Disusun Oleh:
Leny Priyanti,S.Kep
11194692210140
Menyetujui,
RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
Menyetujui,
RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini,
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-
Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis
tinggi, Keturunan, Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti
penyakit paget (akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer. 2001). Adapun faktor
predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain :
1. Trauma Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun
setelah terjadinya injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap
sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan
maupun parah jarang menyebabkan osteosarcoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi klinis
1. Osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana
kanker berasal.
2. Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke bagian
tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru.
Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu dari lima pasien
dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized pada
saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor
muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.
3. Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah
itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana
pertama kali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh.
Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-paru. Ketika
osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun
setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi,
tetapi langka.
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada pasien dengan Osteosarkoma menurut Smeltzer
Suzanne C (2001) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit)
2. Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
3. keterbatasan gerak
4. kehilangan berat badan (dianggap sebagai temuan yang
mengerikan).
5. Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan,
dengan peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
6. Kelelahan, anoreksi dan anemia.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang
paling sering adalah distal femur, proksimal tibia, dan proksimal
humerus
8. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise
F. PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang
baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang
abortif. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa
ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia.
Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang
berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan
fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan
ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding
periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang penyebab pastinya tidak
diketahui. Ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan
osteosarkoma.Sel berdiferensiasi dengan pertumbuhan yang abnormal dan
cepat padatulang panjang akan menyebabkan munculnya neoplasma
(osteosarkoma). Penampakan luar dari osteosarkoma adalah bervariasi. Bisa
berupa:
Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan pada
hasil pemeriksaan radigrafi menunjukkan adanya suatu bangunan yang
berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai
bentuk keganasan tulang yang lain, tetapi bersifat khas untuk osteosarkoma;
tumor itusendiri dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang bersifat
abortif. Gambaran seperti ini pada radiogram akan terlihat sebagai suatu
“sunburst”(pancaran sinar matahari). Reaksi tulang normal dengan respon
osteolitik dapat bermetastase ke paru- paru dan keadaan ini diketahui ketika
pasien pertama kali berobat. Jika belumterjadi penyebaran ke paru-paru,
maka angka harapan hidup mencapai 60%. Tetapi jika sudah terjadi
penyebaran ke paru-paru merupakan angka mortalitastinggi.Tumor bisa
menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor
disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.
Dapat juga terjadi pembengkakan, dimana pada tumor mungkin teraba
hangat dan agak memerah (Smeltzer, Suzanne C,2019).
Osteosarcoma adalah
kanker tulang
G. PATHWAY
Fakor
Trauma Cidera Virus Onkigenik Genetik
lingkunganHerediter
Terpapar sinar
Radioaktif dan bahan 1. Nyeri dan sakit pada tulang atau sendi.
2. Gerakan tubuh terbatas.
Karsinogenik Kerusakan GEN
3. Rasa sakit saat disentuh, bengkak atau
benjolan di sekitar tulang atau di ujung
Kerusakan Terputusnya tulang.
integritas Kontinuitas 4. Pincang saat ada benjolan tumor di kaki.
Proplifeferasi sel tulang 5. Robekan tulang karena tulang tidak normal
kulit jaringan
atau patah selama gerakan rutin.
secara abnormal 6. Nyeri saat mengangkat. Ini terjadi ketika
Operasi benjolan ada di tangan Anda.
Neolasma
7. Biasanya tulang yang terkena oleh
Amputasi Tindakan medis Osteosarkoma Kerusakan struktur
jaringan
Cacat
permanent Jaringan-jaringan sekitar
Tulang lebih rapuh
di invasi oleh tumor
Hambatan
mobilitas
fisik Resiko fraktur
Peningkatan tekanan
Gangguan pada jaringan sekitar
citra tubuh
Resiko tinggi
cidera
1. Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis, metafisis,
diafisis, ataupada organ-organ tertentu.
2. b.Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
3. Jenis tulang yang terkena.
4. Dapat memberikan gambaran sifat tumor, Sifat tumor, apakah bersifat
uniform atau bervariasi, apakah memberikanreaksi pada periosteum,
apakah jaringan lunak di sekitarnya terinfiltrasi.
5. Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemindaian radionuklida. Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan
pada lesi yang kecil seperti osteoma.
6. CT-scan. Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang
keberadaantumor, apakah intraoseus atau ekstraoseus.
7. MRI MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada
dalam tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke
jaringan lunak.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti-
bodi,infeksi yang biasa disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas
dan merupakan juga efek dari kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat
menyokong eucopenia dan fraktur patologis,gangguan ginjal dan system
hematologis,serta hilangnya anggota ekstremitas.Komplikasi lebih lanjut
adalah adanya tanda- tanda apatis dan kelemahan
J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan secara menyeluruh atau amputasi. Amputasi dapat
dilakukan melalui tulang daerah proksimal tumor atau sendi proksimal
dari pada tumor.
