Anda di halaman 1dari 1

Pandangan Ilmu dalam islam

 Islam adalah agama yang tidak memberikan batasan dalam menuntut ilmu. Beliau
menyampaikan bahwa agama Islam adalah agama yang pertama kali mempunyai
spesialisasi dalam awal dunia ilmiah. Maksudnya, Islam adalah agama yang
mengutamakan ilmu. Islam mengangkat derajat siapa saja orang-orang yang berilmu dan
menuntut ilmu.

Namun, tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang mengetahui segalanya. Menurut
beliau, manusia yang mengetahui segala sesuatu itu salah dan tidak ada. Karena, hanya
Allah semata yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.

“Uthlubi–l ‘ilma mina-l mahdi ila–l lahdi”. Jenjang pendidikan tidak bisa membatasi
seseorang untuk menuntut ilmu. Umur tidak membatasi apabila ia mau melakukannya
dengan sungguh-sungguh.

Da’i yang akrab disapa dengan sebutan UAS ini bercerita tentang Kisah Imam Nawawi.
Beliau adalah salah satu golongan al-‘Ulama al-‘Uzza, yaitu ulama yang tidak menikah. Hal
tersebut tentu sepadan dengan kecintaan beliau kepada ilmu. Seumur hidup, beliau
habiskan untuk menuntut ilmu dan menulis karya. Beliau tetap menulis karya walaupun
banyak kekurangan dan batasan yang selalu menghalangi. Imam Nawawi menulis karya
dengan menggunakan pena bulu hingga tertidur. Kemudian, ketika terbangun beliau
melanjutkan penulisan karyanya.

Pada zaman yang dipenuhi dengan teknologi ini, manusia bersandar kepada suatu benda
hingga membuatnya terlupa dengan hal yang penting. Padahal, teknologi hanyalah suatu
sarana untuk membantu manusia dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Teknologi bukan untuk mendapatkan apapun yang diinginkan dengan spontan dan praktis.

UAS menutup pidatonya dengan sebuah pesan, “kita semua sedang berproses. Tidak ada
yang spontan. Semuanya mengikuti proses. Buatlah proses yang baik, hingga bisa
bermanfaat untuk orang lain.

https://youtu.be/ajfitdWyKhE

Anda mungkin juga menyukai