Anda di halaman 1dari 19

Pancasila

sebagai
Identitas
Nasional
KELOMPOK 2
Ketua
Muhammad Arya Dhiyanor (2200311310051)
Sekretaris
Dwi Ningrat Pertiwi Yetsi (2200311320011)

Anggota
1. Siti Khadijah (2200311320049) 6. Denny Kurniawan T. (2200311310016)
2. Nabila Salsabila A. S. (2200311320065) 7. Nabila Dyah Puspita (2200311320033)
3. Nopa Suprihatin (2200311320025) 8. Olinda Raqiqah (2200311320001)
4. Desy Nurhayati (2200311320018) 9. Nur Adelia Putri (2200311320041)
5. Ririn Indriani (2200311320056)
IDENTITAS NASIONAL
Istilah Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan
hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar
Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung
tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang
mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi
serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di
Indonesia.
Kedudukan Pancasila Sebagai
Identitas Nasional
Simbol Kenegaraan terbagi menjadi 10 , diantaranya :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan
Nasional
Kedudukan Pancasila Sebagai
Identitas Nasional
Isi sila-sila pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat pancasila yang
umum dan universal sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
yaitu sebagai dasar negara dan juga hakikat pancasila yang bersifat khusus dan
kongkrit sebagai nilai-nilai serta realisasi pengamalan pancasila.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar Negara Republik Indonesia


merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala
perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang, dijabarkan
dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Sedangkan pancasila dalam
kedudukannya sebagai ideologi dan pandangan hidup adalah nilai-nilai yang berupa
adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius yang sejak dahulu tertanam dalam
diri masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.
Kedudukan Pancasila Sebagai
Identitas Nasional
Dengan demikian pancasila berakar dari ideologi dan pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, dan bukannya mengangkat dan mengambil ideologi bangsa lain.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dalam masyarakat Internasional,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa lain di
dunia. Tatkala Indonesia berkembang dan berinteraksi dengan negara lain, prinsip-
prinsip dasar filsafat pancasila sebagai suatu asas dalam hidup bernegara harus
diletakkan menjadi lokomotif yang menentukan arah kebijakan pemerintah,
sehingga tidak melenceng dari cita-cita dan pandangan hidup bangsa ini. Pancasila
harus menjadi benteng pertahanan bangsa untuk menyaring globalisasi yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa ini dan berusaha merusak identitas bangsa .
Dengan kembali melakukan penekanan pengamalan pancasila yang kini mulai agak
lemah, identitas bangsa Indonesia akan lebih terlihat dan bangsa ini akan mampu
menghadapi segala sesuatu yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Unsur-Unsur Identitas Nasional
Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan oleh
karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh
warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat
sekunder oleh karena identitas nasional lahir belakangan
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah
dimiliki warga bangsa itu secara askriptif, jauh sebelum mereka
memiliki identitas nasional itu, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan. Identitas Nasional Indonesia
merujuk pada sualu bangsa yang majemuk.
Unsur-Unsur Identitas Nasional
1. Suku Bangsa
adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2. Agama
bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan
berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.
3. Kebudayaan
adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau
model-model pengetahuan yang secara kolcktit digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem
pcrlambang yang secara arbitrcr dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia
Unsur-Unsur Identitas Nasional
Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :

1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah


Bangsa, Dasar Negara,dan ldeologi Negara
2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata
Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya"
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan
pluralisme dalam suku. bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan
Faktor Pendukung Identitas Nasional
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia
meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi
geografi – ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia
Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengarui proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang
muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
Faktor Pendukung Identitas Nasional
Menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel
Castell dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo,
2002), mengemukakan teori tentang munculnya
identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
antara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor Primer
2. Faktor Pendorong
3. Faktor Penarik
4. Faktor Reaktif
Hubungan Antara Identitas Nasional
Dengan Karakter Bangsa

1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di


bawah penjajahan bangsa asing lebih kurang selama
350 tahun.
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan
diri dari belenggu penjajahan.
3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah
nusantara yang membentang dari Sabang sampai
Merauke.
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran
dan keadilan suatu bangsa.
Kasus Penistaan Agama Yang Terjadi Di Indonesia

Pada tahun 2016, Ahok, seorang gubernur di Jakarta, menghadapi


tuduhan penistaan agama setelah menggunakan salah satu ayat Al-
Quran dalam pidato politiknya. Kontroversi ini mencuat dalam
masyarakat yang terbagi menjadi pendukung dan penentang Ahok.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengandung nilai-nilai


kebhinekaan, toleransi, dan menghormati perbedaan agama. Dalam
kasus ini, banyak pihak mengutip Pancasila sebagai pijakan untuk
menangani konflik dan menekankan pentingnya menghormati
kebebasan beragama serta menghindari tindakan diskriminatif
berdasarkan agama.
Kasus Penistaan Agama Yang Terjadi Di Indonesia
Kasus ini menyoroti pentingnya Pancasila dalam mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah perbedaan
agama dan keyakinan. Dalam konteks ini, Pancasila berfungsi sebagai
pegangan moral dan landasan filosofis yang mengedepankan
keselarasan dan keadilan sosial.

Kasus penistaan agama ini juga menggugah kesadaran masyarakat


akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam
menjaga harmoni dan kerukunan antarumat beragama. Ini
merupakan contoh nyata bagaimana Pancasila sebagai identitas
nasional menjadi acuan dalam menangani kasus yang berkaitan
dengan agama dan kebebasan berpendapat
PEMECAHAN MASALAH

Proses Hukum
Mediasi dan Dialog
Kampanye Edukasi dan Sosialisasi
Rekonsiliasi dan Pembangunan
Kepercayaan
Penguatan Kerukunan Umat Beragama
Kesimpulan
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur
yang mampu mempersatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia, tanpa memandang
perbedaan agama, suku, ras, dan golongan. Dengan begitu, kita dapat membangun Indonesia
yang lebih baik, maju, dan sejahtera, serta mewujudkan cita-cita bangsa untuk menjadi negara
yang adil dan makmur.

Pancasila sebagai identitas bangsa merupakan fondasi dan perekat yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Melalui Pancasila, masyarakat
Indonesia dapat memperkuat rasa persatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial,
memupuk semangat kebersamaan, serta menjaga harmoni dan keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat.
"Laksmi Shari De Neefe Suardana"
m
mkkssiihh

Anda mungkin juga menyukai