2. Kemoterapi. Merupakan senyawa kimia untuk membunuh sel kanker.
Efektif pada kanker yang sudah metastase. Dapat merusak sel normal.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan
osteosarkamo adalah kemoterapi preoperative (preoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan induction chemotherapy atau
neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperative (postoperative
chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor
primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan
pengobatan secara dini terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini
akan membantu mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas
dari tumor dan sekaligus masih dapat mempertahankan ekstrimnya.
Pemberian kemoterapi posperatif paling baik dilakukan secepat mungkin
sebelum 3 minggu setelah operasi. Obat-obat kemoterapi yang
mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah : doxorubicin
(Andriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna (Rheumatrex).
Protocol standar yang digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin dengan
atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi
(neoadjuvant) atau terai adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah
dengan ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini,
dengan dosis yang intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap
survival rate 60-80%.
3. Radiasi. Efek lanjut dari radiasi dosis tinggi adalah timbulnya fibrosis.
Apabila fibrosisini timbul di sekitar pleksus saraf maka bisa timbul nyeri di
daerah yang dipersarafinya. Nyeri di sini sering disertai parestesia.
Kadang-kadang akibat fibrosis ini terjadi pula limfedema di daerah distal
dari prosesfibrosis tersebut. Misalnya fibrosis dari pleksus lumbosakral
akan menghasilkan nyeri disertai perubahan motorik dan sensorik serta
limfedema di kedua tungkai.
4. Analgesik atau tranquiser. Analgesik non narkotik, sedativa, psikoterapi
serta bila perlu narkotika.
5. Diet tinggi protein tinggi kalori
K. Tindakan Keperawatan
1. Manajemen nyeri Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik
relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan
farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif Motivasi klien dan keluarga
untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara
moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau
rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat Berkurangnya nafsu makan, mual,
muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi,
sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik
relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi
parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga diberikan pendidikan
kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi,
dan teknik perawatan luka di rumah.
L. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Rencana Tindakan Keperawatan
NO DIAGNOSA
SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Label : Manajemen Nyeri
Agen Pencidera tindakan dalam waktu 1 (1.08238)
Fisik x 24 jam masalah Observasi
(D.0077) Hal.172 pasien dapat teratasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
Label : Kontrol Nyeri intensitas nyeri
(L.08063) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Pasien mampu 3. Identifikasi factor yang
melaporkan nyeri memperberat dan memperingan
terkontrol nyeri
2. Pasien mampu 4. Monitor keberhasilan terapi
menggunakan teknik komplementer yang sudah
non farmakologi untuk diberikan
mengurangi nyeri 5. Monitor efek samping
3. Pasien tidak penggunaan analgetik
mengeluh nyeri lagi Terapeutik
- 1. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
jika perlu
2. Gangguan Mobilitas Fisik Label : Dukungan Ambulasi
mobilitas fisik (L.05042) (I.06171)
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan tindakan selama 2x24 1. Identifikasi adanya nyeri dan
meningkatnya jam mobilitas fisik keluhan fisik lainnya
metabolisme dapat teratasi dengan 2. Identifikasi toleransi fisik
dibuktikan kriteria hasil: melakukan ambulasi
dengan Klien 1. Penggerakan Terapeutik
mengatakan nyeri ekstermitas meningkat 1. Fasilitasi aktivitas ambulasi
saat 2. Kekuatan otot dengan alat bantu
bergerak, meningkat 2. Fasilitasi mobilitas fisik
Kekuatan otot 3. ROM meningkat 3. Libatkan keluarga dalam
menurun, 4. Nyeri menurun membantu
Gerakan 5. Gerakan tervatas
terbatas, Fisik menurun
lemah (D.0054) 6. Kelemahan fisik
Hal.124 menurun
3. Risiko Cedera Setelah dilakukan Label: Pencegahan cedera
(D.0136) Hal.294 tindakan keperawatan (i.14537)
1x24 jam diharapkan Observasi
tingkat cedera 1. Identifikasi area lingkungan
menurundengan kriteria yang berpotensi menyebabkan
hasil : cedera
Label : Tingkat
Terapeutik
Cedera (L.14136)
1. Gunakan pengaan tempat tidur
1. Kejadian cedera
sesuai dengan kebijakan
dari sedang ke
fasilitas pelayanan kesehatan
cukup meningkat
2. Diskusikan bersama anggota
2. Ekspresi wajah
keluarga yang dapat
kesakitan dari
mendampingi pasien
sedang ke cukup
meningkat
3. Pola istirahat/tidur
dari sedang ke
cukup meningkat Edukasi
1. Jelaskan
alasan
intervens
i
pencega
han jatuh
ke
pasien
dan
keluarga
2. Anjurkan
berganti
posisi
secara
perlahan
dan
duduk
selama
beberap
a menit
sebelum
berdiri
DAFTAR PUSTAKA
HadamingElvi.2019. AskepOsteosarkomahttp://
evyhadaming.blogspot.com/2014/04/askep-osteosarkoma.html. diakses
tanggal 19 Desember 2014. Pukul 20.00 wita Kurniasih,