Press Release
Press Release
PRESS RELEASE
Aliansi UNISMA Raya Menyikapi Polemik RKUHP
Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang saat ini di gunakan oleh Negara Indonesia
masih menggunakan produk warisan hukum Belanda yakni Wetboek van Strafrecht voor
Nederlandsch-Indie (WvS). Karena seiring perkembangan zaman KUHP hasil warisan belanda
mulai tidak relevan lagi untuk digunakan. Oleh sebab itu pemerintah mempunyai misi untuk
membuat produk hukum baru yang dekolonialisasi sebagai sebuah langkah untuk
meninggalkan warisan dari peraturan masa kolonial yang akan menjadi landasan, sarana, dan
peraturan untuk melindungi masyarakat.
Namun sayangnya, pada tanggal 25 mei 2022 komisi III Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) hanya membahas 14 isu krusial.
Padahal pada September 2019 lalu setidaknya terdapat 24 isu krusial dalam draft RKUHP versi
September 2019 yang di ajukan oleh Aliansi Nasional Reformasi KUHP dimana terdapat
beberapa kebijakan kontroversial yang dinilai mengekang kebebasan berpendapat serta
mengancam demokrasi. Tetapi semua isu yang di ajukan tersebut tidak semua di jadikan
pembahasan kembali dalam Rapat Dengar Pendapat yang di lakukan oleh pemerintah dan DPR.
Dengan itu kami Aliansi UNISMA Raya menyatakan sikap terkait RKUHP di depan
kampus dilaksanakan pada Minggu, 03 Juli 2022 dengan tuntutan sebagai berikut :
1. Mendesak Presiden dan DPR RI untuk segera membuka draf terbaru RKUHP ke publik
sebagaimana dalam Permenkunham Nomor 11 tahun 2021 tentantang tata cara
konsultasi publik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan serta melakukan
pembahasan RKUHP secara transparan dengan menjujung tinggi partisipasi pubik.
2. Menuntut presiden dan DPR RI untuk membahas kembali pasal-pasal bermasalah yang
dinilai tidak pro terhadap demokrasi dan kepentingan rakyat dalam RKUHP.
3. Menuntut DPR mendengarkan, mempertimbangkan, dan memberikan respons atas
aspirasi yang diajukan oleh masyarakat, terutama kelompok rentan dan kelompok yang
akan terdampak dengan ketentuan dalam RKUHP.
Dari banyaknya penolakan yang telah di lakukan oleh masyarakat hingga saat ini draf
RKUHP masih belum dapat diakses oleh publik dan pembahasan mengenai pasal-pasal yang
melanggar kebebasan berpendapat dan berekspresi warga negara yang dapat mengancam
sistem demokrasi masih belum juga dibuang. Dengan ini kami menuntut pemerintah dan DPR
RI untuk segera mempublikasikan draft RKUHP terbaru kepada publik, lalu membahas
kembali pasal-pasal bermasalah yang dinilai tidak pro terhadap kepentingan rakyat serta
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat dalam mengawal pembuatan peraturan perundang-
undangan.
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MASA KHIDMAT 2022
Sekretariat: Jl. MT. Haryono No. 193 65144. Gedung Al-Asy’ari
Unisma Phone: 0857-3333-3556. E-mail:bemu@unisma.ac.id.
Narahubung :