Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN E-MODUL SUHU DAN KALOR UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA SMA

JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh:
Noni Relika

NIM : 1808066061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2022
Pengembangan E-Modul Suhu dan Kalor untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar
Siswa SMA

Noni Relika
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Email : nonirelika21@gmail.com,

Abstrak

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dasar yang dimiliki siswa


untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Modul pembelajaran yang dirancang sesuai
indikator kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar dapat digunakan untuk
meningkatkan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Media pembelajaran yang
dikembangkan disajikan dalam bentuk flipbook. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
mengetahui kelayakan dari pengembangan e-modul suhu dan kalor untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA, 2) mengetahui peningkatkan
kemampuan berpikir kritis setelah menggunakan e-modul suhu dan kalor, 3)
mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan e-modul suhu
dan kalor. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation). Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Ajibarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) e-modul suhu dan kalor
yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran berdasarkan hasil
validasi ahli media pembelajaran diperoleh presentase sebesar 98% dengan kategori
sangat layak, 2) kemampuan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan
sekitar 10,2% dilihat dari rata-rata hasil pre-test dan post-test, 3) motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan persentase motivasi belajar 73%
sebelum diberi tindakan dan 85% setelah diberi tindakan.

Abstract
The ability to think critically is the basic ability that students have to face the
industrial revolution 4.0. Learning modules designed according to indicators of
critical thinking skills and learning motivation can be used to improve students'
critical thinking and learning motivation. The developed learning media is presented
in the form of a flipbook. This study aims to: 1) determine the feasibility of
developing the temperature and heat e-module to improve the critical thinking skills
of high school students, 2) find out the improvement of critical thinking skills after
using the temperature and heat e-module, 3) determine the increase in students'
learning motivation after using the e-module. e-module temperature and heat. The
research methodology used in this research is the Research and Development (R&D)
method using the ADDIE development model (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation). The subjects of this study were students of class XI
IPA 1 SMA Negeri 1 Ajibarang. The results showed that: 1) the temperature and heat
e-module developed was suitable for use in learning based on the results of expert
validation of learning media, a percentage of 98% was obtained with a very feasible
category, 2) students' critical thinking skills also increased by about 10.2%. seen from
the average pre-test and post-test results, 3) students' learning motivation has
increased as indicated by the percentage of learning motivation of 73 % before being
given the action and 85% after being given the action.

Keywords: E-Module; Critical Thinking; Learning Motivation.

PENDAHULUAN siswa kesulitan memahami soal suhu

Hasil studi Programme for International dan kalor, 84% siswa kesulitan

Student Assessment (PISA) 2018 menggunakan rumus, dan 65% siswa

menempatkan Indonesia pada peringkat kesulitan menganalisis grafik. Laili

70 dari 78 negara lainnya pada kategori (2021) juga mengungkapkan bahwa

literasi sains. Rendahnya kemampuan sebanyak 51,6% siswa mengalami

tersebut dapat disebabkan oleh kurang kesulitan menganalisis perpindahan

berkembangnya kemampuan berpikir kalor melalui sifat suatu benda yang

kritis yang dimiliki individu tersebut, dipengaruhi oleh nilai kondiktivitas

karena kemampuan berpikir kritis dari suatu bahan, 26,67% siswa masih

merupakan salah satu faktor yang kesulitan memahami pemuaian suatu

mempengaruhi kemampuan literasi sains benda yang dipengaruhi oleh

(Devi, 2019). Rendahnya kemampuan perubahan suhu dan koefisien muai

berpikir kritis dapat disebabkan oleh benda, dan 40% siswa masih kesulitan

berbagai faktor seperti rendahnya menganalisis hubungan kalor dan

motivasi belajar siswa dan media suhu yang berkaitan dengan kalor

pembelajaran yang digunakan siswa (Arif, jenis benda. Hal tersebut dapat

2020). Motivasi belajar siswa merupakan dikatakan bahwa kemampuan

faktor psikis siswa yang memberikan berpikir kritis siswa masih perlu

dorongan semangat dalam melakukan dikembangkan terutama pada materi

kegiatan belajar (Susi, 2016). suhu dan kalor.

