Anda di halaman 1dari 66

PROPOSAL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK TENTANG MATERI AL-ASMAUL HUSNA

AL-AZIZ, AL-BASIT, AL-QOYYUM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOPERATIVE MAKE A MAACTH

(Penelitian tindakan kelas di Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung Lebak)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)

DISUSUN OLEH :

Nama. : Nurhayati

Mapel : Akidah Akhlak

Kelas. : VII ( Tujuh )

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN 2022

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

2022
ABSTRAK

Nurhayati 2022.Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak Mater iAl-Asma Al- Husna Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas VII Mts. Dien El-Hayat

Rangkasbitung.

Kata Kunci: Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII , Materi Al-Asma Al-Husna, Model make a
macth

Latar belakang pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat

pembelajaran siswa kelas VII pada materi Al-Asma Al-husna. Hal ini dapat dilihat

dari beberapa siswa pada saat penbelajaran menghafal materi al-asma al-husna

beserta artinya masih mengalami kesulitan dan kurang paham apa yang

disampaikan. Terlihat dari presentase ketuntasan belajar pada prasiklus masih

rendah yaitu 47,61%..maka dari itu upaya yang perlu dilakukan peneliti dalam

meningkatkan pembelajaran siswa yaitu dengan model pembelajaran problem base


Langkalangkah model pembelajaran make a match yaitu:

1) setiap siswa mendapat satu kartu pertanyaan atau jawaban,

2) siswa mencari pasangan kartu yang didapat,

3)setelah mendapat pasangan dari kartu yang didapat, siswa

bersama kelompok berdiskusi tentang materi yang terdapat pada kartu yang

dipegang.

Tujuan penelitian ini yaitu : 1) mengetahui penerapan model pembelajaran

make a matchpada mata pelajaran aqidah akhlak materi al-asma al-husna pada

siswa kelas VII) Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran


materi al-asma al-husna pada siswa kelas VII Mts.Dien El-Hayat Rangkasbitung

melalui model kooperatif tipe make a match.

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dan dilakukan selama 2 siklus dan setiap siklus
terdiri dari perencanaan,pelaksanaan,observasi, dan refleksi. .Penelitian ini dilakukan di kelas VII
Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung dengan jumlah sebanyak 24 siswa. Data penelitian ini
diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, tes hasil belajar dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Penerapan model kooperatif tipe make a match pada
materi al-asma al-husna dapat terlaksana dengan cukup baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I yaitu 70(Cukup) dan meningkat menjadi 75,3 (baik)
pada siklus II. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yaitu 70 (cukup) dan
meningkat menjadi 78(baik) pada siklus I. 2) peningkatan pemahaman materi al-asma al-husna
pada siswa Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung melalui model kooperatif tipe make a match
dapat dilihat dari

persentase ketuntasan siswa pada pra siklus yaitu 47,61% (Kurang sekali), siklus I

66,66% (Cukup) dan siklus II 85,71% (baik)

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL………………………………..………………..............i

HALAMAN JUDUL……………………………………...................................ii

ABSTRAK………………………………………..…………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………...v

DAFTAR ISI………………………………………………………………….....vi

DAFTAR TABEL………………………………...……………………………vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................2

C. TujuanPenelitian..................................................................................2

D. Tindakan yang Dipilih ......................................................................2

E. PenelitianSebelumnya........................................................................3

F. Lingkup Penelitian ..............................................................................4

G. Manfaat Penelitian ..............................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian hasil belajar siswa ....................................................................................11

B. Pembelajaran AqidahAkhlak ..........................................................7

C. Materi AsmaulHusna ......................................................................11

D. Model Pembelajara Make A macth........................................................15

E. Model Kooperatif cooperatve learning.....................................................18

BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian ............................................................................20

B. Setting Penelitian .............................................................................20


C. Variabel Penelitian ...........................................................................20

D. Rencana Tindakan ............................................................................20

E. Data, Teknik Pengumpulan Data…………………………..............22

F. Analisis Data .....................................................................................23

G. Indikator Kinerja ..............................................................................27

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ...............................................................28

BAB IV

A. Deskripsi Kondisi awal (Pra siklus)....................................40

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I.............,........................41

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan………………………………………………………44

B. Saran………………………………………………………..…..45

DAFTAR PUSTAKA
. BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akidah Akhlak di Mts merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang

mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan

penghayatan terhadap Al-Asma’ Al-Husna, pembiasaan dalam mengamalkan

akhlak terpuji dan adab islami melalui contoh-contoh perilaku dan

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata

pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada siswa untuk mempraktikkan al-akhlak alkarimah dan adab Islam

dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dan keimanannya kepada

Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya

Pembelajaran aqidah akhlak bertujuan untuk membentuk keimanan agar

mempunyai akhlak yang mulia dan juga membentuk perilaku dari setiap

peserta didik. Pembelajaran akan berhasil apabila perangkat pembelajaran,

media pembelajaran, dan juga model pembelajaran yang digunakan sudah

sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Dari kenyataan

yang ada, model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan

pembelajaran aqidah akhlak masih sangat klasikal, terkadang dalam

pembelajaran masih sering menggunakan model hafalan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis perlu melakukan


penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan

Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Al-Asma Al- Husna

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Di Kelas VII Mts. Dien El-Hayat
Rangkasbitung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

pada materi indahnya Asma’ Al Husna di kelas

2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada materi indahnya Asma’

Al Husna di kelas

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

pada materi indahnya Asma’ Al Husna

2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada materi indahnya Asma’

Al Husna

D. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan

yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan pemahaman siswa pada

materi asmaul husna As-salam dan Al-Latif dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dengan penerapan model

tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi

pada materi asmaul husna As-salam dan Al-Latif. Adapun langkah-langkah

pembelajaran make a match yaitu:


a. Dibuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam

kelas.

b. Kertas-kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

c. Pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan ditulis

pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya. Setiap

kertas berisi satu pertanyaan.

d. Pada separuh kertas lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang telah dibuat.

e. Semua kertas dikocok, sehingga akan tercampur antara soal dan

jawaban Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar kertas.

Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan

berpasangan.

f. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh siswa yang lain

akan mendapatkan jawaban.

g. Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya, diminta unutk duduk berdekatan.

h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta secara bergantian untuk

membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada temanteman yang lain

E. Penelitian Sebelumnya

Peneliti juga melakukan kajian dari penelitian-penelitian yang lain

bahwa pembelajaran kooperatif tipe make a match telah memberikan hasil

yang baik sebagaimana penelitian yang berkaitan dengan penerapan model

pembelajaran make a match yaitu dalam skripsi yang berjudul “Penerapan


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Aqidah Akhlak Pokok Bahasan Mengenal Sifat-Sifat Allah

yang terkandung dalam Asmaul Husna (Al-Aziz, Al-Basit, Al-Ghonyy, Al-Rauuf, Al-Barr, Al-Fattah,
Al-Qoyyum, Al-Adl dan Al-Latif)

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Dalam penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil pada setiap

siklus menggunakan model make a match dalam materi asmaul husna.

Adapun dalam skripsi lain yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif

Teknik Make a match Dengan Media Kartu Klop Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan” dalam penelitian

ini membahas tentang penerapan model make a match meningkat pada setiap

siklus dan juga pada hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian yang

sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya lebih memfokuskan pada hasil

belajar yang dicapai siswa setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match dalam materi pembelajaran yang disampaikan.

Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan, peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk mengetahui peningkatan

pemahaman siswa dalam materi asmaul husna As-Salam dan Al-Latif.

F. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti akan membahas tentang

peningkatan pemahaman pada materi Al-Asma’ Al-Husna Al-Aziz, Al-Basit, Al-Ghonyy, All-Fattah,
Al-Hayyu, Al-Barr, Al-Adl dan AlLatif . Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Akidah
Akhlak.

Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian yaitu:

(KD 3.2) Mengenal sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma’ AlHusna Al-Aziz, Al-Basit,
Al-Ghonyy, All-Fattah, Al-Hayyu, Al-Barr, Al-Adl dan AlLatif
Indikator yang digunakan yaitu:

(3.2.1) siswa mampu menjelaskan pengertian Al-Asma’ Al-Husna.

(3.2.2) Siswa mampu menyebutkan Asma Allah yang berarti Dzat yang

Maha Lembut.

(3.2.3) Siswa mampu menyebutkan asma Allah yang berarti Dzat yang

menjamin rasa aman dan kemakmuran seluruh makhluk.

(3.2.4) siswa mampu menyebutkan dalil yangmenjadi bukti bahwa Allah AsSalam.

(3.2.5) siswa mampu menyebutkan dalil yangmenjadi bukti bahwa Allah AlLatif.

(3.2.6) Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku As-Salam dan AlLatif.

G. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang diakukan diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya:

1. Bagi siswa

Penilitian ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman siswa

pada materi AlAsma’ Al Husna Al-Aziz, Al-Basit, Al-Ghonyy, All-Fattah, Al-Hayyu, Al-Barr, Al-Adl
dan AlLatif menggunakan

model pembelajaran tipe make a match.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan juga pengalaman

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah dan dapat menciptakan output siswa

yang lebih berkualitas.

4. Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus

sebagai pengetahuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match dalam meningkatkan pemahaman materi AlAsma’ Al

Husna Al-Aziz, Al-Basit, Al-Ghonyy, All-Fattah, Al-Hayyu, Al-Barr, Al-Adl dan AlLatif

BAB II

KAJIAN TEORI

A.PENGERTIAN HASIL BELAJAR

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sekinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, yang

berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar

maka responya akan menjadi lebih baik. sebaliknya, bila ia tidak belajar

maka responnya menurun. Pada kegiatan belajar ditemukan adanya hal

berikut: kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon

pembelajar respon si pembelajar dan konsekuensi yang bersifat

menguatkan respon tersebut. memperkuat terjadinya kepada stimulus yang

menguatkan konsekuaensi tersebut. sebagai ilustrasi, perilaku respon si

pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya perilaku seorang pelajar

yang kurang baik diberi teguran dan hukuman. Dimyati (2006 : 9)

Berdasarkan uraian di atas jelas betapa pentingnya belajar karena

seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri oaring itu

menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan

tingkah laku.
Definisi-definisi yang diberikan para ahli berbeda pendirian,

namun pokok yang dapat disimpulkan yaitu belajar itu dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganya

yang melibatkan proses kogniti

Menurut Nasution dalam bukunya didaktik asas-asas mangajar,

hasil belajar adalah perubahan berupa pengetahuan, kebiasaan, kecakapan

sikap pengertian dan pengharapan pada diri siswa. (Nasution (2000:125)

Hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran

(pengolahan data dan informasi), pengelolaan, penafsiran, dan

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa

yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan brlajar dalam upaya

mencapai tujuan dan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar

merujuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan

indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Kunandar

(2010 : 251)

Hasil belajar adalah kemampauan siswa dalam memenuhi suatu

tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.

Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan

perilaku yang yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan

belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar

dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun

sikap. Kunandar, ( 2010 : 251)

Dapat disimpulkan dengan adanya tiga ranah tersebut seorang

guru dapat mengetahui sejauh mana siswa maupun menerapkan


pengetahuan dan kemampauan yang telah dimilikinya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah tahapan pencapaian aktual yang ditampilkan dalam bentuk

perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan pskikomotor dan dapat

dilihat dalam bentuk kebiasaan, sikap penghargaan sesuai tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Macam-macam hasil belajar

a. Ranah kognitif

Ranah kognitip berkenaan dengan hasil belajar intlektual yang terdiri

dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi, kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi.

1. Pengetahuan yaitu kemampuan mengingat apa yang dipelajari

2. Pemahaman yaitu kemampuan mengangkat makna dari yang

dipelajari

3. Aplikasi yaitu kemampuan menggunkan hal-hal yang dipelajari itu

ke dalam situasi baru yang kongkret

4. Analisis yaitu kemampuan untuk merinci hal yang dipelajari

kedalam unsur-unsurnya supaya struktur organisasinya dimengerti

5. Sintesis yaitu kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian

untuk membentuk suatu kesatuan baru

6. Evaluasi yaitu kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang

dipelajari untuk sesuatu tertentu.

b. Kemampuan afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, ada beberapa jenis

kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari

tingkat yang dasar sampai tingkat yang kompleks.

Resiving yakni menerima rangsangan dari luar yang datang kepada

siswa dalam masalah, situasi dan gejala atau rangsangan dari luar

Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulus yang datangnya dari luar, hal ini mencakup

ketetapan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari

Valuting (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap stimulus tadi, dalam penilaian ini termasuk didalamnya

kesediaan menerima nilai latar belakang atau pengalaman untuk

menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam semua sistem

organisasi termasuk hubnugan nilai lain, pemantapan, dan prioritas

niali yang telah dimilikinya

Karakteristik nilai yakni keterpaduan semua system nilai yang telah

dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.

c. Ranah psikomotorik

Ranaha psikomotorik tampak keterampilan dan kemampuan bertindak

individu ada enam tingkat keterampilan yakni:

Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.


Kemampuan dibidang fisik misalnya ketepatan

Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

pada keterampilan yang kompleks

Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi. Nana Sudjana

(1999 : 23-31)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa macammacam hasil belajar ada tiga
ranah, yaitu:

a. Ranah kognitif yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri

dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analitis, sintesis dan evaluasi

b. Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai yang

terdiri dari lima aspek yakni reciving, responding, valuing,

organisasi, dan karakteristik nilai

c. Ranah psikomotorik yang berkenaan dengan ketrampilan dan

d. kemampuan bertindak.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

a. Faktor internal siswa, berasal dalam diri siswa berasal dari dalam diri

siswa meliputi dua aspek

1. Aspek psikologis yaitu kondisi umum jasmani yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan integritas siwa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai

pusing kepala dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)

sehingga materi yang dipelajarinya tidak terbats.

2. Aspek psikologis, banyak faktor yang termasuk aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar


siswa, namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada

umumnya dipandang lebih besensial itu adalah sebagai berikut

tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa,

dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal siswa

1. Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

siswa, para guruyang selalu sikap atau perilaku simpatik dan

memperhatikan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam

hal belajar misalnya rajin membaca, dan beridskusi, dan menjadi

daya dorong yang positif gabi kegiatan belajar mengajar siswa

2. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alatalat belajar, dan waktu belajar

yang digunakan siswa. Faktor-faktor

ini dipandang turut mennetukan tingkat keberhasilan dalam belajar.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi proses mempelajari

materi tertentu, strategi dalam hal ini seperangkat langkah operasional

yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau

mencapai tujuan tertentu. Nana Sudjana, (1999 : 155).

Jadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor

internal siswa, faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan belajar.


C. Make A Match

1. Pengertian Make A Match

Dalam proses pembelajaran, guru perlu memahami dan mengetahui

model-model pembelajaran, dengan tujuan agar pembelajaran tidak

monoton dan juga mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan

kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang termasuk

dalam teknik cooperative learning yaitu make a match.

Model pembelajaran make a match atau yang lebih dikenal dengan

model pembelajaran mencari pasangan sendiri awalnya dikembangkan

oleh Lorna Curran. Model pembelajaran make amatch saat ini menjadi

salah satu model pembelajaran yang penting dalam kelas.

