Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putu Adi Widana

NPM : 21411085

Kelas : MNJ 21 B

Sejarah kelahiran faham kebangsaan (nasionalisme) di Indonesia yang berawal


dari berbagai pergerakan yang berwawasan parokhial seperti Boedi Oetomo (1908)
yang berbasis subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam
yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya yang melahirkan pergerakan yang
inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri “Indonesianess” dengan
mengaktualisasikan tekad politiknya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari
keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi suatu core culture yang kemudian
menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme. Identitas nasional
sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai keterikatan dengan tanah air
(ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri bangsa dan biasanya menampilkan
karakteristik tertentu yang berbeda dengan bangsa- bangsa lain, yang pada umumnya
dikenal dengan istilah kebangsaan atau nasionalisme. Rakyat dalam konteks
kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada mereka yang berada pada status sosial yang
rendah akan tetapi mencakup seluruh struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk
berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang
bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi
tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang
telah meninggal dan yang belum lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa
hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan
lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran
nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Istilah identitas nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang
demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian
pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk
secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana
dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
IDENTITAS NASIONAL

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
(ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang
melekat pada kelompok- kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaankesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25). Menurut Kaelan (2007), identitas nasional
pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai-
nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan
tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam
kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung
terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan
sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam
kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional
merupakan konsep yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung
dari jalannya sejarah.

Identitas nasional Indonesia terbentuk karena beberapa unsur. Suku bangsa


Indonesia yang beragam dan sudah ada sejak lama, terdapat ratusan suku bangsa yang
ada di Indonesia. Karena suku bangsa yang banyak, tentunya budaya di Indonesia juga
majemuk. Budaya yang majemuk ini menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas
nasional. Budaya yang beragam ini merupakan identitas dari nenek moyang terdahulu.
Bahasa juga menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan identitas nasional.
Keberagaman suku dan budaya menjadi salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki
keberagaman bahasa. Lalu, bagaimana caranya bangsa Indonesia bersatu walaupun
menggunakan bahasa daerah yang beragam?. Hal ini karena bahasa Indonesia
ditetapkan menjadi bahasa nasional. Sehingga masyarakat Indonesia tetap bisa hidup
harmonis dan bersatu dengan bahasa Indonesia. Selain suku, budaya dan bahasa, agama
yang beragam menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas nasional Indonesia.
Terdapat lima agama resmi yang ada di Indonesia, Islam, Katolik, Protestan, Budha
dan Hindu. Namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi ini dihilangkan.
Masyarakat Indonesia yang religius ini tercermin dari Pancasila sila pertama, Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional, jenis-jenis identitas
nasional bisa dikelompokkan dengan mudah, yaitu:

1. Identitas Fundamental Istilah fundamental bisa diartikan sebagai hal yang


pokok. Hal pokok ini menjadi penunjang, berdirinya sebuah bangunan. Ibarat
membangun rumah, tentu hal fundamentalnya harus kokoh, yaitu pondasinya.
2. Identitas Instrumental Hal ini meliputi, bendera merah putih, garuda pancasila
sebagai lambang negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan juga semboyan
negara Bhinneka Tunggal Ika. Selain karena sebagai dasar dan ideologi negara,
pancasila juga menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain UUD
1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
3. Identitas Alamiah Selain identitas fundamental dan instrumental, ada juga
identitas alamiah. Berbeda dengan kedua identitas sebelumnya, identitas yang
satu ini merupakan yang bersifat alami. Hal yang alami ini tercipta dari kuasa
Tuhan Yang Maha Esa. Identitas alamiah meliputi negara Indonesia yang
berbentuk kepulauan dengan jumlah ribuan. Unsur Identital Nasional
Indonesia Bendera Indenosia
• Bahasa Indonesia

• Lambang Negara Indonesia

• Semboyan bangsa Indonesia

• Lagu kebangsaan Indonesia

• Dasar Falsafah Negara

• Konstitusi Negara Indonesia

• Bentuk Negara Indonesia

• Sistem Indonesia

IDENTITAS NEGARA LUAR

Sebagai perbandingan saya disini mengambil contoh identitas Negara Malaysia,


Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari tiga belas negeri (negara
bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibu
kotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan
federal. Jumlah penduduk negara ini mencapai
30.697.000 jiwa pada tahun 2015. Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan —
Malaysia Barat dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di
Laut Tiongkok Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura,
Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim
tropika.Kepala negara Malaysia adalah seorang Raja atau seorang Sultan yang dipilih
secara bergiliran setiap 5 tahun sekali, hanya negeri-negeri (negara bagian) yang
diperintah oleh Raja/Sultan saja yang diperbolehkan mengirimkan wakilnya untuk
menjadi Raja Malaysia. Raja Malaysia biasanya memakai gelar Sri Paduka Baginda
Yang di-Pertuan Agong. dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.
Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia
sebagai negara federal tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan
koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia
modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan
itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan
itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya tentangan,
kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan
kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957. Pada 16 September 1963 sesuai
dengan Resolusi Majelis Umum PBB 1514 dalam proses dekolonialisasi, Singapura,
Sarawak, Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi
negara bagian dari federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan
Federasi Malaya. dan pada 9 Agustus 1965 Singapura kemudian dikeluarkan dari
Malaysia dan menjadi negara merdeka yang bernama Republik Singapura. saat
tahuntahun awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan dari Filipina dan
konflik militer dengan Indonesia. Bangsa- bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan
ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20.
Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa 1980an dan 1990-an, rata-rata 8% dari tahun
1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi negara industri baru. Karena
Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka, perdagangan
internasional berperan penting di dalam ekonominya.Pada suatu ketika, Malaysia pernah
menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia. Industri manufaktur
memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini.Malaysia juga dipandang sebagai
salah satu dari 18 negara berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia. Bangsa Melayu
menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula Ras Tionghoa Malaysia
dan India Malaysia yang cukup besar.Bahasa Melayu dan Islam masing-masing menjadi
bahasa dan agama resmi negara. Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan turut
serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB. Sebagai bekas jajahan Inggris,
Malaysia juga menjadi anggota Negara-Negara Persemakmuran.Malaysia juga menjadi
anggota D-8 (Developing-8), yakni sebuah kesepakatan untuk kerja sama pembangunan
delapan negara anggotanya: Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia,
Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki

Sumber: eprints.uad.ac.id/9433/1/IDENTITAS%20NASIONAL%20Dwi.pdf

Anda mungkin juga menyukai