Materi fisika yang dianggap Hasil observasi di SMAN 1

sulit salah satunya suhu dan kalor, Ajibarang kabupaten Banyumas

yang merupakan bagian dari materi menunjukan bahwa media

fisika yang dekat dengan kehidupan pembelajaran yang digunakan

sehari-hari, namun dalam bersumber dari buku cetak sekolah,

fenomenanya sulit untuk dijelaskan power point, dan internet. Fasilitas di

secara ilmiah oleh siswa. Menurut sekolah seperti ketersediaan wifi,

Charli (2018) dalam penelitiannya proyektor, dan laboratorium

menyatakan bahwa sebanyak 80,3% komputer cukup memadai untuk


mengembangkan media pembelajaran n = Banyak butir keseluruhan
yang interaktif berupa modul
Hasil peningkatan kemampuan
elektronik pada materi suhu dan kalor
berpikir kritis menggunakan pretest dan
untuk menunjang kemampuan
posttest, nilai peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa sesuai dengan
berpikir kritis dapat ditunjukan pada
penerapan kurikulum 2013 dan
Persamaan 2.
mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa. N-Gain=
( skor post−test )−(skor pre−test )
METODE (2)
( skor maksimum)−(skor pre−test)
Penggunaan model penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengacu pada ADDIE. Model ini
digunakan sebagai pedoman untuk Penilaian kelayakan e-modul
mengembangkan e-modul suhu dan kalor. digunakan untuk mengetahui apakah
Model penelitian ini dibatasi sampai modul elektronik layak atau tidak untuk
tahap development atau pengembangan digunakan dalam proses pembelajaran.
dikarenakan keterbatasan waktu. Subjek Proses validasi e-modul bertujuan untuk
penelitian yang digunakan yaitu 28 siswa memperbaiki e-modul berdasarkan
kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Ajibarang, penilaian ahli media pembelajaran yang
Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa meliputi lima aspek yaitu berpikir kritis,
Tengah tahun ajaran 2021/2022. Teknik motivasi belajar siswa, materi, desain, dan
dan pengumpulan data yang digunakan bahasa. Kegiatan validasi dilakukan
yaitu dokumentasi, angket, dan hasil tes. dengan memberikan e-modul suhu dan
Rata-rata kelayakan e-modul dapat kalor kepada 3 validator ahli media
dihitung menggunakan Persamaan 1. pembelajaran untuk mendapatkan
penilaian melalui instrumen lembar
∑X
X= (1) validasi ahli media pembelajaran. Hasil
n
validasi media pembelajaran e-modul
suhu dan kalor dapat dilihat pada Tabel 1.

Keterangan :

X = Skor rata-rata yang diperoleh Tabel 1 Data Kelayakan E-Modul Suhu

∑X = Jumlah skor dari masing-masing dan Kalor

butir tiap aspek


Aspek Validator
1 2 3 Berpikir Kritis 18 20 20
Motivasi
27 28 28
Belajar Siswa 100 85 85 85 83
80 78 78 80 78
Materi 40 40 39 68 65
60

Desain 29 32 30 40
17 15
20
7 7 5
Bahasa 16 16 16 0
Klarifikasi Dukungan Interferensi Klarifikasi Strategi dan
Dasar Dasar Lanjut Taktik
Jumlah 130 136 133
Pretest (%) Posttest (%) Peningkatan (%)