Ciri utama model make a match adalah siswa diminta mencari

pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan tertentu dalam

pembelajaran. Model pembelajaran ini bisa digunakan untuk materi yang

sudah pernah diajarkan sebelumnya maupun materi yang baru diajarkan.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Make A Match

Adapun langkah-langkah pembelajaran make a match yaitu:

a. Dibuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam

kelas.

b. Kertas-kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

c. Pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan ditulis

pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d. Pada separuh kertas lain, ditulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat.

e. Semua kertas dikocok, sehingga akan tercampur antara soal


dan jawaban Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar

kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang

dilakukan berpasangan.

f. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh siswa yang lain akan mendapatkan
jawaban.

g. Siswa diminta untuk menemukan pasangan mereka. Siswa yang

sudah menemukan pasangannya, diminta unutk duduk berdekatan.

h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, setiap pasangan diminta secara bergantian untuk

membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada

teman-teman yang lain.

1. Pengertian Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar

menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar siswa

bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga siswa.13Pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan

cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Keberhasilan

belajar dan kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota

kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Menurut Johnson dan Johnson terdapat lima unsur prinsip utama

dalam cooperatif learning adalah:

a. Ketergantungan yang sangat positif antar siswa.

b. Interaksi yang semakin meningkat antar siswa.


c. Tanggung jawab individu.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil,

e. Proses kelompok

Langkah-langkah Cooperative Learning

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang sesuai dengan prinsip

cooperative learning, maka dibutuhkan suatu langkah untuk mewujudkan

hasil pembelajaran yang efektif. Adapun langkah-langkah cooperative

learning sebagai berikut:

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

b. Menyajikan informasi.

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

e. Evaluasi.

f. Memberikan penghargaan.

3. Keunggulan dan kelemahan Cooperative Learning

Keunggulan pembelajaran cooperated learning dilihat dari berbagai

aspek siswa meliputi:

a. Memberi kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu

pandangan, pengalaman yang diperoleh siswa belajar secara

bekerjasama dalam merumuskan satu pandangan kelompok;

b. Memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar,

melatih siswa memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir

maupun keterampilan sosial;

c. Memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar


yang terbuka dan demokratis;

Adapun kelemahan pembelajaran cooperative learningyang dikutip

meliputi:

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;

b. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif”

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research) adalah penelitian yang berkembang dari penelitian tindakan.

Menurut Kemmis (1998), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian

reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk

meningkatkan penalaran pada sosial mereka.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran

yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokok, yaitu

mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.PTK mempunyai

karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang lain,

diantaranya yaitu: masalah yang diangkat adalah masalah yang diahadapi

oleh guru dikelas, memperbaiki pembelajaran dikelas, dan PTK merupakan

penelitian yang bersifat kolaboratif.Penelitian ini menggunakan model Kurt


Lewin. Dalam model Kurt lewin terdapat empat tahap yang harus dilakukan

dalm proses penelitian tindakan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media, 2009),

Sukidin dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: insan cendekia, 2007),

Secara sederhana alur pelaksanaan tindakan kelas menurut Kurt Lewin

Sebagai Berikut:

Gambar 3.1

Alur PTK Model Kurt Lewin

Berdasarkan gambar di atas, maka langkah-langkah PTK, yakni:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang

berangkat dari suatu ide gagasan peniliti. Pada tahap perencanaankegiatan yang harus
dilakukan adalah membuat instrument berupa

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), merancang strategi dan

skenario penerapan pembelajaran, serta menetapkan indikator

ketercapaian dan menyusun instrument pengumpul data.

2. Tindakan (acting)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau


penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Tindakan

yang dilakukan guru harus sesuai isi rancangan yang telah dibuat

sebelumnya.

3. Pengamatan (observing)

Observasi adakah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui

efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai

kelemahan tindakan yang telah dilakukan.pada tahap ini peneliti

mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

mengamati setiap siswa dalam memahami materi pembelajaran yang

telah disampaikan.

4. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati, dan

menganalisis kembali suatu kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan

sebagaimana yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini peneliti

harus mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi yang telah

dilakukandan menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2022. Penelitian dilaksanakan

dalam dua siklus.

2. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung kelas 7

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakaan (PTK) yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas 7 Tahun Ajaran 2022,2023. Mts. Dien El-Hayat
Rangkasbitungdengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.
Tabel jumlah siswa kelas 7 Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung tp 2022/2023

Laki-laki Perempuan Jumlah

13 13 26

C. Variabel yang diteliti

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan

diselidiki adalah sebagai berikut :

1. Variabel input : Siswa kelas 7. Mts. Dien El-Hayat Rangkasbitung

2. Variabel proses : Model pembelajaran Make A Match

3. Variabel output : Meningkatkan pemahaman materiAl Asma’

Husna As-Salam dan Al-Latif.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas

(Classroom action research) model Kurt Lewin yang terdiri atas empat

komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Dalam penelitian ini

dilakukan dua kali siklus. Dan setiap siklus meliputi:

1. Tahap perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan instrumen observasi kegiatan guru dan lembar observasi

aktivitas siswa selama proses pembelajaran siswa dalam materi asmaul husna

d. Menyiapkan instrument wawancara.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Ada 3 tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

a. Kegiatan Awal.
b. Kegiatan Inti.

Hal-hal yang dilakukan guru pada kegiatan inti yaitu:

1) Guru menjelaskan materi asmaul husna.

2) Guru membagikan kartu pada seluruh siswa secara acak.

3) Siswa berkeliling kelas untuk menemukan pasangan kartu yang

cocok dengan yang dipegang.

4) Siswa berkumpul dengan pasangannya dan mendiskusikan materi

yang didapat dari kartu.

5) Guru menunjuk salah satu pasangan untuk mempresentasikan ke

depan kelas.

6) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.

7) Guru memberikan lembar evaluasi pada siswa.

c. Kegiatan akhir

Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil pembelajaran

dan tentang asmaul husna yang telah dipelajari bersama-sama. Setelah

jam pelajaran berakhir tugas dikumpulkan.

3. Kegiatan Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas pembelajaran siswa dalam


materi asmaul husna.siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan observasi,

peneliti dibantu oleh teman sejawat yang telah diberikan ijin oleh kepala sekolah untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dengan memberi tanda
checklist (√) pada instrument lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang mencakup
analisis dan penilaian dari pelaksanaan siklus satu. Dari hasil refleksi siklus satu kemungkinan
muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti melakukan
perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta refleksi ulang pada siklus dua .
Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah
bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan, observasi dan refleksi
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data adalah suatu informasi yang diperoleh dari sumber data. Sumber data dalam penelitian ini
yaitu:

1. Sumber Data

a. Siswa

Adapun sumber data siswa dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa pada materi asmaul husna as-salam dan al-latif.

b. Guru

Sumber data guru dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati.
Dalam penelitian tindakan kelas, observasi bisa dilakukan untuk memantau guru dan memantau
siswa. Observasi yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran make a
match

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran make a match.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa
dan lembar observasi aktivitas guru pada siklus 1 dan siklus 2.

b. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan
menggunakan bahasa lisan baik secaratatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.
Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada guru dan siswa kelas VII Mts. Dien El-Hayat
Rangkasbitung.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kendala apa saja yang terdapat selama proses
pembelajaran. Wawancara pada guru dan siswa dilakukan sebelum dan sesudah tindakan.
Adapun wawancara kepada siswa dilakukan pada siswa tertentu yaitu siswa yang unggul dalam
pembelajaran dan siswa yang kurang dalam pembelajaran.

c. Tes

Tes adalah suatu instrument pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam
aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tulis berupa soal uraian tentang asmaul husna.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa data seperti foto
kegiatan pembelajaran, absensi siswa, data nilai siswa, perangakat pembelajaran yang
dibutuhkan selama pembelajaran asmaul husna dengan modelpembelajaran kooperatif tipe
make a match. Dokumentasi ini juga bisa digunakan sebagai alat penunjang hasil penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian untuk menarik kesimpulan dari seluruh data yang
telah diperoleh. Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama berada di
lapangan yang disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan kelas.

