dan program

55
LANGKAH STRATEGI

STRATEGI I: Penguatan Daya Saing Global

o Penanganan issue domestik, meliputi:


1) Penataan lahan dan kawasan industri
2) Pembenahan infrastruktur dan energi,
3) Pemberian insentif (pajak maupun non pajak lainnya)
4) Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengembangan
klaster UKM untuk peningkatan daya saing
5) Perluasan akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga (KUR,
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, modal ventura, keuangan
syariah, anjak piutang, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia,
dsb);
6) Pembenahan sistem logistik;
7) Perbaikan pelayanan publik (NSW, PTSP/SPIPISE dsb)
8) Penyederhanaan peraturan
9) Peningkatan kapasitas ketenagakerjaan

56
STRATEGI II: Pengamanan Pasar Domestik

O Pengawasan di Border
1) Meningkatkan pengawasan ketentuan impor dan ekspor dalam
pelaksanaan FTA
2) Menerapkan Early Warning System untuk pemantauan dini terhadap
kemungkinan terjadinya lonjakan impor
3) Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang
(SKA) dari Negara Negara mitra FTA
4) Pengawasan awal terhadap kepatuhan SNI, Label, Ingridien,
kadaluarsa, kesehatan, lingkungan, security dsb.
5) Penerapan instrumen perdagangan yang diperbolehkan WTO
(safeguard measures) terhadap industry yang mengalami kerugian
yang serius (seriously injury) akibat tekanan impor (import
surges)
6) Penerapan instrumen anti dumping dan countervailing duties atas
importasi yang unfair

57
STRATEGI II: Pengamanan Pasar Domestik (Lanjutan)

o Peredaran barang di pasar Lokal


- Task Force pengawasan peredaran barang yang tidak sesuai
dengan ketentuan perlindungan konsumen dan industri
- Kewajiban penggunaan label dan manual berbahasa
Indonesia
o Promosi penggunaan produksi dalam negeri
- Mengawasi efektivitas promosi penggunaan produksi dalam
negeri (Inpres No 2 Tahun 2009) termasuk mempertegas dan
memperjelas kewajiban KLDI memaksimalkan penggunaan
produk dalam negeri dalam revisi Kepres No. 80 Tahun 2003
tentang Pengadaan Barang/Jasa oleh Pemerintah.

58
STRATEGI III: Penguatan Ekspor

1) Penguatan peran perwakilan luar negeri Indonesian Trade


Promotion Center (ITPC)
2) Pengembangan trading house (PT Sarinah, PT-PPI
(Perusahaan Perdagangan Indonesia (Indonesia Trading
Company),
SMESCO (“Small and Medium Entreprices and Cooperatives) –
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
3) Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi (TTI)
4) Penanggulangan masalah akses pasar dan kasus ekspor
5) Pengawasan penggunaan SKA Indonesia
6) Peningkatan peran LPEI (Lembaga Pengembangan Ekspor
Indonesia) dalam mendukung pembiayaan ekspor
7) Optimalisasi trade financing (bilateral swap)
8) Pemetaan potensi ekspor produk UMKM ke ASEAN dan
negara lain

59
ORG TATA NIAGA (OTN) Minggu 02 Page 61

Anda mungkin juga menyukai