Jumlah
399
Keseluruhan Hasil diagram di atas dapat dilihat
bahwa kemampuan berpkir kritis siswa
Rata-rata 3,82 4 3,9
mengalami peningkatan pada setiap
96 100
Persentase 98% indikator berdasarkan hasil pretest dan
% %
posttest untuk indikator klarifikasi dasar
Rata-rata
3,9 terjadi penngkatan sebesar 7%, indikator
Akhir (X)
dukungan dasar terjadi peningkatan
Persentase sebesar 7%, indikator interferensi teradi
98%
Akhir
peningkatan sebesar 17%, indikator
Sangat Baik/Sangat klarifikasi lanjut terjadi peningkatan 15%,
Kriteria
Layak
dan indikator strategi dan taktik terjadi
peningkatan 5%, secara keseluruhan
kemampuan berpikir kritis siswa
Hasil penilaian para validator ahli
meningkat sekitar 10,2%.
terhadap media pembelajaran e-modul
suhu dan kalor diperoleh rata-rata Angket motvasi belajar siswa
keseluruhan 3,9 dan e-modul masuk meliputi lima aspek yaitu keinginan
dalam kategori sangat valid, sehingga berhasil, dorongan belajar, harapan dan
media pembelajaran e-modul suhu dan cita-cita masa depan, kegiatan menarik,
kalor dapat digunakan. penghargaan, dan lingkungan yang
kondusif. Data hasil motivasi belajar siswa
Data hasil peningkatan
dapat dilihat pada Tabel 2.
kemampuan berpikir kritis siswa dari
hasil pretest dan posttest terjadi Tabel 2 Data Motivasi Belajar Siswa
peningkatan kemampuan berpikir kritis
Skor
tiap indikator yang ditunjukkan melalui
Indikator Sesuda
diagram batang pada Gambar 1.
Sebelum
h
Adanya rata-rata (X) sebesar 3,4 jika
keinginan 171 189 diklasifikasikan pada tabel 3.9 motivasi
untuk berhasil
belajar siswa berada dalam kategori
Adanya sangat tinggi dengan perolehan
dorongan 175 181
persentase sebesar 85%. Hasil analisis data
untuk belajar
tersebut dapat katakan bahwa motivasi
Adanya
belajar siswa mengalami peningkatan
harapan dan 79 87
cita-cita setelah menggunakan e-modul suhu dan
kalor.
Adanya
penghargaan
157 176 KESIMPULAN
dalam
pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian
Adanya diperoleh hasil validasi media
kegiatan 489 602 pembelajaran diperoleh persentase nilai
menarik
sebesar 98% dengan kriteria sangat valid,
Adanya sehingga media pembelajaran layak
lingkungan 84 91
digunakan dalam pembelajaran. Hasil pre-
belajar kondusif
test dan post-test menunjukan bahwa rata-
Jumlah
1155 1326 rata kemampuan berpikir kritis siswa
Keseluruhan
meningkat sebesar 10,2% dan gain
Rata
2,9 3,4 ternormalisasi diperoleh nilai 0,35 masuk
keseluruhan (X)
dalam kategori sedang. Hasil angket
Persentase
73% 85% motivasi belajar siswa menunjukan bahwa
Keseluruhan
motiviasi belajar siswa sebelum
Kategori Sangat menggunakan e-modul sebesar 73% dan
Tinggi
Tinggi motivasi belajar siswa sesudah
menggunakan e-modul sebesar 85%,
Data hasil angket motivasi belajar
sehingga dapat dikatakan terjadi
siswa sebelum pembelajaran e-modul
peningkatan motivasi belajar siswa setelah
suhu dan kalor diperoleh rata-rata (X)
menggunakan e-modul suhu dan kalor.
sebesar 2,9 jika diklasifikasikan pada tabel
3.9 motivasi belajar siswa berada dalam DAFTAR PUSTAKA
kategori tinggi dengan perolehan
Abdullah, Mikrajudin. (2016). Fisika Dasar
persentase sebesar 73%, kemudian setelah
I. Bandung: ITB.
pembelajaran menggunakan e-modulsuhu
dan kalor motivasi belajar siswa diperoleh
Arif, D. S. F., Zaenuri, & Cahyono, A. N. Septiani, D. A., Junaidi, E., & Purwoko, A.
(2020). Analisis Kemampuan Berpikir A. (2019). Hubungan Antara
Kritis Matematis Pada Model Problem Keterampilan Berpikir Kritis Dan
Based Learning ( PBL ) Berbantu Kemampuan Literasi Sains Pada
Media Pembelajaran Interaktif dan Mahasiswa Pendidikan Kimia Di
Google Classroom. Seminar Nasional Universitas Mataram. Prosiding
Pasca sarjana 2020, 2018, 323–328. Seminar Nasional FKIP Universitas
Mataram Mataram, 11-12 Oktober
Arikunto, S. (2006). Metodologi Penelitian 2019, 1, 15–19.
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Charli, L., Amin, A., & Agustina, D. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(2018). Kesulitan Siswa dalam Alfabeta.
Menyelesaikan Soal Fisika pada
Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
SMA Ar-Risalah Lubuk linggau Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Tahun Pelajaran 2016/2017. Journal of Alfabeta.
Education and Instruction (JOEAI), 1(1),
42–50. Sundari, P. D., & Sarkity, D. (2021).
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Dinda. (2020). Pengembangan E-Learning SMA pada Materi Suhu dan Kalor
Materi Suhu dan Kalor Berbasis dalam Pembelajaran Fisika. Journal of
Schoology untuk Meningkatkan Natural Science and Integration, 4(2),
Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta 149.
Didik SMA.
Yanti, F., Sukarmin, S., & Suparmi, S.
Laili, A. N., Sutopo, & Diantoro, M. (2021). (2016). Pengembangan Modul
Ragam Kesulitan Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Sma/Ma
Menguasai Suhu dan Kalor. Jurnal Berbasis Masalah Untuk
Riset Pendidikan Fisika, 6(1), 20–26. Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. Jurnal Inkuiri, 4(3), 96–
Putro, W. E. (2000). Evaluasi Program 103.
Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan,
1–16.

Sanjaya. (2007). Metode Pembelajaran.


Kencana.

Anda mungkin juga menyukai