Data-data yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas guru dan siswa, hasil wawancara,
hasil catatan lapangan, dan hasil evaluasi siswa. Data berupa hasil observasi aktivitas guru,
hasil wawancara, dan hasil catatan lapangan dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk
penarikan kesimpulan.

Berikut ini adalah teknik analisis data guru dan siswa:

1. Data observasi aktivitas guru

Data hasil observasi guru yang diperoleh melalui instrument lembar pengamatan guru selama
proses pembelajaran dapat dianalisis menggunakan rumus berikut:

P= f/n x 100

Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari

f = Skor yang diperoleh


n = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.1

Tingkat Keberhasilan Aktivitas Guru

Nilai Akhir Kriteria


Keberhasilan

91-100 Sangat baik

81-90 Baik

71-80. Cukup

62-70 Kurang

< 60 Sangat kurang

2. Data Observasi Aktivitas Siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh melalui instrument penilaian aktivitas siswa
pada setiap pembelajaran yang telah berlangsung akan dianalisis. Data tersebut akan dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P=f/nx 100

Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari

f = Skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.2

Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa

Nilai akhir Kriteria Keberhasilan

91-100 Sangat baik

81-90 Baik

71-80 Cukup
61-70 Kurang

<60 Sangat kurang

3. Penilaian Tes Individu

Peningkatan pemahaman setiap siswa dalam penelitian ini dapat diketahui melalui tes. Adapun
tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tulis berupa soal uraian. Untuk
menghitung nilai yang diperoleh dari hasil tes individu bisa menggunakan rumus berikut:

S=R/Nx100

IKeterangan:

S = Nilai yang dicari

R = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes tersebut

4. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Peneliti perlu mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yakni persentase
dari jumlah siswa yang tuntas dibanding dengan jumlah siswa secara keseluruhan dengan
menggunakan rumus:

P=f/nx100%

Keterangan:

P = Persentase yang akan dicari

f = Skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar

Nilai akhir Kriteria ketuntasan


91%-100% Sangat baik

80%-90% Baik

71%-80% Cukup

61%-70% Kurang

<60% Sangat kurang

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk

melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Dalam

PTK ini yang akan dilihat adalah indikator kinerjanya. Maka diperlukan

indikator sebagai berikut:

1. Nilai ketuntasan pemahaman masing-masing siswa kelas VII Mts. Dien El-Hayat
Rangkasbitung minimal mencapai KKM yaitu 70.

2. Presentase ketuntasan pemahaman siswa minimal mencapai 70%.

3. Nilai aktivitas observasi guru minimal mencapai 70

4. Niliai aktivitas observasi siswa mencapai 70

H. Tim Peneliti dan Tugasnya Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang sifatnya
kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan Nurhayati selaku guru mapel
akidah akhlak

Dalam penelitian ini peneliti adalah perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis data,
disamping itu kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh Kepala Madrasahh
dan Guru-guru yang terdapat di MINU Syafi’i Sidoarjo. Peneliti langsung

menggali data yang ada di lapangan kemudian diambil kesimpulan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan.Adapun rincian tugas guru kelas

dengan peneliti yaitu:

1. Guru kolaborasi

a. Nama : Nurhayati. S.Pd.i.


b. Jabatan : Guru mapel Mts. Dien El-Hayat Rangkasbit

c. Tugas :

1) Mengamati proses pembelajaran.

2) Bertanggung jawab dalam kelancaran kegiatan pembelajaran

2. Peneliti

a. Nama : Maryumi. Spd.

c. Tugas :

1) Menyusun RPP dan menyiapkan instrumen penilaian.

2) Mempraktikkan RPP yang telah disusun dan melakukan evaluasi pembelajaran.

3) Bertanggung jawab atas kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi awal (Pra siklus)

Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan secara real yang ada

di kelas. Proses survey ini dilaksanakan dengan melalui observasi sebagai tindakan

awal dan tes dalam pelajaran Akidah Akhlak di kelas VII Mts. Dien El-Hayat tahun

pelajaran 2022/2023 dengan hasil awal antara lain; guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran yang

kurang menyenangkan, tidak adanya media pembelajaran, pembelajaran yang hanya


dilakukan dengan membaca materi yang ada di buku dan mengerjakan soal. Hal

tersebut menyebabkan kurangnya niat belajar peserta didik karena situasi kelas yang

cenderung membosankan.

Sedangkan permasalahan yang ditemui pada diri peserta didik yaitu: kurangnya

minat belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak adanya

motivasi, gairah dan perhatian untuk lebih mementingkan pelajaran yang sedang

berlangsung adalah salah satu bentuk kegagalan dalam menyampaikan pelajaran kepada

peserta didik. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan metode make a macth

pada pelajaran Akidah Akhlak materi Amaul husna, menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa masih rendah yaitu dari 26 siswa hanya 30,80% 12 atau siswa yang mendapatkan

nilai diatas batas KKM (nilai 65), sedangkan masih ada 16 siswa yang

nilainya masih berada dibawah KKM.

Fakta hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai

rendah. Dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

akidah akhlak materi Asmaul husna, masih kurang, maka hal ini perlu ditingkatkan.

Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes awal dapat dibuat tabel frekuensi data

nilai tes awal sebelum dilakukannya tindakan sebagai berikut:

Jenis Nilai pra

No Nama siswa Kelamin Siklus Keterangan

1 Ajeng Sri Rahayu. P. 80 T

2 Andini P 50 BT

. 3 Angger Fatahilah L 70 T

. 4 Anisa Putri Nuraeni P 45 BT

. 5 Bayu Satria L 50 BT
6 Devita Nur Awalia P 70 T

7 Dinda Aryanti P 70 T

8 Durotun Nafisa Rahmadini P 60 T

9 Fatih Yang Nember L 75 T

10 Hilmi Mauludin L 70 T

11 M. Farid Firmansyah L 60 BT

12 M. Ranu Darmawan L 70 T

13 M. Arya Pratama L 70 T

14 M. Haqi Nazili L 55 T

15 M. Izlal Hakim L 60 BT

16 M. Rifai L 40 BT

17 Nadia putri P 40 BT

18 Nurul Fauziatul Hamdiah P 60 BT

19 Raihana hilma Auliya P 70 T

20 Risnaila Dewi P 70 T

21 Sahrul Fadli L 45 BT

22 Shiva Evany P 50 BT

23 Silvi Fajriani P 70 T

24 Siren Khosiah P 40 BT

25 Siti Sulastri P 50 BT

26 Anaya Putri P 80 T

Jumlah 1520

KKM 70
Rata rata kelas. 5i,42

Presentasi ketuntasan 52,39%

Presentasi belum tuntas 32,09%

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal

siswa kelas VII tentang materi Akhlak adalah 53.33 dari hasil rata-rata nilai siswa. Nilai

tersebut masih dibawah nilai rata-rata yang diinginkan dari pihak sekolah, guru dan

peneliti yaitu 65. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas belajar yaitu

52.39. Dari hasil tes awal tersebut, maka akan dilanjutkan dengan tindak lanjut untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap perencanaan

Sebelum mulai pembelajaran peneliti membuat rencana pembelajaran

(RPP) yang akan digunakan pada kegiatan di siklus 1. Tahap perencanaan

dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan

pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap

perencanaan, yaitu: Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

metode make a macth peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

Peneliti juga menyiapkan media dan soal yang akan digunakan dalam pembelajaran

materi Asmaul husna pelaksanaan tindakan siklus I ditetapkan satu kali

pertemuan yang beralokasikan waktu 2 x 40 menit. Dengan berpedoman pada

Kurikulum tahun 2013 revisi untuk tingkat satuan Madrasah Tsanawiyah kelas
VII, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi Akhlak

Terpuji menggunakan metode make a macth. Sesuai dengan jadwal yang

ditentukan, proses pembelajaran siklus I dilakukan pada tanggal .....

2022.

b. Pelaksanaan atau Tindakan

Dalam siklus I ini peneliti melaksanakan satu kali pertemuan. Pertemuan

ini membahas tentang materi Asmaul husna, yaitu sub materi Sikap Pemaaf dan

tanggung jawab. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode make s macth,

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pendahuluan adalah proses sebelum

penyampaian pembelajaran terjadi, seperti salam, doa bersama mengabsen siswa,

bertanya keadaan dan kemudian mengkondisikan keadaan kelas. Sedangkan

kegiatan intinya adalah penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik.

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan inti, sebagai berikut:

1. Peneliti menjelaskan sekilas materi

2. Peneliti membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk memainkan peran

tentang sikap pemaaf dan tanggung jawab

3. Peneliti menjelaskan skenario yang akan dimainkan oleh siswa (konfirmasi).

4. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan peran yang

akan dilakonkan.

5. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan peran yang

akan dilakonkan.

6. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan


kesimpulan/pesan atas skenario yang di perankan.

7. Peneliti memberikan penjelasan/kesimpulan atas skenario yang telah

diperankan oleh siswa.

Peneliti dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran yang telah

dilaksanakan (evaluasi siklus I).

9. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini.

10. Peneliti bersama-sama peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.

Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan, meski tidak signifikan. Hal

ini dapat dilihat dari data hasil evaluasi (postest) berikut :

Siklus 1

Jenis Nilai postest

No Nama siswa Kelamin Siklus I keteranga

1 Ajeng Sri Rahayu P 82 T


2 Andini P 70 T

3 Angger Fatahilah L 72 T

4 Anisa Putri Nuraini P 60 BT

5 Bayu Saputra L 60 T

6 Devita Nur Awalia P 72 T

7 Dinda Aryanti P 72 T

8 Durotun Nafisa Rahmadini P 70 T

9 Fatih Yang Nember L 77 T

10 Hilmi Mauludin L 73 T

11 M. Farid Firmansyah L 65 BT

12 M. Ranu Darmawan L 71 T

13 M. Arya Pratama L 70 T

14 M. Haqi Nazili L 60 BT

15 M. Izlal Hakim L 65 BT

16 M. Rifai L 50 BT

17 Nadia putri P 50 BT

18 Nurul Fauziatul Hamdiah P 65 BT

19 Raihana hilma Auliya P 73 T

. 20 Risnaila Dewi P 72 T

21 Sahrul Fadli L 50 BT

22 Shiva Evany P 57 BT

23 Silvi Fajriani P 73 T

22 Siren Khosiah P 41 BT

25 Siti Sulastri P 60 BT

26 Anaya Putri P 85 T
JUMLAH 2725

Rata rata kelas 66,34

Presentasi ketuntas 57,69&

Presentasi belum tuntas 42,30%

Keterangan :

T : Tuntas

BT : Belum Tuntas

Dari tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut: Pada

siklus I nilai rata-rata kelas 62. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

ada 14 siswa atau 57, 69% dari jumlah siswa. Siswa yang belum tuntas belajar

ada 12 atau sekitar 42, 30%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar sudah meningkat, meskipun belum optimal, yaitu 14 siswa dari 26 siswa

(52,38%) sudah mencapai ketuntasan belajar.

c. Observasi

Observasi ini dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),

aktifitas pendidik dan peserta didik dengan menggunakan metode make a macth, Active
learning

sedang berlangsung.

Aktivitas belajar peserta didik pada saat kegiatan dilaksanakan, peserta


didik merasa bersemangat ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hal ini dikarenakan materi ini belum diajarkan kepada mereka

dengan memakai metode make a macth dan metode Active Learning

sehingga memunculkan ketertarikan

dan minat peserta didik. Ketika melaksanakan KBM, pendidik menggunakan

media power point serta kertas (skenario) dan peserta didik juga di

perkenankan memakai alat bantu lainnya untuk membantu atau mendukung

proses bermain peran (Make a macth dan Aktive learning) di kelas. Peserta didik mendengarkan

dengan seksama saat teman-teman dari kelompok lain sedang bermain peran di

depan kelas.

Dari keseluruhan aspek yang diperhatikan pada tahap observasi peneliti

mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Pada tahap

ini peneliti melihat bahwa sebagian siswa memperhatikan pembelajaran dengan

baik, Sebagian lainnya asik bermain sendiri atau sekedar berbincang dengan

teman sebangkunya. Dari observasi ini maka peneliti harus memberi motivasi

kepada peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran dengan serius. Pada

saat bermain peran, masih ada beberapa peserta didik yang kurang percaya diri

untuk tampil di depan kelas. Sehingga dalam penyampaian dialog tidak begitu

jelas untuk sampai kepada pendengar. Sehingga peneliti harus memberikan

nasihat untuk meningkatkan rasa percaya didik peserta didik tersebut. Pada

proses pelaksanaan peneliti juga memantau dan memberikan pengarahan atau

bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa bekerja sama

dalam kelompok mereka, beberapa diantara mereka antusias dan aktif, namun

ada juga siswa yang kurang aktif dalam bekerja secara kelompok.
d. Refleksi

Dari hasil penelitian siklus I maka diperoleh analisis data yang terjadi pada

siklus I yaitu :

1) Peserta didik belum memperoleh hasil belajar secara maksimal, maka

diperlukan tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajarnya.

2) Peserta didik belum terbiasa dengan metode make a macth (bermain peran)

yang dibawakan oleh pendidik. Sehingga masih banyak diantara peserta

didik belum merasa percaya diri (tidak biasa) untuk melakukan metode

tersebut.

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pada siklus I,

telah mencapai tingkat ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa dengan persentase

57, 60%. Sedangkan peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan

belajar sebanyak 12 siswa dengan persentase 40, 30%. Dari data siklus 1

didapat bahwa nilai rata-rata siswa 62 yang masih di bawah nilai KKM, maka

dari itu peneliti perlu melakukan adanya siklus ke 2 agar kegiatan selanjutnya

dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2

Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga terdiri dari 4 tahapan

yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus II, upaya yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan perencanaan dan meningkatkan kemampuan belajar

pada materi Asmaul husna, ” dengan menggunakan metode Make a macth dan Active learning
Peneliti menyusun rencana agar peserta didik
secara aktif ikut serta dalam belajar agar peserta didik termotivasi dalam KBM.

Untuk mengatasi kesulitan peserta didik pada siklus II dalam kegiatan

pembelajaran, khususnya terhadap peserta didik yang mendapat nilai rendah,

peneliti merencakan menggunakan keterampilan pencontohan awal dalam

melakukan kegiatan bermain peran untuk lebih memotivasi belajar peserta didik.

Selain itu peneliti juga harus menyiapkan materi yang harus disajikan dan

menyampaikannya secara mudah dan benar. Peneliti juga menyusun RPP kembali

seperti pada siklus I. Membuat lembar observasi dan menyusun tes hasil belajar II

peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mendukung hasil evaluasi yang lebih

efektif.

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam melaksanakan siklus II, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran

berdasarkan rancangan kegiatan dengan menggunakan metode Role Playing yang

didukung juga dengan penggunaan media power point dan kertas (skenario).

Pelaksanaan tindakan ini sama dengan pelaksanaan siklus I, hanya yang harus

diperhatikan pendidik adalah memberikan motivasi, fokus pada materi dan

meningkatkan hasil belajar peserta didik, terutama terhadap peserta didik yang

mendapat nilai rendah (belum tuntas).

c. Observasi

Peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode make a macth. Objek yang diobservasi sama dengan siklus I,

yaitu sikap peserta didik selama proses KBM, hasil belajar peserta didik dan

keterampilan pendidik ketika proses KBM berlangsung dengan menggunakan


metode Make a macth di kelas VII Mts. Dien El-Hayat

Dari keseluruhan aspek yang diperhatikan pada tahap observasi peneliti

mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Pada tahap

ini peneliti melihat bahwa sebagian siswa memperhatikan pembelajaran dengan

baik, Sebagian lainnya asik bermain sendiri atau sekedar berbincang dengan

teman sebangkunya. Dari observasi ini maka peneliti harus memberi motivasi

kepada peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran dengan serius. Pada saat

bermain peran, masih ada beberapa peserta didik yang kurang percaya diri untuk

tampil di depan kelas. Sehingga dalam penyampaian dialog tidak begitu jelas

untuk sampai kepada pendengar. Sehingga peneliti harus memberikan nasihat

untuk meningkatkan rasa percaya didik peserta didik tersebut. Pada proses

pelaksanaan peneliti juga memantau dan memberikan pengarahan atau bimbingan

pada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa bekerja sama dalam kelompok

mereka, beberapa diantara mereka antusias dan aktif, namun ada juga siswa yang

kurang aktif dalam bekerja secara kelompok.

Dari keseluruhan aspek yang diperhatikan pada tahap observasi peneliti

mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas sama seperti

yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini peneliti melihat bahwa sebagian besar

siswa memperhatikan pembelajaran dengan baik, Sebagian kecil masih asik bermain

sendiri atau sekedar berbincang dengan teman sebangkunya. Dari observasi ini

maka peneliti harus memberi motivasi kepada peserta didik agar dapat mengikuti

pembelajaran dengan serius. Pada saat bermain peran, masih ada beberapa peserta

didik yang kurang percaya diri untuk tampil di depan kelas. Sehingga dalam

penyampaian dialog tidak begitu jelas untuk sampai kepada pendengar. Sehingga

peneliti harus memberikan nasihat untuk meningkatkan rasa percaya didik peserta
didik tersebut. Pada proses pelaksanaan peneliti juga memantau dan memberikan

pengarahan atau bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa

bekerja sama dalam kelompok mereka, beberapa diantara mereka antusias dan aktif,

namun ada juga siswa yang kurang aktif dalam bekerja secara kelompok

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, peneliti telah mampu

membangun suasana belajar yang menarik perhatian peserta didik selama

pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode make a macth. Pada siklus II

peneliti juga memberikan motivasi kepada peserta didik dalam meningkatkan

rasa percaya peserta didik untuk bermain peran dan membangkitkan daya

nalar peserta didik pada saat proses pembelajaran.

Diakhir pelaksanaan siklus II, siswa diberi tes belajar II yang bertujuan untuk

melihat keberhasilan/kemampuan tindakan yang diberikan dan untuk mengetahui

letak kesulitan yang dialami siswa menyelesaikan soal. Hasil perolehan nilai

siswa pada saat pos test II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dari hasil skor post test siswa pada siklus II ini, terjadi peningkatan hasil

belajar siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru. Dari 26

siswa, sebanyak 25 siswa dapat mencapai nilai diatas KKM dan 3 siswa yang

masih mendapat nilai dibawah KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 71,42.

Hasil tes yang diperoleh peserta didik pada siklus II dari 26siswa, 24 siswa

(85,71%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. Jika

dibandingkan dengan post test I yang dilakukan peneliti yang memperoleh (52.38%)

untuk ketuntasan belajar, maka pada siklus II dapat ditarik kesimpulan terjadi

peningkatan hasil belajar. Dan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan hanya
sebanyak 4 siswa (10,29%), dengan nilai rata-rata kelas 71,42. Hasil perolehan data

ini, dapat digambarkan dengan diagram berikut :

Gambar 4.1 Grafik perbandingan hasil belajar

Dari analisis data yang telah dilaksanakan pada pembelajaran Akidah

Akhlak materi Akhlak Terpuji siklus II terjadi peningkatan dengan ketuntasan

belajar peserta didik secara klasikal sebanyak 22 siswa (85,71%). Hal ini

menunjukkan bahwa metode make a macth dapat memberi motivasi atau dukungan

terhadap belajar peserta didik serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

VII Mts. Dien El-Hayat

Dengan melihat hasil tes yang telah dilaksanakan pada siklus II ini,

diketahui bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Sehingga tidak perlu melakukan tindakan pembelajaran ke siklus berikutnya

BAB V

PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penerapan model

kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VII Mts. Dien El-
Hayat Rangkasbitung dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam

meningkatkan pemahaman siswa pada materi al-asma al-husna as-salam

dan al-latif di kelas VII, dapat terlaksana dengan

baik melalui tahapan (1) mencari kelompok berdasarkan kartu pertanyaan

dan jawaban, (2) berdiskusi dengan kelompok mengenai materi yang

terdapat pada kartu, dan (3) melakukan presentasi terkait hasil diskusi

kelompok. Dan diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada siklus I

yaitu 70(cukup) dan meningkat menjadi 80,3 (baik) pada siklus II. dan

hasil observasi Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai sebesar

70 (cukup) dan mengalami peningkatan menjadi 85 (baik) pada siklus II.

Berdasarkan peningkatan yang terjadi pada siklus I ke siklus II maka

penerapan mode pembelajaran kooperatif tipe make a match telah

berhasil dilakukan.

2. Peningkatan pemahaman siswa kelas VII.mts Dien El-ayat ada

materi al-asma al-husna pada materi as-salam dan al-latif menggunakan

model pembelajaran make a match sudah mengalami peningkatan dari

tahap prasiklus, siklus I , dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dari

persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu 47,61%

(kurang) meningkat pada siklus I yaitu 66,66% (cukup) dan meningkat

lagi menjadi 85,71% (sangat baik) pada siklus II. Berdasarkan skor yang

didapat dan mengalami peningkatan dari tahap pra siklus, siklus I dan
siklus II, maka model pembelajaran make match untuk meningkatkan

pemahaman siswa sudah berhasil dilakukan dan memenuhi indikator

kinerja yang diharapkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

pada setiap pmebelajaran dengan tujuan agar siswa lebih antusias dan

bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu dengan

model pembelajaran yang bervariasi diharapkan agar siswa lebih aktif

dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran

aran Aqidah Akhlak yang

sering menggunakan teknik menghafal.

2. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan model pembelajaran make

match sebagai referensi dan untuk penelitian yang lain. Selain itu

sekolah dan guru juga dapat menggunakan model pembelajaran make a

match sebagai referensi untuk model pembelajaran yang sebelumnya

hanya menggunakan satu model pembelajaran saja.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model pembelajaran Inovatif,

Progesif dan Kontekstual. (Jakarta: Prenadamedia Group).


Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung:Yrama Wadya).

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi

Aksara)

Asrori, Muhammad. 2007. Penelitian tindakan kelas. (Bandung: CV Wacana

Prima)

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar).

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.

Rajawali Pers).

Kementrian Agama RI. 2014. Buku Siswa Aqidah Kelas VII. (Jakarta: Kementrian

Agama RI).

Moleong, Lexy J. 2011. Metodolgi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja

Rosdakarya).

Muslich, Masnur. 2013. Melaksanakan PTK itu Mudah. (Jakarta: PT Bumi

Aksara).

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo).

Sani, Abdullahh. 1980. Al-Asmaul Husna Dalam Komentar. (Jakarta: Bulan

Bintang).

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung:

Remaja Rosdakarya).

Sukidin dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Insan Cendekia).


Thohir, Muhammad. 2015. Karakter Asmaul Husna Menjadi Cerminan Kecil

Allah. (Tangerang: Lentera Hati).

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: Bumi

Aksara).

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Prenada Media).

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media).

Dokumen pembelajaran
LAMPIRAN

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJAR

(RPP6.1)

SatuanPendidikan. :MTs. Dien El-Hayat Rangkasbitung

Kelas/Semester :VII/2

MataPelajaran. :AkidahAkhlak

Topik. :AsmaulHusna

AlokasiWaktu. :2x40menit(1XPertemuan)

A.Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Mengharga idan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggung jawab, peduli

(toleransi,gotongroyong), santun , percayadiri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung,menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di

sekolahdansumberlainyangsamadalamsudutpandang/teori.

B.KompetensiDasar

1.1. Meyakini sifat-sifat Allah SWT.melalui al-asmaa 'al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith,

an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)

2.1. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma 'al-husna (al-‘Aziiz,

al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)

3.1. Menguraikanal- asmaa’ al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-

Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)

4.1.Menyajikan fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-

asmaa’ al-husnaa (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baar

C.Indikator

3.3.1.Meyakini pengertian 9 Asmaul Husna

3.1.1.Meneladani 9 nama asmaul Husna

3.1.2.Menjelaskan arti dari masing-masing asmaul Husna


3.1.3.Menunjukkan dalil naqli dan aqli tentang masing-masing sub asmaul Husna

4.1.1.Menjelaskan berbagai manfaat perilaku yang merupakan contoh perbuatan

meneladani asmaul husna tertentu.

4.1.2.Menyajikan fenomena, fakta atau bercerita tentang peristiwa, fenomena atau

kejadian yang menunjuk pada ilustrasi sub asmaul Husna.

D.TujuanPembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pembelejaran pada Bab 6, diharapkan peserta didik

dapat:

PertemuanKe-1

1. Meyakini sifat-sifat Allah SWT melalui asmaul husnaal- ‘Aziz, al-’adl, al-Qayyum

2.Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam asmaul husna al-‘Aziz, al-’adl,

al-Qayyum

3. Menguraikan asmaul husnaal-‘ Aziz, al-’adl, al-Qayyum

4.Menyajikan fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang terkandung dalam

asmaul husna al-‘Aziz, al-’adl, al-Qayyum

E. MateriAjar

99 Asmaul Husna AllahS WT

1)Fakta fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang terkandung dalam a lasmaa’al-

husnaa

2)Konsep

- PengertianAsmaulHusna
3)Prinsip

-Dalil-dalil AsmaulHusna

4)Prosedur

- Menghafal,memahamidanmeneladanisifat-sifatAllahyangterkandungdalam

al-asma a'al-husna (al-‘Aziiz ,al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr,

al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)

F. MetodePembelajaran

1)Pendekatan : Scientific

2)Model. : Make a macth

3)Metode. : Diskusi, diskusi dengan menggunakan kartu

G.KegiatanPembelajaran

PertemuanKe-1

Kegiatan Deskripsi Aloka


si
waktu

Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar peserta

didik..

Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran.

Mengajak Peserta didik mengamati surat Al-Hasyr ayat 22-24 beserta

Pendahuluan terjemahannya.

Bertanya jawab tentang isi surat Al-Hasyr ayat22-24, misalnya, 10


menit
kata mana saja yang menunjukkan nama-nama

Allah(AsmaulHusna)dst.
Menyimpulkan definisi asmaul husna bersama peserta didik.

Mengamati

Peserta didik memperhatikan dan merenungkan contoh gambar, vi

atau fenomena tentang alam semesta, ilustrasi sifat adil dan

keseimbanganalam lautan yang ada pada rubrik“ Amatidan

Kegiatan inti Perhatikan”

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang gambar yang

diamati

Mempertanyakan

Peserta didik menuliskan pertanyaan-pertanyaan yangada dibenaknya

hasil dari pengamatan, pada kolom“Penasaran”.

Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian nama al-

‘Aziz, al-’adl, al-Qayyum

Peserta didik bertanya jawab tentang dalil-dalil nama al-‘Aziz,al-’adl,al-

Qayyum

Peserta didik bertanya jawab tentang contoh fenomena dan

keteladanan yang terdapat pada asmaul husna al-‘Aziz,al-’adl,al

Qayyum

Mengeksplorasi

Peserta didik membaca materi/pemahaman konsep padarubrik

“Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi pengertian al-‘Aziz,al-’adl, al-Qayyum

Peserta didik mengidentifikasi dalil-dalil nama al-‘Aziz,al

-’adl,al-Qayyum

Peserta didik mengidentifikasi contoh fenomena dan keteladanan

yang terdapat pada asmaul husna al-‘Aziz,al -’adl,al-Qayyum

Mengasosiasikan

Guru menyuruh peserta didik untuk menalar materi asmaul husna al-

‘Aziz, al-’adl, al-Qayyum

Peserta didik melakukan kegiatan dalam rubrik “Kembangkan

Wawasanmu! ”berupa diskusi kelomkpok tentang masalah yang

disajikan pada kegiatan1.

Peserta didik menyimpul kanpengertian, dalil-dalil, contoh fenomena

dan keteladanan yang terdapat pada asmaul husnaal-‘Aziz,al-’adl,al-

Qayyum

Peserta didik menuliskan simpulan hasil diskusi tentang masalah


yang berkaitan dengan asmaul husna al-‘Aziz, al-’adl, al-Qayyum

Mengkomunikasikan

Peserta didik memaparkan hasil diskusi didepan kelas

Peserta didik kelompok lain menilai hasil diskusi kelompok lain dari

segi ketepatan jawaban, kelengkapan contoh dan kejujuran pendapat.

Tiap kelompok melakukan tanya jawab sederhana mengomentari

hasil diskusi kelompok lain

Guru memberi reward kepada seluruh kelompok

Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap


hasil diskusi

Guru bersama-sama membuat simpulan tentang materi ajar.

Guru mengadakan evaluasi.

Guru menugaskan peserta didik secara jujur mengisi kolom

Penutup pada rubrik “Refleksi”.

Guru menugaskan peserta didik mengerjakan PR soal-soal pilihan

ganda untuk menguatkan pemahaman konsep

Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari selanjutnya

Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.

A. Alat danSumber Belajar

1.Media: Multi media ICT

Contoh gambar, atau fenomena-fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam asmaul husna(al-Aziz, al-‘adl, al-Qayyum,al

. Ghaffar, al-Basith, an-Naafi’, al-Ra’uf, al-Barr, al-Fattaah)

2.Sumber: Mushaf Al-Qur’an dan terjemahanya

Buku Akidah Akhlak Pedoman GuruKelas VII Kemenag RI 201

Buku Akidah Akhlak Siswa Kelas VII Kemenag RI 2014


B.Penilaian

1)Jenis/teknikpenilaian

KompetensiSikap. : Observasi

KompetensiPengetahuan : TesTulisdanLisan

KompetensiKeterampilan.: UnjukKerja(Performance)

2)Bentuk dan Instrumen Penilaian:

a.Kompetens iSikap:

Lembar Pengamatan Sikap:

Rubrik:
Pedoman pen-skoran:

Nilai=Jumlah Nilai Skor Yang diperoleh x100

Jumlah Skor maksimal

b.Kompetensi Pengetahuan:

SoalTesTuis : Pilihanganda

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Nama-nama Allah Swt yang baik atau yang agung juga disebut dengan….

a.Asmaul Husna

c.sifat-sifat wajib

b.asmaul Khamsah

d.sifat-sifat mustahil

2. Tersebutdibawahiniyangtidaktermasukasmaulhusnaialah....

a.Al-Barr c.Al-Faqir

b.Al-‘Aziz d.Al-Ghaffar

3. Allah Swt pasti akan mengampuni dosa hamba-hambanya yang bertaubat.

Karena Allah memiliki nama dan sifat....

a.Al-Barr c.Al-Ghaffar

b.Al-‘Aziz d.Al-Miskin

4. Menyebut nama Allah menggunakan asmaul husna berarti....

a.perkara yang baru c.suatu cara yang tidak lazim

b.perkara biasa saja d.suatu cara untuk mengagungkan-Nya

5. Ke engganan manusia untuk mengagungkan Allah.....

a.menjadikan Allah mulia c.akan menurunkan derajat Allah

b.mengurangi kebesaran-Nya d.tidak akan mengurangi keagunganNya.


6. Paham dan mengetahui Asmaul Husna dapat…..

a.menjadi doa yang pasti dikabulkan

b.meningkatkan dzikir kepada Allah Swt.

c.menjadi obat dari segala penyakit.

d.meningkatkan keimanan.

7. Peristiwa yang menjdi sebab diturunkannya ayat Al-Qur’an disebut....

a.asbabul wurud c.asbabun nuzul

b.asbabul asbab d.nuzulul Qur’an

8. Yang tidak termasuk dalil tentang Asmaul Husna adalah…..

9. Bersikap kasih sayang terhadap hamba-hamba Allah Swt. merupakan cermin dari sikap

keteladanan terhadap sifat AllahSwt……

10.Dibawah ini merupakan perilaku dalam mengamalkan nama dan sifat Allah Swt yaitu Ar Ra’uf,
kecuali…..

a.salingkasih-mengasihi antara sesama makhluk Allah Swt.

b.membuka pintu kebaikan dan menutup pintu kejahatan.

c.tidak semena-mena terhadap tetangga atau orang lain

d.menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.


11.Kuasa Allah tak tertandingi oleh siapapun karena Dia bersifat….

a.al-Qodir c.ar-Rahman

b.al-Baqi. d.al-Ghaffar

12.Allah Swt. adalah Al-Ghaffar. Oleh sebab itu, kita….

a.menyadari dosa yang telah dilakukan

b.ragu dan bimbang ketika hendak berbuat

c.hendaknya memperbanyak membaca istighfar

d.tak perlu menyesali terhadap dosa yang terlanjur kita lakukan.

13.Sebagai seorang Ayah, dalam memberi uang sakuckepada anaknya sesuai

dengan kebutuhan dan tingkatan umur dari masing-masing anaknya tersebut,

hal ini mencerminkan dari nama dan sifat Allah Swt yaitu….

a.al-Barr c.al-‘Adl

b.al-‘Aziz d.al-Ghaffar

14.Apapun yang dikehendaki Allah, tidak ada satupun makhluk yang dapat menghalangi-Nya

karena sifat Allah dalam asmaul husna…..

a.al-Basith c.al-Hakim

b.al-Barr d.al-Fattah

15.Dalam mencipta, mengatur dan menguasai alam semesta, Allah tidak memerlukan bantuan

dari siapapun karena Dia bersifat......

a.al-Ghaffar c.al-Hayyu

b.al-hakim d.al-Qayyum
Soal Tes Lisan : Uraian/Essay

Tugas1

Uraikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut!

1.Apa yang dimaksud dengan asmaul husna?

……………………………………………………………………………

2.Jelaskan 5 dari asmaul husna beserta artinya!

…………………………………………………………………………..

3.

Jelaskanlah maksud hadits diatas!

……………………………………………………………………………

4.Berikan satu peristiwa yang menunjukkan sikap meneladani atau mengamalkan asma Allah al-

Barr!

……………………………………………………………………………

5.Jelaskan sikap dan contoh keteladanan (mengamalkan) dari sifat Allah Swt an-Nafi’!

……………………………………………………………………………

6.Dalam mencipta, mengatur dan menguasai alam semesta, Allah tidak

memerlukan bantuan dari siapapun karena Dia bersifat. al-Qayyum.

Tunjukkan satu peristiwa yang menggambarkan bahwa Allah adalah al-Qayyum!

……………………………………………………………………………
Tugas2

1) Apakah yang dimaksud dengan Al-Aziz?

2) Amatilah dan berikan contoh peristiwa yang menunjukkan bahwa allah

bersifat atau bernama al-Aziz!

3) Bagaimana perilaku seseorang yang meneladani asma’ul husna al-Aziz?

4) Dan apa sajakah manfaat-manfaat dari meneladani sifat-sifat al-Aziz?

5)Tulis ayat Qur’an yang menjelaskan tentang asma’ul husna al-Aziz?

Rubrik penilaian:

1).Pilihan ganda. 2. Essay

Nilai=Jumlah skorX100 Nilai=Jumlah skorX100

Skor maksimal. Skor maksimal

c.KompetensiKeterampilan:

Formatpenilaian“Penasaran“.
Aspek dan rubrik penilaian:

a.Frekuensi dalam bertanya

1)Jika peserta didik bertanya 3 kali ataul ebih, skor 30.

2)Jika peserta didik bertanya 2 kali, skor 20.

3)Jika peserta didik bertanya1 kali, skor 10.

b.Keterkaitan pertanyaan dengan materi.

1) jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30.

2) jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20.

3) jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10.

c. kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya

1) jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30.

2).jika bahasa kurang jelas, kurang lugas, dan kurang mudah dipahami, skor 20.

3) jika bahasa tidak jelas, tidak lugas, dan sulit dipahami, skor 10.

Nilai:a+b+c

Format penilaian kegiatan diskusi “Kembangkan Wawasanmu!“.

Kegiatan:Diskusi

1)Daftar masalah yang didiskusikan

Carilah dan tulislah dalil-dalil naqli lain yang menunjukkan bahwa Allah

adalah Al-Aziz, Al-‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum (Pembahasan1), Al-Ghaffar, Al-Basith,An-Nafi’


(Pembahasan2), dan Ar-Ra’uuf, Al-Barr dan Al-Fattaah (Pembahasan3)!

..........................................................................................................

Tunjukkanlah fenomena/kisah lain yang menunjukkan bahwa Allah itu adalah

Al-Aziz, Al-‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum (Pembahasan1), Al-Ghaffar ,Al-Basith,

An-Nafi ’(Pembahasan 2) , dan Ar-Ra’uuf,Al-Barr dan Al-Fattaah (Pembahasan3)?


..........................................................................................................

Berikanlah contoh perbuatan apa yang menunjukkan keteladanan pada nama Allah Al-Aziz, Al-

‘Adl, Maha Adil, Al-Qayyuum (Pembahasan1), AlGhaffar, Al-Basith, An-Nafi’ (Pembahasan2),

dan Ar-Ra’uuf, Al-Barrdan Al-Fattaah (Pembahasan3)?

Jelaskan dan kemukakan alasan-alasan kalian!

..........................................................................................................

2)Penilain kelompok yangmaju/presentasi

Keterangan:

T. :Tuntas mencapai nilai KKM

BT. :BelumTuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM

R. :Remedial

P. . :Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian kelompok

Pedoman Pen-Skoran:

Nilai=Jumlah NilaivSkor Yang diperoleh x100

Jumlah Skor maksimal

3)Penilaian sikap individu saat berdiskusi


Rubrik

Tingkat penugasan nilai Deskripsi Skor

BT (belum tampak) jika sudah mula imemperlihatkan tanda-tanda awal


perilaku

jika sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku


yang dinyatakan dalam indikator dan belum
MT (mulaitampak) konsisten 2

MB (mulai jika sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku


berkembang)
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai 3
konsisten

MK (membudaya) jika terus menerus konsisten memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator 4

Pedoman pen-skoran:

Nilai=Jumlah Nilai Skor Yang diperoleh x100

Jumlah Skor maksimal


Format penilian diri kolom “Refleksi”
Mengetahui

Kepala Mts. Dien El-Hayat. Rangkasbitung 5 Januari 2023

Guru mapel

Anda mungkin juga menyukai